Anda di halaman 1dari 3

 Lansia di ICU

Seiring bertambahnya usia, jaringan dalam tubuh akan mengalami degeneretatif. Penuaan
fisiologis adalah proses bertahap yang melibatkan hilangnya sel dan atrofi organ.
Penuaan menyebabkan penurunan massa sumsum tulang dan selularitas serta peningkatan
lemak sumsum tulang. Namun, konsentrasi sel darah perifer pada lansia yang sehat
serupa dengan orang dewasa muda. Meskipun lansia masih mampu mempertahankan
kadar sel darah yang cukup, kapasitas cadangan darah membuat lansia lebih rentan
mengalami masalah dengan pembekuan darah, pengangkutan oksigen, dan melawan
infeksi. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan lansia untuk mengkompensasi
penyakit akut atau kronis.
Tingkat hemoglobin mulai menurun pada pria dan wanita setelah usia paruh baya,
sehingga kadar zat besi pada tubuh lansia menurun. Lansia tidak mampu menghasilkan
retikulosit sebagai respons terhadap perdarahan atau hipoksemia.
Jumlah dan diferensial sel darah putih total umumnya tidak terpengaruh oleh penuaan.
Namun, penurunan respon antibodi humoral dan fungsi sel T dapat terjadi. Selama
infeksi, orang dewasa yang lebih tua mungkin hanya memiliki sedikit peningkatan jumlah
sel darah putih. Berdasarkan hasil laboratorium, menunjukkan berkurangnya cadangan
granulosit sumsum tulang dan adanya kemungkinan gangguan stimulasi hematopoiesis.
Jumlah trombosit tidak terpengaruh oleh proses penuaan, tetapi secara fungsional mereka
dapat meningkatkan pengentalan darah. Perubahan integritas pembuluh darah terkait
penuaan dapat ditandai dengan lebam yang mudah muncul.
https://nursekey.com/nursing-assessment-hematologic-system/

 Nursing assesment
1. Riwayat Kesehatan
Informasi tentang penyakit pasien saat ini dan sebelumnya. Juga, mengenai
keluarga pasien dan riwayat sosial.
a) Status Kesehatan Saat Ini
- Berapa lama dia mengalami sakit, pertama kali terjadi, dan terjadi
tiba-tiba atau bertahap.
- Penyakit terjadi terus menerus atau sebentar-sebentar, seberapa
sering dan berapa lama setiap nyeri datang?
- Tentukan lokasi dan karakteristik rasa sakit.
- Hal yang membuat masalah menjadi lebih baik atau lebih buruk.
- Tanda dan gejala lain yang terjadi pada waktu yang sama dengan
sakit utama
b) Status Kesehatan Sebelumnya
- Riwayat medis sebelumnya.
- Informasi tentang alergi, imunisasi, penyakit yang didiagnosis
sebelumnya (masa kecil dan dewasa), riwayat rawat inap, operasi,
dan obat-obatan yang dia gunakan saat ini, baik resep maupun obat
bebas.
c) Riwayat keluarga
- Penyakit yang diwariskan
d) Pola gaya hidup
- Riwayat konsumsi alkohol, rokok, penyalahgunaan obat
- Diet
- Kebiasaan seksual
2. Pemeriksaan Fisik
a) TTV
b) Pemeriksaan hematologi
- Kulit
- Membran mukosa
- Kuku
- Mata
- Kelenjar getah bening
- Hati dan limpa
c) Pemeriksaan sistem imun
- Kaji rongga hidung untuk ulserasi selaput lendir, yang mungkin
mengindikasikan SLE.
- Inspeksi mukosa mulut. Bercak putih yang di seluruh mulut dapat
mengindikasikan kandidiasis dan plak putih pada mukosa bukal
dapat dikaitkan dengan sindrom imunodefisiensi yang didapat
(AIDS).
- Lesi dapat terjadi pada pasien dengan gangguan imunosupresif
atau pada pasien yang menerima kemoterapi.
d) Auskultasi abdomen
Dengarkan suara gemerincing yang keras, bernada tinggi, yang menandai
tahap awal obstruksi usus. Obstruksi ini biasanya disebabkan oleh
limfoma.
e) Perkusi hati dan limpa
Untuk menentukan ukuran hati dan limpa, dan kemungkinan mendeteksi
tumor, perkusi di keempat kuadran. Suara normal adalah redup.
f) Palpasi kelenjar getah bening
Palpasi leher, aksila, epitroklear, dan inguinal.
g) Palpasi hati dan limpa
Palpasi ringan keempat kuadran perut untuk mengetakui lokasi nyeri.
Palpasi limpa untuk mendeteksi nyeri tekan dan mendeteksi splenomegali.
Citation :
Lippincott Williams & Wilkins. (2012). Critical care nursing made incredibly easy! (3rd
ed.). Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
 White Blood Cell Disosder
Sel darah putih (leukosit) membantu mempertahankan tubuh terhadap infeksi dan zat
asing. Gangguan sel darah putih dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan
kemampuan tubuh melawan infeksi. Gangguan ini dapat menyerang orang dewasa
maupun anak-anak.
Perbedaan malignant white blood cell disosder dibagi jadi 3:
Leukemia, limfoma, dan myeloma sel plasma (multiple myeloma) adalah kelainan
neoplastik yang umum terjadi pada sumsum tulang dan jaringan limfoid. Tergantung
pada lokasi dan tipe sel darah putih yang terinfeksi.
- Leukemia kanker darah di mana sel darah putih ganas berkembang biak di dalam
sumsum tulang tubuh, bersirkulasi dan menyebar sejak awal proses penyakit.
Leukemia dapat bersifat akut atau kronis. Leukemia kronis berkembang lebih
lambat. Tubuh membuat banyak sel darah putih dan tidak dapat membuat cukup
sel darah lainnya seperti sel darah merah dan trombosit, sehingga tidak mampu
lagi melawan infeksi.

- Limfoma adalah kanker darah yang terjadi di kelenjar getah bening atau bagian
lain dari sistem limfatik. Kelenjar kecil di ketiak, selangkangan, dan leher
menyimpan sel imun yang disebut limfosit, berfungsi untuk melawan infeksi.
Ketika sel darah putih berubah dan tumbuh di luar kendali menyebabkan
pertumbuhan sel kanker yang menumpuk di kelenjar getah bening, sehingga
sistem kekebalan tubuh mengalami kerusakan.

- Multiple Myeloma adalah transformasi ganas plasma sel B dan memiliki


kecenderungan untuk membentuk tumor lokal dalam struktur tulang. Sel kanker
myeloma menghancurkan sel darah putih untuk membuat antibodi, sehingga
tubuh tidak dapat melawan infeksi. Sel-sel kanker membuat antibodi abnormal
yang menetap di darah dan urin, yang dapat merusak tulang atau ginjal.

https://www.webmd.com/cancer/multiple-myeloma/myeloma-lymphoma-leukemia
https://evolve.elsevier.com/cs/product/9780323444309?role=student&CT=ID
https://www.healthline.com/health/blood-cell-disorders#white-blood-cell-disorders

Anda mungkin juga menyukai