PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
dengan angka kejadian yangi tinggi, tidak mematikan, tetapi menggerogoti kesehatan
tubuh secara perlahan – lahan, sehingga berakibat menurunya berat badan, kondisi gizi dan
menyebabkan kematian secara langsung, kecacingan yang berat dan menahun akan
2010). Kelompok usia yang beresiko terhadap infeksi kecacingan adalah anak pra sekolah,
anak usia sekolah, wanita usia subur,orang dewasa dan beberapa pekerjaan yang beresiko
tinggi seperti pemulung, penambang dan petani(4). Infeksi ini merupakan penyakit
lingkungan yang masih banyak di temukan di indonesia, terutama jenis cacing yang di
tularkan melalui tanah atau yang sering di sebut Soil Transmitted Helminths (STH) (2).
Soil Transmitted Helminths (STH) .STH yang sering di temukan adalah Ascaris
berbagai pihak, tetapi angka kecacingan pada anak masih tinggi. Keadaan ini sebagian
besar disebabkan karena terjadinya reinfeksi, karena banyak masyarakat terutama pada
anak anak yang masih berprilaku kurang sehat dikarenaakan kurangnya pengetahuan
pada orang tua tentang pencegahaan cacingan (Tjitra,1991). Karena itulah peran ibu
sangat diperlukan, apalagi perilaku ibu yang masih kurang baik dalam membiasakan anak
untuk mencuci tangan, dan menjaga kebersihan sehingga dapat menyebabakan anak
Saat ini penyakit kecacingan telah menginfeksi lebih dari 24% penduduk dunia yang
tersebar di negara tropis dan subtropis termasuk asia tenggara (WHO 2016).prevalensi
bervariasi di masing - masing daerah dengan rata – rata 30%(jendral pp 2015). Angka
kajadian pada anak anak sekolah dasar pada tahun 2003 sebesar 33% sedangkan pada
tahun 2004 penyakit ini meningkat sampai 46,8% (DEPKES RI,2004). Pada tahun
tahun 20012 adalah 22,6% dengan nilai tertinggi di Kabupaten Gunung Mas
Menurut, (WHO,2013) target pada tahun 2020 adalah mengurangi 75% (± 837 juta)
anak yang terinfeksi kecacingan di daerah endemik. Keadaan ini mungkin terjadi
karena reinfeksi cacing di sekolah atau di rumah masih tinggi, karena pengetahuan dan
sikap orang tua, murid dan guru terhadap pencegahan penyakit cacing ini masih
kurang(Supargio, Dkk 2008). Anak bisa menderita cacingan jika ibu tidak
Penyakit infeksi cacingan berkaitan erat dengan masalah personal hygene dan
ini ditularkan melalui tangan yang kotor. Kuku tangan yang kotor dan panjang.
pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Penyebaran
infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan yang tercemar tinja yang mengandung
telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur
cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi telur cacing. Penularan melalui air
sungai juga dapat terjadi, karena air sungai sering digunakan untuk berbagai keperluan
sehari-hari, Perilaku anak jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat
dikontrol oleh orangtua dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran
yang mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan infeksi
kecacingan pada anak. Selain melalui tangan, transmisi telur cacing juga dapat melalui
makanan dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak
tertutup rapat. Telur cacing yang ada ditanah/debu akan sampai pada makanan tersebut
jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di
cacing menjadi infektif, tanah yang gembur serta lingkungan yang tidak tertata dengan
Dampak yang di timbulkan apabila ibu tidak berperilaku baik terhadap pencegahan
cacingan pada anak adalah terkait dengan pola asuh dan faktor lingkungan. Jika pola
asuhnya tidak tepat dan lingkungannya kotor maka dapat meningkatkan angka kejadian
kecacingan pada anak meningkat serta yang di timbulkan dari penyakit kecacingan ini
Penyelesaian
DEPKES RI (2006), Mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar sangat rentan dan
tertinggi terinfeksi cacing yang penularannya dari tanah. Hal itu disebabkan karena
anak pasa usia seklah dasar sering melakukan kontak langsung dengan tanah. Kasus
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peran ibu dalam
pencegahan cacingan (Helminthiasis) pada Anak di Wilayah Puskesmas Kepung,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
1.1 Perumusan Masalah
penelitian ini adalah “ gambaran peran ibu dalam pencegahan cacingan pada anak di
Untuk mengetahui tentang gambaran peran ibu dalam pencegahan kecacingan pada
Peneliti dapat menambah informasi dan wawasan tentang peran ibu dalam
Kedokteran,72:5-11.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jbmi/article/download/4201/3947
http://www.who.int/social_determinants/Background-paper-final.pdf
http://www.who.int/mediacentre/factsheet/fs366/en/
424/MENKES/SK/VI/2006;2006
Umar , Z. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan Dan Kecacingan Pada Murid SD di
(11). Dachi RA. Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar no.174593 Hatoguan Terhadap