Anda di halaman 1dari 5

Chapter 11 : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

1. CONTRACT THEORY

Teori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen faktor-
faktor produksi. Contohnya adalah saat kita membeli es krim di supermarket.
Perusahaan ini sudah akan memiliki kontrak langsung atau tidak langsung
dengan semua pihak penyedia sumber daya yang digunakan untuk memproduksi
es krim.  Hal ini berarti bahwa suatu perhubungan kontrak karena centralize atau
adanya hubungan, kontrak antara Anda sebagai konsumen dan berbagai
pemasok. Dalam pengertian yang lebih umum, semua pemasok faktor-faktor
produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai kontrak
dengan konsumen untuk output mereka, misalnya, kontrak:

1) Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja para manajer oleh


pemegang saham.

2) Mendokumentasikan syarat dan kondisi di mana pemberi pinjaman


menyediakan sumber daya keuangan.

3) Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya.

4) Untuk penyediaan barang.

5) Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.

2. AGENCY THEORY

Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang
(atau lebih). seorang principal dan orang lainnya, seorang agen, untuk
memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk melibatkan pemberian
delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen. Baik principal maupun
agen diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri
yaitu, untuk memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari
kepentingan bersama mereka.

Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk
bersikap seolah-olah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Masalah
keagenan, pada gilirannya, menimbulkan biaya agensi. Pada tingkat yang paling

Muhammad Arnez Puji Santosa (A031191045) 1


Chapter 11 : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

umum, biaya agensi adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang
dialami oleh principal karena perbedaan dari pemegang saham dan kepentingan
agen. Jensen dan Meckeling membagi biya agensi menjadi tiga, yaitu:

 Biaya pemantauan
 Biaya obligasi
 Kerugian sisa

Biaya monitoring adalah biaya pemantauan perilaku agen. Biaya


pemantauan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk mengukur, mengamati dan
mengontrol perilaku agen. Contoh dari biaya pemantauan adalah biaya audit,
biaya penetapan rencana kompensasi manajemen, batasan anggaran, aturan
operasi.

3. MANAGERS AGENCY PROBLEM

Agency problem timbul karena adanya asimetri informasi (information


asymmetry). Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana pihak
manajemen lebih banyak mengetahui kondisi internal perusahaan
dibandingkan principal yang dalam hal ini adalah shareholder. Hal ini
memberikan cost kepada shareholder atas setiap tindakan pihak agen. Untuk
mengatasi hal tersebut shareholder melakukan sistem pengawasan atas kinerja
agen dengan menerapkan teori kontrak antara principal dengan agent.

Dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility masing-


masing dengan informasi yang dimiliki. Tetapi di satu sisi, agent memiliki
informasi yang lebih banyak (full information) dibanding dengan principal di
sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry information.Informasi yang
lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-
tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk
memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini
investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan
oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena

Muhammad Arnez Puji Santosa (A031191045) 2


Chapter 11 : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen


perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.

Menurut Scott (dalam Silalahi 2012), terdapat dua macam asimetri informasi


yaitu:

1) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam


lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek
perusahaan dibandingkan investor pihak luar.

2) Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang


manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun
pemberi pinjaman.

4. SHAREHOLDER-DEBTHOLDER AGENCY PROBLEMS

Dalam konteks ini, manajer diasumsikan baik pemilik tunggal perusahaan, atau
memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan
Shareholders. Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan utang
dapat menimbulkan empat metode utama mentransfer kekayaan dari debtholders
kepada shareholders, yaitu:

1) Pembayaran dividen berlebihan : Masalah pembayaran dividen yang


berlebihan muncul ketika pembayaran utang yang dipinjamkan kepada
perusahaan diasumsikan pada tingkat tertentu pembayaran dividen.
2) Substitusi asset : Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi
pinjaman yang mau mengambil resiko. Mereka memberikan pinjaman
kepada perusahaan dengan harapan mereka tidak akan berinvestasi dalam
aset atau proyek dari risiko yang lebih tinggi daripada yang diterima oleh
mereka. Kurangnya investasi : Kurangnya investasi terjadi ketika
pemilik memiliki insentif untuk tidak melaksanakan proyek-proyek
dengan NPV positif karena untuk melakukannya akan meningkatkan
dana yang tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada pemilik.
3) Pencairan klaim : Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan
dari isu-isu prioritas yang lebih tinggi daripada utang yang masih dalam

Muhammad Arnez Puji Santosa (A031191045) 3


Chapter 11 : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

masalah. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk meningkatkan


nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, Tapi mengurangi keamanan
relatif dan nilai hutang yang ada.
Shareholders dan debtholders sama-sama memberikan dana. Shareholders
memberi dana dalam bentuk modal. Debtholders membeli dana dalam bentuk
utang, sehingga utang tersebut perlu dikembalikan suatu saat nanti. Manajer
bertindak sebagai wakil shareholders . Debtholders memberi pinjaman kepada
shareholders . Hak debtholders harus dipenuhi terlebih dahulu bila sudah
terpenuhi baru hak shareholders. Jika yang dirugikan adalah shareholders,
pembayaran deviden diselesaikan setelah membayar kewajiban kepada
debtholders. Hak shareholders semakin berkurang bila kinerja perusahaan
semakin turun.
5. EX POST OPPORTUNISM VS EX ANTE EFFICIENT CONTRACTING

Alternatif pendekatan oportunistik adalah pendekatan kontrak yang efisien. Jika


kontrak efisien, mereka menyelaraskan kepentingan agen dan prinsipal sehingga
tindakan yang menguntungkan agen juga menguntungkan prinsipal itu sendiri,
dan meningkatkan nilai perusahaan. Ex post oportunism terjadi ketika, setelah
kontak adalah di tempat, agen mengambil tindakan yang mentransfer kekayaan
dari prinsipal untuk diri mereka sendiri. Ex ante efficient contracting terjadi
ketika agen mengambil tindakan yang memaksimalkan jumlah kekayaan yang
tersedia untuk mendistribusikan di antara para pelaku dan agen ex ante -
sebelum kontrak selesai

6. SIGNALLLING THEORY

Manajer secara sukarela menyediakan informasi kepada investor untuk


membantu dalam pengambilan keputusan. Manajer melakukan peran ini karena
mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran
informasi. Mirip dengan perspektif efficient contracting, manajer memberikan
informasi untuk pengambilan keputusan karena mereka memiliki keunggulan
komparatif dan mengurangi biaya monitoring dan biaya pembayaran ex-post.

Muhammad Arnez Puji Santosa (A031191045) 4


Chapter 11 : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

Informasi akuntansi digunakan untuk mengindikasikan bagaimana nilai dari


suatu firma dan klaim terhadap firma yang akan berubah. Dibawah perspektif
efficient contracting, akuntansi merefleksikan perubahan arus kas yang
mempengaruhi firma. Laporan akuntansi digunakan untuk memonitor dan
mengkonfirmasi keadaan ekonomi dan transaksi yang terjadi. Hipotesis
informasi mendasari sebagian besar riset awal pasar modal.

Informasi hypothesis sejalan dengan signaling theory, dimana manajer


menggunakan akun sebagai sinyal ekspektasi dan intens mengenai masa depan.
Konsekuensi logika dari signaling theory adalah terdapat insentif untuk semua
manajer dalam pengekspektasian keuntungan di masa depan karena jika investor
mempercayai sinyal tersebut, harga saham akan naik dan para pemegang saham
akan mendapat keuntungan.

7. CONSERVATISM, ACCOUNTING STANDARDS AND AGENCY COSTS

Paham konservatif dalam akuntansi berarti mempercepat pengakuan beban dan


menunda pengakuan pendapatan, ini disebabkan karena terdapat persyaratan
verivikasi yang tidak simetris, dimana memaksakan tingkatan yang lebih tinggi
dalam verifikasi pendapatan bila dibandingkan dengan verifikasi biaya dan ini
umumnya berfungsi untuk mengurangi pendapatan yang dilaporkan. IASB
dalam Godfrey (2010) berargumen bahwa bias yang terdapat dalam paham
konservatif di akuntansi tidak mengungkap gambaran keuangan yang
sebenarnya dan mengurangi informasi kepada investor. Mereka
merekomendasikan adanya pengakuan keuntungan yang tepat waktu seperti
halnya pada kerugian.

Muhammad Arnez Puji Santosa (A031191045) 5

Anda mungkin juga menyukai