1. CONTRACT THEORY
Teori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen faktor-
faktor produksi. Contohnya adalah saat kita membeli es krim di supermarket.
Perusahaan ini sudah akan memiliki kontrak langsung atau tidak langsung
dengan semua pihak penyedia sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
es krim. Hal ini berarti bahwa suatu perhubungan kontrak karena centralize atau
adanya hubungan, kontrak antara Anda sebagai konsumen dan berbagai
pemasok. Dalam pengertian yang lebih umum, semua pemasok faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai kontrak
dengan konsumen untuk output mereka, misalnya, kontrak:
2. AGENCY THEORY
Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang
(atau lebih). seorang principal dan orang lainnya, seorang agen, untuk
memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk melibatkan pemberian
delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen. Baik principal maupun
agen diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri
yaitu, untuk memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari
kepentingan bersama mereka.
Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk
bersikap seolah-olah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Masalah
keagenan, pada gilirannya, menimbulkan biaya agensi. Pada tingkat yang paling
umum, biaya agensi adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang
dialami oleh principal karena perbedaan dari pemegang saham dan kepentingan
agen. Jensen dan Meckeling membagi biya agensi menjadi tiga, yaitu:
Biaya pemantauan
Biaya obligasi
Kerugian sisa
Dalam konteks ini, manajer diasumsikan baik pemilik tunggal perusahaan, atau
memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan
Shareholders. Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan utang
dapat menimbulkan empat metode utama mentransfer kekayaan dari debtholders
kepada shareholders, yaitu:
6. SIGNALLLING THEORY