BAB 1
PENDAHULUAN
I.2.2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Melakukan Pengkajian baik secara subyektif maupun obyektif kepada NY ”N” P20002 Post
Partum hari ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
2. Mengintepretasikan data dasar dan merumuskan diagnosa kebidanan pada NY ”N” P20002 Post
Partum hari ke-1 Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
3. Menentukan diagnosa potensial pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan HPP
(Hemorrhage Post Partum) Primer.
4. Menentukan tindakan segera pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan HPP
(Hemorrhage Post Partum) Primer.
5. Membuat rencana asuhan kebidanan pada pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan
HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan
HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
7. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1 Dengan
HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer.
BAB 2
LANDASAN TEORI
f. Perubahan hematology
Leukositosis dengan peningkatan hitung sel darah putih hingga 15.000/lebih selama
persalinan, dilanjutkan dengan peningkatan sel darah putih selama 2 hari pertama pasca
partum. Hitung sel darah putih dapat mengalami peningkatan lebih lanjut hingga 25.000 –
30.000 tanpa menjadi patologis jika wanita mengalami persalinan lama. Akan tetapi dugaan
infeksi harus dipastikan jika peningkatan sel darah putih signifikan hemoglobin, hematokrit
dan hitung eritrosit bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat fluktuasi volume darah,
volume plasma dan kadar volume sel darah merah. Kadar ini depengaruhi oleh status hidrasi
wanita saat ini, volume cairan yang ia dapat selama persalinan dan selama kehamilan. Factor
ini menyebabkan hematokrit kurang efektif sebagai ukuran kehilangan darah selama sedikitnya
dua hingga empat hari pascapartum. (Helen varney, 2007 : 962).
2.2.2. Etiologi
Etiologi perdarahan post partum:
1. Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah :
1) Umur : umur yang terlalu muda atau tua
2) Paritas : sering dijumpai terjadi pada multipara dan grandemultipara
3) Partus lama
4) Obstetri operatif dan narkosa
5) Uterus terlalu regang dan besar, misalnya gemelli, hidramnion, atau janin besar
6) Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta
7) Faktor sosial ekonomi, yaitu malnutrisi.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan perineu, vagina, serviks, forniks dan rahim.
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia yang sering
dijumpai:
1) perdarahan yang banyak
2) solusio plasenta
3) kematian janin yang lama dalam kandungan
4) pre eklamsi dan eklamsi
5) infeksi, hepatitis dan syok septic. (Rustam Mochtar, 1998)
2.2.3. Diagnosis
Diagnosa perdarahan post partum dapat ditegakkan dengan memperhatikan :
1. Adanya perdarahan post partum yang banyak dalam waktu singkat.
2. Pada pemeriksaan dijumpai :
1) Uterus yang lembek
2) Terdapat perlukaan jalan janin
3) Disertai atau tanpa retensio plasenta
4) Terdapat Hematoma.
3. Perdarahan melebihi 25 % dari volume darah akan menimbulkan gejala klinis:
1) Kesadaran menurun
2) Frekuensi nadi dan pernafasan meningkat, tekanan darah menurun.
3) Daerah ujung ekstremitas terasa dingin.
4) Parturien tampak pucat (anemia)
5) Pada keadaan yang serius, disertai gejala shock.
menggigil
Uterus berkontraksi dan keras Placenta lengkap.
Placenta belum lahir setelah 30 menit, Tali pusat putus Retensio Placenta
perdarahan segera setelah bayi lahir. akibat reaksi
Uterus berkontraksi dan keras berlebihan.
Inversio uteri akibat
tarikan, perdarahan
lanjutan.
Placenta/sebagian selaput tidak lengkap. Uterus berkontraksi Tertinggalnya
Perdarahan segera setelah bayi lahir. tetapi tinggi Furdus sebagian placenta.
tidak berkurang.
Uterus tidak teraba Neurogenik shock Inversio Uteri
Lumen vagina terisi massa Pucat dan limbung
Tampak tali pusat (bila placenta belum lahir)
Sub.Invelusi Uterus Anemia Endometritis
demam
Nyeri tekan perut bawah dan pada uterus Atau, sisa
perdarahan Lokhsa makopurulen dan berbau fragmen placenta
(bila disertai infeksi) (terinfeksi atau
tidak)
1. memberikan oksitosin
2. mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali)
3. mengeluarkan plasenta dengan tangan.Penanganan Perdarahan post partum
2.2.2. Komplikasi
1. Memudahkan terjadinya:
1) Anemia yang berkelanjutan
2) Infeksi puerperium.
2. Terjadi rehrosis hipofisis anterior dan sindrom sheehan
1) Kelemahan umum (Asthenia)
2) Menurunnya berat badan sampai cachexia
3) Penurunan fungsi sexsual
4) Memudarnya tanda-tanda seks sekunder
5) Turunnya metabolisme – hipotensi
6) Amenarea sekunder
3. Kematian perdarahan post partum
2.2.3. Pencegahan
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum,
kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi
persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim atau
uterotonika. Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infus di pasang dan
sewaktu bayi lahir diberikan satu ampul metergin atau kombinasi dengan lima satuan
sintosinon atau sintometrin intravena. Hasilnya biasanya memuaskan.
Pencegahan terjadinya perdarahan post partum merupakan tindakan utama, sehingga
dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan :
1. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia semasa kehamilan.
2. Melakukan persiapan pertolongan persalinan
3. Meningkatkan usaha penerimaan KB
4. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang mengalami perdarahan post
partum habitualis.
5. Memberikan uterolunika segera setelah persalinan bayi, sehingga persalinan placenta
dipercepat dan mengurangi perdarahan.
I. Pengkajian
Langkah awal proses askeb yaitu mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa
data yang diperoleh dalam bentuk data subyektif, data obyektif dan data penunjang yang akan
memberikan gambaran keadaan kesehatan klien.
A. Data Subjektif
Adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa dari klien, keluarga dan anggota tim
kesehatan lain yang mencakup semua keluhan klien pada masalah kesehatan yang dialaminya.
Anamnesa ini meliputi :
a. Biodata
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari – hari.
Umur dicatat dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur berguna
untuk mengantisipasi pasti diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang akan dilakukan.
Suku / bangsa perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan
termasuk kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan pendekatan dan melakukan
asuhan kebidanan.
agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk
kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan pendekatan dan melakukan asuhan
kebidanan.
pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dalam
pembiayaan.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak. Misalnya
memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat memberikan petunjuk keadaan lingkungan
tempat tinggal klien.
Dari biodata ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan social,
ekonomi dan pendidikan klien serta keluarga yang dapat mempengaruhi kesembuhan klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada kasus ibu postpartum normal misalnya, keluhan utamanya adalah karena ia ingin
memeriksakan kembali kesehatannya setelah persalinan atau pada kasus postpartum patologis,
ibu datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena demam, keluar darah segar dalam jumlah
banyak, nyeri, infeksi luka jahitan dan lain – lain.
c. Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang
kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain :
- menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita indonesia pada umumnya
mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
- siklus menstruasi adalah jarak menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
- volume. Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang
kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan
kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
subyektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung,
misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
d. Status perkawinan
ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana
rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain sebagai berikut
:
- berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
- Lama pernikahan?
- Ini adalah suami yang ke?
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan kb yang lalu
Hal ini penting untuk mengetahui faktor resiko pada persalinan berikutnya. Yang perlu
ditanyakan : kehamilan, penolong, apakah masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu
hamil dan melahirkan, seperti perdarahan, kelainan letak juga riwayat pre eklamsi. Selain itu
ditanyakan pula tempat melahirkan, cara melahirkan(spontan atau dengan tindakan) begitu
juga dengan kelahiran anak meliputi BB, PB, jenis kelamin, dan keadaan sekarang (hidup atau
mati).
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
Yang ditanyakan usia kehamilan, kapan dan dimana ANC berapa kali, dimana, dan kapan
pernah dapat imunisasi, jika ya kapan, dimana, berapa kali, obat - obatan yang didapatkan dan
keluhan yang dirasakan. Informasi apa yang didapatkan waktu periksa hamil.
g. Riwayat Persalinan Sekarang
Kita tanyakan bagimana proses persalinannya, mulai datang keluhan sampai persalinan kala I
dan IV nya untuk melakukan penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan masalahnya.
h. Riwayat kesehatan yang lalu
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai “penanda” akan adanya penyulit
selama masa nifas. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan
seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa
data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien
pernah menderita penyakit menular (TBC, AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung,
hipertensi), dan menurun (DM, Asma, Hipertensi).
i. Riwayat kesehatan keluarga
Dari data riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai “penanda” penyakit menular (TBC,
AIDS, hepatitis), menahun (Asma, jantung, hipertensi), dan menurun (DM, Asma, Hipertensi).
j. Pola kehidupan sehari - hari
pola nutrisi
Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama dirumah sakit, apakah klien
menghabiskan porsi yang disajikan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu nifas. Begitu
juga dengan cairan yang diberikan.
pola eliminasi
Apakah setelah melahirkan sudah BAB, bagaimana konsistensinya, warna, bau dan kapan.
Begitu juga bagaimana dengan BAKnya, berapa kali sehari, apakah mengalami kesulitan atau
sudah pergi ke kamar mandi sendiri. Dalam keadaan normal, klien dapat BAK secara spontan
dalam 8 jam setelah melahirkan, sedangkan BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari setelah
melahirkan.
Pola istirahat
Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidur sesuai kebutuhannya. Berapa jam
klien tidur dalam sehari dan apakah ada kesulitan selama ibu melakukan istirahat. Kebutuhan
istirahat dan tidur selama phase taking hold dimana klien ingin seklai menerima tanggung
jawab sebagai ibu. Kebutuhan tidur ± 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Pola aktifitas
Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan. Sejauh mana ibu melakukan ambulasi
dini, apakah mengalami hambatan atau kesulitan. Mobilisasi hendaknya dilakukan secepatnya.
Pola personal hygiene
Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi, bagaimana
kebersihan alat kemaluannya apakah dicuci memakai sabun, bagaimana mengenai pembalut,
kapan ganti dan berapa kali. Begitu juga dengan kebersihan payudara. Hal ini perlu
diperhatikan untuk mencegahsumber infeksi dan memberi rasa nyaman. Segera setelah klien
cukup kuat/ sehat boleh mandi minimal kurang lebih 1 jam PP dan dilakukan 2X sehari. Begitu
juga dengan kebersihan vagina dilakukan 2X sehari (mandi pagi dan mandi sore), maksimal
setiap kali BAB/BAK. Sedangkan pembalut diganti setiap kali BAB dan setiap perawatan.
Kebersihan payudara juga dilakukan minimal 2X sehari selama mandi
k. Riwayat psikososial
Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap klien terhadap interaksi yang dilakukan:
Hari ke 3 – 10 : terjadi phase taking hold, kadang terjadi postpartum bluess
Hari ke >10 : terjadi phase letting go
l. Riwayat Sosial budaya
Yang ditanyakan adalah kebiasan yang ada dilingkungan klien. Kebiasaan yang menunjang
seperti selamatan / selapan / tujuh bulanan. Rencana meneteki sampai usia berapa. Kebiasaan
yang menghambat seperti minum jamu, pijat dan ibu dilarang untuk keluar rumah selama
hamil.
m. Riwayat spiritual
Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan beragama/ketaatan pasien terhadap agamanya.
B. Data obyektif
Adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi palpasi,
auscultasi. Data objektif ini meliputi :
a. Pemeriksaan Keadaan Umum
Langkah awal pemeriksaan fisik adalah dengan inspeksi atau periksa pandang secara berurutan
dari kepala sampai kaki, keadaan umum ditunjukan pada keadaan klien, kesadaran, tensi, suhu,
nadi, pernafasan, BB, TB, dan cara berjalan. Bila hal itu semua dalam batas normal berarti
tidak ada gangguan kesehatan pada klien.
b. Pemeriksaan fisik
eksi
la dan Rambut : simetris/tidak, bersih/tidak, warna , rontok/tidak, berketombe/tidak.
a : simetris/tidak, pucat/tidak , oedema/ tidak , ada chloasma gravidarum / tidak.
: simetris/tidak, sklera mata ikterus / tidak, konjungtiva merah anemi/ tidak, ada bintik
bitot/tidak.
ng : simetris/tidak, bersih/tidak, ada sekret/tidak, ada polip/ tidak , ada pernafasan cuping
hidung/tidak.
t dan gigi : simetris/tidak, mukosa bibir lembab /kering,stomatitis / tidak, cyanosis/ tidak , ada caries/tidak
Telinga : simetris/tidak, bersih/tidak, ada serumen/tidak
r : ada pembesaran kelenjar limfe/ tidak, ada pembesaran kelenjar tiroid/ tidak dan ada
bendungan vena jugularis/ tidak.
: simetris/ tidak, ada tarikan intercostae/ tidak, pernafasan teratur/ tidak
dara : simetris/ tidak,keadaan puting susu, hiperpigmentasi areola mammae/tidak, ada pembesaran
kelenjar montgommery / tidak,
: ada linea alba/ tidak , ada linea nigra / tidak dan ada striae gravidarum/tidak , ada bekas jahitan
SC / tidak.
Genetalia : ada varises/ tidak, oedema/ tidak.
Anus : ada hemorroid/ tidak
Ekstremitas
Atas : oedema/tidak,
Bawah :oedema/tidak, ada gangguan pergerakan / tidak.
2.) Palpasi
Kepala : tidak ada massa/ benjolan .
r : Ada bendungan vena jugularis/tidak dan kelenjar thyroid / tidak.
Dada : Ada massa pada payudara / tidak.
men : kontraksi uterus baik/tidak , konsis- tensi keras/tidak, besar TFU
Ekstrimitas
Atas : odema/ tidak, ada nyeri tekan/tidak.
Bawah : odema/ tidak, ada nyeri tekan/tidak.
3.) Perkusi
Refleks patella +/+
4.) Auskultasi
Dada : ada whezzing/tidak atau ronchi.
c. Pemeriksaan penunjang
Merupakan data yang diperoleh dari hasil laborat, yang perlu dilakukan dalam
pemeriksaan laborat adalah Hb, leukosit,eritrosit, trombosit, PCV, Gula darah acak.
II. Identifikasi Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang doputuska
sesuai dengan teori dan masalah yang sering terjadi pada ibu nifas HPP.
V. Intervensi
Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari diagnosa kebidanan, yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien. Perenacanaan yang tersusun
merupakan padoman untuk melaksanakan tindakan perawatan kebidanan, metode kemampuan
berfikir analitik dan rasional.
VI. Implementasi
Langkah pelaksanaan dalam manajeme
n kebidanan, dilaksanakan oleh bidan berdasarkan rencana yang ditetapkan. Pada
langkah ini bidan dituntut melakukan tindakan kebidanan secara mandiri, tetapi di dalam
pelaksanaan penyelesaian kasus klien sewaktu – waktu bidan harus juga melaksanakan
kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, antara lain dokter obgin, perawat, ahli
gizi, dan sebagainya.
VII. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses asuhan kebidanan. Evaluasi ditulis dalam
bentuk catatan perkembangan yang meliputi subyektif, assesment dan planing ( SOAP ) .
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan
pada NY ”N” P20002 Post Partum hari ke-1
Dengan HPP (Hemorrhage Post Partum) Primer
Di Ruang Bersalin RS Brawijaya Surabaya .”
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal : 7 Juni 2010 Oleh : Anike Putri Mardani
Jam : 14. 30 wib
3.1.1. Data Subyektif
A. Biodata
Nama Ibu : Ny “N” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Diponegoro Alamat : Jl. Diponegoro
II/13 II/13
No. Telp : 08133256XXXX
No. Register : 15.57.43
B. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengalami perdarahan yang banyak setelah melahirkan dan tubuhnya terasa
lemas dan lemah.
C. Riwayat menstruasi
K. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya memakai kontrasepsi spiral kemudian dilepas dikarenakan ingin
mempunyai anak lagi.
L. Riwayat Psikososial
- Ibu mengatakan sangat senang menerima kelahiran anaknya yang ke dua.
- Suami dan keluarga sangat mengharapkan kelahiran bayinya.
- Ibu menanyakan bagaimana dengan keadaan perdarahannya.
3.5. INTERVENSI
an : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 1x24 jam diharapkan keadaan ibu sehat dan
perdarahan dapat teratasi.
Kriteria hasil : Keadaan umum baik
Tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu :
TD : 110/70 – 130/80 mmHg
Nadi : 80 – 100x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 º C
RR : 16 – 20x/menit
perdarahan berhenti, contraksi uterus baik ( keras )
Keadaan umu baik, turgor kulit baik, akral hangat.
TTU dalam batas normal
Conjungtiva tidak anemis
HB kembali normal ( 10 – 11 gr % )
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien, suami dan keluarga
Rasional : Dengan pendekatan terapeutik akan terjalin kerjasama yang baik antara ibu dan petugas
kesehatan
2. Lakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus & perdarahan.
Rasional : Untuk mengetahui status kesehatan ibu saat ini
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
Rasional : Dengan menjelaskan kondisi ibu dapat mempermudah asuhan yang diberikan dan ibu
lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi
Rasional : Kolaborasi dapat mempermudah tindakan
5. Berikan rehidrasi cairan
Rasional : mencega terjadinya shock hipovolemic
6. Lakukan massage pada uterus
Rasional : Untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi karena perdarahan.
7. Lakukan pemeriksaan darah ( HB, DL, FH )
Rasional : fungsi interdependent
8. Bantu semua kebutuhan dasar klien dan anjurkan klien bedrest.
Rasional : memebantu proses penyembuhan
.3.6. IMPLEMENTASI
Tanggal : 7 Juni 2010 Jam : 16.00 wib
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu, suami, dan keluarga dengan komunikasi yang
baik, tidak menyinggung perasaan ibu dan ramah.
2. Melakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus & perdarahan.
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini :
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 93x/menit
Suhu : 36,20 C
RR : 20x/menit
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami pendarahan post partum, beritahu keluarga agar
dapat mempersiapkan darah untuk ibu sehingga perdarahan dan darah yang keluar + 650 cc
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi
Memperbaiki keadaan umum fleksus aktif
Infus RL dengan drip piton 2 Amp
Eksplorasi jalan lahir didapatkan :
Cerviks membuka, didapatkan sisa placenta 2 kotiledon
SAR dan SBR Intack
Cerviks didapatkan robekan cerviks pada jam 17.00
Vagina intack
Luka jahitan perineum baik (tidak terjadi perdarahan)
- Dilakukan penjahitan pada cerviks jam 09.00
- Pemberian therapy
Misoprostole, 4 tab/rectal
Test Ampicillin hasil negative (-)
Injeksi ampicillin 2 gr
Injeksi Antoxiclau 3 x 1 gr
Injeksi metergin 1 Amp
InjeksiTransamin 3 x 1 Amp
5. Memberikan Rehidrasi Cairan berupa :
3.7. EVALUASI
Tanggal : 7 Juni 2010 Jam : 20.00 wib
S : Ibu mengatakan badannya masih lemah
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/60 mmHg
Nadi : 112x/menit
Suhu : 370C
RR : 20x/menit
Akral hangat, turgor kulit baik
Perdarahan ½ kotek
Kontraksi uterus baik (keras), TFU 2 Jari bawah pusat
A : P20002 Post partum dengan HPP + Atonia Uteri + Robekan Cervixs + Anemis
P : - Observasi perdarahan
- Observasi TTV dilajutkan,
- cek Hb ulang → Hb 8 gr %
- memperbaiki keadaan umum ibu.