67%(3)67% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
3K tayangan42 halaman
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) di Indonesia. JNPK-KR didirikan pada tahun 1994 oleh beberapa lembaga kesehatan untuk mengelola program pelatihan klinik bagi tenaga kesehatan. JNPK-KR terdiri dari berbagai tingkatan pelatihan mulai dari tingkat kabupaten/kota (P2KP), provinsi (P2KS), hingga regional (P2KT
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) di Indonesia. JNPK-KR didirikan pada tahun 1994 oleh beberapa lembaga kesehatan untuk mengelola program pelatihan klinik bagi tenaga kesehatan. JNPK-KR terdiri dari berbagai tingkatan pelatihan mulai dari tingkat kabupaten/kota (P2KP), provinsi (P2KS), hingga regional (P2KT
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) di Indonesia. JNPK-KR didirikan pada tahun 1994 oleh beberapa lembaga kesehatan untuk mengelola program pelatihan klinik bagi tenaga kesehatan. JNPK-KR terdiri dari berbagai tingkatan pelatihan mulai dari tingkat kabupaten/kota (P2KP), provinsi (P2KS), hingga regional (P2KT
JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK-KESEHATAN REPRODUKSI
AD Bab VII Ayat 16 Pasal 8/ART Bab VII Ayat 31 Pasal 4 1994 - 2013 2 Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Didirikan oleh Depkes, BKKBN, POGI, IBI dan didukung oleh JHPIEGO-USAID pada tahun 1994
Mengelola program pelatihan klinik yang diamanatkan dalam SK Menkes RI No. 786/SK/MENKES/VII/1999
Dipimpin oleh Kordinator JNPK, berkedudukan di Jakarta
Wilayah kerja terbagi atas Regional Indonesia Barat dan Timur (Provinsi dan Kabupaten)
2009: 2 P2KT (Regional), 31 P2KS (Provinsi) dan 145 P2KP (Kabupaten /Kota) 3 POGI P2KT P2KS P2KP DIREKTUR/ SEKRETARIAT DIREKTUR/ SEKRETARIAT DIREKTUR/ SEKRETARIAT KOORDINATOR STRUKTUR JARINGAN ASPEK PELATIHAN ASPEK MANAJEMEN DEPKES, BKKBN, IBI, IDI, IDAI, LAIN-LAIN
Teknis dan Pelatihan Struktur dan Komponen JNPK Manajemen JNPK-KR Asosiasi Unit-Unit Pelatihan Organisasi Profesi & Mitra Utama
IDAI PPNI DEPKES-BKKBN IBI POGI DEWAN MITRA UKK DIKLAT LATBANG DIKLAT DIKLAT JNPK Pusat BARAT BARAT BARAT TIMUR TIMUR P2KT Region UKK DIKLAT BAPELKES DIKLAT DIKLAT P2KS Prov UPF UPF UPT UPF UPF P2KP Kab/Kt
DEWAN MITRA DEWAN MITRA DEWAN MITRA DEWAN MITRA alur komando alur kordinasi alur institusi ORTALA Pasal 1. Pengertian dan Lingkup
1. JNPK-KR adalah wahana pengabdian profesi dalam bidang pelatihan klinik kesehatan reproduksi di Indonesia dan beroperasi dalam tatanan dan sistem terkait yang telah ada dan berlaku.
2. JNPK-KR merupakan asosiasi pusat-pusat pelatihan klinik berbagai organisasi profesi yang terkait dengan kesehatan reproduksi di Indonesia yang berkomitmen untuk membentuk wadah dan jaringan kerjasama yang akan dikoordinasikan oleh suatu Pusat Manajemen yang berkedudukan di Jakarta
5 3. JNPK-KR Badan Khusus POGI (AD/ART PB POGI), Pengurus Harian JNPK-KR terdiri dari asosiasi unit pelatihan Organisasi Profesi dan Dewan Mitra Utama, Kegiatan pelatihan terkait dengan kompetensi yang dibutuhkan bagi pelaksanaan program kesehatan pemerintah SK Menkes RI No. 786/SK/MENKES/VII/1999 petugas pelaksana program tersebut terdiri dari satu atau sekelompok individu dari berbagai latar belakang profesi terkait
6 4. Dalam melaksanakan pelatihan, JNPK-KR menetapkan standar pengetahuan, keterampilan dan etika klinik yang merupakan kewenangan organisasi profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, IDI, PPNI, dsb) mitra utama JNPK-KR
5. Kegiatan pelatihan klinik JNPK-KR dilaksanakan oleh bidan, perawat, dokter umum, dokter spesialis dan bermitra dengan instansi pemerintah (Depkes, BKKBN, Menneg-PP, Depdiknas, Depdagri), Organisasi Seminat (PKMI, PERINASIA) dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait.
7 Pasal 2 Dasar Pemikiran dan Landasan
Dalam menyelenggarakan kegiatannya, JNPK-KR berpedoman pada berbagai kesepakatan dan dokumen formal. Kesepakatan PB POGI, Depkes, BKKBN, Depdikbud dan IBI, tentang Pembentukan JNPK-KR diperoleh dari : Seminar Jaringan Pelatihan Klinik di Hotel Meridien, Jakarta, tahun 1994. Rapat Dekan FK Negeri Seluruh Indonesia dan CHS di Jakarta , 1994. Kesepakatan Koordinator JNPK-KR dengan Dit. RS Umdik Depkes, Oktober 1997, tentang optimalisasi pemanfaatan rumah sakit dan peran JNPK-KR.
Dokumen-dokumen pembentukan JNPK-KR adalah: Memorandum of Understanding" PB POGI dengan BKKBN tentang Pengembangan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. SK PB POGI No.22/SK/PB POGI/94 ttg Pembentukan NRC Jakarta dan Surabaya. SK PB POGI No.02/SK/PB POGI/95 ttg Pembentukan Unit Kordinator NRC PB POGI. SK Menkes No.786/MENKES/VII/1999, tanggal 7 Juli 1999 berikut petunjuk pelaksanaannya yang dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI 8 Pasal 6 Pusat Manajemen Jaringan
1. Kepemimpinan pada tingkat nasional dilaksanakan oleh Pusat Manajemen JNPK-KR, berkedudukan di Jakarta dengan masa bakti 3 tahun (mengacu pada ketentuan masa bakti PB POGI) dan terdiri dari Dewan Mitra, Ketua JNPK-KR dan Forum Koordinator.
Pengurus JNPK-KR disyahkan oleh Ketua PB POGI. Pusat Manajemen membentuk Pengurus Harian dan berperan untuk mengorganisasikan, menggerakkan dan mendorong pengembangan jaringan.
9
Pasal 7 Pusat Pelatihan Klinik Tersier
1. Pusat Pelatihan Klinik Tersier (P2KT) adalah komponen JNPK-KR tingkat regional. P2KT adalah Pusat Manajemen tertinggi untuk satu regional terkait, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan kualitas pelatihan di wilayah kerjanya, disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya (pasal 7 ayat 3).
2. P2KT dipimpin oleh seorang Ketua dengan masa bakti 3 tahun yang dipilih dari dan oleh pelatih P2KT dan Dewan Mitra setempat, direkomendasikan oleh Ketua POGI Cabang dan Direktur RS Mitra, yang kemudian ditetapkan dengan SK JNPK-KR. Pada akhir masa tugas, dilakukan pemilihan ketua baru sesuai dengan mekanisme tersebut diatas.
10 Pasal 8 Pusat Pelatihan Klinik Sekunder
1. Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) adalah komponen JNPK-KR tingkat provinsi, Pusat Manajemen tertinggi untuk satu provinsi terkait, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan kualitas pelatihan di wilayah kerjanya, disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya (pasal 8 ayat 3).
2. P2KS dipimpin oleh seorang Ketua dengan masa bakti 3 tahun yang dipilih dari dan oleh pelatih P2KS dan Dewan Mitra setempat, direkomendasikan oleh Ketua POGI Cabang dan Direktur RS Mitra, yang kemudian ditetapkan dengan SK JNPK-KR. Pada akhir masa tugas, dilakukan pemilihan ketua baru sesuai dengan mekanisme tersebut diatas.
11 Pasal 9 Pusat Pelatihan Klinik Primer
1. Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP) adalah komponen JNPK-KR tingkat kabupaten/kota. P2KP adalah Pusat Manajemen tertinggi untuk satu kabupaten/kota terkait, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan kualitas pelatihan di wilayah kerjanya, disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya (pasal 9 ayat 3).
2. P2KS dipimpin oleh seorang Ketua dengan masa bakti 3 tahun yang dipilih dari dan oleh pelatih P2KS dan Dewan Mitra setempat, direkomendasikan oleh Ketua POGI Cabang dan Direktur RS Mitra, yang kemudian ditetapkan dengan SK JNPK-KR. Pada akhir masa tugas, dilakukan pemilihan ketua baru sesuai dengan mekanisme tersebut diatas
12 Pasal 15 Jenis Pelatihan
1. Pelatihan Keterampilan Klinik untuk memberikan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku bagi petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan standar/bermutu
2. Pelatihan Keterampilan Melatih untuk memberikan kompetensi alih pengetahuan dan keterampilan klinik bagi profesional kesehatan untuk melatih provider atau melatih calon pelatih
3. Semua jenis pelatihan klinik JNPK-KR, dapat diikuti oleh semua petugas kesehatan (bidan, perawat, dokter umum dan dokter spesialis) yang membutuhkan kompetensi untuk melaksanakan tugas/program pelayanan kesehatan
4. Pelatihan Keterampilan Klinik diperuntukkan bagi petugas pelaksana. Pelatihan Keterampilan Melatih diperuntukkan bagi calon pelatih klinik yang telah mengikuti pelatihan standardisasi keterampilan klinik (Qualified Service Provider) 13 Pasal 16 Tenaga Pelatih
3. Pengembangan Pelatih mengikuti alur pengembangan pelatih (trainer development pathway) menjadi Pelatih Pratama, Pelatih Madya dan Pelatih Utama. 4. Pelatih Pratama Berkualifikasi (Qualified Clinical Trainer) adalah pelatih yang telah mengikuti proses pelatihan CTS, praktikum keterampilan melatih dan terkualifikasi untuk menyelenggarakan pelatihan standardisasi keterampilan klinik (CST) bagi provider 6. Pelatih Madya Berkualifikasi (Qualified Advanced Trainer) adalah pelatih yang telah mengikuti pelatihan keterampilan melatih tingkat madya (ATS), praktikum CTS dan terkualifikasi untuk menyelenggarakan pelatihan CTS 8. Pelatih Utama Berkualifikasi (Qualified Master Trainer) adalah pelatih yang telah mengikuti proses pelatihan instruksional design, need assessment, praktikum menyusun paket pelatihan, dan terkualifikasi untuk menyelenggarakan pelatihan ATS/ID 14 TrainerDevelopmentPathway PenyiapanPelatihdanProsesKualifikasi Service Provider Qualified Service Provider Qualified Clinical Instructor Qualified Clinical Trainer Qualified Classroom Instructor Qualified Advanced Clinical Instructor Qualified Advanced Trainer Qualified Advanced Classroom Instructor Qualified Master Trainer Clinical Skill Standardization CTS Course or Coaching Course CTS Course CTS Course or Course on Classroom ATS Course CTS Course CTS Course Instructional Design Course ATS Course ATS Course Status & Perkembangan P2KS PTC ACEH PTC SUMUT PTC RIAU PTC SUMBAR PTC JAMBI PTC SUMSEL PTC LAMPUNG PTC BA-BEL PTC KALBAR PTC KALSEL PTC SULSEL PTC SULUT PTC BANTEN NRC JAKARTA PTC JAKARTA PTC JABAR PTC YOGYAKARTA PTC JATIM PTC JATENG PTC BALI NRC SURABAYA PTC NTB PTC NTT PTC SULTRA PTC SULTENG PTC KALTIM PTC GORONTALO PTC MALUKU UTARA PTC BENGKULU PTC KALTENG PTC MALUKU PTC JAYAPURA PTC KEPRI STATUS PUSAT PELATIHAN JNPK-KR 2012 2 P2KT (JAKARTA & SURABAYA) 33 P2KS 1. P2KS ACEH 2. P2KS SUMUT 3. P2KS SUMBAR 4. P2KS RIAU 5. P2KS JAMBI 6. P2KS SUMSEL 7. P2KS BABEL 8. P2KS LAMPUNG 9. P2KS JAKARTA 10. P2KS BANTEN 11. P2KS JABAR 12. P2KS SULBAR 13. P2KS JATENG 14. P2KS JATIM 15. P2KS YOGYA 16. P2KS KALBAR 17. P2KS KALSEL 18. P2KS KALTIM 19. P2KS BALI 20. P2KS NTB 21. P2KS NTT 22. P2KS PAPUA BRT 23. P2KS SULUT 24. P2KS SULSEL 25. P2KS SULTENG 26. P2KS SULTRA 27. P2KS GORONTALO 28. P2KS MAL-UT 29. P2KS BENGKULU 30. P2KS KALTENG 31. P2KS PAPUA 32. P2KS MALUKU 33. P2KS KEPRI DATA JUMLAH P2KP Provinsi P2KP P2KS NANGROE ACEH DARUSSALAM 3 P2KS SUMATERA UTARA 5 P2KS SUMATERA SELATAN 6 P2KS SUMATERA BARAT 1 P2KS BANGKA-BELITUNG 2 P2KS LAMPUNG 6 P2KS RIAU 2 P2KS DKI JAKARTA 4 P2KS BANTEN 3 P2KS JAWA BARAT 18 P2KS JAWA TENGAH 33 18 DATA JUMLAH P2KP Provinsi P2KP P2KS JAWA TIMUR 15 P2KS KALIMANTAN SELATAN 3 P2KS KALIMANTAN TIMUR 2 P2KS NUSA TENGGARA BARAT 3 P2KS NUSA TENGGARA TIMUR 2 P2KS BALI 5 P2KS SULAWESI UTARA 3 P2KS SULAWESI SELATAN 4 P2KS SULAWESI TENGAH 5 P2KS SULAWESI TENGGARA 3 P2KS PAPUA 1 19 Paket Pelatihan Terkini PAKET CONTRACEPTIVE TECHNOLOGY UPDATE 2011 BUKU ACUAN TEKNOLOGI KONTRASEPSI 2012 ASUHAN PERSALINAN NORMAL 2012 PONED 2012 PONEK 2012 CLINICAL TRAINING SKILLS 2011 VOLUNTARY COUNSELING & TESTING (VCT) 2012 IMPROVEMENT COLLABORATIVE 2011 20 21 Kerjasama dengan Donor Agencies Venture Strategies: Misoprostol
Pathfinder International: Scaling-Up Comprehensive Essential Obstetric and Neonatal Emergency Care Training for Obstetricians, Pediatricians, Nurses and Midwives in Indonesia
MCCI/ IP: Rapid Assessment hasil pelatihan bagi Petugas Pelaksana Imunisasi (Bidan/Vaksinator)
Pertemuan WHO SEARO di New Delhi: Improving Postpartum Care and Prevention & Treatment of Postpartum Hemorrhage. Kegiatan Tahun 2012 TEKNIS Update paket pelatihan PAKET CONTRACEPTIVE TECHNOLOGY UPDATE 2011 BUKU ACUAN TEKNOLOGI KONTRASEPSI 2012 ASUHAN PERSALINAN NORMAL 2012 PONED 2012 PONEK 2012 CLINICAL TRAINING SKILLS 2011 VOLUNTARY COUNSELING & TESTING (VCT) 2012 IMPROVEMENT COLLABORATIVE 2011
22 Kegiatan Kerja 2012 PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN P2KS Semua P2KS aktif dan berfungsi dalam kegiatan pelatihan P2KS Papua Barat, Sulawesi Barat, Kepri masih mendapat bantuan teknis masing-masing dari Papua, Sulsel, dan Riau Setiap pelatihan dimintakan SKP dari IDI Wilayah setempat dan kerjasama degan PPSDM mendapat 4 nilai kredit dari MenPAN P2KP Pelatihan KB untuk 35.000 bidan dan 10.000 dokter meningkatkan jumlah atau mengaktifkan P2KP hingga 50% P2KT P2KT Surabaya memiliki jadwal pertemuan kordinasi setahun sekali dimana biaya pertemuan dibiayai oleh Pemda/RSUD P2KT Jakarta tidak aktif sejak ketuanya menjadi pejabat struktural 23 Kegiatan PROGRAM PENGEMBANGAN PELATIH P2KS Semua P2KS diminta menambah jumlah QAT dan QCT Praktik CAT dilakukan pada Pra PIT HOGSI April 2012 Pelatihan ATS dan CTS di Yogyakarta Pra PIT April 2012 P2KS diharapkan dapat mengembangkan P2KP di wilayahnya P2KP P2KP baru yang pembentukannya dan pengurus dengan sekretariat yang sudah di SK kan dari JNPK-KR memiliki prioritas untuk mengikuti pelatihan CTS dan CST/CSS P2KT P2KT Surabaya secara aktif membina P2KS di regional Timur P2KT Jakarta tidak mempunyai kegiatan nyata dan melakukan pembinaan ke P2KS di regional Barat 24 PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN PUSAT PELATIHAN KLINIK Pendahuluan Tenaga siap pakai dan kompeten adalah produk ideal dari institusi pendidikan
Dengan liberalisasi pendidikan saat ini, terutama pada tingkat akademi, kompetensi lulusan institusi pendidikan dapat dikatakan sub-standar
Kondisi tersebut menyebabkan pelatihan inservice (bagi petugas yang telah bekerja) menjadi jalan keluar dari kesenjangan kompetensi hasil institusi pendidikan (pre-service) Inservice Training Membutuhkan institusi pelatihan yang memiliki sumberdaya dan program pelatihan yang dapat menjamin petugas kesehatan siap pakai dan kompeten
JNPK-KR adalah institusi pelatihan yang merupakan badan khusus POGI, terdiri dari asosiasi dari unit-unit pelatihan organisasi profesi dan diberi mandat oleh pemerintah melalui SK 786/SK/VII/99 Menkes RI Pusat Pelatihan Klinik Pada tingkat provinsi, pusat pelatihan klinik JNPK-KR adalah P2KS (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder)
Di tingkat kabupaten adalah P2KP (Pusat Pelatihan Klinik Primer)
Pusat pelatihan menyelenggarakan pelatihan klinik yang difasilitasi oleh pelatih berkualifikasi, sarana, dan prasarana yang dapat menjamin terselengaranya pelatihan berkualitas, sesuai dengan standar profesi STRUKTUR ORGANISASI P2KS/P Dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih 3 tahun sekali oleh pelatih dan Dewan Mitra dan disetujui oleh Ketua POGI Cabang
Susunan Pengurus P2KS/P terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Bendahara, Sekretaris, Forum Pelatih, dan Dewan Mitra setempat sesuai dengan Organisasi & Tatalaksana Jaringan
Kepengurusan di P2KS/P dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, sepanjang hal tersebut tidak merombak struktur dasar kepengurusan dan program organisasi
Posisi dan Nama Pelindung, Pengarah, dan Dewan Mitra dapat disesuaikan dengan kondisi setempat sepanjang hal tersebut menguntungkan P2KS/P
Untuk Struktur Pengurus dan Personal serta Pendirian P2KS/P baru, dapat dikoordinasikan dengan JNPK dan dibuatkan SK Pengurus oleh JNPK-KR setelah semua persyaratan terpenuhi PENYIAPAN PELATIHAN DI KELAS DAN DI LAHAN PRAKTEK Menyiapkan tempat pelatihan & praktik klinik
Melengkapi sarana/prasarana pelatihan
Mengkaji dan memilih paket/modul pelatihan
Penyiapan pelatih yang sesuai
Manajemen pelatihan: organisasi dan struktur, ruang belajar, kasus untuk praktik klinik, media dan alat bantu alih pengetahuan dan keterampilan, standardisasi alat, pencegahan infeksi (standard precautions) KESINAMBUNGAN P2KS/P
Manajemen yang akuntabel dan transparan terkait dengan biaya pelatihan, pengelolaan keuangan, pengaturan sumber daya, dan penentuan status hukum.
Prinsip update, demand & supply menjadi acuan penyelenggaraan pelatihan.
Pertemuan berkala manajemen dengan tim teknis maupun dengan pengampu kepentingan/dewan mitra.
Adanya institusional fee untuk fixed cost (gaji, listrik, telefon, sewa ruang, dsb) untuk P2KS/P
JAMINAN MUTU PELATIHAN Program Jaminan Mutu JNPK: pemantauan mutu pelatihan mulai perencanaan/ persiapan, pelaksanaan, evaluasi, supervisi pascapelatihan.
Kajian Mandiri dan On the Job Training (OJT)
Kegiatan Kualifikasi Provider/Pelatih dan Akreditasi Teknis Fasilitas Pelayanan
Menjaga mutu pelatihan merupakan tanggung jawab unsur manajemen dan teknis P2KS/P, peserta pelatihan dan dukungan Dewan Mitra.
Integrasi Pelatihan In-service dan Pre-service
Tujuan integrasi pelatihan in-service dan preservice agar semua provider, baik yang baru lulus ataupun sudah bertugas, memiliki kompetensi sesuai dgn standar yg ditetapkan.
Lahan praktikum preservice & inservice adalah sama
Langkah-langkah untuk membentuk Pusat Pelatihan Klinik Kabupaten (P2KP) Mengadakan rapat kordinasi dan penggalangan komitmen untuk membentuk pusat pelatihan klinik Melakukan need assessment dan menilai kesiapan sumberdaya dan perlengkapan pusat pelatihan Advokasi ke Direktur RS dan Dinas Kesehatan untuk ruang sekretariat dan ruang pelatihan serta fasilitas kesehatan jejaring pelatihan dan pelayanan Menyiapkan sekretariat dan ruang belajar di RS Mengadakan Rapat Penyusunan Pengurus dan Langkah pembentukan pusat pelatihan dengan pelatih/calon pelatih, komponen manajemen, dan Dewan Mitra Membentuk Pengurus P2KP dan menyusulkannya ke JNPK (untuk SK Kepengurusan dan Bimbingan Teknis dari P2KS atau P2KP yang aktif) Seleksi atau memilih calon pelatih Menyiapkan pelatih (CSS, CTS) dan pusat pelatihan (Site Preparation, Akreditasi Teknis) Melengkapi SK JNPK dengan SK (dukungan dana) dari Gubernur/Bupati/ Walikota Memulai Program Pelatihan dan Rencana Kerja P2KP
Unit Usaha & Praktik Klinik Sebaiknya P2KP memiliki fasilitas kesehatan dan jejaring pelayanan untuk praktik klinik (gedung, klinik KB, poliklinik, kamar bersalin, kamar operasi, ruang tunggu pasien, kamar kecil dan ruang administrasi) peralatan dan obat-obatan dan bahan habis pakai yang esensial.
Inventarisasi sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan gambaran obyektif tentang ketersediaan alat, obat, dan bahan esensial.
Pastikan unit usaha P2KP memenuhi persyaratan formal-non- formal sehingga operasionalisasinya akan di dukung oleh pihak Dinas Kesehatan dan Pemda setempat sehingga selain sebagai tempat praktik klinik, juga menjadi sumber penghasilan institusi dan karyawan (pelatih klinik).
Dukungan Politik dan Finansial Persetujuan dan dukungan dari Direktur RS dan Kepala Dinas Kesehatan adalah modal yang tidak ternilai harganya bagi pendirian dan kelangsungan P2KP
Rumah sakit adalah institusi medik dengan regulasi dan sistem tersendiri (BLUD/UPT Pemda) dan Dinas kesehatan adalah pemegang otoritas kesehatan (komponen Pemda) sehingga dukungan dari kedua organisasi kesehatan tersebut akan menjamin ketersediaan ruang kantor, penggunaan bersama sarana-prasarana, lahan praktik, dan fasilitas rujukan medik serta perlindungan hukum bagi program pelatihan P2KP
Jika RS memiliki unit pelatihan, maka P2KP masuk di dalam sistem yang ada tetapi bekerja dengan ketentuan yang ada di Organisasi dan Tatakelola JNPK-KR (dapat memisahkan petugas sebagai karyawan RS dan pelatih JNPK-KR). MOU/Perjanjian Kerjasama Segera setelah advokasi dan persetujuan dari Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas Kesehatan, sebaiknya dibuat mOU atau Perjanjian Kerjasama yang dapat dijadikan rujukan pelaksanaan kegiatan berdasarkan tupoksi yang telah disepakati.
Bentuk dan penandatanganan MOU/Perjanjian Kerjasama disetujui oleh semua pihak terkait dan disesuaikan dengan regulasi dan kondisi setempat agar efektif dan mampu laksana
Mekanisme & tatalaksana MOU/Perjanjian Kerjasama sebaiknya mengikuti atau mengacu pada sistem yang sudah ada sebelumnya untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program.
Instansi/lembaga/mitra terkait dilibatkan sesuai dengan kepentingan program, kebutuhan, kesesuaian tupoksi, situasi dan kondisi di masing- masing daerah.
SK Gubernur/Bupati/Walikota Karena P2KP adalah institusi pelatihan nir-laba yang membantu programkesehatan daerah maka dukungan politik dan finansial dari Kepala Daerah akan sangat membantu fixed cost P2KP
Dukungan tersebut harus diformalkan dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Daerah sebagai dasar hukum dari berbagai bentuk bantuan yang diberikan oleh Pemda
Jika untuk menggalang kerjasama dan komitmen instansi daerah, perlu surat keputusan Bupati, maka surat tersebut dapat diusulkan dan Pengurus P2KP dan Dewan Mitra akan menjelaskan kepada Bupati mengapa hal tersebut diperlukan. Rangkuman Pusat Pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan provider yang berkualitas pula
Membentuk pusat pelatihan, bukan hanya menyiapkan sarana dan SDM tetapi perlu komitmen, dukungan politik dan finansial, dan kemampuan manajemen yang handal
Setelah mendapatkan SK Pembentukan P2KP dan Pengurusnya, maka bekerja dan menghasilkan provider kompeten adalah prestasi nyata P2KP Kegiatan PROGRAM KEMITRAAN PPSDM-Diklat Aparatur Dokter dengan Kewenangan Tambahan Akreditasi Paket PONED Akreditasi Paket APN PPSDM-Pusdiknakes Model integrasi CBT APN & CTU dalam preservice AKBID HOGSI Monitoring & Evaluasi Kinerja PONEK RSUD di NTT yang mendapat Program Sister Hospital UNICEF Pelaksanaan fase I (classroom dan orientasi klinik) dan II (magang klinik) PONED 40 Kegiatan PROGRAM DENGAN DEWAN MITRA
BKKBN PELATIHAN CTU PELATIHAN CTS KUALIFIKASI CCT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN IBU PELATIHAN AKDR PASCAPLASENTA CENTER OF EXCELENCE POSTPLACENTAL IUD (RS FATMAWATI)
PB POGI MENGALIHKAN PERMINTAAN MITRA UNTUK PELATIHAN AKDR KE BADAN KHUSUS (JNPK-KR) 41 RANGKUMAN JNPK-KR adalah Badan Khusus POGI yang menyelenggarakan pelatihan keterampilan klinik yang terkait dengan pelayanan obstetri-neonatal
JNPK-KR adalah asosiasi dari unit pelatihan Organisasi Profesi terkait dengan kesehatan maternal-neonatal
Rencana kerja JNPK-KR meliputi komponen teknis, program, dan mitra 42