Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS

Disusun Oleh :
1. Umayroh Nurul F. (110119002)
2. Fatmah Nur Hasanah (110119003)
3. Abelia Apriyantini (110119004)
01. Standar Pelayanan Minimal Alat dan Tempat pada Bayi Dan Balita

02. Jadwal Kunjungan Bayi dan Balita

03. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan / Deteksi Dini

04. Program imunisasi


Standar Pelayanan Minimal Alat dan
Tempat pada Bayi Dan Balita

1. Standar Alat dan Tempat Pelayanan


2. Standar Tempat
3. Standar Pelayanan
Standar Alat dan Tempat Pelayanan

Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh


pemerintah daerah setempat (tata kota), tidak berbaur
dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat
perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya. Tidak
berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya
dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya dengan
salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Standar Peralatan

1. Bak instrument
7. Alat Pelindung Diri :
-Gunting steril/ DTT untuk memotong
tali pust
-Celemek
-2 klem steril/ DTT -Masker 15. Jam dengan jarum detik
-Sepatu boot
-Benang steril/ DTT ( atau klem _ 16. Termometer
untuk mengikat tali pusat, sarung -Kacamata google
tangan bersih / DTT 8. Lampu yang berfungsi untuk 17. Timbangan bayi
2. Sarung tangan bersih\ penerangan dan memberikan 18. Pengukur panjang bayi
3. Bola karet penghisap atau penghisap kehangatan 19. Metline (pita cm)
DeLee yang di DTT 9. Kain bersih 20. Format pencatatan (buku
4. Gunting (biasa,perban) 10. Air bersih, sabun, dan handuk
5. Medikamentosa : kering
KIA, formulir BBL, formulir
-Spuit ukuran 1cc 11. Tempat kain kotor MTBM, partograf, formulir
-Vitamin K 1 ampul 12. Tempat sampah register kohor bayi)
-Salep mata oxytetrasiklin 1%
13. Tempat plasenta
-Vaksin hepatitis B (HB0)
6.Tempat periksa
14. Stetoskop
Standar Tempat

Memiliki pencahayaan yang cukup (baik melalui


jendela, lampu ataupun sumber cahaya lainnya).
Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan
angin secara langsung, selain itu harus tersedia
meja atau permukaan yang bersih dan mudah
dijangkau untuk meletakkan peralatan yang
diperlukan.
Standar Pelayanan
1. Pengertian Bayi
Menurut Wahyuni (2012), bayi adalah usia 0 bulan
hingga 1 tahun, dengan pembagian masa neonatal, yaitu
usia 0–28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0–7 hari
Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8–28 hari. Masa pasca
neonatal yaitu usia 29 hari–1 tahun.Bayi merupakan
manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun
tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia
sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan
terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua,
kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup),
dan post-natal (setelah 27 hari).
2. Pengertian Pelayanan Pada Bayi
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan orang
lain seperti tamu atau pembeli.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali,
selama periode 29 hari sampai dengan 12 bulan
setelah bayi lahir.
3. Standar Pelayanan BBL dan Neonatus
a. Selalu mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
bersih/ DTT sebelum menangani bayi baru lahir
b. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat ( ruangan harus
hangat untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir )
c. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut
ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang
hangat setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian
kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan hangat>
riset membuktikan bahwa 90% bayi baru lahirmengalami
perubahan dari kehidupan intrauterine menjadi
ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi.
Penghisapan lender rutin tidak perlu perlu dan mungkin
membahayakan)
d. Segera menilai bayi utnuk memastikan bahwa bayi
bernafas/ menangis sebelum menit pertama nilai APGAR,
jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan,
hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati
menggunakanbola karet pengisap atau penghisap DeLee
yang di DTT
e.Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafassan
walaupun sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau
penghisapan lender dengan hati-hati, mulai lalukan
resusitasi bayi baru lahir untuk menanganii asfiksia.
f. Jika bayi menangis/ bernafas, lakukan pemeriksaan
APGAR pada menit pertama setelah lahir.
g. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat diklem di dua
tempat menggunakan klem steril/ DTT
h. Pasang benang/ klem tali pusat
i. Bayi harus tetap diselimui dengan baik, anjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan segera mulai menyusui. ( riset
menunjukkna pemberian ASI dini penting untuk
keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan
bayi juga merupakan cara yang baik untuk menjaga
pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir. Pastikan, jika
bayi tidak didekap oleh ibunya, selimut ibayi dengan
handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan
baik untuk mencegah kehilangan panas )
j. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan
bayi secara umum dengan menggunakan skor APGAR
Jadwal Kunjungan Bayi dan Balita

01
Jadwal Kunjungan Bayi 02 Jadwal Kunjungan Balita
a. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
a. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai
b. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
anak berumur 12 bulan
c. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
c. Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai
d. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan Tujuan
anak berumur 24 bulan
dari kunjungan bayi tersebut adalah :
Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun. Kegiatan
e. untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan
yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain :- Pemeriksaan
kesehatan dasar
fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan
f. mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi
- Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan
sehingga cepat mendapat pertolongan
kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial
g. pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui
antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh
pemantauan pertumbuhan
kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan prilaku
h. imunisasi
dan sosial anak
i. peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh
- Penjelasan tentang Keluarga Berencana
kembang.
- Dokumentasi pelayanan
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan / Deteksi Dini

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Sasaran

4. Jenis Skrining
Pengertian
Pengertian

SDIDTK (Stimulasi Deteksi


Intervensi Dini Tumbuh
Kembang) adalah pembinaan
tumbuh kembang anak secara Intervensi dini penyimpangan
komprehensif dan berkualitas Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah perkembangan adalah tindakan tertentu
melalui kegiatan stimulasi, kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini pada anak yang perkembangan
deteksi dan intervensi dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan kemampuannya menyimpang karena
penyimpangan tumbuh kembang anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini tidak sesuai dengan
pada masa 5tahun pertama penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka umurnya.Penyimpangan perkembangan
kehidupan intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan bisa terjadi pada salah satu atau lebih
Diselenggarakan dalam bentuk juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana kemampuan anak yaitu kemampuan
kemitraan antara keluarga, tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus gerak kasar, gerak halus, bicara dan
masyarakat dengan tenaga melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat bahasa, serta sosialisasi dan
professional (kesehatan, diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini kemandirian anak.
pendidikan dan sosial). akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Tujuan

Tujuan Umum Tujuan Khusus


a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi
tumbuh kembang pada semua balita dan
Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah di wilayah kerja
anak pra sekolah umur 5-6 tahun Puskesmas.
tumbuh dan berkembang secara b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini
optimal sesuai dengan potensi penyimpangan tumbuh kembang pada
genetiknya sehingga berguna bagi nusa semua balita dan anak pra sekolah di
dan bangsa serta mampu bersaing di wilayah kerja Puskesmas.
era global melalui kegiatan stimulasi, c. Terselenggaranya intervensi dini pada
deteksi dan intervensi dini. semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap
kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan / Deteksi Dini

1. Sasaran langsung Semua anak umur 0 sampai 6 tahun yang


ada di wilayah kerja Puskesmas

a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan


(dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
2. Sasaran tidak langsung b. Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas
sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh
kembang anak.
c. Petugas sector swasta dan profesi lainnya
Jenis Skrining

01 02 03
Deteksi Dini Penyimpangan Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Deteksi Dini Penyimpangan Mental
Pertumbuhan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Emosional

a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Tinggi Badan (BB/TB) KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk menemukan
b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak anak normal atau ada penyimpangan. gangguan secara dini adanya masalah emosional,
(LKA) autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan
mental emosional terlambat diketahui maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Program Imunisasi
Menurut Muslihatun (2010), program imunisasi dibagi
menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
Jenis - jenis Imunisasi

3. Imunisasi Masal
Dilakukan untuk antigen
1. Imunisasi rutin
tertentu dalam wilayah luas dan
Imunisasi rutin adalah waktu tertentu, dalam rangka
pemberian imunisasi secara rutin pemutusan mata rantai penyakit.
yang dilaksanakan pada periode
waktu tertentu yang telah
ditetapkan.
2. Imunisasi Tambahan 4. Imunisasi dasar

Imunisasi tambahan diberikan


Imunisasi dasar diberikan
untuk bayi dan anak. Kegiatan ini
untuk bayi. Imunisasi ini
adalah kegiatan imunisasi yang
diberikan sebagai imunisasi
tidak rutin, hanya dilaksanakan bila
awal untuk mencapai kadar
ditemukan masalah dalam
kekebalan tubuh.
pemantauan atau evaluasi.
Program imunisasi meningitis meningokokus

05
Imunisasi meningitis meningokokus diberikan kepada calon jemaah haji minimal 10
hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Jika imunisasi diberikan kurang dari 10
hari sebelumnya, harus diberikan antibiotik profilaksis yang sensitif terhadap N.
meningitidis.

Program imunisasi demam kuning

06
Bagi pendatang atau melewati negara yang terjangkit demam kuning, harus dapat
menunjukkan ICV (International Certificate of Vaccination) yang masih berlaku sebagai
bukti bahwa telah mendapat imunisasi demam kuning. Jika belum, maka harus diisolasi
selama 6 hari dan dilindungi dari gigitan nyamuk sebelum diizinkan melanjutkan perjalanan.

Program imunisasi rabies


Dilakukan pelatihan bagi tenaga medis dan para medis di puskesmas dan

07 rumah sakit dalam penatalaksanaan kasus gigitan. Penanggulangan pada


setiap kasus gigitan adalah dengan melakukan cuci luka dengan sabun selama
10-15 menit
Kesimpulan
Menurut Hidayat (2013), standar pelayanan minimal alat dan tempat pada bayi
dan balita antara lain :
1. Standar Alat dan Tempat Pelayanan
2. Standar Tempat
3. Standar Pelayanan
Menurut Sudarti (2010), jadwal kunjungan bayi dan balita yaitu :
Kunjungan neonatal adalah pelaksanaan pelayanan ksehatan neonatal/bayi
baru lahir sedikitnya 4 kali yaitu :
a. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
c. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
d. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan
Jadwal Kunjungan Balita
1. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
2. Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12
bulan
3. Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24
bulan
4. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai