Anda di halaman 1dari 7

Home Manusia Pengertian, Komponen, dan Fungsi Darah

Pengertian, Komponen, dan Fungsi Darah


Pengertian, Komponen, dan Fungsi Darah - Jika mendengar kata darah apa yang ada di
dalam pikiran kalian? Tentunya kalian akan langsung membayangkan warna merah. Namun
tahukah kalian apakah sebenarnya pengertian dari darah? Komponen apa saja yang
menyusunnya? Serta apa sebenarnya fungsi dari darah itu? Jika kalian belum mengetahuinya
maka kalian haru menyimak dengan baik materi yang akan dijelaskan oleh Gudang Biologi
berikut ini.

Pengertian Darah, Fungsi Darah dan Komponen Penyusun Darah

Pengertian darah

Darah dapat diartikan sebagai suatu cairan yang terkandung di dalam setiap makhluk hidup
(selain tumbuhan) yang memiliki cirikhas berupa warna merah atau putih.

Fungsi Darah

Fungsi utama dari darah adalah untuk mengirimkan oksigen beserta zat-zat lain yang
dibutuhkan oleh tubuh. Fungsi lain dari darah adalah untuk mengangkut zat-zat kimia serta
bahan-bahan hasil dari metabolisme. Darah juga memiliki fungsi sebagai pertahanan tubuh
yang menghalau virus, patogen dan bakteri. Selain itu darah juga berfungsi sebagai pengatur
suhu tubuh serta pengatur keseimbangan zat dan pH.

Komponen Penyusun Sel Darah

Bila kita melihat darah dengan mata telanjang, tentu yang akan terlihat hanyalah cairan
berwarna merah. Namun tahukah kalian bahwa sebenarnya darah terbentuk dari beberapa
komponen yang memiliki fungsi yang saling berkaitan satu sama lainnya. Adapun komponen-
komponen penyusun darah adalah sebagai berikut:

Korpuskuler
Merupakan unsur padat pada darah yang teridir dari Eritrosit (sel darah merah), Leukosit (sel
darah putih), dan Trombosit (keping darah).

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit adalah bagian yang paling utama dari sel darah. Sel darah ini memiliki bentuk
bikonkaf (pipih dengan dua sisi yang cekung di bagian tengah). Warna merah pada eritrosit
disebabkan oleh kandungan hemoglobin yang ada di dalamnya. Fungsi dari eritrosit sendiri
adalah untuk mengikat oksigen.

Sel Darah Putih (Leukosit)

Leukosit memiliki inti namun tidak memiliki bentuk yang tetap.fungsi dari leukosit adalah
sebagai pemakan bibit penyakit serta benda asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh.
Jumllah leukosit akan meningkat bergantung kepada banyaknya bibit penyakit atau benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit terdiri atas beberapa jenis, yaitu granulosit,
agranulosit, limfosit, dan monosit.

Keping Darah (Trombosit)

Trombosit memiliki bentuk bulat kecil. trombosit merupakan komponen darah yang berperan
penting di dalam proses pembekuan darah. bila terjadi luka pada salah satu bagian tubuh,
maka trombosit akan menutupi pembuluh darah yang rusak dengan membentuk jaring-jaring
berupa benang fibrin. keping darah juga memiliki fungsi lain yaitu melawan infeksi yang
disebabkan oleh virus dan bakteri dengan cara memakan dan menghancurkan virus atau
bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Plasma Darah

Komponen darah ini terdiri atas air dan protein darah (Albumin, Fibrinogen, dan Globulin).

Cairan pada plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen disebut sebagai serum darah.
pProtein yang ada di dalam serum darah berfungsi sebagai antibodi terhadap adanya
gangguan benda asing (antigen).

Adapun fungsi utama dari plasma darah adalah untuk mengangkut sari-sari makanan (nutrisi)
menuju sel-sel dan jaringan tubuh serta membawa sisa-sisa metabolisme ke tempat
pembuangan. Plasma darah juga berperan dalam menghasilkan zat antibodi untuk menjaga
kekebalan tubuh.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai Pengertian, Komponen, dan Fungsi Darah.


Semoga bisa membantu kalian untuk lebih memahami apa saja komponen yang menysun
darah serta fungsi utama dari darah yang ada di dalam tubuh kita.

Standar Pelayanan Transfusi Darah : Standar SDM


INA CBG's
Dalam Peraturan Menteri nomor 83 tahun 2014 disebutkan prihal Standar
pelayanan transfusi darah. Adapun Unit Transfusi Darah atau seringkali disingkat
UTD merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pendonor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah. Unit transfusi
darah ini hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau
PMI (Palang Merah Indonesia). Bila digolongkan berdasarkan tingkatannya maka
unit transfusi darah terdiri atas UTD tingkat nasional, tingkat provinsi dan
tingkat kabupaten/kota. Sedangkan berdasarkan kemampuan pelayanannya
standar pelayanan transfusi darah UTD terdiri atas kelas utama,kelas madya
dan kelas pratama.

Adapun struktur organisasi unit tranfusi darah paling sedikit memenuhi kriteria di
bawah ini:

a.kepala UTD;
b.penanggung jawab teknis pelayanan;
c.penanggung jawab administrasi; dan
d.penanggung jawab mutu.

Kepala Unit pelayanan transfusi darah memiliki tugas dan tanggung jawab
menetapkan kebijakan teknis dan rencana kerja unit darah, menentukan pola
dan tata cara kerja, memimpin pelaksanaan kegiatan teknis UTD,melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan unit transfusi, dan melakukan
koordinasi teknis dengan lintas sektor. Kepala UTD mempunyai kualifikasi latar
belakang pendidikan dokter, memiliki sertifikat pelatihan teknis dan manajemen
di bidang pelayanan darah; dan bersedia bekerja purna waktu di UTD.

Penanggung jawab teknis pelayanan memiliki tugas dan tanggung jawab


untuk melaksanakan kebijakan teknis dan rencana kerja unit pelayanan transfusi
darah, melaksanakan pola dan tata cara kerja pelayanan darah, melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan darah; dan
melakukan koordinasi teknis pelayanan. Penanggung jawab teknis pelayanan
memiliki persyaratan tenaga kesehatan dengan pendidikan paling rendah
diploma, bersedia bekerja purna waktu di unit transfusi darah dan mempunyai
kompetesi di bidang pelayanan darah berdasarkan sertifikat pelatihan teknis dan
manajemen pelayanan darah.

Penanggung jawab administrasi memiliki tugas dan tanggung jawab


melaksanakan kegiatan teknis administrasi, melaksanakan fungsi koordinasi; dan
melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi administrasi.
Penanggung jawab administrasi harus memenuhi persyaratan paling rendah
pendidikan diploma; dan mau bekerja purna waktu di UTD.

Penanggung jawab mutu mempunyai tugas dan tanggung jawab


melaksanakan kebijakan teknis dan rencana kerja pengendalian mutu,
melaksanakan pola dan tata cara kerja, melaksanakan kegiatan pengawasan,
pengendalian mutu dan evaluasi kegiatan mutu; dan melakukan koordinasi
teknis pengendalian mutu. Penanggung jawab mutu harus memiliki persyaratan
tenaga teknisi transfusi darah atau tenaga ahli teknologi laboratorium
medikyang memiliki sertifikat pelatihan teknis pengendalian mutu dalam
Pelayanan Darah, bersedia bekerja purna waktu di UTD; dan memiliki kompetensi
di bidang pelayanan darah berdasarkan sertifikat pelatihan teknis dan anajemen
pelayanan darah.

Penanggung jawab admistrasi, penanggung jawab teknis dan penanggung jawab


mutu sebagaimana dalam menjalankan tugasnya berada di bawah pengawasan
kepala UTD. Demikian sebagian dari Standar Pelayanan Transfusi Darah terkait
SDM.
PROTAP / SOP TRANSFUSI DARAH

Tranfusi Darah

Pengertian :
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah dan
atau produk darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
tranfusi.cairan melalui intravena (infus).nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan
dengan didahului pemasangan pipa lambung.

Tujuan :

1. Meningkatkan volumen darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau


perdarahan).

2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar


hemoglobin pada klien anemia berat.

3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya,


faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien
hemofilia).

Kebijakan :

Alat dan bahan:

1. Standar Infus.

2. Set tranfusi.

3. Botol berisi cairan NaCl 0,9 %.

4. Produk darah yang benar sesuai program medis.

5. Pengalas.

6. Torniket.

7. Kapas alkohol.

8. Plester.

9. Gunting.
10. Kasa steril

11. Betadine

12. Sarung tangan.

Prosedur :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

Cuci tangan

Gantung larutan NaCl 0,9 % dalam botol untuk digunakan setelah tranfusi
darah.

Gunakan selang infus yang mempunya filter (selang Y atau tunggal).

Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % (lihat prosedur pemasangan infus)


terlebih dahulu sebelum pemberian tranfusi darah.

Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahulu memeriksa identifikasi


kebenaran produk darah: periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsa, dan
periksa adanya bekuan.

Buka set pemberian darah.

o Untuk selan Y, atur ketiga klem.

o Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi off.

Cara tranfusi darah dengan selang Y:

o Tusuk kantong NaCl 0,9 %

o Isi selang dengan NaCl 0,9 %

o Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong


NaCl 0,9 %.

o Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.

o Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian).
o Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl
0,9 %.

o Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1 2 kali agar sel-


selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah dan buka klem
pada selang dan filter terisi darah.

Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:

o Tusuk kantong darah

o Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang
filter terisi sebagian).

o Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.

Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengataur


bawah.

Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan setiap 15 menit selama 1 jam berikutnya.

Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus dengan NaCl 0,9 %.

Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang diberikan.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai