Anda di halaman 1dari 15

Nama Dosen : Sulfianti, S.SiT.,M.

Keb
Tugas : Kelompok

MANAJERIAL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL DI


KOMUNITAS

Di Susun Oleh:
KELOMPOK II
ANDI DELI HERONI BSN 18952
HERLINDAH BSN 18960
SATRIANI BSN 18973

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA


BONE
TAHUN AKADEMIK 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah manajerial
asuhan kebidanan komunitas. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, keterbatasan pengetahuan
penulis oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Namun demikian penulis berharap, semoga apa yangsudah penulis
persembahkan ini dapat bermanfaat khususnya pada penulis dan pembaca pada
umumnya.

Bone, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi asuhan intranatal....................................................................3
B. Falsafah ibu bersalin di komunitas......................................................3
C. Tujuan asuhan intranatal......................................................................4
D. Syarat persalinan di rumah..................................................................4
E. Standar pelayanan kebidanan..............................................................5
F. Persiapan bidan ...................................................................................6
G. Persiapan rumah dan lingkungan.........................................................7
H. Persiapan alat atau bidan kit................................................................8
I. Persiapan ibu dan keluarga..................................................................9
J. Manajemen ibu intranatal....................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan kebidanan di Indonesia tidak begitu pesat, hal ini dapat
dilihat dari sejak dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai
saat ini perkembangan pelayanan belum dapat mencapai tingkat yang
profesional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih banyak ditujukan pada
kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologisnya. Ibu dan
anak ini berada di dalam suatu keluarga yang ada di dalam suatu masyarakat.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan
perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab
memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa
hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk
pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah,
posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa,
dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat
desa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu
tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat
sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan
bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat
menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam
menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun
keluarga dan masyarakat sekitarnya (Rafless, 2011).
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan yang bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal di dalam suatu masyarakat
dikomunitas tertentu oleh karena itu memberikan pelayanan tidak hanya
memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan
faktor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan ini dapat berupa sosial,
politik, dan keadaan ekonomi. Asuhan kebidanan yang diberikan berfokus
pada making pregnancy safer.pelayanan yang diberikan di upayakan

1
memenuhi standar.kebidanan komunitas diperkukan agar bidan dapat
mengenal kehiduoan sosial ibu dan anak yang dapat mempengaruhi status
kesehatannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah manajerial asuhan kebidanan komunitas dirumah?
2. Apa sajakah standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuha
kebidanan kepada ibu intranatal?
3. Apa sajakah yang harus dipersiapkan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan?
4. Bagaimanakan manajemen ibu intranatal?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui proses manajerial asuhan kebidanan komunitas
dirumah
2. Untuk mengetahui dan memahami standar pelayanan kebidanan dalam
memberikan asuha kebidanan kepada ibu intranatal
3. Untuk mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan
4. Untuk mengetahui manajemen ibu intranatal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi asuhan intranatal


Suatu pendekatan yang berpusat kepada individu di masyarakat yang
membutuhkan kemampuan analisis tinggi dan cepat terutama yang
berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
Memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai standar, diharapkan dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan
persalinan.
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan
kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan.
Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang
bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan.
Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan
standar, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan
dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
B. Falsafah Ibu Bersalin Di Komunitas
1. Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas
terhadap pelayanan masyarakat.
2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan
kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk
dukungan.

3
3. Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya
baik emosi,fisik dan sosial
4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek
keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.
C. Tujuan asuhan intranatal
1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan
2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam susana yang
menyenangkan
3. Menyiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan
4. Agar tujuan tersebut di atas dapat tercapai, ada 5 hal penting yang perlu
didiskusikan dengan ibu dan keluarga yaitu:
a. Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan, yang
mencakup unsur-unsur berikut:
 Tempat persalinan
 Tenaga penolong persalinan
 Cara menjangkau tempat persalinan
 Pendamping persalinan
 Biaya yang dibutuhkan untuk persalinan
 Siapa yang mengurus keluarga pada saat ibu bersalin
 Rencana metode kontrasepsi yang akan digunakan
b. Membuat rencana pengambilan keputusan pada keadaan gawat darurat,
apabila pengambilan keputusan utama tidak berada di tempat
c. Mengatur sistem transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan
d. Membuat rencana tabungan bersalin (Tabulin)
e. Mempersiapkan peral atan untuk melahirkan
D. Syarat persalinan di rumah
Pemilihan persalinan di rumah merupakan hak dari ibu dan keluarga. Ibu
boleh memilih siapa yang mendampinginya pada saat persalinan. Meskipun
begitu ibu dan keluarga harus memperhatikan syarat-syarat persalinan di
rumah, di antaranya adalah:

4
1. Adanya bidan terlatih dalam melakukan pertolongan persalinan
2. Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan
kemungkinan komplikasi
3. Bidan dipanggil bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban
pecah
4. Tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat
5. Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
6. Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
7. Adanya kesepakatan atau informed consent antara bidan dengan
ibu/keluarga
8. Tersedia alat transportasi untuk merujuk
9. Tersedia peralatan yang lengkap dan berfungsi
E. Standar pelayanan kebidanan
1. Asuhan persalinan kala I
Tujuannya adalah: untuk memberikan pelayanan kebidanan yang
memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman
untuk ibu dan bayi.Pernyataan standar: bidan menilai secara tepat bahwa
persalina sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan
yang memadai dan memperhatikan kebutuhan klien selama proses
persalinan berlangsung. Hasilnya:
a. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat
waktu bila diperlukan
b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih
c. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu/bayi akibat partus lama
2. Persalinan kala II yang aman
Tujuannya adalah: memastikan persalinan yang bersih dan aman
untuk ibu dan bayinya. Pernyataan standar: bidan melakukan pertolongan
persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien
serta memperhatikan tradisi setempat. Hasilnya:
a. Persalinan yang bersih dan aman

5
b. Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan
c. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan
d. Menurunnya komplikasi seperti perdarahan post partum, asfiksia
neonaturum, trauma kelahiran
e. Menurunnya angka sepsis puerperalis
3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Tujuannya adalah: membantu pengeluaran secara aktif pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca
persalinan, memperpendek waktu persalinan kala III, mencegah terjadinya
atonia uteri, dan retensio plasenta. Pernyataan standar: secara rutin bidan
melakukan penatalaksanaan aktif kala III Hasilnya:
a. Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala
III
b. Menurunkan terjadinya atonia uteri
c. Menurunkan terjadinya retensio plasenta
d. Memperpendek waktu persalinan kala III
e. Menurunkan terjadinya post partum akibat salah penanganan kala III
4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Tujuannya dalah: mempercepat persalinan dengan melakukan
episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat gawat janin
meregangkan perineum. Pernyataan standar: bidan mengenali secara tepat
tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan segera melakukan
episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan
perjahitan perineum. Hasilnya:
a. Penurunan kejadian asfiksia neonaturum
b. Penurunan
F. Persiapan bidan
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga
bidan yang bekerja dikomunitas. Di indonesia pendidikan bidan yang ada
sekarang diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa,
puskesmas, maupun puskesmas pembantu dilihat dari tugas-tugasnya

6
berfungsi sebagai bidan komunitas persiapan bidan dalam memberikan asuhan
intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya
terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan pelayanan
persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang tepat untuk merujuk
kasus-kasus kegawatdaruratan. Dengan demikian bisa menyelamatkan ibu dan
bayi dan dapat menurunkan AKI.
Beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh bidan:
1. Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan .
2. Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk
persalinan dan kelahiran bayi.
3. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
dan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperrlukan
serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
4. Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena
jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai
dapat memahayakan keselamatan ibu dan bayinya.apabila iu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.
5. Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional,
membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi,
memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur,
serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
teknik pencegahan infeksi.
G. Persiapan rumah dan lingkungan
Lingkungan persalinan dapat didefinisikan sebagai area disekitar tempat
kelahiran. Rumah merupakan lingkungan yang sudah dikenal wanita sehingga
ia dapat merasa nyaman dan rileks selama persalinan, tempat ia dapat
mempertahankan privasi dan dikelilingi oleh orang-orang yang diinginkannya,
yang akan memberikan ketenangan dan dukungan pada dirinya. Namun
wanita juga dapat merasakan tenang karena ia merasa berada dalam

7
lingkungan yang memiliki teknologi pelayanan dari para ahli. Keseimbangan
dapat disediakan dengan membuat unit maternitas menjadi tidak terlalu
bersifat institusional, dengan sistem asuhan yang memungkinkan ibu dan
keluarganya mendapatkan jenis dan standar asuhan yang dapat memenuhi
kebutuhan fisik, emosional, sosial dan psikologis mereka.
Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung
harus memiliki pencahayaan penerangan yang cukup, ranjang sebaiknya
diletakkan ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun
kanan, dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan. Persiapan
untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan, perlu
disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan
memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan
bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tinggal ibu di daerah
pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut,
kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga
kehangatan tubuh bayi.
Persiapan rumah dan lingkungan meliputi:
1. Tersedia ruangan yang bersih dan layak.
2. Terdapat sumber air bersih, air panas, dan air dingin.
3. Tersedia penerangan yang baik.
4. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan
jika diperlukan saat melakukan rujukan tau tersedia mobil yang bisa
digunakan saat diperlukan untuk merujuk.
5. Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan
6. Tempat nyaman
7. Adanya penerangan yang cukup
8. Ruangan sebaiknya cukup luas
H. Persiapan alat atau bidan kit
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Monoaural/dopler

8
4. Jam yang mempunyai detik
5. Termometer
6. Partus set (2 buah klem tali pusat, pengikat tali pusat, gunting tali pusat,
penghisap lendir bayi, kateter, sarung tangan)
7. Heacting set (naldfoolder, jarum otot dan kulit, benang)
8. Bahan habis pakai (injeksi oksitosin, injeksi lidokain, kapas, kasa,
detol/lisol, povidon iodin, larutan klorin)
9. Set kegawadaruratan (infus set)
10. Bengkok
11. Tempat basah tajam, basah dan kering
12. Alat-alat proteksi diri (celemek, sepatu, tutup kepala, masker, kaca mata)
I. Persiapan ibu dan keluarga
1. Waskom besar
2. Tempat / air untuk penyediaan air
3. Kendil / kuali untuk ari-ari
4. Tempat untuk cuci tangan (air mengalir) + sabun + handuk kering
5. Baju daster
6. Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh di atas alas plastik
atau karet
7. Satu gurita atau stagen
8. BH menyusui
9. Pembalut
10. Satu handuk
11. Sabun
12. Dua waslap
13. Perlengkapan pakaian bayi
14. Selimut bayi
15. Kain halus / lunak untuk menerima dan membungkus bayi
J. Manajemen ibu intranatal

9
Manajemen asuhan intranatal merupakan langkah ilmiah dan sistematis
sehingga dalam pelaksanaannya bidan harus memahami alur pikir manajemen
asuhan intranatal di rumah. Alur pikir manajemen asuhan intranatal adalah:
1. Pengumpulan data
2. Subjektif
3. Objektif
4. Evaluasi efektif
5. Melaksanakan asuhan
6. Rencana asuhan
7. Menilai kebutuhan
8. Diagnosis
9. Identifikasi masalah
10. Data akurat, analisis, pengetahuan esensial.
11. Tepat waktu aman
12. Ada masalah lain yang menyertai

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu pendekatan yang berpusat kepada individu di masyarakat yang
membutuhkan kemampuan analisis tinggi dan cepat terutama yang
berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
Memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai standar, diharapkan dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan
persalinan.
Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas
terhadap pelayanan masyarakat.Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan
dapat di tingkatkan kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi
berbentuk dukungan.Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu
dan keluarganya baik emosi,fisik dan sosial. Asuhan di berikan secara terus
menerus yang menekankan pada aspek keamanan menajemen klinis yang
sesuai standar.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan , dalam memberikan asuhan kebidanan
komunitas haruslah sesuia dengan standar pelayanan kebidanan. Juga
diperlukannya persiapan – persiapan yang matang dalam memberikan asuhan
kebidanan , baik itu persiapan yang dilakukan oleh bidan, ibu, keluarga serta
masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal –


Neonatal. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Yeni dkk. . Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai