ABSTRACT
This study is to examine the effect of corporate governance (the owners’s character and the
JRYHUQDQFH PHFKDQLVP RQ DJHQF\ FRVW 7KLV UHVHDUFK VKRZV WKDW IDPLO\ RZQHUVKLS ¿QDQFLDO
institution ownership, government ownership, and foreign ownership have negative effects on
agency cost that is proxied as managerial operation cost and or as assets turnover, compared to
public ownership. Furthermore, ownership concentration of at least 5 percent each is not proven
to effect the agency cost. Results of other examination show that the proportion of independent
board and the number of board meetings have negative effects to the agency cost that is proxied
as assets turnover. However, these two variables and the number of audit committee meeting
have the opposite effect to the agency cost when it is proxied as managerial operation cost.These
inconsistencies are caused by the ineffective implementation of corporate governance mechanism
in Indonesia even after 10 years of implementation.
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
100 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
biaya keagenan. Dengan dimulai dengan ukuran dan jenis bisnis, arah pengembangan
menggambarkan perusahaan yang dikelola bisnis, jumlah pemilik yang dominan,
oleh 100% pemiliknya sendiri, maka biaya pertimbangan pajak, strategi perusahaan,
keagenan bisa tidak ada. Hal ini bertentangan kebijakan penggunaan profesional, struktur
dengan argumen Shleifer dan Vishny (1997) modal perusahaan, pertimbangan pembiayaan
yang menemukan bahwa kepemilikan yang perusahaan, kebijakan investasi, alokasi risiko,
sangat tinggi menyebabkan terjadinya dan bentuk pengendalian (Colley Jr dkk, 2003).
pembentengan (entrenchment), yaitu Pemilik dengan wewenang dan kuasanya,
tindakan yang bertujuan untuk mengamankan akan efektif dalam menentukan hal tersebut,
kepentingan pemegang saham mayoritas selama tidak terjadi masalah keagenan. Hal
tersebut, tetapi seharusnya dinikmati oleh ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
manajer dan biayanya dibebankan kepada dengan mekanisme tata kelola internal.
pemilik juga. Kedua pandangan ini merupakan
teori efek pemantauan (monitoring effect Mekanisme Tata Kelola Perusahaan,
theory) dan teori pembentengan manajerial Pengendalian Manajemen, dan Masalah
(managerial entrenchment theory). Keagenan
Berdasarkan teori tata kelola Tata kelola perusahaan (corporate
perusahaan (corporate governance), pemilik governance) GLGH¿QLVLNDQ VHFDUD OXDV ROHK
atau pemegang saham menjalankan peran Berle dan Means (1932) sebagai keseluruhan
penting dalam menciptakan tata kelola sistem pengendalian untuk memberikan arah
perusahaan. Daniri (2005) dan Haron (2009) dan mengendalikan perusahaan, serta fokus
menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan utamanya terletak pada peran board of director
dapat dibagi menjadi dua mekanisme, dalam menata-kelola (governance) perusahaan.
mekanisme internal dan eksternal. Mekanisme Persoalan pokoknya adalah mengenai
pencegahan kesalahan internal terdiri dari PHQJHOROD SRWHQVL NRQÀLN \DQJ PXQFXO DQWDUD
komite audit, komite pemantauan risiko, investor eksternal dan internal perusahaan
audit internal, dan pemantauan risiko, yang berkenaan dengan pemisahan kepemilikan
membantu dewan komisaris (board) dalam dan kontrol. Tata kelola perusahaan yang baik
menciptakan sistem pengendalian. Mekanisme (good corporate governance-GCG) sangat
eksternal termasuk auditor eksternal, otoritas penting untuk meningkatkan kepercayaan
regulasi, dan pemegang saham. Pemilik investor dan meningkatkan nilai pemegang
(shareholder) memegang peran penting dalam saham (OECD, 2004).
penentuan struktur perusahaan, meliputi:
Otoritas Regulasi
Pengendalian RUPS
Intern/ Sistem
Manajemen Risiko Dewan Pemegang Saham/
Direksi 6WDNHKROGHUV
Komisaris
Audit Eksternal
Komite Audit
Komite Pemantau Risiko
Audit Internal Komite Strategis
Komite Nom/Remu
Hasil Penelitian Struktur Kepemilikan dan memperoleh hasil empirik bahwa biaya
Biaya Keagenan keagenan lebih tinggi jika perusahaan dikelola
La Porta dkk (1999) dalam penelitian- oleh manajer independen, biaya keagenan lebih
nya di 27 negara kaya di dunia, menemukan rendah jika kepemilikan manajerial semakin
bahwa lebih banyak negara yang kepemilikan tinggi, dan biaya keagenan lebih rendah ketika
perusahaannya tidak tersebar luas seperti hutang bank lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
pada negara Amerika Serikat dan Inggris. Berger dkk (1997) bahwa manajer cenderung
Dominasi kepemilikan yang terbanyak membentengi untuk menghindari risiko
adalah kepemilikan keluarga dan pemerintah, hutang. Tingkat leverage perusahaan akan
sedangkan kepemilikan institusi keuangan lebih rendah jika manajer tidak menghadapi
jumlahnya terbatas. Penelitian Ang dkk (2000) tekanan kinerja oleh pemilik.
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
102 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Kondisi kepemilikan perusahaan di berpengaruh positif pada kesejahteraan
,QGRQHVLD GLMHODVNDQ ROHK $UL¿Q *XO pemegang saham. Mereka menjelaskan bahwa
dan Tsui (2004), Siregar dan Utama (2006 pemegang saham institusi keuangan berkaitan
dan 2008), dan Achmad dkk (2011) sebagai dengan biaya keagenan yang lebih rendah. Hal
perusahaan-perusahaan yang didominasi ini sejalan dengan teori pengendalian aktif
oleh kepemilikan keluarga. Siregar dan Shleifer dan Vishny (1986). Siregar dan Utama
Utama (2008) memperoleh kesimpulan (2008) yang meneliti pengaruh kepemilikan
bahwa perusahaan yang dikuasai keluarga institusi keuangan terhadap masalah
memiliki masalah keagenan tidak seserius NHDJHQDQ PHPSHUROHK KDVLO WLGDN VLJQL¿NDQ
pada kepemilikan lainnya. Penelitian Sedangkan, Kusnadi (2003) memperoleh hasil
Claessens dkk (1999) menemukan bahwa bahwa perusahaan kepemilikan pemerintah
dari 178 perusahaan di Indonesia terdapat 6LQJDSXUD OHELK H¿VLHQ GDQ OHELK NHFLO PDVDODK
67% perusahaan (tertinggi dari 9 negara Asia keagenannya. Penelitian Firth dkk (2008) di
Timur) dimiliki keluarga secara ultimate China memperoleh hasil tidak ada perbedaan
(tunggal) melalui struktur pyramid ownership. besar dari biaya keagenan antara perusahaan
Kemudian Achmad dkk (2011) menyebut kepemilikan pemerintah dan perusahaan
66% perusahaan Indonesia dimiliki keluarga. kepemilikan publik.
3HQHOLWL ,QGRQHVLD $UL¿Q /XNYLDUPDQ
(2004), Achmad (2008), dan Achmad Hasil Penelitian Mekanisme Tata Kelola
dkk (2011) telah menggunakan berbagai Perusahaan dan Biaya Keagenan
GH¿QLVL NHSHPLOLNDQ NHOXDUJD XQWXN NDVXV Kebutuhan tata kelola perusahaan
GL ,QGRQHVLD 'H¿QLVL WHSDW GHQJDQ NRQGLVL dalam praktik manajemen modern ini menjadi
di Indonesia adalah kepemilikan keluarga “keharusan,” sesuai penjelasan Hart (1995): jika
yang terdiri dari kepemilikan individu dan tidak terdapat masalah keagenan, maka semua
perusahaan lokal. Meskipun kemungkinan pihak dalam perusahaan akan memaksimalkan
keluarga menggunakan “kendaraan” investasi nilai perusahaan atau meminimalkan biaya,
berupa perusahaan asing, tetapi karakteristik maka tata kelola perusahaan diperlukan.
pengendalian perusahaan asing tersebut Sesuai dengan literatur (Kaen, 2003; Shaw,
berbeda dengan kepemilikan individu dan 2003; Knell, 2006; Nadler dkk, 2006; dan
perusahaan lokal. Brink, 2011) dan penelitian Ghosh dkk (2010)
Agrawal dan Mandelker (1990) praktik tata kelola perusahaan perlu ditambah
meneliti di Amerika Serikat membuktikan ukuran atau faktor yang mengacu pada
bahwa kepemilikan institusi keuangan “proses kerja” boards. Misalnya: jumlah rapat
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
104 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Teori keagenan ini dalam penelitian akuntansi (baik sendiri-sendiri maupun bersama) akan
empirik mengacu pada teori akuntansi menentukan luas dan intensitas pengendalian
positif (positive accounting theory) yang kepada manajemen. Mekanisme tata kelola
dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman perusahaan juga sama kedudukannya,
(1986) dengan dasar penggunaan angka-angka memberikan dampak pada kualitas
akuntansi sebagai informasi pengambilan pengendalian termasuk mempersempit
keputusan. perbedaan kepentingan prinsipal dan agen.
Struktur kepemilikan yang merupakan Kerangka pemikiran teoritis penelitian seperti
komposisi kepemilikan saham dalam Exhibit 3 berikut.
perusahaan, khususnya jumlah mayoritas
6WUXNWXU
.HSHPLOLNDQ
3HUXVDKDDQ
%LD\D .HDJHQDQ
Agency Cost
0HNDQLVPH 7DWD
.HOROD 3HUXVDKDDQ
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
106 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
NHSHPLOLNDQ SHPHULQWDK OHELK WLGDN H¿VLHQ negara berkembang (risiko politik, terjadi
dibanding yang bukan dimiliki pemerintah. asimetri informasi, dan tidak memadainya
Kepentingan politik dapat sangat berpengaruh proteksi legal) maka perhatian pengendalian
bagi pencapaian kinerja perusahaan. Hipotesis manajemen investor asing relatif tinggi.
lainnya yang bertentangan dikemukakan ,QYHVWDVLSLKDNDVLQJGDSDWGLGH¿QLVLNDQVHEDJDL
Broadman (1999) bahwa kepemilikan investor/ pemegang saham yang berasal dari
pemerintah justru memberikan arah tujuan negara lain (domisili dan aspek legal pendirian
yang jelas bagi manajemen dan berarti dapat perusahaan di luar negeri), dalam jumlah yang
menekan biaya keagenan. Kepemilikan cukup besar untuk mengendalikan perusahaan
pemerintah pada perusahaan yang terdaftar di tersebut. Penelitian Firth, dkk (2008) di
Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat terbatas, China, memperoleh hasil berlawanan dengan
tetapi relatif merupakan perusahaan yang besar hipotesisnya, terbukti bahwa kepemilikan
(kapitalisasi pasar besar) dan pada bidang asing berpengaruh menambah biaya keagenan.
industri yang dianggap strategis, misalnya Bentuk penyertaan asing secara teori memiliki
pada bidang telekomunikasi, perbankan, kelebihan kemampuan dalam mengendalikan
dan konstruksi (bekas Badan Usaha Milik perusahaan dan yang akan membawa dampak
Negara). Penelitian di Indonesia yang menekan (negatif) biaya keagenan yang
GLODNXNDQ ROHK $UL¿Q PHQXQMXNNDQ diproksikan sebagai biaya operasi manajerial,
kepemilikan pemerintah memiliki masalah tetapi untuk proksi sebagai utilitas aset
keagenan yang lebih sedikit. Berdasarkan bertanda positif. H4: Kepemilikan mayoritas
kondisi, karakteristik kepemilikan pemerintah asing berpengaruh negatif terhadap biaya
di Indonesia lebih sesuai dengan hipotesis keagenan.
Broadman (1999), yaitu diharapkan Konsentrasi kepemilikan ekuitas dapat
kepemilikan pemerintah akan dapat menekan digunakan sebagai proksi tingkat pemantauan
terjadinya (negatif) biaya keagenan yang manajemen perusahaan (Jensen dan Meckling,
diproksikan sebagai biaya operasi manajerial, 1976 dan Agrawal dan Mandelker, 1990).
sedangkan untuk proksi sebagai utilitas aset Institusi sering membuat kesepakatan dalam
bertanda positif. H3: Kepemilikan mayoritas memantau manajer secara bersama (joint
pemerintah berpengaruh negatif terhadap monitoring). Praktik ini juga umum terjadi
biaya keagenan. pada pemilik yang tidak ikut menjalankan
La Porta dkk (1999) menjelaskan manajemen. Terdapat dua hipotesis yang
bahwa karena investor asing menghadapi dicari untuk menjelaskan perbedaan perilaku
risiko lebih ketika berinvestasi dalam ekonomi pemegang saham besar (Pound, 1988):
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
108 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
dalam menekan terjadinya (negatif) biaya Modal, ditunjuk sebagai otoritas pengawas
keagenan yang diproksikan sebagai biaya dan mengharuskan setiap emiten dan
operasi manajerial, sedangkan untuk proksi perusahaan publik di Indonesia membentuk
sebagai utilitas aset bertanda positif. H6: komite audit. Ghosh dkk (2010) memasukkan
Proporsi komisaris independen berpengaruh semua kemungkinan terkait dengan komite
negatif (positif) terhadap biaya keagenan. audit (anggota independen, jumlah anggota,
Kaen (2003), Shaw (2003), Knell jumlah rapat, dan kepemilikan) terhadap
(2006), dan Nadler dkk (2006) dalam buku- perataan laba. Hasil Kusnadi (2003) untuk
buku mengenai tata kelola perusahaan, MXPODK NRPLWH DXGLW GL 6LQJDSXUD VLJQL¿NDQ
semuanya mengungkapkan bahwa dalam mengurangi biaya keagenan. Penelitian ini
menilai kualitas dan kinerja board termasuk memasukkan variabel jumlah komite audit
komite audit perlu memperhatikan lebih pada maupun jumlah rapat komite audit yang
“proses kerja” dibanding hanya pada jumlah tidak terdapat pada penelitian sebelumnya,
anggotanya. Hal ini sesuai dengan hasil berpengaruh nagatif terhadap biaya keagenan
penelitian Ghosh dkk (2010) bahwa jumlah yang diproksikan sebagai biaya operasi
rapat board EHUSHQJDUXK SRVLWLI VLJQL¿NDQ manajerial, sedangkan untuk proksi sebagai
pada pemecahan masalah, maka perusahaan utilitas aset bertanda positif. H8: Jumlah
VHPDNLQ H¿VLHQ GDQ SDGD DNKLUQ\D PHQHNDQ komite audit berpengaruh negatif terhadap
biaya keagenan. Penelitian ini mengajukan biaya keagenan. H9: Jumlah rapat komite
hipotesis jumlah rapat dewan komisaris audit berpengaruh negatif terhadap biaya
diharapkan akan mengurangi (negatif) biaya keagenan.
keagenan yang diproksikan sebagai biaya Komite nominasi dan atau komite
operasi manajerial, sedangkan untuk proksi remunerasi merupakan komite yang dibentuk
sebagai utilitas aset bertanda positif. H7: dewan komisaris untuk mengusulkan seleksi
Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh pejabat manajemen dan memberikan masukan
negatif terhadap biaya keagenan. tentang sistem balas-jasa bagi manajemen
Colley Jr dkk (2003) menyebutkan (besar gaji dan komponen balas-jasa lainnya).
bahwa komite audit merupakan komite yang Dengan adanya komite nominasi/ remunerasi
kritikal dan sebagai keharusan pada banyak maka diharapkan manajemen dapat membuat
otoritas pengawasan pasar modal di dunia. keputusan nominasi dan balas-jasa dengan
Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga lebih baik dan terhindar dari kepentingan
Keuangan (Bapepam-LK) dalam Undang- manajemen sendiri. Hasil riset empiriknya
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar WLGDN VLJQL¿NDQ .XVQDGL +HQU\
BIOP/ Tot
Penjualan
H6 (tanda pengaruh
Mekanisme Tata Kelola negatif)
Proporsi komisaris independen H7
Jumlah rapat dewan komisaris H8
Jumlah komite audit
Perputaran
H9 Aset
Jumlah rapat komite audit
Adanya komite nominasi/remunerasi H10 (tanda pengaruh
positif)
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
110 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Exhibit 5 'H¿QLVL 2SHUDVLRQDO %LD\D .HDJHQDQ
Variabel 'H¿QLVL 2SHUDVLRQDO
No Pengukuran
Dependen Variabel
1 Rasio Biaya Logaritma natural dari rasio LBIO = Ln (Biaya
Operasi biaya operasi manajerial terhadap Penjualan, Adm dan Umum/
Manajerial penjualan tahunan perusahaan Penjualan Tahunan)
(LBIO)
2 Turn Over Aset Logaritma natural dari tingkat LTOA = Ln (Total
(LTOA) perputaran total aset dari penjualan Penjualan/Total Aset
perusahaan
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
112 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
4 Kepemilika Dummy kepem. mayoritas asing DASG, Dummy 1 jika
Mayoritas Asing 50% ke atas, non publik yang proporsi kepemilikan asing
(DASG) berdomisili di luar Indonesia. •
5 Konsentrasi Blok pemilik jumlah akumulasi . 3 ™ NHSHP VDKDP •
Kepem. 5% (K5P) saham lebih besar sama 5% 5%)/ jumlah saham
6 Proporsi Persentase Komisaris Independen PKI = Jumlah Kom
Komisaris terhadap total Dewan Komisaris Independen/ Jumlah Total
Independen (PKI) Dewan Komisaris
7 Jumlah Rapat Jumlah rapat formal yang kuorum RDK = Jumlah rapat
Dewan Komisaris Dewan Komisaris dalam setahun. Dewan Komisaris dalam
(RDK) setahun
8 Jumlah Komite Jumlah anggota Komite Audit JKA = Jumlah anggota
Audit (JKA) dalam laporan tahunan Komite Audit
9 Jumlah Rapat Jumlah rapat formal kuorum RKA = Jumlah rapat
Komite Audit Komite Audit setahun, dalam Komite Audit dalam
(RKA) laporan tata kelola setahun
10 Adanya Komite Dummy ada-tidaknya Komite REM, Dummy 1 jika
Nominasi/ Nominasi/ Remunerasi sesuai terdapat Komite Nominasi/
Remunerasi laporan tata kelola perusahaan Remunerasi
(REM)
11 Ukuran Logaritma natural atas ukuran LNUKR = Ln(Total Aset)
Perusahaan perusahaan yang merupakan total
(LNUKR) aset dalam juta rupiah
12 Leverage (LEV) Tingkat kewajiban atas total aset LEV= Total Utang/ Total
perusahaan Aset
13 Umur Perusahaan Umur sejak menjadi anggota/ UMR = jumlah tahun sejak
(UMR) listing di Bursa Efek Indonesia, masuk ke bursa
dalam tahun
14 Tahun Data (D2008 Dummy yang menunjukkan tahun D2008, Dummy 1 jika 2008
dan D2009) data 2008 dan 2009 dibanding
2010, pengujian beda D2009, Dummy 1 jika 2009
Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis aplikasi Statistical Package for Social
Penelitian ini menggunakan metode Science (SPSS) versi 16.0. Variabel dependen
analisis regresi multivariat untuk menguji penelitian ini adalah biaya keagenan yang
hubungan antara biaya keagenan dan variabel- diproksikan dengan rasio biaya operasi
variabel yang mempengaruhi biaya keagenan. terhadap penjualan (BIOP) dan utilitas aset
Digunakan sistem pooled data dalam analisis atau asset turn over (ATO). Persamaan regresi
regresi multivariat ini. Pengolahan data dengan biaya keagenan diproksikan sebagai
dilakukan dengan menggunakan program
11
LNUKRit + 12
LEVit+ 13
UMRit+ UMR=umur perusahaan terdaftar di bursa;
14
D2008it + 15
D2009it + 0it D2008 = dummy tahun data 2008; D2009
= dummy tahun data 2009.
Model Persamaan Regresi B (Biaya
Keagenan diproksikan sebagai TOA): HASIL DAN PEMBAHASAN
TOAit = .i + 1
DKL2it + 2
DINSit + 3
DPEMit Deskripsi Data Penelitian
+ 4
DASGit+ 5
K5Pit+ 6
PKIit + 7
Data perusahaan yang terdaftar di Bursa
RDKit+ 8
JKAit + 9
RKAit+ 10
Efek Indonesia (BEI) menurut ICMD 2010
REMit+ 11
LNUKRit + 12
LEVit+ 13
sebanyak 402 perusahaan. Jumlah data yang
UMRit+ 14
D2008it+ 15
D2009it + 0it diolah 324 data observasi (¿UP \HDU). Kedua
model A dan B bukan menggambarkan mutlak
Keterangan: biaya keagenan, melainkan untuk menganalisis
. = konstanta; 1
, 2
GVW NRH¿VLHQ pengaruh variabel-variabel independen
regresi; BIOP = biaya operasi terhadap biaya keagenan ini. Deskripsi data
manajerial; TOA= turnover aset, keuangan perusahaan yang menjadi data dalam
perputaran aset; DKL2 = dummy penelitian ini dan biaya keagenannya terlihat
kepemilikan mayoritas keluarga; DINS dalam Exhibit 7. Deskripsi data struktur
= dummy kepemilikan mayoritas institusi kepemilikan perusahaan yang terdaftar di BEI
keuangan; DPEM = dummy kepemilikan dalam penelitian ini tersaji dalam Exhibit 8.
mayoritas pemerintah; DASG = dummy Deskripsi data yang menyangkut tata kelola
kepemilikan mayoritas asing; K5P perusahaan disajikan pada Exhibit 9.
= konsentrasi kepemilikan 5 persen;
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
114 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Exhibit 7 Deskripsi Data Keuangan Dan Biaya Keagenan
No Keterangan Terbesar Terkecil Rata-Rata Median St. Dev
1 Total Aset (Rp mil) 112.857 3,06 5.933 1,61 14,53
2 Kas & Eqv (Rp mil) 9.119 0,00 570 102 1.314
3 Penjualan (Rp mil) 129.991 0,19 4.784 1.125 12.930
4 Bi Operasi (Rp mil) 46.138 0,79 1.213 140 4.537
5 Rasio Bi Op Mjr Thp Penjln 10,76 0,01 0,34 0,21 0,69
6 Turn Over Aset (kali) 6,85 0,00 1,02 0,77 1,02
7 Leverage 2,68 0,03 0,54 0,52 0,33
Sumber: Hasil pengolahan data
Pengolahan data dalam penelitian ini bahwa nilai D-W untuk Model B ini sangat
tanpa membuang data outlier, sesuai penjelasan dekat dengan nilai (4-dU), yaitu 2,069 maka
Gujarati (1995). Hasil uji unstandardized dalam analisis hasil Model B tetap disertakan,
residual model penelitian ini menunjukkan Gujarati (1995). Uji heteroskedastisitas dengan
normal. Penelitian ini menggunakan uji teknik diagram pencar (scatter diagram)
statistik kolinearitas tolerance dan variance menunjukkan tidak ada pola yang pasti antara
LQÀDWLRQ IDFWRU (VIF). Model A (LBIO) dan nilai prediksi dengan nilai residu, berarti tidak
B (LTOA) seluruh variabel independennya terjadi heteroskedastisitas.
mempunyai nilai tolerance >0,10 dan VIFnya
semua <10, tidak terjadi multikolinearitas Analisis Hasil Pengujian Hipotesis
yang serius yang dapat mengurangi hasil uji .RH¿VLHQ GHWHUPLQDQ *KR]DOL
statistik. dan Gujarati, 1995) menggunakan Adjusted R2
Uji autokorelasi menggunakan uji nilai dengan tujuan menghilangkan bias terhadap
Durbin-Watson (D-W). Pada Model A (LBIO) jumlah variabel independen yang banyak
nilai Durbin-Watson sebesar 1,975, yang berarti (15). Hasil pengujian Model A dan Model B
tidak terdapat autokorelasi positif maupun menunjukkan hanya sebesar 10,6% dan 9,5%.
negatif. Pada Model B (LTOA) memiliki Tujuan penelitian ini lebih pada studi hubungan
nilai D-W sebesar 2,092, yang jatuh pada pengaruhnya bukan besaran pengaruhnya,
daerah “no decision.” Dengan pertimbangan maka hasil Adjusted R2 yang rendah tetap
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
116 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
dapat memenuhi tujuan penelitian ini. Uji uji ANOVA diperoleh nilai F hitung dengan
statistik F digunakan untuk menunjukkan WLQJNDW VLJQL¿NDQQ\D GDODP NXUXQJ XQWXN
apakah semua variabel independen dalam Model A dan Model B berturut-turut 3,550
model mempunyai pengaruh secara bersama- (0,000) dan 3,251 (0,000).
sama terhadap variabel dependennya. Dari
Hasil pengujian ANOVA kedua model + 1,217 DPEM + 0,74 DASG + 0,089 K5P –
PHQXQMXNNDQ NHGXDQ\D VLJQL¿NDQ SDGD 1,297 PKI – 0,023 RDK + 0,089 JKA – 0.004
tingkat keyakinan 5%. Model persamaan RKA – 0,095 REM + 0,005 LNUKR +
regresi berdasarkan uji hipotesis ini dapat 0,525 LEV + 0,012 UMR – 0,107 D2008
dituliskan sebagai berikut: – 0,038 D2009+ 0
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
118 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
mendukung peran konsentrasi kepemilikan milyar sedangkan yang terbesar Rp46.138
dalam menekan biaya keagenan, kecuali milyar. Perbedaan besar pada ukuran operasi
penelitian Florackis (2008) di Inggris. perusahaan mempengaruhi uji pengaruh
Untuk kelima hipotesis berhubungan jumlah komite audit, yang relatif tidak
dengan mekanisme tata kelola perusahaan, berbeda jika dibandingkan dengan perbedaan
hanya hasil uji Hipotesis 6 dan Hipotesis 7: biaya operasi dan penjualan, terhadap biaya
proporsi komisaris independen (PKI, +0,273) keagenan.
dan jumlah rapat dewan komisaris yang Hasil uji Hipotesis 9 (rapat komite
berpengaruh positif terhadap biaya keagenan audit - RKA) dan Hipotesis 10 (adanya
yang diproksikan sebagai LTOA, pada tingkat komite nominasi/ remunerasi - REM) untuk
keyakinan 5%. Untuk Model A (LBIO) 0RGHO $ PDXSXQ 0RGHO % WLGDN VLJQL¿NDQ
tandanya berlawanan (+1,547), jumlah Tanda pengaruh RKA untuk Model A tidak
komisaris independen dan rapat dewan justru konsisten dengan hipotesis, tetapi untuk
meningkatkan biaya keagenan. Hasil penelitian Model B konsisten. Untuk REM kedua model
Jensen (1993) semakin langsing board maka mempunyai tanda yang tidak konsisten dengan
semakin efektif dalam memantau manajemen. hipotesis yang ada. Ketidak-konsistenan
6HFDUD HPSLULV H¿VLHQVL SHQJHQGDOLDQ tanda pengaruh variabel-variabel independen
ditentukan pada rentang jumlah board tertentu mekanisme tata kelola perusahaan juga
\DQJ H¿VLHQ GLPDQD GDODP SHQHOLWLDQ LQL banyak dijumpai pada penelitian-penelitian
tidak diteliti. Dominasi kepemilikan keluarga empiris sebelumnya, baik di beberapa negara
pada perusahaan di Indonesia membawa Asia lain maupun di Indonesia. Jumlah rapat
konsekuensi penerapan tata kelola perusahaan bukan ukuran proaktif kualitas proses kerja
yang terbatas, mengingat bahwa pemilik lebih komite audit. Jensen (1993), Vafeas (1999) dan
memperhatikan pengendalian biaya secara Ghosh dkk (2010) memperoleh bukti jumlah
langsung daripada menggunakan sistem tata rapat komite audit berpengaruh meningkatkan
kelola yang relatif rumit. biaya keagenan. Khusus untuk REM karena
Hasil uji Hipotesis 8: jumlah komite penerapannya relatif masih sangat baru, hanya
audit berpengaruh positif terhadap biaya 31.79% perusahaan yang telah memiliki
keagenan yang diproksikan sebagai LBIO, komite ini.
berlawanan dengan hipotesis. Jumlah Ukuran perusahaan (LNUKR)
komite audit terkecil 2 dan terbesar adalah VLJQL¿NDQ GDQ NRQVLVWHQ SDGD 0RGHO$
8, rata-rata 3,11 orang, sedangkan biaya WHWDSL WLGDN VLJQL¿NDQ SDGD 0RGHO % PHVNL
operasi perusahaan terkecil hanya Rp0,79 tanda sesuai. Pengujian tambahan dilakukan
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
120 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
JKA: Jml K Audit 8 + 0,089 1,093 0,496 Ditolak
RKA: Rpt K Audit 9 + -0,004 0,996 0,707 Ditolak
REM: Kom Rem 10 + -0,095 -0,091 0,571 Ditolak
Sumber: Hasil pengolahan data
Keterangan: -XPODK VDPSHO GDQ PHQXQMXNNDQ VLJQL¿NDQVL VWDWLVWLN SDGD WLQJNDW
GDQ 1LODL $QWLOQ DGDODK NRH¿VLHQ YDULDEHO LQGHSHQGHQ VHWHODK EHQWXN ORJ QDWXUDO
biaya keagenan dikembalikan menjadi bentuk non ln, sedangkan untuk variabel
independen dummy menggunakan Antiln-1.
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
122 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Companies.” Jurnal Manajemen
Akuntansi & Sistem Informasi, Vol. 8,
Penelitian Mendatang
No. 2, pp. 118-134.
Penelitian ini tidak melakukan
pengelompokan perusahaan berdasarkan _____, Rusmin, J. Neilson, dan G. Tower.
2011. “Concentrated Family
industrinya yang berbeda kondisi/ karakteristik Ownership Structures Weakining
yang ada. Kepemilikan publik digabungkan Corporate Governance: A Developing
Country Story.” Corporate Ownership
baik publik tersebar maupun penguasaan oleh & Control, Vol. 8, No. 2, pp. 96-107.
perusahaan publik yang lain yang cukup besar
Adam, T.L. 1992.”Agency Theory: The
jumlahnya. Penggunaan metode dummy untuk Dilemma of Thomas C. Upham.”
analisis kepemilikan mayoritas perusahaan Transactions of the Charles S. Pierce
Society, Vol. 28, No. 3, pp. 547-568.
menghilangkan arti besaran pengaruh masing-
masing jenis kepemilikan. Agrawal, A. dan G.N. Mandelker. 1990. “Large
Shareholders and the Monitoring of
Disarankan untuk penelitian
Managers: The Case of Antitakeover
mendatang meningkatkan kualitas Charter Amendments.” Journal of
pengumpulan data kepemilikan perusahaan, Financial and Quantitative Analysis,
Vol. 25, No. 2, pp. 143-161.
misalnya bekerjasama dengan lembaga
penelitian khusus dan pemanfaatan data Anderson, C.W., T. Jandik, dan A. Mahija. 2001.
“Determinants of Foreign Ownership
SULPHU VHEDJDL YHUL¿NDVL GDWD ODSRUDQ HPLWHQ in Newly Privatized Companies
Perlu pengelompokan data observasi sesuai in Transitional Economies.” The
Financial Review. Vol. 37, pp. 161-
jenis industri untuk memperoleh analisis 176.
yang lebih dalam. Alternatif penggunaan
Ang, J.S., R.A. Cole dan J.W. Lin. 2000.
metode non dummy sehingga besaran “Agency Costs and Ownership
NRH¿VLHQ PDVLQJ PDVLQJ YDULDEHO \DQJ GLWHOLWL Structure.” The Journal of Finance,
Vol. 55, No.1, pp. 81-106.
dapat diintepretasikan. Mempertimbangkan
menambah proksi biaya keagenan yang dapat Arafat, W. 2011. GCG, Strategy Execution
with Balanced Scorecard Approach.
menjelaskan lebih baik dari proksi sebagai
Skyrocketing Publishing.
biaya operasi manajerial dan sebagai tingkat
perputaran aset. $UL¿Q = ³0DVDODK .HDJHQDQ GDQ
Mekanisme Kontrol pada Perusahaan
dengan Struktur Kepemilikan
DAFTAR PUSTAKA Terkonsentrasi yang Dikontrol
Achmad, T. 2008. “Concentrated Family Keluarga: Bukti dari Persusahaan
Ownership Structures Weakening Publik di Indonesia.” Disertasi Tidak
Corporate Governance: A Developing Dipublikasikan, Program Studi Ilmu
Country Story, The Case of Indonesia Manajemen, Universitas Indonesia.
Berle, A. dan G. Means. 1932. The Modern Fishman, R. 2001. “Its Not what You Know,
Corporation and Private Property. Estimating the Value of Political
New York, USA: MacMillan. Connections.” American Economic
Review, Vol. 91, pp. 1095-1102.
Brink, A. (Ed.). 2011. Corporate Governance
and Business Ethics. Dordrecht, Florackis, C. 2008. “Agency Costs and
Germany: Springer. Corporate Governance Mechanisms:
Evidence for UK Firms.” International
Broadman, H.C. 1999. “The Chinese State as Journal of Managerial Finance, Vol.
Corporate Shareholder.” Finance and 4, No.1, pp. 37-59.
Development, Vol. 36, pp. 52-56.
Ghosh, A., A. Marra, dan D. Moon. 2010.
Chen, G., M. Firth, dan L. Xu. 2009. “Does “Corporate Boards, Audit Committees,
the Type of Ownership Control adn Earnings Management: Pre-and
Matter? Evidence from China’s Listed Post-SOX Evidence.” Journal of
Companies.” Journal of Banking & Business Finance & Accounting, Vol.
Finance, Vol. 33, pp. 171-181. 37, No. 9 & 10, pp. 1145-1176.
Claessens, S., S. Djankov, J.P.H. Fan, dan Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat
L.H.P. Lang. 1999. “Expropriation of dengan Program SPSS. Ed. 3.
Minority Shareholders: Evidence from Semarang: Badan Penerbit Universitas
East Asia.” Working Paper yang tidak Diponegoro.
dipublikasikan. World Bank.
________. 2006. Statistik Non-Parametrik,
Colley Jr, J.L., J.L. Doyle, G.W. Logan, Teori & Aplikasi dengan Program
dan W. Stettinius. 2003. Corporate SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Governance, The McGraw-Hill Universitas Diponegoro.
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
124 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Gujarati, D.N. 1995. Basic Econometrics. Ed. Johnson, S. dan T. Mitton. 2003. “Cronyisms
3, New York: McGraw-Hill Inc. and Capital Controls: Evidence from
Malaysia.” Journal of Financial
Gul, F.A. dan J.S.L Tsui. 2004. The Governance Economics, Vol 67, pp.351-382.
of East Asian Corporation, Post Asian
Financial Crisis. Hampshire, New Kaen, F.R. 2003. A Blueprint for Corporate
York: Palgrave MacMillan. Governance- Strategy, Accountability,
and the Preservation of Shareholder
Haron, H. 2009. Corporate Governance Value. New York, New York: American
Failure, How Would Effective Internal Management Association – Amacom.
and External Monitoring Mechanisms
Help? Malaysia: Penerbit Universiti Knell, A. 2006. Corporate Governance – How
Sains Malaysia. to Add Value to Your Company, A
Practical Implementation Guide. New
Hart, O. 1995. “Corporate Governance: York: CIMA Publishing.
Some Theory and Implications.” The
Economic Journal, Vol. 105, pp. 678- Komite Nasional Kebijakan Governance.
689. 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance. Jakarta.
Henry, D. 2008. “Agency Costs, Corporate
Governance and Ownership Structure: ________. 2010. Pedoman Umum Good
Evidence from Australia.” Paper Public Governance. Jakarta.
tidak dipublikasikan. Victoria
Australia: La Trobe University. Kusnadi, Y. 2003. “Corporate Cash
KWWS a¿QPDQ 2UODQGR Holdings and Corporate Governance
Papers/Agency_costs_ governance_ Mechanism.” Paper disajikan di Hong
ownership.pdf Kong University of Science dan di
National University of Singapore,
Hsiao, C. 2006. Analysis of Panel Data. 3rd December 2003.
Ed. Cambridge, USA: Cambridge
University Press. La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, dan A.
Shleifer. (1999). “Corporate ownership
Jensen, M.C. 1986. “Agency Costs of Free around the world.” Journal of Finance,
Cash Flow, Corporate Finance, and Vol. 54, No. 2, pp. 471-517.
Takeovers.” American Economic
Review, Vol 76, No.2, pp. 323-329. Lukviarman, N. 2004. “Ownership Structure
and Firm Performance: The Case
_______. 1993. “Presidential Address: The of Indonesia,” Disertasi Tidak
Modern Industrial Revolution, Exit Dipublikasikan, Curtin University of
and the Failure of Internal Control Technology.
Systems.” Journal of Finance, Vol 48,
pp. 831-880. Nadler, D.A., B.A. Behan, dan M.B. Nadler.
2006. Building Better Boards- A
_______. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory Blueprint for Effective Governance.
of the Firm: Managerial Behavior, Editors. San Fransisco, California:
Agency Cost and Ownership Structure. Jossey-Bass, A Wiley Imprint.
Journal of Financial Economics, Vol.
3, No. 4, pp. 305-360.
STRUKTUR KEPEMILIKAN, MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN, DAN BIAYA KEAGENAN DI INDONESIA
(Studi Empirik pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia)
126 Paulus Basuki Hadiprajitno
Universitas Diponegoro
Watts R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. Positive Yermack, D. 1996. “Higher Market Valuation
Accounting Theory. Englewood Cliffs, of Companies with a Small Board
New Jersey: Prentice Hall., Inc. of Directors.” Journal Financial
Economics, Vol. 40, pp. 185-211.
Wright, P., A.Mukherji dan M.J.Kroll.
2001. “A Reexamination of Agency
Theory Assumptions: Extensions and
Extrapolations.” Journal of Socio-
Economics, Vol 30, No. 5, pp. 413-429.