NICKEN DESTRIANA
STIE Trisakti
ndestriana@stietrisakti.ac.id
Abstract: This study examines the influence of board characteristic, corporate ownership,
debt to equity ratio, and dividend to agency cost measured in terms of public accountant
and audit committee. This research utilized a sample of 18 firms from Jakarta Stock Exchange
for periods of 2004-2006. The result shows that only board of commissioners influence
agency cost measured by accountant public. And board of director, corporate ownership,
debt to equity ratio, and dividend do not influence the agency cost.
Keywords: Board characteristic, corporate ownership, debt to equity ratio, dividend, agency
cost.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh board
characteristic, corporate ownership, debt to equity ratio, dan dividen terhadap agency cost
yang diukur menggunakan akuntan publik dan komite audit. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 18 perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia periode 2004-2006. The
result shows that only board of commissioners influence agency cost measured by accountant
public. And board of director, corporate ownership, debt to equity ratio, and dividend do not
influence the agency cost.
Kata kunci: Karakteristik dewan direksi, kepemilikan perusahaan, debt to equity ratio,
dividen, agency cost.
125
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 17, No. 2 Desember 2015
mumkan kesejahteraan para pemegang saham. dividen tinggi maka menimbulkan perbedaan
Namun disisi lain manajer juga mempunyai ke- kepentingan antara pemegang saham dengan
pentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan manajer. Menurut Faisal (2005) menyimpulkan
mereka. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini bahwa level kepemilikan manajerial yang lebih
seringkali menimbulkan masalah yang disebut tinggi dapat digunakan untuk mengurangi ma-
dengan masalah keagenan. Memburuknya salah keagenan. Hal tersebut didasarkan pada
kondisi dari agency problem juga disebabkan, logika bahwa peningkatan proporsi saham yang
walaupun manajer mendapatkan kompensasi dimiliki manajer akan menurunkan kecenderung-
dari pekerjaannya, namun pada kenyataannya an manajer untuk melakukan tindakan meng-
perubahan kemakmuran manajer jauh lebih kecil konsumsi perquisites yang berlebihan, dengan
bila dibandingkan dengan perubahan kemakmur- demikian akan menyatukan kepentingan antara
an pemegang saham atau pemilik (Midiastuty manajer dengan pemegang saham.
dan Machfoedz 2003). Penelitian Singh et al. (2003) dalam
Konflik kepentingan yang dikarenakan Faisal (2005) menganalisis hubungan antara
oleh kemungkinan bahwa agen tidak selalu struktur kepemilikan dengan biaya keagenan
bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah
memicu terjadinya biaya keagenan. Biaya ke- go public. Hasil penelitiannya menyatakan ke-
agenan dikeluarkan untuk mengurangi kerugian pemilikan institusional tidak mempunyai peng-
yang timbul karena ketidakpatuhan. Agency aruh yang signifikan dalam mengurangi beban
costs ini mencakup biaya untuk pengawasan discretionar. Hasil lainnya bahwa ukuran dan
oleh pemegang saham, biaya yang dikeluarkan komposisi dewan direksi berhubungan positif
oleh manajemen untuk menghasilkan laporan dengan efficiency losses. Sedangkan Sing et al.
yang transparan, termasuk biaya audit yang (2003) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi
independen dan pengendalian internal, serta yang kecil secara positif dan signifikan mem-
biaya yang disebabkan karena menurunnya nilai pengaruhi efisiensi pemanfaatan aset namun
kepemilikan pemegang saham sebagai bentuk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan ter-
‘bonding expenditures’ yang diberikan kepada hadap pengurangan biaya keagenan yang diukur
manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai dengan beban operasi.
manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan Hutang memberikan sinyal tentang sta-
manajemen dengan pemegang saham. Meski- tus kondisi keuangan perusahaan untuk meme-
pun demikian, potensi untuk munculnya agency nuhi kewajibannya. Menurut Jensen (1986),
problem tetap ada karena adanya pemisahan hutang perusahaan merupakan salah satu
antara kepengurusan dengan kepemilikan peru- mekanisme untuk menyatukan kepentingan
sahaan, khususnya di perusahaan-perusahaan manajer dengan pemegang saham. Hasil dari
publik. penelitian Faisal (2005) menunjukkan bahwa
Kepemilikan manajerial mempengaruhi leverage berhubungan negatif dengan biaya
masalah keagenan, menurut Faisal (2005) bah- keagenan namun tidak signifikan. Hal ini menun-
wa kepemilikan dan kebijakan deviden digunakan jukkan leverage yang tinggi dapat mempengaruhi
sebagai substitusi untuk mengurangi masalah efisiensi penggunaan aset.
keagenan. Kepemilikan manajerial yang tinggi
menyebabkan deviden yang dibayarkan ke Agency Cost
pemegang saham rendah. Penetapan deviden Agency theory memandang bahwa
yang rendah disebabkan manajer memiliki manajemen perusahaan sebagai ’agents’ bagi
harapan-harapan investasi di masa mendatang para pemegang saham, akan bertindak dengan
yang dibiayai dari sumber internal. Sehingga penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri,
apabila sebagian pemegang saham menyukai bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana
126
ISSN: 1410 - 9875 Nicken Destriana
serta adil terhadap pemegang saham. Teori Jensen dan Meckling (1976) menyebut-
keagenan dalam perkembangannya terbagi kan ada tiga jenis biaya keagenan. Prinsipal
menjadi dua aliran (Mahadwartha 2003) yaitu dapat membatasi divergensi dari kepentingan-
positivist teori dan principal-agent research. nya dengan menetapkan insentif yang layak dan
Positivist memfokuskan pada identifikasi situasi dengan mengeluarkan biaya untuk monitoring
ketika prinsipal dan agen mengalami konflik dan (monitoring cost) yang dirancang untuk memba-
mekanisme governance yang membatasi self- tasi aktivitas-aktivitas yang menyimpang yang
serving dari agen. Principal-agent research mem- dilakukan oleh agen. Dalam beberapa situasi
fokuskan pada kontrak optimal, antara perilaku tertentu, agen memungkinkan untuk membelan-
dan hasilnya, secara garis besar penekanan jakan sumber daya perusahaan (bonding cost)
pada hubungan prinsipal dan agen. Principal- untuk menjamin bahwa agen tidak akan bertin-
agent research merupakan perluasan teori dari dak yang dapat merugikan prinsipal atau untuk
keagenan karena sudah merambah konflik meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan
antara rekan kerja, bawahan, dan atasan (mana- kompensasi jika dia benar-benar melakukan
jemen puncak). tindakan tersebut. Namun demikian, masih bisa
Menurut Jensen dan Meckling (1976) terjadi divergensi antara keputusan-keputusan
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai agen dengan keputusan-keputusan yang dapat
sebuah kontrak dimana satu atau lebih prinsipal memaksimalkan kesejahteraan agen. Nilai uang
(pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahte-
melakukan beberapa jasa untuk kepentingan raan yang dialami oleh prinsipal juga merupakan
mereka dengan mendelegasikan beberapa biaya yang timbul dari hubungan keagenan.
wewenang untuk membuat keputusan kepada Biaya sejenis ini disebut kerugian residual
agen. Pemisahan kepemilikan dan pengendali- (residual loss). Jadi bisa disimpulkan bahwa
an menyebabkan manajemen (agen) bertindak terdapat tiga biaya keagenan yaitu 1) monitoring
tidak sesuai dengan keinginan prinsipal (pemilik). expenditure by the principal adalah kos penga-
Dalam melaksanakan tugas manajerial, mana- wasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik; 2)
jemen memiliki tujuan pribadi yang bersaing de- the bonding cost adalah kos yang harus dikelu-
ngan tujuan prinsipal (pemilik) dalam memak- arkan akibat pemonitoran yang harus dikeluar-
simalkan kemakmuran pemegang saham. kan prinsipal (pemilik) kepada agen; dan 3) the
Pemisahan kepemilikan dan pengendalian residual cost adalah pengorbanan akibat berku-
perusahaan disebut konflik keagenan (agency rangnya kemakmuran prinsipal (pemilik) karena
conflict). perbedaan keputusan antara prinsipal (pemilik)
Konflik kepentingan ini mendasari ada- dan agen.
nya biaya keagenan. Teori keagenan mengatakan
bahwa sulit untuk mempercayai bahwa mana- Ukuran Dewan Direksi dengan Agency Cost
jemen (agen) akan selalu bertindak berdasarkan Faisal (2005) menyatakan bahwa dewan
kepentingan pemegang saham (prinsipal), direksi merupakan mekanisme internal utama
sehingga diperlukan monitoring dari pemegang yang memonitor manajer. Tiga karakteristik yang
saham (Mahadwartha 2003). Konflik mencipta- mempengaruhi monitoring adalah ukuran dewan
kan masalah (agency cost) sehingga masing- direksi, komposisi dewan direksi dan struktur
masing pihak akan berusaha mengurangi agency kepemimpinan direksi (Faisal 2005). Menurut
cost ini. Selain terdapat konflik eksternal ada Yenmack (1996) ukuran dewan direksi yang
pula konflik internal di dalam diri agen maupun besar akan menggangu kepentingan pemegang
prinsipal sendiri (orang cenderung tidak konsis- saham. Dewan direksi yang besar akan mengu-
ten). rangi efisiensi pemanfaatan aset.
127
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 17, No. 2 Desember 2015
Ukuran dan komposisi dewan direksi saham (Faisal 2005). Dengan adanya kepemi-
dapat mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas likan saham manajerial yang besar dalam per-
monitoring. Ukuran dan komposisi dewan direksi usahaan, maka akan mendorong manajemen
juga mempengaruhi hubungan kepemilikan ma- untuk ikut merasa memiliki perusahaan sehingga
najerial dan kepemilikan institusional terhadap setiap keputusan yang mereka ambil sehubungan
kinerja perusahaan. Menurut Faisal (2005) dengan perusahaan akan berdampak langsung
bahwa peningkatan ukuran dan diversitas dari pada mereka.
dewan direksi akan memberikan manfaat bagi Perusahaan dengan jumlah kepemilikan
perusahaan karena terciptanya network dengan saham yang besar seharusnya mempunyai
pihak luar perusahaan dan menjamin ketersedia- konflik keagenan yang rendah dan biaya keagen-
an sumberdaya. an yang rendah pula.Konflik keagenan yang
Menurut Yenmack (1996) ukuran dewan rendah dapat direfleksikan dari tingginya tingkat
direksi yang besar akan menggangu kepentingan perputaran aset perusahaan dan rendahnya
pemegang saham. Dewan direksi yang besar beban operasi terhadap penjualan. Biaya ke-
akan mengurangi efisiensi pemanfaatan aset. agenan diukur dengan tingkat perputaran aset
Sing et al. (2003) menyatakan bahwa ukuran yang mengukur kemampuan manajer untuk
dewan direksi yang kecil secara positif dan menggunakan aset secara efisien. Tingkat per-
signifikan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan putaran aset yang tinggi menunjukkan jumlah
aset namun tidak mempunyai pengaruh yang penjualan dan kas yang dihasilkan dari penggu-
signifikan terhadap pengurangan biaya keagen- naan aset tersebut tinggi.Sebaliknya, tingkat
an yang diukur dengan beban operasi. Semakin perputaran aset yang rendah mengindikasikan
besar ukuran dewan direksi semakin besar bahwa manajer lebih banyak menggunakan aset
beban diskresi manajerial yang terjadi. Dengan tersebut untuk aktivitas yang tidak menghasilkan
demikian ukuran dewan direksi tidak menunjuk- aliran kas. Tingkat perputaran yang tinggi meru-
kan pengurangan biaya keagenan. pakan indikasi bahwa manajer melakukan prak-
Fungsi kepemilikan institusional mem- tek yang efisien dalam manajemen aset dengan
punyai peran yang sama dengan dewan direksi. demikian akan meningkatkan nilai perusahaan.
Semakin besar kepemilikan saham institusional Rasio beban operasi terhadap penjualan rendah
dan dewan direksi mengindikasikan semakin menunjukkan bahwa manajer lebih banyak
besar insentif dan kapabilitas mereka untuk me- menggunakan aset untuk kegiatan yang tidak
monitor manajemen dari tindakan pemborosan. produktif (Faisal 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka diekspektasikan H2 Kepemilikan manajerial berpengaruh terha-
hubungan antara ukuran dewan direksi dengan dap agency cost.
efisiensi pemanfaatan aset adalah positif dan
berhubungan negatif dengan biaya keagenan Kepemilikan Institusional dengan Agency Cost
yang diproksikan dengan beban operasi (selling Kepemilikan institusional dalam perusa-
and general administrative) (Faisal 2005). haan bertindak sebagai pihak yang memonitor
H1 Ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap perusahaan. Semakin besar kepemilikan institu-
agency cost. sional maka semakin efisien pemanfaatan aset
perusahaan. Sehingga kepemilikan institusional
Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan bertindak sebagai pencegahan terhadap pem-
Agency Cost borosan yan dilakukan oleh manajemen (Faisal
Besar kecil jumlah kepemilikan saham 2005). Persentase kepemilikan institusional
manajerial dalam perusahaan dapat mengindi- dalam suatu perusahaan mendorong manajer
kasikan adanya kesamaan (congruence) kepen- untuk memfokuskan pada tujuan jangka panjang
tingan antara manajemen dengan pemegang daripada jangka pendek, sehingga pada akhirnya
128
ISSN: 1410 - 9875 Nicken Destriana
akan dapat mengurangi konflik antara prinsipal rendah disebabkan manajer memiliki harapan-
dan agen (mengurangi masalah keagenan). harapan investasi di masa mendatang yang
Holderness dan Sheeman (1985), Barclay dibiayai dari sumber internal.Sehingga apabila
dan Holderness (1991) memberikan bukti em- sebagian pemegang saham menyukai dividen
piris bahwa terdapat peningkatan turnover tinggi maka menimbulkan perbedaan kepenting-
manajemen dan gains akibat pembelian saham an antara pemegang saham dengan manajer.
oleh pihak luar. Some dan Singh (1995), Allen H5 Dividen berpengaruh terhadap agency cost.
dan Philips (2000) juga menyatakan bahwa ki-
nerja keuangan perusahaan mengikuti pembelian Ukuran Dewan Komisaris dengan Agency Cost
saham oleh outside block ownership. Cai et.al. Dewan komisaris merupakan sekelom-
(2001) menemukan hubungan yang berlawanan pok individual yang dipilih dengan tanggung
antara kinerja saham dengan kepemilikan saham jawab utama bertindak atas kepentingan pemilik
institusional. Perusahaan dengan kepemilikan dengan secara formal memonitor dan mengen-
institusional yang besar (lebih dari 5%) meng- dalikan eksekutif puncak perusahaan. Direksi
indikasikan kemampuannya untuk memonitor bertanggung jawab penuh atas perusahaan.
manajemen. Semakin besar kepemilikan institu- Direksi yang independen dapat mengurangi
sional maka semakin efisien pemanfaatan aset perbedaan tujuan antara manajemen dengan
perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemi- pemegang saham. Midiastuty dan Machfoed
likan institusional bertindak sebagai pencegahan (2003) mengemukakan bahwa kepemilikan ins-
terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen titusional, kepemilikan manajerial, dan jumlah
(Faisal 2005). dewan komisaris mampu mengurangi konflik
H3 Kepemilikan institusional berpengaruh ter- kepentingan yang timbul dari hubungan keagenan
hadap agency cost. antara manajemen dan pemegang saham.
H6 Ukuran dewan komisaris berpengaruh terha-
Debt to Equity Ratio dengan Agency Cost dap agency cost.
Jensen (1986) menyatakan hutang
perusahaan merupakan salah satu mekanisme Dewan Komisaris Independen dengan Agency
untuk menyatukan kepentingan manajer dengan Cost
pemegang saham. Hutang memberikan sinyal Menurut Herwidayatmo (2000), ko-
tentang status kondisi keuangan perusahaan misaris independen bertanggungjawab dan
untuk memenuhi kewajibannya.Hasil dari pene- mempunyai kewenangan untuk mengawasi
litian Faisal (2005) menunjukkan bahwa leverage kebijakan-kebijakan yang dilakukan direksi dan
berhubungan negatif dengan biaya keagenan memberikan nasihat bilamana diperlukan. Dewan
namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan komisaris independen dapat mengurangi perbe-
leverage yang tinggi dapat mempengaruhi efisi- daan tujuan antara manajemen dengan pemegang
ensi penggunaan aset. saham dalam hal memaksimalkan nilai perusa-
H4 Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap haan dengan mengawasi keputusan-keputusan
agency cost. manajerial yang utama (Agrawal dan Knoeber
1996).
Dividen dengan Agency Cost H7 Dewan komisaris independen berpengaruh
Faisal (2005) menyatakan bahwa terhadap agency cost.
kepemilikan dan kebijakan dividen digunakan
sebagai substitusi untuk mengurangi masalah METODA PENELITIAN
keagenan.Kepemilikan manajerial yang tinggi
menyebabkan dividen yang dibayarkan ke peme- Populasi dalam penelitian ini adalah
gang saham rendah. Penetapan dividen yang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indo-
129
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 17, No. 2 Desember 2015
nesia. Teknik pengambilan sampel yang digu- KAP = b0 + b1UDD + b2KM + b3KI + b4DER +
nakan adalah purposive sampling method, yaitu b5DI + b6UDK + b7DKI + ε ..(1)
suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan KA = b0 + b1UDD + b2KM + b3KI + b4DER +
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu (1) b5DI + b6UDK + b7DKI + ε ...(2)
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Keterangan:
Efek Indonesia tahun 2003-2006; (2) Laporan
KAP = Agency cost yang diproksikan dengan
keuangan perusahaan yang berakhir setiap
Kantor Akuntan Publik
tanggal 31 Desember; (3) Perusahaan yang
KA = Agency cost yang diproksikan dengan
membagikan dividen pada periode penelitian.
Komite Audit
Pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 1
sedangkan persamaan regresi yang digunakan
untuk menguji hipótesis sebagai berikut:
Notasi
Variabel operasional Skala Pengukuran
variabel
Variabel dependen
Agency cost diproksikan
ke dalam:
Monitoring cost KAP Skala nominal Menggunakan dua proksi:
Angka 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP
Big Four dan angka 0 untuk KAP non Big Four
KA Angka 1 jika perusahaan memiliki komite audit sesuai
dengan peraturan BEJ dan 0 jika tidak memiliki komite
audit.
Variabel Dependen UDD Skala rasio Jumlah anggota dewan direksi dalam perusahaan.
Ukuran Dewan Direksi
Kepemilikan Manajerial KM Skala rasio Persentase jumlah saham yang dimiliki oleh eksekutif
dan direktur.
Kepemilikan Institusional KI Skala rasio Persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institutional
investor.
Debt to Equity Ratio DER Skala rasio Rasio antara total hutang dengan total ekuitas.
Dividen DI Skala rasio Rasio pembayaran dividen terhadap earning after tax
(dividend payout ratio).
Ukuran Dewan Komisaris UDK Skala rasio Jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan.
Dewan Komisaris DKI Skala rasio Persentase jumlah komisaris independen dalam dewan
Independen komisaris.
130
ISSN: 1410 - 9875 Nicken Destriana
131
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 17, No. 2 Desember 2015
132
ISSN: 1410 - 9875 Nicken Destriana
REFERENSI:
Darmawati, Deni. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 8(1).
Faisal. 2005. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance.Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 8(2), 175-190.
Fuad.2005. Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial dalam Mengurangi Konflik Age nsi:
Peran dari Corporate Ownership. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 9(3), September, 327 – 345.
Jensen, M.C., dan W.H. Meckling.1986, Theory of the firm – managerial behaviour, agency costs and ownership
structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-60
Jensen, M., dan W. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency and Ownership Structure.
Journal of Financial Economics: 305 – 360.
Kieso, Donald E., J. J. Weygandt, dan T. D. Warfield. 2004. Intermediate Accounting, edisi 11, USA: Wiley
International Edition.
Larcker, F. David. 2005. How Important is Corporate Governance?, The Wharton School University of Pennsylvania
Philadelphia, May 16.
Mahadwartha, Putu Anom. 2003. Proporsi Teori Keagenan dan Teori Equity pada kebijakan Kompensas i.
Manajemen Usahawan Indonesia, 32(11).
Midiastuty, P. Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan
Indikasi manajemen Laba. Artikel dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI, 176 – 186,
Surabaya.
133