POLITEKNIK PALCOMTECH
SEKTOR TELEKOMUNIKASI
Diajukan Oleh:
CITRA MAHARANI
041150020
PALEMBANG
2018
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK PALCOMTECH
INDONESIA
Pembimbing, Direktur,
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK PALCOMTECH
INDONESIA
Penguji 1, Penguji 2,
Menyetujui,
Direktur,
NIP : 09.PCT.13
iii
MOTTO :
(Evelyn Underhill)
Kupersembahkan kepada :
- Saudara-saudaraku Tercinta
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir ini dengan baik. Laporan ini diberi judul “Analisis Kinerja Perusahaan
Laporan tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi syarat guna
mencapai gelar diploma tiga. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis sadari
sepenuhnya bahwa penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
mengucapkan terima kasih yang tulus serta doa dan harapan semoga bantuan yang
diberikan kepada penulis mendapatkan berkat Tuhan Yang Maha Esa, Amin.
Ucapan terima kasih yang tulus ditujukan kepada semua pihak yang telah
Program Studi Akuntansi sekaligus Dosen Pembimbing Ibu Rizki Fitri Amalia, SE,
M.Si., Ak, kepada dosen dan staff Palcomtech, kepada kedua orang tua penulis yang
tercinta, kepada teman dan sahabat yang terkasih serta semua pihak yang telah
tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca, dengan kesadaran
v
penulis bahwa penulisan laporan tugas akhir ini masih mempunyai banyak
kekurangan dan kelemahan sehingga membutuhkan banyak saran dan kritik yang
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
vii
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................... 7
viii
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 35
HALAMAN LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
11. Tabel 3.1 Populasi Lima Nama Perusahaan Sektor Telekomunikasi ...... 32
12. Tabel 3.2 Sampel Empat Nama Perusahaan Sektor Telekomunikasi ...... 34
14. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Total
15. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aset XL Axiata
xi
16. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
17. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
18. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jumlah RO atau Plasa XL Axiata
Industri ..................................................................................... 59
xii
24. Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva
Industri ..................................................................................... 62
25. Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aset Smartfren
26. Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
27. Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
28. Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jumlah RO atau Plasa Smartfren
29. Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Perhitungan ARPU Smartfren Periode 2013-2017
30. Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Biaya (Cost) Smartfren Periode
31. Tabel 4.19 Perbandingan antara Pelatihan dengan Jumlah Karyawan Smartfren
xiii
33. Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan atau
34. Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva
Industri ..................................................................................... 72
35. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aset Indosat
36. Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
37. Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
Industri ...................................................................................... 74
38. Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jumlah RO atau Plasa Indosat
39. Tabel 4.27 Rekapitulasi Hasil Perhitungan ARPU Indosat Periode 2013-2017
40. Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Biaya (Cost) Indosat Periode
xiv
42. Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Karyawan Indosat
44. Tabel 4.32 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Total
Industri ...................................................................................... 82
45. Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aset Telkom
46. Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
47. Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Pengembalian Atas
Industri ...................................................................................... 84
48. Tabel 4.36 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jumlah RO atau Plasa Telkom
49. Tabel 4.37 Rekapitulasi Hasil Perhitungan ARPU Telkom Periode 2013-2017
50. Tabel 4.38 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Biaya (Cost) Telkom Periode
xv
51. Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perbandingan antara Pelatihan
52. Tabel 4.40 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Karyawan Telkom
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
ABSTRACT
xviii
ABSTRAK
xix
BAB I
PENDAHULUAN
perusahaan untuk persaingan bisnis. Perusahaan dituntut untuk lebih fokus pada
kualitas kerja. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi
dari sisi keuangan saja tetapi juga dipandang dari sisi non keuangan perusahaan.
Pada saat ini pengukuran kinerja dari sisi keuangan memiliki kelemahan yaitu
tersebut.
perusahaan dari sisi keuangan dan non keuangan. Metode balance scorecard
1
2
terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan Scorecard. Balanced artinya
berbagai dimensi yaitu keuangan dan non keuangan baik dari segi jangka
pendek dan jangka panjang baik dari segi intern dan ekstern. Sedangkan
hanya berfokus pada tujuan mengejar keuntungan untuk jangka pendek semata.
Maka dari itu metode balance scorecard tidak melakukan pendekatan dari
atau keuntungan lebih banyak dan hal ini membuat persaingan semakin ketat.
bertahan lama. Salah satu contohnya adalah PT Bakrie Telecom, Tbk (BTEL)
dengan produknya yaitu Esia. PT Bakrie Telecom, Tbk tidak bisa bersaing
karena kurangnya inovasi pada produk yang ditawarkan, harga yang mahal,
Telecom, Tbk (BTEL) hanya mencatatkan laba operasional hanya sampai tahun
2010 saja. Pada tahun selanjutnya sampai dengan tahun 2017, perusahaan
diteliti yaitu tentang keamanan data dalam registrasi kartu telepon seluler
dan berita bohong (hoax). Tetapi tetap saja ada oknum nakal yang melakukan
terkena masalah pembocoran data NIK pelanggan. Hal ini bisa berdampak pada
Adapun rumusan masalah dalam laporan tugas akhir ini, yaitu bagaimana
Adapun tujuan yang terdapat dalam laporan LTA ini, yaitu untuk mengetahui
yang ingin mempelajari lebih dalam bidang studi keuangan, hasil ini
lanjut.
7
Berikut ini penulis sajikan uraian singkat materi pokok yang akan dibahas pada
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
kerangka pemikiran.
8
Bab ini menjelaskan lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, jenis
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin banyak pihak yang
atas perusahaan selama periode waktu tertentu dan merupakan hasil atau
tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan
referensi pada jumlah standar seperti biaya masa lalu atau yang
yaitu keuangan dan non keuangan baik dari segi jangka pendek dan
jangka panjang baik dari segi intern dan ekstern. Sedangkan Scorecard
kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi kunci penentu sukses
kinerja (performa) suatu perusahaan baik dari sisi keuangan atau dari
sisi non keuangan, untuk menerjemahkan visi dan misi serta strategi
1. Perspektif Keuangan
tahapan, yaitu :
14
a. Pertumbuhan (Growth)
Tabel 2.1.
Range Peningkatan atau Penurunan Pendapatan
Range peningkatan atau penurunan
Bobot
pendapatan
< 5% 1%
5,1% - 10% 2%
10,1% - 15% 3%
15,1% - 20% 4%
20,1% - 25% 5%
25,1% - 30% 6%
2) Rasio hutang terhadap total aktiva atau rasio total hutang
Tabel 2.2.
Range Rasio Hutang Terhadap Aktiva
tahun.
dayanya.
Rasio Perputaran Aset = Penjualan
Total Aset
Tabel 2.3.
Range Rasio Perputaran Aset
Range rasio perputaran aset Bobot
0 – 0,25 3%
0,26 – 0,50 4%
0,51 – 0,75 5%
0,76 – 1 6%
2) Rasio Tingkat Pengembalian Atas Penjualan atau Return On
2. Perspektif Pelanggan
yaitu :
persaingan.
21
yaitu :
perputaran karyawan.
3. Terukur
panjang.
26
4. Seimbang
Sahid Prince Hotel Surakarta. Objek penelitian Kusuma Sahid Prince Hotel
memiliki kualitas kinerja yang baik dalam mencapai sasaran strategis yang
ditentukan.
metode balance scorecard telah berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari analisis setiap perspektif yaitu perspektif keuangan diposisi kurang
konstruksi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kinerja PT Adhi Karya pada
store dalam jumlah besar berupa tas sekolah, carry on bag (tas pakaian dan tas
laptop), attache case (tas dokumen) dan koper. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa kinerja PT Bahtera Utama memiliki bobot dengan angka rata – rata 4,29
akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah dari segi objek penelitian
yang akan dianalisis dan periode penelitian yang diambil. Penelitian yang akan
terfokuskan pada satu perusahaan saja, dan periode yang akan diteliti dari tahun
2013 – 2017.
29
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Kerangka pemikiran tersebut dapat
METODE PENELITIAN
ini dilakukang kurang lebih selama dua bulan. Dimulai dari tanggal 09 Februari
data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
www.idx.co.id.
31
32
3.3.1. Populasi
terdaftar dibursa efek Indonesia yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Populasi Lima Nama Perusahaan Sektor Telekomunikasi
Kode
No. Nama Perusahaan Tanggal IPO
Perusahaan
Sumber : www.idx.co.id
33
3.3.2. Sampel
mewakili populasi.
Indonesia.
tahunan dan Annual Report yang lengkap dari tahun 2013 – 2017.
Tabel 3.2.
Sampel Empat Nama Perusahaan Sektor Telekomunikasi
Kode
No. Nama Perusahaan Tanggal IPO
Perusahaan
1. PT XL Axiata, Tbk EXCL 29-Sep-2005
2. PT Smartfren Telecom, Tbk FREN 29-Nov-2006
3. PT Indosat, Tbk ISAT 19-Okt-1994
4. PT Telekomunikasi TLKM 14-Nov-1995
Indonesia, Tbk
Sumber : www.idx.co.id
nilai dari orang, objek ataupun kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
(performa) suatu perusahaan baik dari sisi keuangan atau dari sisi non
yang digunakan yaitu melalui dokumentasi atau studi pustaka. Dokumen adalah
catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2014 : 82-83). Dokumen bisa
Indonesia.
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah data
sebagai suatu ciri atau gambaran mengenai kondisi, situasi, atau variable
36
digunakan yaitu :
1. Metode Perhitungan
Dari data yang sudah diperoleh, maka akan dilakukan analisa data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
a. Perspektif Keuangan
dikelolanya perusahaan.
profitabilitas perusahaan.
b. Perspektif Pelanggan
rumus :
1) ARPU (Average Revenue Per Unit) yaitu rata – rata pemakaian oleh
pelanggan aktif.
menggunakan rumus :
39
pelatihan manajerial.
perputaran karyawan.
sebaliknya.
cita perusahaan dan berorientasi pada buku six sigma – Vincent Gasperz,
data melalui peluncuran program XLangkah lebih maju. Pada tahun 2012,
41
42
belajar mengajar bagi generasi muda Indonesia. Pada tahun 2014 menjadi
senilai US$ 865 juta. Pada tahun 2015 melakukan transformasi bisnis
tercepat di Indonesia pada 1,800 MHZ serta tersedia dihampir 100 kota di
Indonesia, meluncurkan data LED Combo Plan yang pertama, Combo Xtra,
pencatatan perdana saham pada Bursa Efek Indonesia (saat itu masih
pelanggan dapat memiliki dua jenis layanan sekaligus. Pada bulan Januari
dengan segmen pasar yang berbeda di tahun 2013, serta meluncurkan paket
Smart Plan, paket lengkap yang ditawarkan untuk layanan Data, Suara
MiFi M3Y dan M3Z agar pelanggan dapat merasakan layanan 4G LTE
45
produsen handset global dalam Open Market Handset (OMH). Tahun 2017
prime.
Indonesia dan New York Stock Exchange. Pada tahun 1995, Indosat
517,5 juta saham mewakili sekitar 50% dari saham seri B dalam dua
tahapan. Pertama pada bulan Mei 2002, pemerintah menjual 8,1% dari
saham yang beredar melalui tender global yang dipercepat dan pada bulan
46
pada tahun 2003, layanan seluler telah menjadi kontributor terbesar dalam
menghapuskan pencatatan dari Bursa Efek New York dan hanya tercatat di
Indosat, unit bisnis yang berfokus pada penciptaan platform digital yang
memberikan manfaat hidup yang nyaman bagi para pelanggan. Pada tahun
Saham Telkom juga tercatat dan diperdagangkan di NYSE (New York Stock
Exchange) dan LSE (London Stock Exchange) dalam bentuk ADS dan
awal dekade kedua abad milenium, pada tahun 2012 Telkom mengukuhkan
menampilkan logo dan tagline Perseroan yang baru “the world in your
menuju model Customer Facing Unit dan Functional Unit, atau disebut
menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan
Balance Scorecard
1. Perspektif keuangan
2. Perspektif pelanggan
perusahaan.
rumus :
pelanggan.
Tahun ARPU
2013 ARPU = 1.033.000.000.000
60.549.000
= 17.061
2014 ARPU = (804.000.000.000)
59.643.000
= (13.480)
2015 ARPU = (25.000.000.000)
42.100.000
= (594)
2016 ARPU = 376.000.000.000
46.474.000
= 8.091
2017 ARPU = 375.000.000.000
53.509.000
= 7.008
Sumber: data diolah (2018)
Indonesia.
menggunakan rumus :
58
tahun sebelumnya.
1. Perspektif keuangan
b. Rasio hutang terhadap total aktiva atau rasio total hutang dibagi
-104%.
Invevestment (ROI).
Return On Invevestment (ROI) = Laba Bersih
Total Aset
sebesar -18%.
65
2. Perspektif pelanggan
perusahaan.
2016.
rumus :
Tahun ARPU
2013 ARPU = (2.534.463.000.000)
11.332.000
= (223.655)
2014 ARPU = (1.379.003.000.000)
11.931.000
= (115.582)
2015 ARPU = (1.565.410.000.000)
11.029.000
= (141.936)
2016 ARPU = (1.974.434.000.000)
11.065.000
= (178.440)
2017 ARPU = (3.022.736.000.000)
11.526.000
= (262.254)
Sumber: data diolah (2018)
menggunakan rumus :
147 program pelatihan dan 146 program pelatihan, hal ini berarti
ditahun 2015.
Scorecard
1. Perspektif keuangan
b. Rasio hutang terhadap total aktiva atau rasio total hutang dibagi
-11%.
Invevestment (ROI).
Return On Invevestment (ROI) = Laba Bersih
Total Aset
Tabel 4.25. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Tingkat
Pengembalian Atas Investasi Indosat Periode 2013-2017
Dibandingkan dengan Standar Industri
-5%.
75
2. Perspektif pelanggan
daerah di Indonesia.
Rumus = Jumlah RO (Retail Outlet atau Plasa)
Total Pelanggan
Kemudian jika penghargaan yang diterima oleh perusahaan
tahun sebelumnya.
rumus :
Tahun ARPU
2013 ARPU = (2.666.460.000.000)
59.600.000
= (44.739)
2014 ARPU = (1.878.200.000.000)
63.200.000
= (29.718)
77
Tahun ARPU
2015 ARPU = (1.163.500.000.000)
69.700.000
= (16.693)
2016 ARPU = 1.275.600.000.000
85.700.000
= 14.884
2017 ARPU = 1.301.900.000.000
110.200.000
= 11.814
Sumber: data diolah (2018)
PDKI Indonesia.
menggunakan rumus :
2016.
1. Perspektif keuangan
ditahun 2015 dan 2016 sebesar 14% dan yang terendah berada
b. Rasio hutang terhadap total aktiva atau rasio total hutang dibagi
0,39.
aset tertinggi berada ditahun 2013, 2016, 2017 sebesar 0,65 dan
2014 sebesar 25% dan yang terendah berada ditahun 2015 dan
Invevestment (ROI).
sebesar 4%.
2. Perspektif pelanggan
perusahaan.
2016, 2017 memperoleh 45, 51, 61, dan 85 penghargaan. Hal ini
mengalami peningkatan.
87
rumus :
Tahun ARPU
2013 ARPU = 20.402.000.000.000
167.914.000
= 121.503
2014 ARPU = 22.041.000.000.000
189.303.000
= 116.432
2015 ARPU = 23.948.000.000.000
24.788.000
= 99.457
2016 ARPU = 27.073.000.000.000
273.641.000
= 98.936
2017 ARPU = 30.369.000.000.000
318.353.000
= 95.394
Sumber: data diolah (2018)
menggunakan rumus :
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balance Scorecard XL Axiata
Periode 2013-2017
Tahun
No Jenis Perspektif
2013 2014 2015 2016 2017
I Perspektif Keuangan
1 Peningkatan atau penurunan usaha 0% 10% -3% -7% 7%
2 Rasio hutang terhadap total aktiva 0,62 0,78 0,76 0,61 0,62
3 Rasio perputaran asset 0,53 0,37 0,39 0,39 0,41
4 Rasio tingkat pengembalian atas penjualan 5% -3% 0% 2% 2%
5 Rasio tingkat pengembalian atas investasi 3% -1% 0% 1% 1%
II Perspektif Pelanggan
1 Jumlah Retail Outlet 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
III Perspektif Proses Bisnis Internal
1 ARPU 17.061 (13.480) (594) 8.091 7.008
2 Peningkatan/penurunan Biaya 0,1231 0,1770 (0,0239) (0,0829) 0,0958
IV Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1 Tingkat pelatihan karyawan 0,155 0,156 0,157 0,128 1,006
2 Rasio perputaran karyawan 0 0 0,05 0,07 0,15
Sumber: data diolah (2018)
92
93
Tabel 4.42.
Periode 2013-2017
Bobot Sesungguhnya
Bobot Rata-
No Perspektif Ukuran
Standar 2013 2014 2015 2016 2017 Rata
Peningkatan atau
6% 1% 1% 1% 1% 2% 1%
penurunan usaha
Rasio hutang terhadap
6% 5% 6% 6% 5% 5% 5%
total aktiva
Rasio perputaran aset 6% 5% 4% 4% 4% 4% 4%
Perspektif
1 Rasio tingkat
Keuangan
pengembalian atas 6% 2% 1% 1% 1% 1% 1%
penjualan
Rasio tingkat
pengembalian atas 6% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
investasi
Perspektif
2 Jumlah Retail Outlet 30% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Pelanggan
Perspektif ARPU 10% 6% 6% 6% 6% 6% 6%
3 Proses Bisnis Peningkatan atau
15% 1% 1% 15% 15% 15% 9%
Internal penurunan biaya
Perspektif Tingkat pelatihan
7,5% 3.5% 4.5% 4.5% 3.5% 7.5% 5%
Pembelajaran karyawan
4
dan Rasio perputaran
7,5% 7.5% 7.5% 6.5% 6.5% 6.5% 7%
Pertumbuhan karyawan
Total 100% 42% 42% 55% 53% 58% 50%
Sumber: data diolah (2018)
94
Axiata kurang baik karena hanya naik sedikit saja dan menurun dari
tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa rasio hutang terhadap total
aktiva dalam kondisi yang baik. Kondisi tersebut dapat berdampak baik
menunjukan bahwa rasio perputaran aset dalam kondisi yang baik dan
Axiata kurang baik karena hanya naik sedikit saja dan merugi dari tahun
95
karena hanya naik sedikit saja dan menurun serta merugi dari tahun
yang memiliki bobot 15% dan 10%. Dari segi ARPU, XL Axiata
perhitungan yang memiliki bobot 7,5%. Dari segi tingkat pelatihan dan
yang terbaik dalam XL Axita dan pada tahun 2014 dan 2013 menjadi
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balance Scorecard Smartfren
97
98
Tabel 4.44.
Periode 2013-2017
Bobot Bobot Sesungguhnya Rata-
No Perspektif Ukuran
Standar 2013 2014 2015 2016 2017 Rata
Peningkatan atau
6% 6% 5% 1% 4% 6% 4%
penurunan usaha
Rasio hutang terhadap
6% 5% 6% 5% 5% 5% 5%
total aktiva
Rasio perputaran asset 6% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
Perspektif
1 Rasio tingkat
Keuangan
pengembalian atas 6% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
penjualan
Rasio tingkat
pengembalian atas 6% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
investasi
Perspektif
2 Jumlah Retail Outlet 30% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Pelanggan
Perspektif ARPU 10% 6% 6% 6% 6% 6% 6%
3 Proses Bisnis Peningkatan atau
15% 15% 15% 6% 1% 1% 8%
Internal penurunan biaya
Perspektif Tingkat pelatihan
7,5% 3.5% 3.5% 3.5% 3.5% 3.5% 4%
Pembelajaran karyawan
4
dan Rasio perputaran
7,5% 6.5% 7.5% 7.5% 7.5% 7.5% 7%
Pertumbuhan karyawan
Total 100% 57% 58% 44% 42% 44% 49%
Sumber: data diolah (2018)
99
rata bobot 5% dari tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa rasio
hutang terhadap total aktiva dalam kondisi yang baik. Kondisi tersebut
dapat berdampak baik dalam perusahaan karena akan terasa mudah bagi
ini menunjukan bahwa rasio perputaran aset dalam kondisi yang stabil.
bobot 10%. Hal ini menunjukkan bahwa Smartfren Telecom harus lebih
yang dimiliki. Kinerja yang kurang baik dari perspektif pelanggan akan
cukup baik.
yang memiliki bobot 15% dan 10%. Dari segi ARPU, Smartfren
rata bobot 8% dari tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa biaya
perhitungan yang memiliki bobot 7,5%. Dari segi tingkat pelatihan dan
yang terbaik dalam Smartfren Telecom dan pada tahun 2016 menjadi
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balance Scorecard Indosat
Periode 2013-2017
Tahun
No Jenis Perspektif
2013 2014 2015 2016 2017
I Perspektif Keuangan
1 Peningkatan atau penurunan usaha 6% 1% 11% 9% 3%
2 Rasio hutang terhadap total aktiva 0,70 0,73 0,76 0,72 0,71
3 Rasio perputaran asset 0,44 0,45 0,48 0,57 0,59
4 Rasio tingkat pengembalian atas penjualan -11% -8% -4% 4% 4%
5 Rasio tingkat pengembalian atas investasi -5% -4% -2% 3% 3%
II Perspektif Pelanggan
1 Jumlah Retail Outlet 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
III Perspektif Proses Bisnis Internal
1 ARPU (44.739) (29.718) (16.693) 14.884 11.814
2 Pengingkatan atau penurunan Biaya 0,1621 0,0477 0,0425 0,0343 0,0257
IV Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1 Tingkat pelatihan karyawan 0,160 0,116 0,110 0,096 0,108
2 Rasio perputaran karyawan 0,08 0,01 0 0 0,01
Sumber: data diolah (2018)
102
103
Tabel 4.46.
Periode 2013-2017
Bobot Bobot Sesungguhnya Rata-
No Perspektif Ukuran
Standar 2013 2014 2015 2016 2017 Rata
Peningkatan atau
6% 2% 1% 3% 2% 1% 2%
penurunan usaha
Rasio hutang terhadap
6% 5% 5% 6% 5% 5% 5%
total aktiva
Rasio perputaran asset 6% 4% 4% 4% 5% 5% 4%
Perspektif
1 Rasio tingkat
Keuangan
pengembalian atas 6% 1% 1% 1% 2% 2% 1%
penjualan
Rasio tingkat
pengembalian atas 6% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
investasi
Perspektif
2 Jumlah Retail Outlet 30% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Pelanggan
Perspektif ARPU 10% 6% 6% 6% 6% 6% 6%
3 Proses Bisnis Peningkatan atau
15% 1% 15% 15% 15% 15% 12%
Internal penurunan biaya
Perspektif Tingkat pelatihan
7,5% 4.5% 3.5% 3.5% 3.5% 3.5% 4%
Pembelajaran karyawan
4
dan Rasio perputaran
7,5% 6.5% 6.5% 7.5% 7.5% 6.5% 7%
Pertumbuhan karyawan
Total 100% 41% 53% 57% 57% 55% 53%
Sumber: data diolah (2018)
104
tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa rasio hutang terhadap total
aktiva dalam kondisi yang baik. Kondisi tersebut dapat berdampak baik
rasio perputaran aset dalam kondisi yang cukup baik dan perusahaan
pendapatan dan laba bersih meningkat dengan sedikit. Dari rasio tingkat
Hal ini menunjukkan bahwa Indosat harus lebih banyak membuka outlet
dan pelanggan yang dimiliki. Kinerja yang kurang baik dari perspektif
yang memiliki bobot 15% dan 10%. Dari segi ARPU, Indosat memiliki
pemakaian tidak baik. Dan dari segi peningkatan atau penurunan Biaya,
Indosat memiliki rata-rata bobot 12% dari tahun 2013-2017. Hal ini
perhitungan yang memiliki bobot 7,5%. Dari segi tingkat pelatihan dan
balance scorecard, tahun 2016 dan 2015 menjadi tahun yang memiliki
kinerja yang terbaik dalam Indosat dan pada tahun 2013 menjadi tahun
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balance Scorecard Telkom
Periode 2013-2017
Tahun
No Jenis Perspektif
2013 2014 2015 2016 2017
I Perspektif Keuangan
1 Peningkatan atau penurunan usaha 8% 8% 14% 14% 10%
2 Rasio hutang terhadap total aktiva 0,40 0,39 0,44 0,41 0,44
3 Rasio perputaran asset 0,65 0,63 0,62 0,65 0,65
4 Rasio tingkat pengembalian atas penjualan 25% 25% 23% 23% 24%
5 Rasio tingkat pengembalian atas investasi 16% 16% 14% 15% 15%
II Perspektif Pelanggan
1 Jumlah Retail Outlet 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
III Perspektif Proses Bisnis Internal
1 ARPU 121.503 116.432 99.457 98.936 95.394
2 Peningkatan atau penurunan Biaya 0,0684 0,0670 0,1622 0,0886 0,0960
IV Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
1 Tingkat pelatihan karyawan 0,050 0,047 0,037 1,122 0,918
2 Rasio perputaran karyawan 0,03 0 0,02 0,04 0
Sumber: data diolah (2018)
107
108
Tabel 4.48.
Periode 2013-2017
tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa rasio hutang terhadap total
aktiva dalam kondisi yang baik. Kondisi tersebut dapat berdampak baik
seluruh dana perusahaan yang dimiliki baik dari modal sendiri maupun
modal pinjaman.
Hal ini menunjukkan bahwa Telkom harus membuat outlet yang banyak
yang memiliki bobot 15% dan 10%. Dari segi ARPU, Telkom memiliki
rata-rata bobot 10% dari tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa
Dan dari segi peningkatan atau penurunan Biaya, Telkom memiliki rata-
rata bobot 12% dari tahun 2013-2017. Hal ini menunjukan bahwa biaya
perhitungan yang memiliki bobot 7,5%. Dari segi tingkat pelatihan dan
111
2016 menjadi tahun yang memiliki kinerja yang terbaik dalam Telkom
dan pada tahun 2015 menjadi tahun yang memiliki kinerja terburuk.
Tabel 4.49.
Indonesia, Tbk berdiri sudah cukup lama dan dikenal masyarakat luas.
Selain itu dari segi keuangannya cukup baik. Hal ini terlihat dari
pendapatan dan laba bersih yang selalu meningkat setiap tahunnya dan
masih sedikit. Dan dari sisi keuangan, laba bersih mengalami kerugian
dan 49%. Hal ini terlihat dari laba bersih yang mengalami kerugian yang
5.1. SIMPULAN
dengan perolehan nilai bobot sebesar 67%. Kemudian disusul oleh PT Indosat,
Tbk yang menjadi peringkat kedua dengan perolehan nilai bobot sebesar 53%.
Dan terakhir peringkat ketiga dan keempat diraih oleh PT XL Axiata, Tbk dan
PT Smartfren Telecom dengan perolehan nilai bobot sebesar 50% dan 49%. Hal
perusahaan menjadi hal yang penting bagi perusahaan. Tempat layanan seluler
113
114
5.2. SARAN
target yang telah ditentukan. Ada 4 perspektif dalam metode balance scorecard
Christina, Sudana. 2013. Penilaian Kinerja Pada PT Adhi Karya Dengan Pendekatan
Balance Scorecard. Bali: Universitas Udayana. Hal. 516-529. ISSN 2302-8556.
Darmasto, Kamaliah, Agusti. 2016. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan
Metode Balance Scorecard (Studi Pada PT Smartfren Telecom Tbk - Jakarta).
Riau: Universitas Riau. Volume 9 Nomor 1. Hal. 70-85. ISSN 1907-364X.
Erwin, Prabowo. 2015. Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balance
Scorecard Pada PT Bahtera Utama. Jakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Volume 3 Nomor 1. Hal. 32-43.
Graciella, Cecilia. 2015. Pengaruh Balance Scorecard Terhadap Kinerja Perusahaan
Pada PT Asuransi Indonesia (Jasindo) Kantor Cabang Kota Bandung.
Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Hal. 1-89.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Kurniasari, Memarista. 2017. Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode
Balance Scorecard (Studi Kasus Pada PT Aditya Sentana Agro). Surabaya:
Universitas Kristen Petra. Volume 5 Nomor 1. Hal. 1-7.
Lutfiana, Fajri. 2017. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Kinerja Lingkungan Dan
Liputan Media Terhadap Environmental Disclosure (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2015).
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal. 1-71.
Mulyadi. 2015. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Paramita, Silvia. 2013. Determinan Dan Konsekuensi Investasi Lingkungan : Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang Memperoleh Penilaian Proper. Semarang:
Diponegoro. Hal. 1-81.
Sallya, Rizka. 2014. Kinerja Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Kota Bandar
Lampung Dalam Mengawasi Peredaran Kosmetik Ilegal Di Provinsi Lampung.
Lampung: Universitas Lampung. Hal. 1-90.
Styaningrum, Sulistyadi, Riani. 2014. Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode
Balance Scorecard Pada Kusuma Sahid Prince Hotel Surakarta. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Volume 3 Nomor 1. Hal. 32-43.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan RdanD. Bandung: Alfabeta.
xx
Widodo, Iman. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Pendekatan
Balance Scorecard (Studi Kasus Pada Perusahaan Mebel PT Jansen
Indonesia). Semarang: Universitas Diponegoro. Hal. 1-89.
Akses internet:
www.idx.co.id
xxi