DISUSUN OLEH:
SORAYA NUR AZIZAH
201703063
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat 3 Stikes
Karya Husada Kediri.
Nim : 201703063
Semester : VI ( Enam )
Mengetahui
2
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA
A. Pengertian
3
e. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Andarmoyo, 2012).
B. Tujuan Dasar Keluarga
C. Tipe Keluarga
1. Keluarga tradisional
b. Tradisional nuclear/keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan anak,
tinggal dalam satu rumah ,dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu sebagai ibu
rumah tangga.
c. Keluarga pasangan suami istri bekerja adalah keluarga dimana pasangan suami istri
keduanya bekerja di luar rumah.
d. Keluarga tanpa anak atau dyadic nuclear adalah keluarga dimana suami istri telah
berumur, tetapi tidak mempunyai anak.
e. Commuter family yaitu keluarga dengan pasangan suami istri terpisah tempat tinggal
secara sukarela Karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya bertemu dalam
satu rumah.
f. Reconstituted nuclear adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti meliputi
perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam satu rumah dengan anaknya, baik anak
abawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru.
4
g. Extended family/keluarga besar adalah satu bentuk keluarga dimana pasangan suami
istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah dengan orang tua, sanak
saudara, atau kerabat dekat lainnya.
h. Keluarga dengan orang tua tunggal/ single parent adalah bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu ayah atau ibu.
Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi keluarga, dari WHO,Friedman dan Depkes
RI.
Fungsi keluarga menurut WHO (1978)
a. Fungsi biologis adalah fungsi untuk reproduksi, pemeliharaandan membesarkan anak,
memberi makan, mempertahankan kesehatan dan rekreasi.
b. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan, menjamin
keamanan finansial anggota keluargadan menentukan alokasi sumber yang
diperlukan.
c. Fungsi psikologis adalah fungsi untuk menydiakan lingkungan yang dapat
meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami, guna memberikan
perlindungan psikologis yang optimum.
d. Fungsi edukasi adalah fungsi untuk mengajarkan keterampIlan, sikap dan
pengetahuan.
5
e. Fungsi sosiokultural adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa.
Fungsi keluarga (pp No. 21 th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992)
a. Fungsi keagamaan adalah wahana utama dan pertama mensiptakan seluruh anggota
keluarga menjasi insan yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi sosial budaya adalah keluarga berfungsi untuk menggali, mengembangkan dan
melestraikan sosial budaya Indonesia.
c. Fungsi kasih sayang adalah keluarga berfungsi mengembangkan rasa cinta dan kasih
sayang setiap anggota keluarga, antar kerabat, antargenerasi.
d. Fungsi perlindungan adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir dan
batin kepada setiap anggota keluarga.
e. Fungsi reproduksi adalah memberi keturunan yang berkualitas melalui mengarutan
dan perencanaan yang sehat dan menjasi insan membangunan yang handal.
f. Fungsi pendidikan dan sosialisasi adalah keluraga merupakan tempat pendidikan
utam dan pertama dari anggota keluarga yang berfingsi untuk meningkatkan fisik,
mental, soaial dan spiritualsecara serasidan seimbang.(Andarmoyo,2012)
6
Empat asumsi dasar tentang teori pekembangan keluarga seperti yang diuraikan
oleh Aldous (1978 ) adalah
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu kewaktu dengan cara-cara yang sama
dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matangdan beribteraksi dengan orang lain mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya memerlukan tugas-tugas tertentu yangditetapkan oleh
mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan
akhir yang kelihatan jelas.(Andarmoyo, 2012)
1) Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun.Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.
7
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah.Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut
Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
F. Peranan keluarga
8
G. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada kepala keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun
dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawasan kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Sebagai perawat dikomunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit
atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilitator
Mengidentifikasi kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
9
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
(Jhonson dan Leny, 2010)
H. Bentuk Keluarga
Ada 2 macam bentuk keluarga dilihat dari bagaiman keputusan diambil yaitu
berdasarkan pada lokasi atau pola otoritas.
a. Berdasarkan Lokasi
1) Adat Utralokal
Yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada sepasang suami dan istri untuk
memilih tempat tinggal baik disekitar kerabat suami atau kerabat istri.
2) Adat Virilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap
disekitar pusat kediaman kerabat suami.
3) Adat Uxurilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap
disekitar pusat kediaman kerabat istri.
4) Adat Bilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di pusat
kediaman suami pada masa tertentu dan disekitar kediaman istri pada masa
tertentu (bergantian).
5) Adat Neolokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menepati tempat
yang baru dalam arti kata tidak menempati tempat bersama kerabat suami atau
istri.
6) Adat Avunkulokal
Yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untu tetap menetap
dikediaman saudara laki-laki ibu (ovunculus) dari pihak suami.
7) Adat Natalokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing dari mereka
juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
b. Berdsarkan Pola Otoritas
10
1. Patriarkal
Otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki – laki tertua, umumnya
ayah).
2. Matriarkal
Otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan ( perempuan tertua, umumnya
ibu)
3. Equalitarian
Suami dan istri membagi otoritas secara seimbang
I. Tugas Keluarga
11
d. Ketidakmampuan keluarga memodivikasi lingkungan, seperti pentingnya hygene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga
dalam menata lingkungan dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. (Achjar, 2010)
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT ( ASAM URAT)
A. Pengertian
Asam urat atau gout merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat
dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah
persendian dan disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
B. Etiologi
1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur
12
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur
(30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena
ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan
produksi asam urat.
4. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
8 Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
C. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
D. PATOFISIOLOGI
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam plasma
lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal
oleh leukosit.
3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal
bersatu dengan membran leukositik lisosom.
13
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida
radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih
selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau
bengkak.
14
E. Pathway
Thopi
Terapi Farmako Gangguan Metabolisme Purin
(KORTIKOSTEROID) Terjadi Pada Ujung-Ujung Sendi Kaki
Defisit PengetahuaN
Kristal Asam Urat Bersifat Gangguan Transportasi
Reaksi Antigen Antibodi
Mengaktifkan Sistem Komplemen Elektrolit
Nyeri Akut
16
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit sangat
hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai
timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses inflamasi
yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering pada serangan
pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I). Hampir semua kasus
lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai
serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul
artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak selalu
artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang
dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout
ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang karakteristik
sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul pada seseorang
yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.
17
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan pasien dengan
kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang disebut
hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi
kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan
kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
G. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang dari 100
g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau sekitar 10
gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).
H. KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang
akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi
18
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine
24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
19
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi
lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut
agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan nutrisi
20
1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein).
2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
Kebutuhan eliminasi
1) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan
setempat.
1) B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
21
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik dan
antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong klien
mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri
yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
secara perlahan membesar.
Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan
diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti
dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi
tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
2. Diagnosa Keperawatan
1. GANGGUAN RASA NYAMAN
DEFINISI
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirital, lingkungan
dan sosial
PENYEBAB
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
22
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial, dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f.Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif Objektif
a. Mengeluh tidak nyaman a. Gelisah
a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distres psikologis
d. Kehamilan
e. Keterangan
