Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 4-5c Kesmas

 Fakhrianny Nur Rizqiyah


 Nada Fitriah
 Tresyawaty
PEMBAHASAN

Definisi ISPA

Analisis Situasi ISPA


Triad Epidemiologi ISPA

Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Penularan dan Pencegahan ISPA


Definisi ISPA
• ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai 14
hari, yang dimaksud dengan saluran pernapasan
adalah organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ di
sekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah
dan selaput paru.
• Penyakit ISPA merupakan penyakityang sering
terjadi pada anak, karena sistem pertahanan
tubuh anak masih rendah.
Istilah ISPA tiga unsur

• masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuhmanusia dan


berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Infeksi

• organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organadneksanya seperti


Saluran sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
pernafasan

• Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
Infeksi Akut digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Penyebab penyakit ISPA terdiri lebih dari 300 jenis kuman,
baik berupa bakteri, virus, maupun riketsia. Penularannya
melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui
udara pernapasan. Gejala umumnya adalah batuk,
kesulitan bernafas, sakittenggorokan, pilek, sakit telinga,
dan demam (Depkes RI, 2006).

Pada negara berkembang, penyebab pneumonia


pada balita adalah bakteri, yakni Streptococcus
pneumoniae dan haemophylus
influenzae(Maryunani, 2010).
Penyakit yang bisa dikenal tanda atau gejala yang ditimbulkan:
Klasifikasi ISPA
Lokasi Anatomis
• Infeksi saluran pernafasan bagian atas, merupakan
infeksi akut yang menyerang hidung hingga faring.
• Infeksi saluran pernafasan bagian bawah,
merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di
bawah faring sampai dengan alveolus paru-paru

Derajat keparahan penyakit


• Pembagian ini dibuat berdasarkangejala-gejala
klinis yang timbul, dan telah ditetapkan dalam
lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988. Adapun
pembagiannya sebagai berikut;
• ISPA Ringan
• ISPA Sedang
• ISPA Berat
Analisis Situasi ISPA
Selama bertahun-tahun ISPA merupakan masalah kesehatan anak dan
penyumbang terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006). Jumlahtiap
tahunnya kejadian ISPA di Indonesia 150.000 kasus atau
seorang balita meninggal tiap 5 menitnya.

Penelitian Myrnawati juga menemukan bahwa 20-30% kematian


balita disebabkan oleh ISPA.
 Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun

Sejak pertengahan tahun 2007 pengendalian ISPA telah


mengembangkan Surveilans Sentinel Pneumonia di 10 provinsi
masing-masing 1 kabupaten/kota (10 Puskesmas, 10 RS). Pada tahun
2010 telah dikembangkan menjadi 20 provinsi masing-masing 2
kabupaten/kota (40 RS, 40 Puskesmas – terlampir).

Tujuan dibangunnya sistem surveilans sentinel pneumonia ini adalah:

 Mengetahui gambaran kejadian pneumonia dalam distribusi epidemiologi


menurut waktu, tempat dan orang diwilayah sentinel.
 Mengetahui jumlah kematian, angka fatalitas kasus (CFR) pneumonia usia 0-
59 bulan (Balita) dan ≥ 5 tahun
 Tersedianya data dan informasi faktor risiko untuk kewaspadaan adanya sinyal
epidemiologi episenter pandemi influenza
 Terpantaunya pelaksanaan program ISPA
Triad Epidemiologi ISPA
• Teori Trias Penyakit menurut Gordon & Le Rich, 1985
bahwa proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi
antara agent atau faktor penyebab penyakit, manusia sebagai
pejamu atau host dan faktor lingkungan yang mendukung
(environment).

• Berat ringannya penyakit yang dialami ditentukan oleh


sifat-sifat dari mikroorganisme sebagai penyebab
penyakit seperti:
 patogenitas
 virulensi
 antigenitas,dan
 infektivitas.
Agent (Bibit Penyakit)
Agent dari ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus,
dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah virus
dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian
atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah
frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995).

• Host (Penjamu/Manusia)
 Faktor Umur
 Jenis Kelamin
 Status Gizi
 Berat Badan Lahir
 Status ASI Eksklusif
 Status Imunisasi
• Environment (Lingkungan)

 Kelembaban Ruangan
 Suhu Ruangan
 Ventilasi
 Kepadatan Hunian Rumah
 Kepadatan Hunian Ruang Tidur
 Penggunaan Anti Nyamuk
 Bahan Bakar Untuk Memasak
 Keberadaan Perokok
 Status Ekonomi dan Pendidikan
Riwayat Alamiah ISPA
• Perkembangan secara alamiah suatu penyakit
(tanpa intervensi/ campur tangan medis)
sehingga suatu penyakit berlangsung secara
natural. Perjalanan klinis penyakit ISPA ini ada
empat tahap:
Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu
dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar
tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar
tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh.
Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh
penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak.
Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda.
Lanj..

• Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)


 Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala
penyakit, pada tahap ini timbulnya gejala demam dan
batuk Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa
sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah.
• Tahap lanjut penyakit
Di bagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh dengan ateletaksis, menjadi kronis dan dapat
meninggal akibat pneumonia
Penularan dan Pencegahan ISPA
Penularan ISPA

• Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui udara


pernapasan yang mengandung kuman yang
terhirup orang sehat lewat saluran pernapasan.

• ISPA yang tidak ditangani secara lanjut, akan


menjadi momoksebuah pneumonia yang
menyerang anak kecil dan balita apabila
terdapatzat gizi yang kurang dan ditambah
dengan keadaan lingkungan yang tidak bersih.
Lanj...

faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap


kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan
antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan.
Ada 3 cara penyebaran ISPA, yaitu :
• Melalui aerosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh
karena batuk-batuk.
• Melalui aerosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-
batuk dan bersin.
• Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-
benda yangtelah dicemari oleh jasad renik
Pencegaha ISPA

Pengawasan administrasi, yang meliputi lima tingkat


pencegahan penyakit (five level prevention), sebagai
berikut:
 Promosi Kesehatan (Health Promotion)
 Perlindungan khusus (spesific protection)
 Diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment)
 Pembatasan cacat (disability limitation)
 Rehabilitasi (rehabilitation)
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai