MAKALAH
(METODE KANGGURU)
Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat makalah yang dengan
baik dan mendekati sempurna.
Kami merancang makalah ini dengan bentuk se’sederhana mungkin untuk
dapat di mengerti oleh para pembaca makalah ini, dan dapat diserapi akan ilmu
pengetahuan yang tersirat di dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ada
dalam makalah ini, oleh dari pada itu kami mengharap setidaknya saran maupun
kritik dari anda para pembaca makalah ini, demi terciptanya makalah yang lebih
baik di masa yang akan datang.
i
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masala.....................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Metode Kangguru.....................................................................3
B. manfaat Perawatan Metode Kanguru......................................................4
C. Cara memegang atau memposisikan bayi...............................................7
D. Cara melekatkan bayi..............................................................................7
E. Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar ........................................7
F. baju kangguru .........................................................................................8
G. Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara..............9
H. Posisi Perawatan Metode Kangguru.......................................................10
I. Kriteria Bayi Untuk Metode Kangguru...................................................11
J. Waktu Pelaksanaan Metode Kangguru...................................................11
K. cara pemantauan kondisi bayi.................................................................12
L. Tanda-tanda bahaya................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data World HealthOrganization (WHO) memperlihatkan sekitar 20
Juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat
disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (premature) maupun
perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir
rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN).
Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, premature dan BBLR menyumbang
lebih dari seperlima kasus, dan indonesia terdaftar sebagai negara di urutan
ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal pertahun menurut data WHO.
Prevealensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2 % dan
menyumbang 29,2% AKN.
Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan
kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi
kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat,
penanganan selama persalinan yang tidak dapat dan tidak bersih, serta
perawatan neonatal yang tidak adekuat.
Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki
bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan
secara bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan
meningkat kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan
sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat dan
upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat berat lahir rendah,
infeksi pasca lahir. (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipornia dan asfiksia.
Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang
tidak mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.
Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah
fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas
1
bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kangguru (PMK)
merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk
memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI,
perlindungan infeksi dan stimulasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Metode Kangguru ?
2. Apa saja manfaat Perawatan Metode Kanguru ?
3. Bagaimana Cara memegang atau memposisikan bayi ?
4. Bagaimana Cara melekatkan bayi ?
5. Apa saja Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar ?
6. Bagaiaman bentuk baju kangguru ?
7. Bagaiamana Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua
cara?
8. Bagaimana Posisi Perawatan Metode Kangguru ?
9. Apa saja Kriteria Bayi Untuk Metode Kangguru ?
10. Kapan Waktu Pelaksanaan Metode Kangguru ?
11. Bagaiaman cara pemantauan kondisi bayi ?
12. Apa saja Tanda-tanda bahaya ?
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan penyuluhan
pendidikan kesehatan perawatan BBLR dengan metode kangguru.
2
BAB II
PENDAHULUAN
3
dan perkembangan bayi.
Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen yaitu : kontak kulit ke
kulit ( skin to skin contact), pemberian asih dan dukungan terhadap ibunnya.
Literatur terbaru menambahkan satu komponen sehingga menjadi 4 komponen
yaitu kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo suport dan kangaroo
discharge. Posisi kanguru adalah menenpatkan bayi pada posisi di antara
kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya
mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi dan
kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau
pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan
posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah
kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas
tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan
bayi. Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu
meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian
ASI perah. Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun
emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat
melakukan PMK untuk bayinya. Sedangkan kangaroo discharge adalah
membiasakan ibu melakukan PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan
bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah.
Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah
dan dapat digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.2
4
1. Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal (AKN)
Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol
secara acak yang membandingkan PMK dengan perawatan konvensional
(menggunakan inkubator). Data Cochrane menunjukkan bahwa jumlah
kematian bayi yang dilakukan PMK lebih sedikit dibandingkan bayi yang
dirawat dalam inkubator.
Penelitian di Addis Abeba memperlihatkan jumlah bayi yang
meninggal pada kelompok PMK sebesar 22,5 % sedangkan pada
kelompok non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari kepustakaan di atas
jelaslah terlihat bahwa PMK bermanfaat dalam mencegah kematian
neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa manfaat
PMK lain di bawah ini.
Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut
jantung bayi Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat
menstabilkan suhu, laju pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih
cepat dari bayi yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa
nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital dapat lebih
cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso di RSCM memperlihatkan bahwa
dengan menggunakan metode kanguru, BBLR akan lebih cepat mencapai
kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs. 180
menit).
2. Manfaat PMK dalam mengurangi infeksi
Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK
dalam mengurangi kejadian infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada
PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada pada tubuh ibunya
sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang mengalami sepsis
sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol
(p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya menyebutkan manfaat
PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi 41 minggu
(RR 0,49, 95% CI 0,25 – 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya
5
infeksi pada bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa
perawatan lebih singkat, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
3. Manfaat PMK dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi
Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang
badan dan lingkar kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan
berat badan, panjang badan dan lingkar kepala BBLR yang menjalani
PMK lebih tinggi secara bermakna dibandingkan BBLR yang mendapat
perawatan dengan metode konvensional.
Subedi memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan BBLR dapat
mencapai 30 g/hari, sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan
yang mirip yaitu 29 g/hari. Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan
bahwa BBLR yang dilakukan PMK memiliki nilai perkembangan yang
lebih baik secara bermakna dibandingkan BBLR dengan metode
konvensional.
4. Manfaat PMK dalam meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya
dengan pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat
mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK,
terlebih pada PMK kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu,
menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu
setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah merasakan
tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan-gerakan
pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan
bayi untuk mencari puting susu ibunya.
Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan
jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan
ASI saat bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan
PMK, ibu dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa harus
mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.
6
Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama
dibandingkan bayi yang mendapat perawatan dengan metode
konvensional. Perawatan metode kanguru juga meningkatkan ikatan
(Bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi
yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara
langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat
meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering
memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi
langsung ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah
menggunakan cangkir (cup feeding) dan dengan selang (orogastric tube).
Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan
di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK
juga meningkatkan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu. Cara melakukan
IMD pada PMK.
7
4. Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola
payudara bagian bawah
5. Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadang berhenti.
F. baju kangguru
1. kanga carrier
2. thari
8
3. selimut tradisional
9
H. Posisi Perawatan Metode Kangguru
Posisi bayi tegak dan telungkup di atas dada ibu. Bayi didekap
dengan menggunakan baju kanguru (Gambar 1 dan 2). Metode PMK
dilakukan selama 24 jam sehari dan pengamatan frekuensi tangisan bayi
dilakukan 10 jam dalam sehari (jam 08.00 – 22.00) selama 3 hari berturut-
turut.
Pada kelompok PMK posisi lateral dekubitus, bayi yang sudah
mengenakan popok dan topi segera didekapkan ke dada ibu yang tidak
mengenakan pakaian dalam sehingga bagian kanan badan bayi
bersentuhan dengan dada ibu. Posisi bayi miring di atas dada ibu. Bayi
10
didekap dengan menggunakan baju kanguru. Posisi PMK dilakukan
selama 24 jam sehari dan pengamatan frekuensi tangisan bayi dilakukan
10 jam dalam sehari (jam 08.00 – 22.00) selama 3 hari berturut-turut.
Posisi PMK lateral dekubitus memungkinkan bayi mendapatkan
posisi fleksi seperti di dalam rahim ibu. Posisi lateral dekubitus dapat
mengurangi perasaan tidak nyaman pada bayi akibat lingkungan
intrauterin yang terputus saat terlahir prematur dan masa transisi ke
ekstrauterin yang berlangsung cepat. Usaha untuk menciptakan lingkungan
yang stabil tersebut merupakan tahap penting untuk mencapai
perkembangan yang normaldi kemudian hari.14 Telah dibuktikan bahwa
rerata frekuensi tangisan pada kelompok PMK lateral dekubitus lebih
sedikit secara bermakna dari pada kelompok PMK pronasi pada hari
pertama, kedua dan ketiga etelah lahir. Terlihat pula pada kedua kelompok
terjadi penurunan frekuensi tangisan dari hari ke hari. Keterbatasan
penelitian adalah pengamatan frekuensi tangisan hanya dilakukan 10 jam
dalam sehari dan hanya sampai hari ke-3 perawatan. Disimpulkan bahwa
PMK posisi lateral dekubitus lebih memberi rasa nyaman pada bayi dan
menurunkan frekuensi tangisan bayi dibandingkan PMK posisi pronasi.5
11
5. lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa oksigen
6. setelah keluar dari incubator
L. Tanda-tanda bahaya
1. Kesulitan bernafas ( bayi merintih )
2. Serangan apnu yang lama
3. Bayi terasa dingin
4. Sulit minum
5. Kejang
6. Diare
7. Kulit menjadi kuning
BAB III
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode kanguru merupakan salah satu teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk perawatan
BBLR sangat terbatas.
2. Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar menggantikan inkubator,
namun juga memberi berbagai keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh
inkubator.
3. Keuntungan menggunakan metode kanguru antara lain meningkatnya
hubungan ibu-bayi, stabilisas suhu tubuh bayi, stabilisasi laju denyut
jantung dan pernapasan, pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang
lebih baik, mengurangi stres baik pada ibu maupun bayi, tidur bayi lebih
lama, memperpanjang masa ‘kewaspadaan’ (alert) bayi, mengurangi lama
menangis, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan
produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkat masa
rawat di rumah sakit.
4. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir
rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim
sehingga memberi peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik di
dunia luar.
5. Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode
yang sangat bermanfaat ini.
B. Saran
Perawatan Metode Kangguru ini dapat digunakan lebih efektif bagi
tenaga kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar
bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada
bayi BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
13
Alasiry E. Perbandingan Frekuensi Tangisan antara Perawatan Metode Kanguru
Posisi Pronasi dengan Posisi Lateral Dekubitus pada Bayi Berat Lahir
Rendah. Sari Pediatri vol 13; 2012.
Ddangsjarif (2010), SOP Perawatan Metode Kangguru, http://dadangsjarif.
Wordpress.com/lain-lain/sop-perawatan-metode-kanguru/
Kangguru Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru, http Ikatan
Dokter Anak Indonesia » Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Meningkatkan Pemberian ASI.htm
Hanani. 2011. Kangaroo Mother Care
http://sihhanani.blogspot.co.id/2011/11/kangaroo-mother-care.html
Diakses : 10 oktober 2015
Rahmayanti. 2011. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Pada Ibu Yang
Memiliki BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2011.
http://lib.ui.ac.id/ diakses : 10 oktober 2015.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. 2014. Makassar. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin.
WHO (2002), Perawatan Metode Kanguru, Departement of Reproductive Health
and Reseacrh World Health Organization, Jakarta : Perinasia
14