f.Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman muncul tanpa ad
a cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan jaringan, maka di
agnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis
23
PENYEBAB
a. Keteratasan kognitif
b. Gangguan fungst kognitif
c. Keketiruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f.Kurang mampu mengingat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif Objektif
a. Menanyakan masalah yang dihadapi a. Menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran
b. Menunjukkan persepsi yang
c. keliru terhadap masalah
24
3. Keamanan fisik anak
4. Kehamilan dan persalinan
5. Kesehatan maternal pasca persaiinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi
7. Keterampilan psikomotorik
8. Konservasi energi
9. Latihan toiletting
10. Manajemen arthritis rheumatoid
11. Manajemen asma
12. Manajemen berat badan
13. Manajemen demensia
14. Manajemen depresi
15. Manajemen disritmia
16. Manajemen gagal jantung
17. Manajemen gangguan lipid
18. Manajemen gangguan makan
19. Manajemen hipertensi
20. Manajemen kanker
21. Manajemen nyeri
22. Manajemen osteoporosis
23. Manajemen penyakit akut
24. Manajemen penyakit arteri perifer
25. Manajemen penyakit ginjal
26. Manajemen penyakit jantung
27. Manajemen penyakit kronis
28. Manajemen penyakit paru obstruktif kronis
29. Manajemen pneumonia
30. Manajemen proses penyakit
31. Manajemen sklerosis multipel
32. Manajemen stroke
33. Manajemen waktu
25
34. Manejemen penyakit jantung koroner
35. Medikasi
36. Mekanika tubuh
37. Menyusui
38. Menyusui dengan botol
39. Nutrisi bayi/anak
40. Pencegahan jatuh
41. Pencegahan kanker
42. Pencegahan konsepsi
43. Pencegahan stroke
44. Pencegahan trombus
45. Pengontrolan penggunaan zat
46. Peningkatan fertilitas
47. Peran menjadi orang tua
48. Perawatan bayi
49. Perawatan kaki
50. Perawatan ostomi
51. Perilaku sehat
52. Program aktivitas
53. Program diet
54. Program latihan
55. Prosedur tindakan
56. Seks aman
57. Seksualitas
58. Stimulasi bayi dan anak
26
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktek
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Andryi, Sariyono, Arif Setyo Upoyo. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar
Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karangturi Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes. Jurnal Keperawatan Suedirman. (4) 1.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/23615095/LAPORAN_PEND
AHULUAN_ATRITIS_GOUT&ved=2ahUKEwjS3o2ru8HoAhUHcCsKHZAeD5YQFj
AFegQIBxAB&usg=AOvVaw1J6Ce0LSRzfI08_23PjI04. Di akses pada tanggal 30
Maret 2020. 08:00 WIB.
https://www.academia.edu/4675905/LAPORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT_print . Di
akses pada tanggal 30 Maret 2020. 10:00 WIB.
Jhonson dan Leny (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta:
Nuha Medika.
27
FORMAT PENGKAJIAN
28
6. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal serumah
7. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( ) Nuclear Family
( √ ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
Ny. M mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut meskipun jenis tipe
kelurga extended family
8. Suku Bangsa
1. Suku Jawa
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan:
29
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan mengapa.................................................................
9. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’
(remaja putri dan ibu-ibu)
30
II RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke …
( ) I ( ) V
( ) II ( √ ) VI
( ) III ( ) VII
( ) IV ( ) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua )
b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( √ ) Semi Permanen
( ) Permanen
c. Luas Pekarangan : 5 x 9 m2
d. Luas Bangunan : 8 x 12 m2
31
e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain
f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain
g. Ventilasi :
( ) Kurang ( ) Cukup (√) Baik
h. Cahaya :
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik
i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √) Listrik
j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin
2. Kebersihan
Bila Ada
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor Bersih
- Halaman ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Makan ( √ ) ( ) ( ) (√ )
- Dapur ( ) (√) ( ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) (√ )
- WC ( ) ( √ ) ( ) ( √ )
Catatan : Keluarga tidak mempunyai ruang makan, jika makan di depan televise atau di
dapur.
3. Pemakaian Air
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( ) PDAM
32
( √ ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( √ ) 5 – 10 meter ( ) > 10 meter
Catatan : ………………………………………………………..……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………
4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan
7. Kandang Ternak :
( ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah
( ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah …………
Jika letaknya di dalam rumah alasannya karena minimnya tempat
maka keluarga membuat ternak sapi menempel dinding di belakang dapur
- Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( ) Sapi
Sebutkan jumlahnya !
Lain-lain
33
8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada
34
9. Denah Rumah :
keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Batas pekarangan
lkM
LD
Ruang
R. Tidur
keluarga/ R.
An. R
Makan
R. tidur Nn. S
Makan
35
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di
Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri
dan ibu-ibu).
36
B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan ……………………………………………
B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku anggota
keluarga ).
Hubungan dalam keluarga Tn .A menganut kebudayaan jawa.Dalam berhubungan
dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku.Keluarga sangat membaur
dengan budaya yang ada disekitarnya.
37
5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan )
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan sering memeriksakan
kesehatannya di puskesmas setempat.
D. Fungsi Reproduksi
1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi :
( √ ) Ya ( ) Tidak
Alasannya karena masih ada suami
Frekuensi koitus ( tidak terkaji )
3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari 2 (dua) orang :
( ) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki
( ) Lain-lain, sebutkan …………………………………
5. Harapan keluarga terhadap anak semoga bisa mandiri dan menjadi orang sukses
2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dalam pola
pertahanannya :
( √ ) Membantu jalan keluar
38
( ) Acuh tak acuh
( ) Minta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ……………………………………
PEMERIKSAAN FISIK
( diisi semua keluarga )
Nama Anggota Keluarga
Penfis Tn. A Ny.M Nn. S An. R
TD 130/90 mmHg 120/80 mmHg 110/80mmhg 110/80 mmhg
N 76 x/mnt 80 x/mnt 82 x/mnt 80x/mnt
RR 19 x/mnt 20 x/mnt 18x/mnt 20x/mnt
BB 75 Kg 60Kg 43 Kg 55kg
Kepala Simetris simetris Simetris Simetris
Rambut Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
rambut putih, rambut hitam campur rambut hitam, tidak rambut hitam, tidak
putih, mudah rontok. mudah rontok. mudah rontok.
Konjungtiva tidakAnemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tida ikterik
Lensa Tidak keruh Tidak keruh Tidak keruh Tidak keruh
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip
Telinga Fungsi Fungsi pendengaran Fungsi Fungsi
pendengaran normal ada serumen pendengaran pendengaran
normal ada normal tidak ada normal tidak ada
serumen serumen serumen
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir lembab Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab
Leher Tdk ada pembesaran Tdk ada pembesaran Tdk ada Tdk ada
kelenjar thyroid, kelenjar thyroid, tidak pembesaran pembesaran
tidak ada nyeri ada nyeri tekan. kelenjar thyroid, kelenjar thyroid,
tekan. tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan. tekan.
Dada Pengembangan Pengembangan dada Pengembangan Pengembangan
dada simetris, tidak simetris, tidak ada dada simetris, tidak dada simetris, tidak
39
ada suara napas suara napas ada suara napas ada suara napas
tambahan, bunyi tambahan, bunyi tambahan, bunyi tambahan, bunyi
jantung I,II normal. jantung I,II normal. jantung I,II normal. jantung I,II normal.
Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-tanda Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-
tanda pembesaran pembesaran jantung tanda pembesaran tanda pembesaran
jantung jantung jantung
Abdomen Perut simetris, Perut ada tumpukan Perut simetris, Perut simetris,
bising usus normal lemak, bising usus bising usus normal bising usus normal
10 x/menit (n=5-20 normal 9 x/menit 9 x/menit (n=5-20 9 x/menit (n=5-20
x/menit), suara (n=5-20 x/menit), x/menit), suara x/menit), suara
tympani, tidak ada suara tympani, tidak tympani, tidak ada tympani, tidak ada
nyeri. ada nyeri. nyeri. nyeri.
Ekstremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema,
kekuatan otot 5, kekuatan otot 5, tonus kekuatan otot 5, kekuatan otot 5,
terjadi penurunn otot baik, tonus otot baik tonus otot baik
fungsi gerak Tangan dan lutut
terkadang linu- linun
dan kesemuta
V. HARAPAN KELUARGA
Bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa membantu
Ny.M untuk segera sembuh dari penyakitnya sehingga tidak mengalami gangguan jika
berjualan dan melakukan aktivitas sehari – hari.
40
ANALISA DATA
41
lagi
42
KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI
43
tangani penting
Jumlah
3 2/3
44
KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI
45
jumlah
3 2/3
46
4. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
5. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
6. Ajarkan teknik non farmakologis (nafas dalam)
7. Anjurkan untuk relaksasi
2. Defisit pengetahuan
DEFINISI : Penyakit penyebab cara pencegahan perawatan dan pengobatan sampai dengan
kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasiketiada atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Intervensi :
a. Identifikasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
d. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
e. Jelaskan kemungkinan terjadi komplikasi
f. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang di rasakan
g. Diskusikan bersama keluarga tentang jenis makanan/diiet untuk penyakit.
h. Berikan kesempatan untuk bertanya
3.5
47
3.5 Inplementasi dan evaluasi
P : Intervensi dilanjutkan
48
Pengetahu kesiapan dan kempuan belum mengerti tentang
an menerima informasi penyebab dan gejala
b. Menyediakan materi asam urat
dan media pendidikan
kesehatan O :- keluarga tidak mampu
c. Menjelaskan penyebab menyebutkan dengan
dan faktor risiko bahasa yang sederhana
penyakit tentang penyebab dan
d. Menjelaskan tanda dan gejala asam urat.
gejala yang ditimbulkan - Ny. M
oleh penyakit bertanya mengenai
e. Menjelaskan pencegahan agar linu
kemungkinan terjadi tidak kambuh lagi dan
komplikasi makanan apasaja yang
f. Mengajarkan cara boleh di makan.
meredakan atau
mengatasi gejala yang di A : masalah belum teratasi
rasakan
g. Mendiskusikan bersama P : intervensi di lanjutkan
keluarga tentang jenis
makanan/diiet untuk
penyakit.
h. Berikan kesempatan
untuk bertanya
49
No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 31/03/2020 Gangguan a. . Mengidentifikasi S : Ny. M mengatakan
rasa faktor yang sudah merasa sedikit
nyaman memperberat dan nyaman , tanggan dan
memperingan nyeri kaki masih terasa
b. Menjelaskan kesemutan dan linu-linu
penyebab, periode, jika dibuat aktivitas berat.
dan pemicu nyeri. O : - pasien masih terlihat
c. Menganjurkan gelisah
menggunakan - Pasien terlihat
beberapa kali
analgesik secara
mengurut lututnya
tepat. yang terasa linu
- Keluarga
d. Mengajarkan teknik
juga sudah bisa
non farmakologis
melakukan teknik
(nafas dalam)
relaksasi untuk
e. Menganjurkan untuk
membantu jika
relaksasi
keluarganya nya lagi
merasa nyeri atau
sakit.
- TTV
- TD :120/70
50
mmhg
- N :
78x/menit
- S:36,5 c
- RR:.19x/me
nit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
d. Mengajarkan cara
meredakan atau A : masalah teratasi
di rasakan
e. Mendiskusikan P : intervensi di lanjutkan
bersama keluarga
tentang jenis
makanan/diiet untuk
51
penyakit.
f. Berikan kesempatan
untuk bertanya
52
mmhg
- N :
82x/menit
- S:36,7 c
- RR:.18x/me
nit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
53
makanan/diiet untuk A : masalah sudah teratasi
penyakit.
f. Berikan kesempatan P : intervensi dihentikan
untuk bertanya
54
DAFTAR KUNJUNGAN
PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DI RUMAH TN.A DESA PISANG KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN
NGANJUK
55
1. SENIN, 1 1. Informed contsent
30 Maret 2020 2. Mengkaji keluhan dan
Pukul 09.15 masalah dalam keluarga
pasien
3. Melakukan pemeriksaan fisik
pada setiap keluarga
4. Menemukan masalah pada
salah satu anggota keluarga
5. Menjelaskan bagaimana
terjadinya penyakit asam urat
dan apasaja yang memicu
nyeri
6. Mengajarkan teknik nafas
dalam untuk teknik non
farmakologi.
7. Mengatur kontrak untuk
kunjungan selanjutnya.
56
apakah sudah lebih
mengetahui tentang penyakit
yang diderita, apasaja yang
memicu dan memperparah
penyakit asam urat pasien
serta terapi penangananya.
3. Mengajarkan dan mengulang
kembali berbagai cara
mengurangi keluhan nyeri
psien dengan mengatur nafas
dalam, teknik kompres
hangat serta mengedukasi
pengunaan obat yang
tepatuntuk mengurangi nyeri
4. Mengatur kontrak untuk
kunjungan berikutnya.
57