Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

YN. M PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN ATRITIS GOUT


(ASAM URAT) DI DESA PISANG KECAMATAN PATINROWO KABUPATEN
NGANJUK

DISUSUN OLEH:
SORAYA NUR AZIZAH
201703063

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat 3 Stikes
Karya Husada Kediri.

Nama : Soraya Nur Azizah

Nim : 201703063

Semester : VI ( Enam )

Mengetahui

Dosen pembimbing Mahasiswa

Sutiyah Heni, S.Kep.Ns,.M,Kep Soraya Nur Azizah

2
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Pengertian

Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari orientasi teoritis yang


digunakan. Beberapa definisi keluarga sering menggunakan teori interaksi, sistem, atau
tradisional. Secara tradisional keluarga didefinisikan sebagai berikut:
a. Burges dkk. (1963)
Membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dimana:
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, ataupun jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap
rumah tangga mereka tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari.
4) Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
b. WHO
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
c. Duvall (1976)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggotanya.
d. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup didalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.

3
e. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Andarmoyo, 2012).
B. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah


a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan
individu
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga dengan
kebutuhan dan tuntutan masyrakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan anggota keluaraga
dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan indentitas seorang
indidvidu dan perasaan harga diri.

C. Tipe Keluarga
1. Keluarga tradisional
b. Tradisional nuclear/keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan anak,
tinggal dalam satu rumah ,dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu sebagai ibu
rumah tangga.
c. Keluarga pasangan suami istri bekerja adalah keluarga dimana pasangan suami istri
keduanya bekerja di luar rumah.
d. Keluarga tanpa anak atau dyadic nuclear adalah keluarga dimana suami istri telah
berumur, tetapi tidak mempunyai anak.
e. Commuter family yaitu keluarga dengan pasangan suami istri terpisah tempat tinggal
secara sukarela Karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya bertemu dalam
satu rumah.
f. Reconstituted nuclear adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti meliputi
perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam satu rumah dengan anaknya, baik anak
abawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru.

4
g. Extended family/keluarga besar adalah satu bentuk keluarga dimana pasangan suami
istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah dengan orang tua, sanak
saudara, atau kerabat dekat lainnya.
h. Keluarga dengan orang tua tunggal/ single parent adalah bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu ayah atau ibu.

2. Keluarga non tradisional


a. Communal/commune family adalah keluarga dimana dalam satu rumah terdiri dari
dua atau lebih pasangan yang monogami tanpa pertalian keluarga dengan anak -
anaknya dan bersama-sama dalam menyediaan fasilitas.
b. Unmarried parent and child adalah keluarga yang terdiri dari ibu-anak, tidak ada
perkawinan dan anaknya dari hasil adopsi.
c. Cohibing couple merupakan keluaga yang terdiri dari dua orang atau satu pasangan
yang tinggal bersama tanpa kawin.
d. Institusional adalah keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang-orang dewasa
yang tinggal bersama-sama dalam panti. (Andarmoyo, 2012)

D. Teori Fungsional Keluarga

Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi keluarga, dari WHO,Friedman dan Depkes
RI.
Fungsi keluarga menurut WHO (1978)
a. Fungsi biologis adalah fungsi untuk reproduksi, pemeliharaandan membesarkan anak,
memberi makan, mempertahankan kesehatan dan rekreasi.
b. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan, menjamin
keamanan finansial anggota keluargadan menentukan alokasi sumber yang
diperlukan.
c. Fungsi psikologis adalah fungsi untuk menydiakan lingkungan yang dapat
meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami, guna memberikan
perlindungan psikologis yang optimum.
d. Fungsi edukasi adalah fungsi untuk mengajarkan keterampIlan, sikap dan
pengetahuan.

5
e. Fungsi sosiokultural adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa.

Fungsi keluarga ( Friedman )


a. Fungsi afektif yaitu perlindungan psikologis, rasa aman, interaksi, mendewasakan
dan mengenal identitas diri individu.
b. Fungsi sosialisasi peran adalah fungsi dan peran dimasyarakat, serta sasaran untuk
kontak sosial didalam atau diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan
hidup masyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan merupakan memenuhan
sandang,pangan, dan papan serta perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian dana
serta pengaluran keseimbangan.
f. Fungsi pengontrol/pengatur adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.

Fungsi keluarga (pp No. 21 th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992)
a. Fungsi keagamaan adalah wahana utama dan pertama mensiptakan seluruh anggota
keluarga menjasi insan yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi sosial budaya adalah keluarga berfungsi untuk menggali, mengembangkan dan
melestraikan sosial budaya Indonesia.
c. Fungsi kasih sayang adalah keluarga berfungsi mengembangkan rasa cinta dan kasih
sayang setiap anggota keluarga, antar kerabat, antargenerasi.
d. Fungsi perlindungan adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir dan
batin kepada setiap anggota keluarga.
e. Fungsi reproduksi adalah memberi keturunan yang berkualitas melalui mengarutan
dan perencanaan yang sehat dan menjasi insan membangunan yang handal.
f. Fungsi pendidikan dan sosialisasi adalah keluraga merupakan tempat pendidikan
utam dan pertama dari anggota keluarga yang berfingsi untuk meningkatkan fisik,
mental, soaial dan spiritualsecara serasidan seimbang.(Andarmoyo,2012)

E. Teori Perkembangan Keluarga

6
Empat asumsi dasar tentang teori pekembangan keluarga seperti yang diuraikan
oleh Aldous (1978 ) adalah
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu kewaktu dengan cara-cara yang sama
dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matangdan beribteraksi dengan orang lain mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya memerlukan tugas-tugas tertentu yangditetapkan oleh
mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan
akhir yang kelihatan jelas.(Andarmoyo, 2012)

1) Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga
juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap
perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun.Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.

7
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah.Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut
Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

F. Peranan keluarga

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :


a. Peranan ayah : ayah sebagai suamia dari istri, berperan sebagai pencari nafka,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik,mental, soaial dan spiritual. (Jhonson dan Leny, 2010)

8
G. Peran Perawat Keluarga

a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada kepala keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator

Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang


komprehesif dapat tercapai.
c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun
dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawasan kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.


f. Kolaborasi

Sebagai perawat dikomunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit
atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat


kesehatannya.
h. Penemu kasus

Mengidentifikasi kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan

9
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
(Jhonson dan Leny, 2010)
H. Bentuk Keluarga
Ada 2 macam bentuk keluarga dilihat dari bagaiman keputusan diambil yaitu
berdasarkan pada lokasi atau pola otoritas.
a. Berdasarkan Lokasi
1) Adat Utralokal
Yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada sepasang suami dan istri untuk
memilih tempat tinggal baik disekitar kerabat suami atau kerabat istri.
2) Adat Virilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap
disekitar pusat kediaman kerabat suami.
3) Adat Uxurilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap
disekitar pusat kediaman kerabat istri.
4) Adat Bilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di pusat
kediaman suami pada masa tertentu dan disekitar kediaman istri pada masa
tertentu (bergantian).
5) Adat Neolokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menepati tempat
yang baru dalam arti kata tidak menempati tempat bersama kerabat suami atau
istri.
6) Adat Avunkulokal
Yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untu tetap menetap
dikediaman saudara laki-laki ibu (ovunculus) dari pihak suami.
7) Adat Natalokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing dari mereka
juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
b. Berdsarkan Pola Otoritas

10
1. Patriarkal
Otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki – laki tertua, umumnya
ayah).
2. Matriarkal
Otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan ( perempuan tertua, umumnya
ibu)
3. Equalitarian
Suami dan istri membagi otoritas secara seimbang

I. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan
keluarga, mencantumkan 5 tugas keluarga sebagai paparan etiologi atau penyebab
masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data maladaptive
pada keluarga.
Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap maslah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga
mengerti menganai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh
keluarga, keluaraga menyerah atau tidak terhadap masalah yang dihadapi, adakah
rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negative dari keluarga terhadap masalh
kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang
diperlukan sumber sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
yang sakit.

11
d. Ketidakmampuan keluarga memodivikasi lingkungan, seperti pentingnya hygene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga
dalam menata lingkungan dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan
fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. (Achjar, 2010)

LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT ( ASAM URAT)
A. Pengertian
Asam urat atau gout merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat
dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah
persendian dan disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
B. Etiologi 

1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur

12
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur
(30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena
ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan
produksi asam urat.
4. Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
8 Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin,
siklosporin, levodova.
C. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

D. PATOFISIOLOGI
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam plasma
lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal
oleh leukosit.
3.  Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal
bersatu dengan membran leukositik lisosom.

13
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida
radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih
selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau
bengkak.

14
E. Pathway

Faktor Genetik Sekresi Asam Urat Berlebihan

Thopi
Terapi Farmako Gangguan Metabolisme Purin
(KORTIKOSTEROID) Terjadi Pada Ujung-Ujung Sendi Kaki

Peningkatan Permeabilitas Kapiler Hiperuremia


Deformitas Pada Kaki

Supresi Sumsum Tulang Hiperaturasi Asam Urat


Gangguan Hambatan Mobilitas
Citra Tubuh Fisik
Penurunan Daya Tahan Tubuh
Penimbunan Kristal Monoatrium Di Sendi Kelemahan Otot
Risiko Infeksi Kurangnya Paparan
GOUT Informasi Hambatan Mobilitas Fisik

Defisit PengetahuaN
Kristal Asam Urat Bersifat Gangguan Transportasi
Reaksi Antigen Antibodi
Mengaktifkan Sistem Komplemen Elektrolit

Pelepasan Mediator Inflamasi


Komplemen C3a , C5a Memfagositosi Gangguan Potensial Aksi
S Kristal Asam Urat
Prostaglandin Kesemutan / Faal

Pengeluaran Radikal Bebas Peningkatan Permeabilitas Kapiler


Gangguan Rasa Nyaman
Toksik & Leukoprotein B
Perpindahan Cairan & Elektrolit
15
Kematian Neutrofil
Perpindahan Cairan Dari Ekstravaskuler & Intramuskuler
Mengeluarkan Asam Lisosom Yg Edema Penipisan Pada Kulit
Bersifat Dekstrutif

Penekanan Pada Saraf Risiko Kerusakan


Merusak Serabut Saraf Perifer Integritas Kulit

Nyeri Akut

Nyeri Pada Malam Hari

Gangguan Pola Tidur

16
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit sangat
hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai
timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses inflamasi
yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering pada serangan
pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama  (MTP–I). Hampir semua kasus
lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut dapat
membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai
serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul
artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak selalu
artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang
dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout
ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang karakteristik
sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul pada seseorang
yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.

Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:


1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3. Pielonefritis kronis

17
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan pasien dengan
kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout yang disebut
hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi
kadar asam uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan
kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.

G. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang dari 100
g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau sekitar 10
gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
(colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan
Inhibitor xantin (alopurinol ).

H. KOMPLIKASI

1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang
akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi

18
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine
24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak

19
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi
lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif)               : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas)   : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region)                    : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity)                  : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time)                       : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi     : apakah klien mengalami peningkatan stress
 Sosial          : Cenderung menarik diri dari lingkungan
 Spiritual      : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut
agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Kebutuhan nutrisi

20
1. Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein).
2. Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1) BAK    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan
setempat.
1) B1 (Breathing)
 Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan.
 Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)

Kepala dan wajah Bibir sianosis


Mata Skela biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
pada kasus efusi pleura hemoragi kronis
Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis

4)   B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa

21
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik dan
antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong klien
mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan  dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan  nyeri
yang lebih dibandingkan dengan  gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan
diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti
dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi
tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

2. Diagnosa Keperawatan
1. GANGGUAN RASA NYAMAN
DEFINISI
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirital, lingkungan 
dan sosial
PENYEBAB

a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan

22
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial, dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f.Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan 
 
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh tidak nyaman a. Gelisah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh sulit tidur a. Menunjukan gejala distres
b. Tidak mampu rileks b. Tampak merintih/menangis
c. Mengeluh kedinginan/kepanasan c. Pola eliminasi berubah
d. Merasa gatal d. Postur tubuh berubah
e. Mengeluh mual e. Iritabilitas
f. Mengeluh lelah
KONDISI KLINIS TERKAIT

a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distres psikologis
d. Kehamilan
e. Keterangan
f.Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman muncul tanpa ad
a cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akibat kerusakan jaringan, maka di
agnosis yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis

2. DEFISIT PENGETAHUAN tentang (spesifikkan)


DEFINISI
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

23
PENYEBAB

a. Keteratasan kognitif       
b. Gangguan fungst kognitif
c. Keketiruan mengikuti anjuran   
d. Kurang terpapar informasi        
e. Kurang minat dalam belajar      
f.Kurang mampu mengingat       
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Menanyakan masalah yang dihadapi             a. Menunjukkan perilaku tidak sesuai
          anjuran
b. Menunjukkan persepsi yang      
c. keliru terhadap masalah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
(tidak tersedia)      a. Menjalani pemeriksaan yang tidak
  tepat
b. Menunjukkan perilaku berlebihan
(miss apatis, bermusuhan, agitasi,
histeria)
KONDISI KLINIS TERKAIT

a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien  


b. Penyakit akut        
c. Penyakit kronis 
Keterangan        
Diagnosis ini dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu:     

1. Gaya hidup sehat  


2. Keamanan diri      

24
3. Keamanan fisik anak       
4. Kehamilan dan persalinan         
5. Kesehatan maternal pasca persaiinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi        
7. Keterampilan psikomotorik       
8. Konservasi energi
9. Latihan toiletting   
10. Manajemen arthritis rheumatoid         
11. Manajemen asma  
12. Manajemen berat badan
13. Manajemen demensia     
14. Manajemen depresi         
15. Manajemen disritmia       
16. Manajemen gagal jantung        
17. Manajemen gangguan lipid       
18. Manajemen gangguan makan   
19. Manajemen hipertensi     
20. Manajemen kanker         
21. Manajemen nyeri  
22. Manajemen osteoporosis
23. Manajemen penyakit akut         
24. Manajemen penyakit arteri perifer      
25. Manajemen penyakit ginjal       
26. Manajemen penyakit jantung    
27. Manajemen penyakit kronis      
28. Manajemen penyakit paru obstruktif kronis   
29. Manajemen pneumonia   
30. Manajemen proses penyakit      
31. Manajemen sklerosis multipel   
32. Manajemen stroke
33. Manajemen waktu

25
34. Manejemen penyakit jantung koroner
35. Medikasi     
36. Mekanika tubuh    
37. Menyusui    
38. Menyusui dengan botol   
39. Nutrisi bayi/anak   
40. Pencegahan jatuh
41. Pencegahan kanker        
42. Pencegahan konsepsi      
43. Pencegahan stroke         
44. Pencegahan trombus      
45. Pengontrolan penggunaan zat   
46. Peningkatan fertilitas      
47. Peran menjadi orang tua
48. Perawatan bayi     
49. Perawatan kaki     
50. Perawatan ostomi
51. Perilaku sehat       
52. Program aktivitas  
53. Program diet         
54. Program latihan
55. Prosedur tindakan
56. Seks aman
57. Seksualitas
58. Stimulasi bayi dan anak

26
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang A H (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV


Sagung Seto.

Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktek
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andryi, Sariyono, Arif Setyo Upoyo. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar
Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karangturi Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes. Jurnal Keperawatan Suedirman. (4) 1.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/23615095/LAPORAN_PEND
AHULUAN_ATRITIS_GOUT&ved=2ahUKEwjS3o2ru8HoAhUHcCsKHZAeD5YQFj
AFegQIBxAB&usg=AOvVaw1J6Ce0LSRzfI08_23PjI04. Di akses pada tanggal 30
Maret 2020. 08:00 WIB.

https://www.academia.edu/4675905/LAPORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT_print . Di
akses pada tanggal 30 Maret 2020. 10:00 WIB.

https://www.academia.edu/11892417/Gout_Arthritis_Asam_Urat_. Di akses pada tanggal 30


Maret 2020. 09:00 WIB.

Jhonson dan Leny (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta:
Nuha Medika.

27
FORMAT PENGKAJIAN

I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


A. Kepala Keluarga
NamaKK : Tn A
Jenis Kelamin : Laki Laki
Suku : Jawa
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang bangunan
Alamat : DS. Pisang Kec. Patianrowo Kab. Nganjuk
B. Komposisi anggota keluarga

Status Imunisasi Ket.


Hubungan
L Pendi B Cam-
No Nama Umur dengan Polio DPT Hepati-tis
/P dikan C pak
Keluarga 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G
1. TN. A L 60 th Suami SD - - - - - - - - - - - - -
2. NY.M P 50 th istri SMP - - - - - - - - - - - - -
3. NN. S P 21 th anak Maha √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
siswa Lengkap
4. AN.R L 18th anak pelaja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
r

28
6. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: Meninggal

: Tinggal serumah
7. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( ) Nuclear Family
( √ ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
Ny. M mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut meskipun jenis tipe
kelurga extended family
8. Suku Bangsa
1. Suku Jawa
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan:

29
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan mengapa.................................................................
9. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’
(remaja putri dan ibu-ibu)

2. Adakah Kegiatan / Nilai Agama yang bertentangan dengan kesehatan :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan ………………………………………………………

3. Apa persepsi keluarga terhadap kesehatan :


( ) Merupakan hal penting
( ) Tidak merupakan masalah dalam keluarga
( √ ) Tidak tahu
Lain-lain …………………………………………………………

10. Status Sosial – Ekonomi Keluarga


1. Pendapatan
( ) Kurang dari Rp. 250.000,-
( ) Rp. 250.000,- s/d Rp. 500.000,-
( √ ) Lebih dari Rp. 500.000,-

2. Pengeluaran keluarga rata-rata sebulan :


a. Untuk Makan : Rp. 300.000,-
b. Keperluan Lain : Rp. 300.000,-

3. Anggota keluarga yang mencari nafkah :


(√ ) Ayah
(√ ) Ibu
( ) Anak
Lain-lain ……………………………….

4. Adakah sumber penghasilan lain :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan …………………………………………………
5. Apakah keluarga mempunyai Simpanan :
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan …………………………………………………

30
II RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke …
( ) I ( ) V
( ) II ( √ ) VI
( ) III ( ) VII
( ) IV ( ) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua )

2. Apakah ada kendala dalam menjalankan tugas perkembangan keluarga :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan ………………………………………………
Bagaimana keluarga mengatasinya ………………………………

7. Riwayat Keluarga Inti


h. Kejadian sakit saat ini :
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing
keluarga baik kecuali Ny. M yang mempunyai riwayat Asam urat. Kebiasaan
anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Mantri atau ke puskesmas.Untuk
mengatasi penyakit yang diderita saat ini, NY.M berobat rutin ke mantri kadang ke
puskesmas
i. Kejadian penyakit Kronis :
a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada
b. Jika ada bagaimana cara menanggulanginya ………………………

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Perumahan
1. Perumahan
a. Jenis rumah :
( √ ) Bersama ( ) Pavillyun
( ) Petak ( ) Tersendiri

b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( √ ) Semi Permanen
( ) Permanen

c. Luas Pekarangan : 5 x 9 m2

d. Luas Bangunan : 8 x 12 m2

31
e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain

f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain

g. Ventilasi :
( ) Kurang ( ) Cukup (√) Baik

h. Cahaya :
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik

i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √) Listrik

j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin

2. Kebersihan
Bila Ada
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor Bersih
- Halaman ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Makan ( √ ) ( ) ( ) (√ )
- Dapur ( ) (√) ( ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) (√ )
- WC ( ) ( √ ) ( ) ( √ )
Catatan : Keluarga tidak mempunyai ruang makan, jika makan di depan televise atau di
dapur.

3. Pemakaian Air
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( ) PDAM

32
( √ ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( √ ) 5 – 10 meter ( ) > 10 meter
Catatan : ………………………………………………………..……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………

4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan

b. Keadaan tempat pembuangan air kotor :


( √ ) Lancar ( ) Tidak Lancar

5. Kalau ada jamban keluarga, jenisnya :


( ) Selokan ( ) Sungai ( ) Cemplung terbuka
( ) Cemplung tertutup ( √ ) Septic tank ( ) Lain-lain
Catatan :

6. Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga :


( ) Sembarangan ( ) Ditimbun ( ) Sungai
( √ ) Dibakar ( ) Got ( ) Bak Sampah
Catatan : Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung
di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.

7. Kandang Ternak :
( ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah
( ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah …………
Jika letaknya di dalam rumah alasannya karena minimnya tempat
maka keluarga membuat ternak sapi menempel dinding di belakang dapur
- Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( ) Sapi
Sebutkan jumlahnya !
Lain-lain

33
8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada

34
9. Denah Rumah :

keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Batas pekarangan

lkM
LD

Kamar mandi dan


Dapur
wc
mandi

Ruang
R. Tidur
keluarga/ R.
An. R
Makan

R. tidur Nn. S
Makan

R. Tamu R. Tidur ny, M dan


tn .A

B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :


Apakah ada kebiasaan atau budaya setempat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan :
( √ ) Tidak
( ) Ada, sebutkan …………………………………………………

C. Hubungan dengan masyarakat :


1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan :
( ) Tidak

35
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di
Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri
dan ibu-ibu).

2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat :


( √ ) Tidak
( ) Ada, Sebutkan ……………………………………………………
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat :
( √ ) Tidak
( ) Ya, contohnya ……………………………………………………
4. Adakah konflik dalam masyarakat :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, Sebutkan …………………………………………………...
5. Apakah keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya :
( √) Ya
( ) Tidak
Kalau tidak alasannya ….

II. STRUKTUR KELUARGA


A. Pola Komunikasi
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :
( √ ) Langsung ( ) Tidak langsung

2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :


( √ ) Terbuka ( ) Tertutup

3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara :


( ) Ayah ( √ ) Ibu
( ) Anak ( ) Mertua
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………………

4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga :


( ) Bahasa Ibu
( ) Bahasa Indonesia
( √ ) Bahasa lain, Bahasa Jawa

36
B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan ……………………………………………

III. FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Afektif
( Kaji bagaimana gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota yang lain serta sikap saling menghargai
dalam keluarga ! )
Dalam kehidupan keseharian, keluarga sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua
keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah,
maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit
atau ditimpa musibah.

B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku anggota
keluarga ).
Hubungan dalam keluarga Tn .A menganut kebudayaan jawa.Dalam berhubungan
dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku.Keluarga sangat membaur
dengan budaya yang ada disekitarnya.

C. Fungsi Perawatan Keluarga


1. ( Kaji kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan )
Keluarga Tn. A kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang dialaminya.
Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga kurang mampu untuk menyebutkan
tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari asam urat .

2. ( Kaji kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat )


Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena
keluarga tidak menganggap bahwa nyeri dan kesemutan di tangan dan lutut yang
dialami oleh Ny. M dianggap sebagai nyeri biasa karena kelelahan dan keluarga
sudah memeriksakannya ke mantri atau puskesmas.

3. ( Kaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit )


Keluarga selalu merawat Ny.M dengan baik

4. ( Kaji kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah )


Keluarga mampu memelihara lingkungan dengan baik dan anaknya yang selalu
membersihkan rumah setiap hari.

37
5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan )
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan sering memeriksakan
kesehatannya di puskesmas setempat.
D. Fungsi Reproduksi
1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi :
( √ ) Ya ( ) Tidak
Alasannya karena masih ada suami
Frekuensi koitus ( tidak terkaji )

2. Apakah keluarga menjadi Akseptor KB :


( √ ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak alasannya …………………………………
Bila Ya, sebutkan apa KB pil

3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari 2 (dua) orang :
( ) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki
( ) Lain-lain, sebutkan …………………………………

4. Pola mengasuh anak :


( √ ) Bebas
( ) Sangat dilindungi
( ) Sesuai dengan tumbuh kembang

5. Harapan keluarga terhadap anak semoga bisa mandiri dan menjadi orang sukses

IV. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA


1. Secara :
( √ ) Mandiri
( ) Bersama-sama
( ) Meminta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………

2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dalam pola
pertahanannya :
( √ ) Membantu jalan keluar

38
( ) Acuh tak acuh
( ) Minta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ……………………………………

3. Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya :


( ) Putus Asa
(√ ) Mencari jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………

PEMERIKSAAN FISIK
( diisi semua keluarga )
Nama Anggota Keluarga
Penfis Tn. A Ny.M Nn. S An. R
TD 130/90 mmHg 120/80 mmHg 110/80mmhg 110/80 mmhg
N 76 x/mnt 80 x/mnt 82 x/mnt 80x/mnt
RR 19 x/mnt 20 x/mnt 18x/mnt 20x/mnt
BB 75 Kg 60Kg 43 Kg 55kg
Kepala Simetris simetris Simetris Simetris
Rambut Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
rambut putih, rambut hitam campur rambut hitam, tidak rambut hitam, tidak
putih, mudah rontok. mudah rontok. mudah rontok.
Konjungtiva tidakAnemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tida ikterik
Lensa Tidak keruh Tidak keruh Tidak keruh Tidak keruh
Hidung Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip Tidak ada polip
Telinga Fungsi Fungsi pendengaran Fungsi Fungsi
pendengaran normal ada serumen pendengaran pendengaran
normal ada normal tidak ada normal tidak ada
serumen serumen serumen
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir lembab Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab
Leher Tdk ada pembesaran Tdk ada pembesaran Tdk ada Tdk ada
kelenjar thyroid, kelenjar thyroid, tidak pembesaran pembesaran
tidak ada nyeri ada nyeri tekan. kelenjar thyroid, kelenjar thyroid,
tekan. tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan. tekan.
Dada Pengembangan Pengembangan dada Pengembangan Pengembangan
dada simetris, tidak simetris, tidak ada dada simetris, tidak dada simetris, tidak

39
ada suara napas suara napas ada suara napas ada suara napas
tambahan, bunyi tambahan, bunyi tambahan, bunyi tambahan, bunyi
jantung I,II normal. jantung I,II normal. jantung I,II normal. jantung I,II normal.
Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-tanda Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-
tanda pembesaran pembesaran jantung tanda pembesaran tanda pembesaran
jantung jantung jantung

Abdomen Perut simetris, Perut ada tumpukan Perut simetris, Perut simetris,
bising usus normal lemak, bising usus bising usus normal bising usus normal
10 x/menit (n=5-20 normal 9 x/menit 9 x/menit (n=5-20 9 x/menit (n=5-20
x/menit), suara (n=5-20 x/menit), x/menit), suara x/menit), suara
tympani, tidak ada suara tympani, tidak tympani, tidak ada tympani, tidak ada
nyeri. ada nyeri. nyeri. nyeri.
Ekstremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema,
kekuatan otot 5, kekuatan otot 5, tonus kekuatan otot 5, kekuatan otot 5,
terjadi penurunn otot baik, tonus otot baik tonus otot baik
fungsi gerak Tangan dan lutut
terkadang linu- linun
dan kesemuta

Kulit Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang


Turgor kulit Turgor kulit tidak Turgor kulit elastis Turgor kulit elastis Turgor kulit elastis
elastis

V. HARAPAN KELUARGA
Bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa membantu
Ny.M untuk segera sembuh dari penyakitnya sehingga tidak mengalami gangguan jika
berjualan dan melakukan aktivitas sehari – hari.

40
ANALISA DATA

KELOMPOK MASALAH PENYEBAB


NO
DATA ( PROBLEM ) ( ETIOLOGI )
Gangguan rasa Ketidak mamapuan
1. Ds: Ny.M mengatakan tangan dan nyaman (D.0074) keluarga merawat
lutut saya sering linu - linu dan anggota keluarga
kesemutan, kadang-kadang saya dengan asam urat.
sering merasa susah berjalan karena
rasa sakit pada lutut saya, tapi saya
masih bisa menahannya.
Pasien juga mengatakn suka makan
kacang-kacangan.
Do :
1. Gelisah
2. Tampak merintih atau menangis
3. Kadar asam urat 8,5
4. Meremas – remas tangan saat
kesemutan
5. Memegang lututsaat tersa nyeri
6. TTV:
7. TD: 120/80 mmhg
8. N: 80 x/menit
9. S: 36,2 c
2.
Ds: Ny. M mengatakan tidak tau Defisit pengetahuan Kurangnya terpapar
kenapa bisa asam urat dan tidak tau ( D.0111) informasi mengenai
bagaimana cara memilih makanan penyakit asam urat
yang boleh dan tidak boleh di makan
biar linu nya tidak kambuh.
Pasien juga mengatakan kalau
kakinya terasa linu pasien dan
keluarga hanya membiarkan saja rasa
linu tersebut dan hanya memberikan
obat asam urat
Do :
1. sering bertanya mengenai makanan
apa yang boleh dimakan untuk
mengurangi linu
2. Pasien bertanya mengenai
pencegahan agarlinu tidak kambuh

41
lagi

PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman

42
KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah penyakit asam urat


Actual sudah terjadi dan apabila
tidak segera di tangani akan
mengakibatkan kelainan
pada persendian ( kaki,
tangan, lutut )

1/2 x 2 1 Yang bisa dilakukan untuk


2. Kemungkinan mengatasi masalah asam
masalah untuk di urat pada Ny M yaitu
rubah: hanya dengan mempertahankan
sebagian agar aktifitas pasien
terkontrol dan bisa di
lakukan dengan perawatan
yang benar

3. Potensi masalah Potensial masalah dapat di


untuk di cegah : 2/3 x 1 2/3 cegah cukup,karena saat ini
cukup ny M sudah pernah berobat
dan dalam hal makan masih
seperti biasa ( tidak minum
es tetapi masih makan
kacang kacangan ) dan
gejala yang muncul linu-
linu dan kesemutan pada
tangan dan lutut sendi
terasa nyeri khusunya
daerah persendian kaki

4. Menonjolnya Keluarga menyadari


masalah: masalah perlunya perawatan asam
yang dirasakan yang 2/2 x 1 1 urat karena keluarga
harus segera di beranggapan kesehatan itu

43
tangani penting

Jumlah

3 2/3

PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

44
KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI

3/3 x 1 1 Keluarga tidak memahami


1. Sifat masalah : aktual dengan baik masalah
kesehatan yang dialami
Ny.M

2. Kemungkinan Pemberian informasi


½x2 1
masalah dapat diubah tentang penyakit dan
: hanya sebagian kebutuhan perawatan akan
sulit dipahami karena
kemampuan keluarga
menyerap informasi kurang
baik, pendidikan rendah

3. Potensial masalah Membantu keluarga


2/3 x 1 2/3
untuk dicegah : cukup memahami masalah
kesehatan bisa dilakukan
melalui bahasa keluarga
dengan memberi edukasi
kepada keluarga.

4. Menonjolnya Keluarga tidak merasakan


masalah: keluarga adanya masalah yang harus
2/2 x 1 segera ditangani
menyadari bahwa 1
mereka kurang paham
dan mereka ingin
diberi penjelasan
yang lebih rinci

45
jumlah

3 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


1. Gangguan rasa nyaman: linu-linu dan kesemutan pada keluarga
Tn. A yaitu Ny. M terutama dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah yang dialami oleh
Ny.M
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara
pencegahan, perawatan dan pengobatan s.d kurangnya informasi
dan keterbatasan menyerap informasi.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman
Definisi : Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirital,
lingkungan dan social
Intervensi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.

46
4. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
5. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
6. Ajarkan teknik non farmakologis (nafas dalam)
7. Anjurkan untuk relaksasi
2. Defisit pengetahuan
DEFINISI : Penyakit penyebab cara pencegahan perawatan dan pengobatan sampai dengan
kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasiketiada atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Intervensi :
a. Identifikasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
d. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
e. Jelaskan kemungkinan terjadi komplikasi
f. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang di rasakan
g. Diskusikan bersama keluarga tentang jenis makanan/diiet untuk penyakit.
h. Berikan kesempatan untuk bertanya

3.5

47
3.5 Inplementasi dan evaluasi

No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 30/03/2020 Gangguan a. Mengidentifiksi lokasi, S : Ny. M mengatakan
rasa karakteristik, durasi, sering merasa tidak
nyaman frekuensikualitas, nyaman, tanggan dan kaki
intensitas nyeri terasa kesemutan dan
b. Mengidentifikasi skala linu-linu.
nyeri. - Terasa
c. Mengidentifikasi faktor sangat nyeri atau
yang memperberat dan kesemutan jika dibuat
memperingan nyeri. aktivitas.
d. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu O :- Ny. M Tampak Gelisah
nyeri. - Ny. M
tampak Meremas”
e. Menganjurkan
tangan saat tangan
menggunakan analgesik kesemutan
secara tepat. - Ny. M
tampak Memegang lutut
f. Mengajarkan teknik non saat terasa nyeri
farmakologis (nafas - TTV
- TD:
dalam) 120/80mmhg
g. Menganjurkan untuk - N:80
x/menit
relaksasi - S:36 c
- RR:
20x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. 30/03/2020 Defisit a. Mengidentifikasi S : keluarga mengatakan

48
Pengetahu kesiapan dan kempuan belum mengerti tentang
an menerima informasi penyebab dan gejala
b. Menyediakan materi asam urat
dan media pendidikan
kesehatan O :- keluarga tidak mampu
c. Menjelaskan penyebab menyebutkan dengan
dan faktor risiko bahasa yang sederhana
penyakit tentang penyebab dan
d. Menjelaskan tanda dan gejala asam urat.
gejala yang ditimbulkan - Ny. M
oleh penyakit bertanya mengenai
e. Menjelaskan pencegahan agar linu
kemungkinan terjadi tidak kambuh lagi dan
komplikasi makanan apasaja yang
f. Mengajarkan cara boleh di makan.
meredakan atau
mengatasi gejala yang di A : masalah belum teratasi
rasakan
g. Mendiskusikan bersama P : intervensi di lanjutkan
keluarga tentang jenis
makanan/diiet untuk
penyakit.
h. Berikan kesempatan
untuk bertanya

49
No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. 31/03/2020 Gangguan a. . Mengidentifikasi S : Ny. M mengatakan
rasa faktor yang sudah merasa sedikit
nyaman memperberat dan nyaman , tanggan dan
memperingan nyeri kaki masih terasa
b. Menjelaskan kesemutan dan linu-linu
penyebab, periode, jika dibuat aktivitas berat.
dan pemicu nyeri. O : - pasien masih terlihat
c. Menganjurkan gelisah
menggunakan - Pasien terlihat
beberapa kali
analgesik secara
mengurut lututnya
tepat. yang terasa linu
- Keluarga
d. Mengajarkan teknik
juga sudah bisa
non farmakologis
melakukan teknik
(nafas dalam)
relaksasi untuk
e. Menganjurkan untuk
membantu jika
relaksasi
keluarganya nya lagi
merasa nyeri atau
sakit.
- TTV
- TD :120/70

50
mmhg
- N :
78x/menit
- S:36,5 c
- RR:.19x/me
nit

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

2. 31/03/2020 Defisit a. Menjelaskan S : keluarga mengatakan


Pengetahu penyebab dan faktor sedikit mengerti tentang
an risiko penyakit penyebab dan gejala
b. Menjelaskan tanda asam urat.
dan gejala yang
ditimbulkan oleh O : keluarga sedikit bisa

penyakit menyebutkan dengan

c. Menjelaskan bahasa yang sederhana

kemungkinan terjadi tentang penyebab dan

komplikasi gejala asam urat.

d. Mengajarkan cara
meredakan atau A : masalah teratasi

mengatasi gejala yang sebagian

di rasakan
e. Mendiskusikan P : intervensi di lanjutkan

bersama keluarga
tentang jenis
makanan/diiet untuk

51
penyakit.
f. Berikan kesempatan
untuk bertanya

No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 01/04/2020 Gangguan a. Mengidentifikasi S : Ny. M mengatakan
rasa faktor yang sudah merasa nyaman ,
nyaman memperberat dan tanggan dan kaki sudah
memperingan nyeri jarang terasa kesemutan
b. Menjelaskan dan linu-linu.
penyebab, periode, O : - pasien sudah terasa
dan pemicu nyeri. lebih santai
c. Menganjurkan - Pasien sudah tidak
terlihat mengurut
menggunakan
lututnya
analgesik secara - Pasien dan
tepat. kelurga sudah bisa
d. Mengajarkan teknik menerapkan teknik
non farmakologis rileksasi
(nafas dalam) - TTV
e. Menganjurkan untuk - TD :130/70
relaksasi

52
mmhg
- N :
82x/menit
- S:36,7 c
- RR:.18x/me
nit

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

2. 01/04/2020 Defisit a. Menjelaskan S : keluarga mengatakan


Pengetahu penyebab dan faktor sudah mengerti tentang
an risiko penyakit penyakit asam urat dan
makanan apa saja yang
b. Menjelaskan tanda
diberbolehkan dan tidak
dan gejala yang
diperbolehkan untuk
ditimbulkan oleh
dimakan.
penyakit
c. Menjelaskan
O : saat ditanya keluarga
kemungkinan terjadi
dan pasien mampu
komplikasi
menyebutkan dengan baik
d. Mengajarkan cara
tentang penyebab dan
meredakan atau
gejala asam urat dan
mengatasi gejala yang
menerapkan pemilihan
di rasakan
makanan yang dapat
e. Mendiskusikan
mengurangi risiko asam
bersama keluarga
urat
tentang jenis

53
makanan/diiet untuk A : masalah sudah teratasi
penyakit.
f. Berikan kesempatan P : intervensi dihentikan
untuk bertanya

54
DAFTAR KUNJUNGAN
PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DI RUMAH TN.A DESA PISANG KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN
NGANJUK

No. Hari/ Tanggal Jumlah Materi Kunjungan Ttd Pasien/ Ttd


Kunjungan Anggota Mahasiswa
Keluarga

55
1. SENIN, 1 1. Informed contsent
30 Maret 2020 2. Mengkaji keluhan dan
Pukul 09.15 masalah dalam keluarga
pasien
3. Melakukan pemeriksaan fisik
pada setiap keluarga
4. Menemukan masalah pada
salah satu anggota keluarga
5. Menjelaskan bagaimana
terjadinya penyakit asam urat
dan apasaja yang memicu
nyeri
6. Mengajarkan teknik nafas
dalam untuk teknik non
farmakologi.
7. Mengatur kontrak untuk
kunjungan selanjutnya.

2. SELASA, 2 1. Mengkaji keluhan pasien


31 Maret 2020 2. Mengulangi pertanyaan dan
Pukul 11.00 mengali tingkat pengetahuan
pasien dan keluarga tentang
kunjungan kemarin
menanyakan kepada pasien
apakah sudah lebih
mengetahui tentang penyakit
yang diderita, apasaja yang
memicu dan memperparah
penyakit asam urat pasien
serta terapi penangananya.
3. Mengajarkan dan mengulang
kembali teknik nafas dalam
untuk mengurangi nyeri
4. Mengatur kontrak untuk
kunjungan berikutnya.

1. Mengkaji keluhan pasien


3. RABU, 2. Mengulangi pertanyaan dan
01 April 2020 mengali tingkat pengetahuan
Pukul 10.00 pasien dan keluarga tentang
kunjungan kemarin
menanyakan kepada pasien

56
apakah sudah lebih
mengetahui tentang penyakit
yang diderita, apasaja yang
memicu dan memperparah
penyakit asam urat pasien
serta terapi penangananya.
3. Mengajarkan dan mengulang
kembali berbagai cara
mengurangi keluhan nyeri
psien dengan mengatur nafas
dalam, teknik kompres
hangat serta mengedukasi
pengunaan obat yang
tepatuntuk mengurangi nyeri
4. Mengatur kontrak untuk
kunjungan berikutnya.

57

Anda mungkin juga menyukai