Anda di halaman 1dari 19

Rapat Koordinasi

Tim Jaga Mutu


Pelayanan Keluarga
Berencana
Dinas P3AP2KB
19 Januari 2018
Latar Belakang Masalah
1. Berangkat dari permasalahan yang muncul berupa kasus
kegagalan dan komplikasi pemakaian alat kontrasepsi
2. Dari data terakhir tahun 2017 Kab.Sleman bahwa terdapat 8
kasus komplikasi pemasangan IUD ,13 kegagalan IUD dan
Implant 1 orang kasus kegagalan
Tujuan
1. tujuan dari pembentukan Tim Jaga Mutu (TJM) Program KB
ini adalah, meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan KB
kepada masyarakat baik sisi fasilitas kesehatan maupun
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memberikan
pelayanan KB.
2. Kegagalan dan komplikasi dalam pelayanan KB berkaitan
sangat erat dengan kepercayaan masyarakat, terutama pada
keamanan dan kualitas pelayanan KB itu sendiri.
Tim Jaga Mutu ini ada pada tingkat
Kabupaten
Karena ;
1. pelayanan KB secara berkesinambungan dilaksanakan pada
tingkat Kecamatan dan Desa
2. Untuk itu BKKBN juga terus mengadakan pelatihan-pelatihan
standarisasi pelayanan KB bagi Dokter dan Bidan, serta
kegiatan sosialisasi lainnya terharap mitra kerja yang
diharapkan mampu menjaga kualitas Pelayanan KB.
3. “Pelayanan KB yang baik dan berkualitas akan memunculkan
peserta-peserta KB baru, karena orang merasa aman dengan
pelayanan KB, baik pada obat atau alat kontrasepsinya, prasarana
kesehatan pendukung lainnya, tempat pelayanan maupun
terhadap SDM pelaksana pelayanan KB itu sendiri”
4. dimana kegagalan-kegagalan maupun komplikasi ini harus segala
mendapat perhatian dan diselesaikan.
Keberhasilan Tim Jaga Mutu
Pelayanan KB ini harus memfokuskan pada 2 hal
1. identifikasi masalah yang ada di lapangan, oleh karena itu
diperlukan pelatihan dan petunjuk pelaksana yang baku dalam
pelayanan KB di lapangan agar Program KB dapat disosialisasikan
dengan baik kepada masyarakat
2. evaluasi permasalahan tersebut, dibuatkan solusi yang
komprehensif dan dijadikan bahan perumusan kebijakan untuk
masa yang akan datang.
Ditribusi alokon
• Bidan Praktek Mandiri (BPM) harus menjadi jejaringnya
Fasilitsas Kesehatan Primer, yaitu Puskesmas , dokter keluarga
yang sudah terregistrasi di dinas P3AP2KB
• Untuk puskesmas, distribusi alokon melalui UPT.POAK , dan di
distribusi ke puskesmas sesuai permintaan
lanjutan,..
• BPM jejaring mendapatkan alokon sesuai dengan yg tertuang
dalam kerjasama, dimana bidan menjadi jejaring.
• Jejaring Puskesmas, meminta alokon ke puskesmas.
• Jejaring dokter keluarga, meminta ke dokel
Lanjutaan....
• Pencatatan dan pelaporan, di buat dan dilaporkan di mana
bidan menjadi jejaring
• Kartu pendaftaran faskes KB ( K/0/KB/13)
• Kartu peserta KB ( K/1/KB/13)
• Kartu status Peserta KB ( K/IV/KB/13)
• Regester Hasil pelayanan KB di Faskes (R/II/KB/13
Perjanjian kerjasama
• Untuk mendapatkan bantuan alokon harus ada perjanjian
kerjasama dengan Dinas P3aP2KB.
• Sarat mengajukan PKS
1. Surat pemohonan
2. Foto Copy suarat kode klinik
3. Foto Copy PKS dengan BPJS
4. Ijin Operasional RS/klinik
5. Perjanjian kerjasama rangkap 2 dengan materai cukup
Nomor Kode Klinik
• Syarat pengajuan;
1. Surat permohonan
2. Foto copy perjanjian kerjasama dengan BPJS
3. Izin operasional RS/klinik
4. Laporan pelayanan KB (diutamakan MKJP) tribulan terakhir.
Tahun 2017
• Dari 60 fasilitas kesehatan yang sudah mempunyai kode klinik
baru 10 faskes yang sudah ada bukti perjanjian kerjasama.
• Awal tahun dengan adanya peruhan nomen klatur dari
BPKBPMPP menjadi Dinas P3AP2KB kami telah bersurat ke
Fasilitas kesehatan untuk mengajukan PKS kembali
menyesuaikan nomenklatur baru , akan tetapi belum bisa
terealisir dengan baik dikarenakan banyaknya pengajuan tidak
sesuai persyaratannya/tidak langkap.
Tahun 2018
• Untuk ketertiban bersama;
1. Semua fasilitas kesehatan ( kecuali Puskesmas) agar segera
mengajukan PKS nya untuk distribusi alokon tahun 2018.
2. Mohon segera mengajukan PKS nya sebagai dasar kami
mendistribusikan alokon di Puskesmas.
Syarat pengajuan Klaim
Ayoman komplikasi berat
• Fotokopi KTP peserta KB
• Fotokopi K/I/KB
• Fotokopi F/II/KB faskes yang menangani komplikasi
• Surat pernyataan bukan peserta BPJS kesehatan atau asuransi
kesehatan lainnya
• Kronologis kejadian yang dimulai dari dilakukannya pelayanan
KB MKJP sampaidengan kejadian komplikasi berat dan
penangannya yang telah diverifikasi oleh timverifikasi dan
diketahui oleh pejabat yang berwenang.
• Tanda bukti biaya penanganan komplikasi berat dari
failitaskesehatan danrinciannya.
Syarat klaim ayoman kegagalan
kontrasepsi
• Fotokopi KTP peserta KB
• Fotokopi K/I/KB
• Fotokopi F/Ii/KB faskes yang menangani kegagalan
kontrasepsi.
• Surat pernyataan bukan peserta BPJS kesehatan atau asuransi
lainnya dari peserta ( atau keluarga terdekat peserta)
• Kronologi kejadian yang dimulai dari dilakukannya pelayanan
KB MKJP sampai dengan kejadian kegagalan kontrasepsi dan
penangannya yang telah diverifikasi dan diketahui oleh
pejabat yang berwenang.
Lanjutan....
• . Kronologi kejadian yang dimulai dari dilakukannya pelayanan
KB MKJP sampai dengan kejadian kegagalan kontrasepsi dan
penangannya yang telah diverifikasi dan diketahui oleh
pejabat yang berwenan
• 6.Tanda bukti biaya penanganan persalinan/keguguran
spontan atau keguguran dengan indikasi medis dari fasilitas
kesehatandan rinciannya.

• Tanda bukti tersebut, dikirim ke Deputi Bidang KB dan KR cq


Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai