Anda di halaman 1dari 12

59

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitiaan ini merupakan cross sectional study. Alasan penggunaan

desain penelitian ini karena ingin mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dimana pengukuran kedua variabel tersebut

dilakukan pada waktu bersamaan.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan pelaksana yang

terdiri dari perawat dan bidan di berbagai layanan kesehatan yait RSUD Tugurejo

dan RSUP Dr. Kariadi

Teknik penetapan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan dan

sasaran penelitian. (Arikunto, 2010).

Petugas kesehatan yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah petugas

kesehatan yang bekerja di unit perawatan berisiko tinggi yang banyak menangani

langsung pasien dengan HIV, HBV, dan HCV yaitu perawat dan bidan, yang

bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Care Unit (ICU), Ruang

Bersalin, Ruang Penyakit Dalam di RSUP Dr. Kariadi dan RSUD Tugurejo.

Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel minimal sejumlah 30

orang untuk tiap rumah sakit

59
60

3.2.1 Kriteria Inklusi

1. Petugas kesehatan yang bersedia menjadi responden dan memberi

persetujuan tertulis

3.2.2 Kriteria Ekslusi

1. Responden sakit

2. Responden pelaksana yang sedang cuti, pindah atau tugas luar

3.3 Variabel Penelitian

Variable independen dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor individu (pengetahuan tentang transmisi penularan HIV, HBV, dan

HCV, sikap petugas kesehatan, persepsi terhadap risiko, risk taking

personality, efficacy of prevention),

2. Faktor pekerjaan (hambatan dalam penerapan UP/SP, beban kerja

(workload),

3. Faktor organisasi (safety climate, safety performance feedback, informasi

dan pelatihan),

4. Faktor penguat (pengalaman pajanan sebelumnya),

5. Faktor pemungkin (ketersediaan sumber daya).

Sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah:

1. Safe Injection Practice

2. Kepatuhan petugas kesehatan dalam pelaksanaan kewaspadaan universal


61

3.3.1 Definisi Operaional

NO. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala

Pengukuran

1. Ketersediaan Tersedianya fasilitas dan Observasi 0= Tidak Ordinal


dan kemudahan akses
kemudahan sumber daya untuk menggunakan Memadai
akses sumber pelaksanaan
daya kewaspadaan universal cek list
dan higiene industry,
meliputi : 1=Memadai
1. Pengadaaan pelatihan
kewaspadaan
universal dan hygiene
industry oleh rumah
sakit
2. Ketersediaan salinan
SOP di tempat kerja
3. Salinan SOP
terpampang dan yang
mudah di baca
4. Ketersediaan sarung
tangan (hand glove)
untuk
menyuntik/mengambi
l darah
5. Ketersediaan
pedoman non
recapping
6. Pedoman non
recapping SOP
terpampang dan yang
mudah dibaca
7. Ketersediaan Sharps
Container
8. Ketersediaan system
intravena tanpa jarum
9. Ketersediaan jarum
suntik safety design
10. Pemberdayaan
supervisor program
11. Pemberdayaan
pengawasan regular
12. Memberikan reward
13. Memberikan award
2. Pengetahuan Petugas Kesehatan Kuesioner 0=Rendah jika Ordinal
tentang mengetahui mengenai
62

transmisi cara penularan nilai (<mean)


HIV/AIDS, (transmisi ) HIV//AIDS,
HBV.HCV HBV, HCV dari pasien
ke tenaga kesehatan di
sarana pelayanan 1=Tinggi jika
kesehatan yang
ditunjukkan dengan nilai ( ≥mean)
kemampuan responden
dalam menjawab
pertanyaan secara benar
3 Sikap Petugas Perilaku mengenai sikap Kuesioner 0=Tidak baik Ordinal
Kesehatan petugas kesehatan yaitu
perawat,dan bidan, jika
dalam memberikan
pelayanan terhadap nilai( <mean)
pasien dengan HIV
positif, pasien dengan
Hepatitis B, Hepatitis C
1=Baik jika

nilai (≥mean)

4 Persepsi Pemahaman responden Kuesioner 0=tidak baik Ordinal


terhadap mengenai karakteristik
resiko dan tingkat keparahan jika nilai
bahaya resiko
kemingkinan terinfeksi (<mean)
HIV/AIDS, HBV. HCV
1=baik jika

nilai ( ≥mean)

5. Risk Taking Sikap responden Kuesioner 0= risk taker Ordinal


Personality terhadap perilaku
beresiko seperti jika nilai
kegemaran dengan
pengalaman baru, penuh (<mean)
risiko,menarik, yang
terjadi di tempat kerja

1= non risk

taker jika

nilai( ≥mean)

6. Efficacy of Kepercayaan petugas Kuesioner 0=tidak baik Ordinal


Prevention kesehatan bahwa mereka
mampu mencegah jika
terpajan penyakit infeksi
63

lewat darah dengan nilai(<mean)


mengikuti pedoman
kewaspadaan universal

1= baik jika

nilai (≥mean)

7. Hambatan Persepsi responden Kuesioner 0= Rendah Ordinal


penerapan mengenai konflik
Kewaspadaan mendahulukan jika nilai
universal kebutuhan melayani
pasien dengan (<mean)
kebutuhan responden
melindungi diri sendiri 1=tinggi jika
(DeJoy, Gershon, &
Murphy 1998) dan nilai( ≥mean)
konflik-konflik lain
seperti kurangnya waktu
,
8.. Beban Penilaian responden Kuesioner 0=Rendah jika Ordinal
Kerja(Worklo terhadap tuntutan
ad) pekerjaan yang harus nilai <mean
diselesaikan meliputi
banyaknya pekerjaan,
kecepatan dalam
menyelesaikan di waktu 1=Tinggi jika
yang ditentukan, dan
kerja keras nilai ≥mean

9. Safety climate Persepsi responden Kuesioner 0= Tidak Baik Ordinal


mengenai kebijakan,
prosedur, dan tindakan- jika nilai
tindakan yang diambil
terkait dengan (<mean)
keselamatan (Griffin dan
Neal dalam Benedetto, 1=
2011)
Baik(≥mean)

10. Safety Umpan balik baik yang Kuesioner 0= Tidak baik Ordinal
performance bersifat formal maupun
feedback informal yang diterima jika nilai
oleh petugas kesehatan
dari pimpinan, (<mean)
supervisor, dan rekan
64

kerja 1= baik jika

nilai (≥mean)

11. Informasi dan Petugas kesehatan Kuesioner 0=Tidak Ordinal


Pelatihan mengetahui informasi
(training) dan pelatihan yang memadai jika
tentang sudah pernah diterima,
HIV/AIDS, yaitu informasi pelatihan nilai <mean
HBV, HCV, mengenai cara penularan
dan HIV/AIDS.HBV,HCV,d 1= Memadai
Kewaspadaan an Kewaspadaan
Universal universal di tempat jika nilai
kerja atau di luar tempat
kerja, ≥mean

12 Pengalaman Pernyataan responden Kuesioner 0=Risiko Ordinal


Pajanan mengenai pajanan yang
Sebelum pernah dialami selama tinggi
satu tahun terakhir,
seperti tertusuk jarum 1=Risiko
suntik
rendah

13 Kepatuhan Ketaatan melaksanakan Kuesioner dan 0=Tidak Ordinal


butir-butir SOP, meliputi
: Observasi Patuh
1. Menggunakan
APD (Alat menggunakan 1=Patuh
Pelindung Diri)
berupa sarung cek list
tangan, apron, dan
sepatu tahan
tembus
2. Tidak
menyarungkan
kembali jarum
suntik sesudah
menyuntik/menga
mbil darah (non
recapping)
3. Menampung
jarum suntik bekas
di sharps
container
4. Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah memakai
sarung tangan
5. Mencuci tangan
65

sebelum dan
sesudah kontak
klinis dengan
pasien
6. Mencuci tangan
sesudah memakai
alat suntik
7. Memeriksakan
serologi dasar
hepatitis B,
Hepatitis C, dan
HIV
8. Imuninasi
hepatitis B untuk
petugas pelayanan
kesehatan
9. Memeriksakan
kadar antibodi
hepatitis B
petugas pelayanan
kesehatan
10. Memeriksakan
serologi berkala
hepatitis B,
hepatitis C, dan
HIV
11. Pemberian PEP
hepatitis B berupa
HBIG diberikan
dalam 72 jam
pasca terpajan
12. Pemberian PEP
HIV berupa
kombinasi tablet
ARV (Anti
Retrovirus)
diberikan antara
satu sampai
dengan dua jam
pasca terpajan
14 Safe Injection Kondisi yang Kuesioner dan 0= Tidak Ordinal
Practice memungkinkan
paramedis untuk Observasi Aman
menyuntik dengan
aman, meliputi : menggunakan 1= Aman
1. Melakukan non
recapping setelah cek list
menyuntik
2. Menampung
jarum suntik
66

bekas di sharps
container
3. Tidak
menggunakan
jarum suntik
intravena tanpa
jarum
4. Menggunakan
jarum suntik
dengan design
aman (safety
design)

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data

3.4.1 Teknik Pengumpul Data

3.4.1.1 Data Primer

Data Primer dalam penelitian ini berupa data kuesioner dan observasi

menggunakan cek list . Dalam pengumpulan data primer ini, peneliti dibantu oleh

pembimbing lapangan dalam menyebarkan kuesioner ke ruangan-ruangan yang

menjadi sampel peneltian. Penyebaran kueisioner bersifat self-administred

questionnere. Artinya, kueisoner setelah dibagikan ke perawat dan bidan tidak

ditunggu pengisiannya pada saat itu juga. Kuesioner diambil setelah adanya

kesepakatan waktu pengambilan.

3.4.1.2 Data Sekunder

Jenis data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil telaah dokumen,

meliputi: kewaspdaan universal, data kecelakaan pegawai, dan data penyakit

akibat kerja.
67

3.4.2 Instrumen Pengumpul Data

3.4.2.1 Uji Instrumen

3.4.2.1.1 Validitas Instrumen


Validitas suatu instrument (kuesioner) dilakukan dengan cara

melakukan korelasi antar skor masing-masing variable dengan skor totalnya..

Teknik korelasi yang digunakan yaitu koefisien korelasi Pearson Product Moment

atau disimbolkan dengan huruf “r” (Hastono, 2007).

Keputusan uji:

a. Bila r hitung lebih besar dari r table  artinya variable valid

b. Bila r hitung lebih kecil dari r table  artinya variable valid

Jika hasil uji tidak valid maka pertanyaan atau pernyataan tersebut

dibuang. Pertanyaan- pertanyaan yang valid secara bersama diukur reliabilitasnya

dengan membandingkan nilai r table dengan nilai “r hitung”.

3.4.2.1.2 Reliabilitas Instrumen


Mengetahui reliabilitas, dapat dilakukan dengan cara melakukan uji

Cronbach’s Alpha. Keputusan ujinya adalah: (Hastono, 2007)

a. Bila Cronbach’s Alpha ≥ 0,6  artinya variable adalah reliable

b. Bila Cronbach’s Alpha < 0,6  artinya variable tidak reliable

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji

validitas dan realibilitasnya. Kuesioner kepatuhan kewaspadaan universal

diadaptasi dari Skala Psikometrik Gershon, et.al (1995) dan De Joy, et.al., (1995)

dalam Brevidelli dan Tamara (2009), Yuliana (2011) . Alasan pemilihan


68

kuesioner ini adalah karena kuesioner ini telah banyak digunakan untuk meneliti

kepatuhan terhadap Kewaspadaan Universal, diantara nya Brevidelli dan Tamara

(2009). McGovern et.al.,(2000), dan Kermode, et.al., (2005).

3.4.2.1.3 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakuan pengolahan data. Agar

analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, ada empat tahapan

pengelolaan data yang harus dilalui, yaitu (Hastono, 2007) sebagai berikut :

1. Pengeditan Data (Data Editing)

Sesudah kuesioner diiisi lengkap oleh responden, dilakukan

pemeriksaan terhadap kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban

dan kejelasan hasil pengisian setiap kuesioner tersebut. Pengeditan

dilakukan di lapangan sehingga apabila terjadi kesalahan data

dapat segera diperbaiki.

2. Kodefikasi data (Data Coding)

Melakukan coding data yaitu mengubah data yang berbentuk

huruf-huruf menjadi angka untuk mempermudah saat melakukan

entry data. Sebagai contoh data mengenai variabel kepatuhan dan

safe injection practice dilakukan coding 0=tidak pernah,

1=kadang-kadanng, 3=sering, 4= selalu

3. Pemasukan data (Data Entry)

Data Entry berarti memasukkan data ke program SPSS. SPSS

dapat mengelola dan menyajikan data secara deskriptif maupun


69

analitik. Data deskriptif misalnya frekuensi distribusi dan data

analitik misalnya korelasi antar variable pada uji bivariat maupun

uji multivariate.

4. Membersihkan data (Data Cleaning )

Data Cleaning bermaksud untuk mencegah kesalahan yang

mungkin terjadi, dimana nilai hilang (missing value) dan data yang

di luar range tidak diikut-sertakan

3.4.3 Teknik Analisis Data

3.4.3.1 Analisis Data Univariat

Analisis univariat dilakukan pada masing-masing variabel sesuai dengan

jenis datanya. Jenis data pada variabel depneden adalah kategorik karenanya

analisis univariat yang dilakukan adalah dengan menghitung distribusi proporsi

kepatuhan petugas kesehatan dalam penerapan kewaspadaan universal dan

penerapan safety injection practice. Begitu juga dengan variabel independen

dimana jenis datanya adalah kategorik sehingga analisis univariat yang dilakukan

adalah dengan menghitung proporsi faktor individu (pengetahuan tentang

transmisi penularan HIV,HBV,dan HCV, sikap petugas kesehatan, persepsi

terhadap risiko, risk taking personality, efficacy of prevention), faktor pekerjaan

(hambatan penerapan KU, beban kerja (workload)), faktor penguat (pengalaman

pajanan sebelumnya), faktor organisasi (safety climate, safety performance

feedback, informasi dan pelatihan). Faktor pemungkin (keterediaan sumber daya).


70

3.4.3.2 Analisis Data Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan untuk analisis

bivariat pada penelitian ini yaitu uji Chi Square karena semua variabel pada

penelitian ini berbentuk kategorik. Uji Chi Square melihat hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen dengan membandingkan nilai p-value

dengan nilai α (0.05). Bila nilai p-value lebih kecil daripada nilai α, maka secara

statistik variabel independen tersebut berhubungan dengan variabel dependen.

Hasil dari analisis kemudian dituangkan dalam bentuk teks dan table.

Anda mungkin juga menyukai