Anda di halaman 1dari 7

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

 Pengertian teori dan model konseptual asuhan kebidanan


Model adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang
bidan dalam memberi asuhan kebidanan dan tidak terlepas dari teori yang memengaruhinya.
Konsep adalah penompang teori, yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji
melalui observasi atau penelitian. Model asuhan kebidanan (Model of Maternity Care) dapat
diartikan sebagai cara perawatan maternitas yang diatur, siapa yang akan memberikan asuhan
dan bagaimana tenaga kesehatan menyediakan asuhan tersebut. Model konseptual kebidanan
adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan.
Model asuhan kebidanan dilakukan oleh bidan secara professional harus terfokus pada
perempuan dan menempatkan perempuan sebagai mitra. Bidan memberikan asuhan
komprehensif, mandiri dan bertanggung jawab terhadap asuhan yang berkesinambungan
sepanjang siklus kehidupan perempuan dan memberikan asuhan sesuai dengan filosofi
sebagai dasarr dalam model praktik kebidanan.
Model asuhan kebidanan diterapkan pada perempuan atau Women Centred Care yaitu
istilah yang digunakan untuk menggambarkan filosofi asuhan maternitas yang mencakup
pendekatan holistic dengan mengenali kebutuhan sosial, emosional, fisik, spiritual dan
budaya setiap wanita. Prinsip dasar asuhan yang berpusat pada wanita adalah memastikan
focus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal dari kehidupan keluarga. Fase keibuan ini
menunjukkan secara lengkap makna dan nilai dari setiap wanita. Model konseptual kebidanan
adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif keilmuan
yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan
(Fawcett, 1992)
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
harus dijawab dalam penelitian.
 Kegunaan model konseptual adalah:
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-ilmu
social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan
disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
 Komponen model kebidanan
Model kebidanan dibagi menjadi 5 komponen yaitu :
1. Memonitor kesejahteraan ibu.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan konseling.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetrik.
5. Melakukan rujukan.
 Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a. Ibu dalam keluarga
b. Konsep kebutuhan
c. Partnership
d. Faktor kedokteran dan keterbukaan
 Model medical Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk
membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman tindakan.
 Model sehat untuk semua (Health for All=HFA) Model ini dicetuskan oleh WHO
dalam deklarasi Alma Ata tahun 1978. Focus pelayanan ditujukan
kepada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari
bidan-bidan Negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simment (1992):
a. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
b. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif
c. Partisipasi masyarakat
d. Kerjasama yang baik pemerintah dengan sector lain yang terkait
e. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari system pelayanan
kesehatan

 PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktik ilmu
pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal yang
dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi dan
merupakan suatu value dalam masyarakat dan Negara yang mampu menjaga setiap
langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya

 Teori Model Kebidanan Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat
secara jelas menguraikan fenomena yang penting dalam sebuah disiplin teori.
1. Ruper, Lagan dan Tietney, Activity of Living Model
Model yang dipengaruhi oleh Voirginia Handerson Model, terdiri dari lima
elemen:
a. Rentang kehidupan
b. Aktivita s kehidupan
c. Ketergantungan atau kebebasan individu
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu
Dalam model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia sebagai proses
kehidupan, yaitu:
a. Mempertahankan lingkungan yang aman
b. Komunikasi
c. Bernafas
d. Makan dan minuman
e. Eliminasi
f. Berpakaian dan kebersihan diri
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Mobilisasi
i. Bekerja dan bermain
j. Seksualitas
k. Tidur 
2. Rosefmary Methuen Merupakan aplikasi dari Oream dan Handerson, model
terhadap asuhan kebidanan, diamana dalam system perawatan ada lima metode
pemberian bantuan, yaitu:
a. Mengerjakan untuk klien
b. Membimbing klien
c. Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan sekarang dan masa yang akan dating.
e. Mengajarkan klien Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan
melakukan ssuatu untuk membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya.
Manfaat model ini adalah sebagai bukti praktik pengkajian kebidanan yang
tidak didasarkan pada kerangka kerja dari tradisi manapun. 
3. Roy Adaption Model Pencetusnya
Adalah suster Callista Roy (1960) sebagai dasarnya makhluk biopsikososial yang
berhubungan dengan lingkungan.
4. Neman System Model
Adalah model yang merupakan awal dari kesehatan individu dan komunitas
(system klien) yang digambarkan sebagai pusat energy yang dikelilingi oleh garis
kekuatan dan pertahanan:
a. Pusatnya adalah variable fisiologis, psikologis, sosial cultural dan
spiritual.
b. Garis kekuatan adalah kemampuan system klien untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
c. Garis pertahanan nenunjukkan status kesehatan umum dari individu. 
d.
 Teori-Teori Yang Mempengaruhi Model Kebidanan 
1. Teori Reva Rubin
Rubin adalah seorang bidan dari Amerika Serikat yang penelitianya
mempunyai pengaruh dalam pelayanan terhadap ibu dan bayi. Rubin
mengemukakan teorinya setelah melakukan beberapa penelitian mengenai peran
ibu. Menurut Rubin, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses
belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan. Dalam proses ini, seorang
wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak
sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi
khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-
harapan antara lain:
a. kesejahteraan ibu dan bayi
b. penerimaan dari masyarakat
c. penentuan identitas diri
d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima Perubahan umum
pada perempuan hamil

  Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai
perannya:
a. Anticipatory Stage
Pada tahap ini seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan
memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. Honeymoon Stage
Pada tahap ini ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang
dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga
yang lain.
c. Plateu stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai
seorang ibu, namun ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu
kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Pada tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran
dihentikan. Pada tahap ini sebagai orang tuan belum jelas.
Tiga aspek yang teridentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gam aran
tentang diri, dan gambaran tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah wanita yang memandang
dirinya sebagi bagian dari pengalaman dirinya. Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan
fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubuhan fisik yang terjai selama kehamilan dan setelah
melahirkan. Rubin membagi tiga tahap aktivitas penting sebelum seseorang menjadi ibu :
1. Taking on : wanita meniru dan melakukan peran ibu
2. Taking in : fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi mulai membayangkan
peran yang akan dilakukanny.
3. Letting go : wanita mengingat Kembali proses dan aktivitas yang sudah
dilakukannya, baik interpersonal maupun situasional yang berhuungan dengan
masa lalu dirinya (sebelum proses) yang menyenangkan maupun yamng tidak,
serta harapan untuk masa yang akan dating.
Adaptasi psikososial pada pascapartum:
1. Konsep dasar
a. Periode pascapartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu dan lebih
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
b. Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi
orang tua pada masa pascaprtum adalah:
 Respo dan dukungan dari keluarga dan teman
 Hubungan pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
 Pengalaman melahirkan dqan membesarkan anak yang lalu
 Periode ini diuraikan oleh Rubin dalam tiga tahap, yaitu taking on, taking
hold, dan letting go.
2. Periode taking on
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b. Kemungkinan akan mengulangi pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan.
c. Tidur tanpa ada gangguan sangat penting bagi ibu
d. Peningkatan nutrisi sangat dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah, kurang nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi
ibu tidak berlangsung normal.
3. Periode taking hold
a. Periode ini berlangsung pada hari kedua sampai keempat pascapartum, ibu
menjadi perhatian pada keampuannya menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.
b. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, berkemih, defekasi
dan kekuatan atau ketahanan tubuhnya.
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada masa
ini, ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan aktivitas. Ia
cenderung menerima nasihat bidan karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
4. Periode letting go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, ibu harus
beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat bergantung dapat
menyebabkan berkurangnya hak, kebebasan, dan hubungan sosial ibu.
c. Depresi pascapartum ini dibedakan menjadi dua yaitu sedang dan mudah
berubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi 1-2 minggu
kemudian. Banyak ibu mengalami perasaan “let down” setelah melahirkan.

2. Teori Ramona T. Mercer


Ada dua pembahasan dalam teori Mercer, yaitu efek stress anterpartum
dan pencapaian ibu. Stress anterpartum adalah komplokasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dalam hidupnya. Ada enam factor yang
berhubungan dengan status kesehatan, yaitu hubungan interpersonal, peran
keluarga, stress anterpartum, dukungan sosial, rasa percaya diri, dan
penguasaan rasa takut, keraguan dan depresi. Mercer mengatakan bahwa stress
yang disebabkan adanya resiko dalam kehamilan akan mempengaruhi
penilaian diri terhadap status kesehatan.
Mercer mengungkapkan empat tahap pelaksanaan peran ibu:
a. anticipatory

Anda mungkin juga menyukai