Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DALAM PERSPEKTIF AGENCY


THEORY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Widya Hesti Nengsi


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Email: widyahestinengsi@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan


kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang dalam perspektif agency theory.
Populasi penelitian ini sebanyak 149 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sampel penelitian sebanyak 26 perusahaan
selama tahun 2005-2010. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial
dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang dalam perspektif agency theory;
serta terdapat pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang dalam
perspektif agency theory.

Kata Kunci: Kepemilikan manajerial, kepemilikan institutional, kebijakan


dividen, agency cost, kebijakan hutang.

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effect of ownership structure, and
dividend payout ratio on debt to equity ratio in an agency theory perspective. The
research populations are 149 manufacture companies which listed in Indonesia
Stock Exchange (IDX) with 26 research samples around 2005-2010. This
research used purposive sampling method. The data analysis used a multiple
regressions. The result shows there are an insignificant effect of insiders
ownership and dividend payout ratio on debt to equity ratio in an agency theory
perspective, and negative significant effect of institutional ownership on debt to
equity ratio in an agency theory perpspective.

Keywords: Insiders ownership, institutional ownership, dividend payout ratio,


agency cost, debt to eqiuty ratio.

1
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
PENDAHULUAN Dalam perspektif agency
theory, dengan adanya hutang akan
Ketersediaan dana yang dapat mengendalikan penggunaan
cukup untuk membiayai kegiatan free cash flow oleh manajer untuk
operasional merupakan salah satu membiayai kegiatan-kegiatan yang
faktor yang penting bagi perusahaan, tidak optimal. Namun, disatu sisi
dikarenakan persaingan industri yang hutang yang terlalu besar juga akan
semakin ketat akan menjadi faktor menimbulkan konflik keagenan
penghambat keberlangsungan hidup antara shareholders dan debtholders
sebuah perusahaan serta peluang sehingga memunculkan biaya
untuk berkembang bagi perusahaan keagenan hutang. Hutang yang
tersebut. Oleh karena itu, perusahaan terlalu besar meningkatkan keinginan
harus memiliki sumber pendanaan shareholders untuk memilih proyek-
yang cukup dan memadai. proyek yang lebih beresiko dengan
Sumber pendanaan perusahaan harapan akan memperoleh return
biasanya berasal dari dua sumber yang lebih tinggi. Apabila proyek
yakni, dana internal dan dana berhasil maka return akan
external. Dana internal perusahaan meningkat, dan debtholders hanya
yaitu dana yang dapat diperoleh dari menerima sebesar tingkat bunga, dan
dalam perusahaan atau dengan kata sisanya dinikmati oleh shareholders.
lain dana yang dihasilkan sendiri Sebaliknya, jika proyek tersebut
oleh perusahaan seperti laba berjalan, gagal maka mereka dapat
laba ditahan, dan modal saham. Dana mengalihkan penanggungan resiko
internal ini akan berkaitan dengan pada pihak kreditur (Erni, 2005: 58).
kebijakan dividen, sedangkan dana Brealey, et.al (2008: 25)
external adalah dana yang bersumber menyatakan bahwa para manajer
dari luar perusahaan, seperti hutang mempunyai kecendrungan
yakninya hutang jangka panjang, hal menggunakan hutang yang besar
ini nantinya akan berkaitan dengan untuk membiayai kegiatan
kebijakan hutang perusahaan operasional perusahaan, hal ini
(Bambang, 2008: 209-220). terkait dengan kontrol manajemen.
Menurut Brigham dan Weston Kontrol manajemen akan lebih besar
(1994: 150), kebanyakan dari dengan adanya hutang baru
perusahaan yang berskala besar dibandingkan dengan menerbitkan
memilih untuk membiayai kegiatan saham baru. Terkait dengan hal
operasionalnya dengan menggunakan tersebut, salah satu upaya untuk
hutang, dikarenakan hal ini dapat menekan penggunaan hutang oleh
menekan biaya bunga dalam para manajer adalah dengan
perhitungan pajak (deductible), meningkatkan kepemilikan oleh
sehingga menurunkan biaya utang pihak manajerial.
yang sesungguhnya. Selain itu, Menurut Devi dan Gugus
perusahaan yang menggunakan (2008: 5) dengan peningkatan
hutang akan dipercaya oleh pasar dan kepemilikan oleh pihak manajerial
investor karena terlihat mereka akan memaksa manajer untuk
memiliki kemampuan dan prospek menanggung resiko sebagai
yang bagus. konsekuensi dari setiap keputusan

2
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
yang mereka ambil. Dalam keadaan leverage yang tinggi akan sulit untuk
ini, tentunya manajer sekaligus mempertahankan pembayaran
sebagai pemegang saham akan dividen yang tetap tersebut (Suad,
mensejajarkan kepentingan pribadi 2008: 336).
dengan kepentingannya sebagai Perusahaan yang mempunyai
seorang pemegang saham. Hal ini Dividend Payout Ratio (DPR) yang
akan membuat manajer sangat tinggi akan menyukai pendanaan
berhati-hati dalam menentukan dengan modal sendiri, disamping itu
penggunaan hutang untuk membiayai pula, pembayaran dividen dapat
kegiatan operasional perusahaan. dilakukan setelah kewajiban terhadap
Disamping itu, upaya lain yang pembayaran bunga dan cicilan
dapat digunakan untuk mengontrol hutang dipenuhi. Hal ini akan
penggunaan hutang oleh pihak membuat manajer semakin berhati-
manajer yakni meningkatkan hati dan efisien dalam menggunakan
kepemilikan saham oleh pihak hutang. Dengan demikian berarti
institutional, dengan kepemilikan semakin tinggi DPR, maka
institutional yang besar, ini perusahaan akan semakin menekan
mengindikasikan bagaimana penggunaan hutang oleh perusahaan
kemampuan untuk memonitor untuk pembiayaan kegiatan
jalannya perusahaan sangatlah tinggi. operasional perusahaan dan
Semakin besar persentase saham sebaliknya jika dividen yang
yang dimiliki oleh pihak institutional dibagikan kepada perusahaan
akan menyebabkan usaha monitoring semakin kecil, berarti perusahaan
menjadi semakin efektif karena dapat akan semakin dominan
mengendalikan perilaku menggunakan hutang dalam
opportunistik yang dilakukan oleh pendanaan kegiatan operasionalnya
para manajer. Tindakan monitoring (Nisa, 2003: 24).
ini dapat mengurangi biaya keagenan Penelitian terkait dengan
karena mendorong perusahaan untuk struktur kepemilikan dan kebijakan
menggunakan tingkat utang yang dividen telah banyak dilakukan oleh
lebih rendah untuk mengantisisapi penelitian terdahulu diantaranya
kemungkinan financial distress dan Hanafi dan Ismiyanti (2003) yang
resiko kebangkrutan (Abdullah, hasil penelitiannya menemukan
2009: 252-253). bahwa kepemilikan manajerial,
Menurut Taswan (2003), selain institutional dan kebijakan dividen
struktur kepemilikan, penggunaan berpengaruh positif terhadap
hutang juga dipengaruhi oleh kebijakan hutang. Hasil penelitian
kebijakan dividen. Dividen tersebut, sejalan dengan penelitian
merupakan salah satu keuntungan Erni (2005). Sementara penelitian
yang akan diperoleh selain Abdullah (2009), Rizka dan Ratih
keuntungan lain berupa capital gain. (2009) menemukan hasil bahwa
Kebijakan dividen yang stabil yang struktur kepemilikan dan kebijakan
besarnya tetap, maka pembayaran dividen berpengaruh negatif terhadap
dividen tersebut akan merupakan kebijakan hutang. Karena adanya
beban tetap bagi perusahaan, maka kontradiksi dari hasil peneliti
perusahaan yang menggunakan terdahulu memotivasi peneliti untuk

3
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
melakukan penelitian ini. Penelitian saham baru (Brealey et. al, 2008:
menggunakan Debt to Equity Ratio 25).
(DER) sebagai variabel dependen, Menurut Taswan (2003),
struktur kepemilikan dan kebijakan besar kecilnya persentase hutang
dividen sebagai variabel independen. yang digunakan oleh perusahaan,
dipengaruhi oleh banyak faktor
TINJAUAN PUSTAKA diantaranya kepemilikan manajerial
Kebijakan Hutang (insiders ownership), kepemilikan
Suad (2008: 253) menyatakan institutional (institutional
bahwa keputusan tentang external ownership), kebijakan dividen,
financing sering juga disebut resiko bisnis, profitabilitas, dan
sebagai keputusan pendanaan. Pada pertumbuhan. Taswan (2003)
dasarnya kebijakan hutang mengemukakan bahwa, besar
perusahaan merupakan tindakan kecilnya persentase hutang yang
manajemen perusahaan dalam rangka digunakan oleh perusahaan,
mendanai operasional perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor
dengan menggunakan modal yang diantaranya kepemilikan manajerial
berasal dari hutang. Hal ini erat (insiders ownership), kepemilikan
kaitannya dengan struktur institutional (institutional
permodalan yang dipilih oleh ownership), kebijakan dividen,
perusahaan. resiko bisnis, profitabilitas, dan
Dalam perspektif pecking pertumbuhan.
order terdapat beberapa alasan yang
melatar belakangi perusahaan Teori Keagenan
menggunakan hutang, yaitu: 1) Pearce dan Robinson (2009:
asumsi asimetris, dimana manajer 47), mendefinisikan bahwa teori
mengetahui lebih banyak daripada keagenan merupakan sekelompok
investor luar tentang profitabilitas. gagasan mengenai pengendalian
Maka investor tidak dapat menilai organisasi yang didasarkan pada
nilai sebenarnya dari penerbitan keyakinan bahwa pemisahan
sekuritas baru. 2) hutang dan saham kepemilikan dengan manajemen
sama-sama membutuhkan biaya menimbulkan potensi bahwa
transaksi bagi perusahaan. Namun keinginan pemilik diabaikan. Ketika
biaya transaksi hutang lebih kecil pemilik (atau manajer)
jika dibandingkan dengan saham. 3) mendelegasikan otoritas
dengan penggunaan hutang, pengambilan keputusan pada pihak
perusahaan mendapatkan manfaat lain, terdapat hubungan keagenan
pajak dengan mengeluarkan sekuritas antara kedua pihak tersebut.
hutang. Manfaat pajak ini diperoleh Hubungan keagenan, seperti
oleh perusahaan karena adanya biaya hubungan antara pemegang saham
bunga yang dapat dibebankan dengan manajer, akan efektif selama
sebagai pengurang penghasilan kena manajer mengambil keputusan
pajak, 4) dari sisi pengawasan, investasi yang konsisten dengan
kontrol manajemen lebih besar kepentingan pemegang saham.
dengan adanya hutang baru Namun, ketika kepentingan manajer
dibandingkan dengan menerbitkan berbeda dengan kepentingan pemilik,

4
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
maka keputusan yang diambil oleh Mekanisme untuk Mengatasi
manajer kemungkinan besar akan Masalah Keagenan
mencerminkan preferensi manajer Dalam mengatasi masalah
dibanding dengan pemilik. keagenan maka dapat dilakukan
Problem keagenan (agency beberapa cara alternatif untuk
problem) antara pemegang saham mengurangi agency cost. Pertama
(pemilik perusahaan) dengan meningkatkan kepemilikan saham
manajer potensial terjadi bila perusahaan oleh pihak manajemen.
manajemen tidak memiliki saham Dengan adanya kepemilikan saham
mayoritas perusahaan. Pemegang maka manajer akan merasakan
saham tentu menginginkan manajer langsung akibat dan manfaat dari
bekerja dengan tujuan keputusan yang diambilnya sehingga
memaksimumkan kesejahteraan tidak mungkin manajer dapat
pemegang saham, dan sebaliknya bertindak oportunistik lagi (Jensen
manajer perusahaan bisa saja dan Meckling, 1976 dalam Diana dan
bertindak untuk tidak Irianto).
memaksimumkan kekayaan Kedua, peningkatan pendanaan
pemegang saham, tetapi dengan hutang. Dengan adanya
memaksimumkan kemakmuran hutang akan mengendalikan
mereka sendiri, maka disini perusahaan dalam penggunaan free
terjadilah conflict of interest. Untuk cash flow secara berlebihan oleh
meyakinkan bahwa manajer bekerja manajemen (Jensen, 1986 dalam
sungguh-sungguh untuk kepentingan Erni, 2005). Ketiga, dengan
pemegang saham harus menggunakan monitoring melalui
mengeluarkan biaya yang disebut investor-investor institusional.
agency cost antara lain: 1) Dengan adanya kepemilikan saham
pengeluaran untuk memonitor institusional lain akan mendorong
kegiatan manajer, 2) pengeluaran peningkatan pengawasan yang lebih
untuk membuat suatu struktur optimal terhadap kinerja manajemen.
organisasi yang meminimalkan Hal ini dikarenakan kepemilikan
tindakan-tindakan manajer yang merupakan sumber kekuasaan yang
tidak diinginkan, dan 3) opportunity dapat digunakan untuk mendukung
cost yang timbul akibat kondisi atau sebaliknya menantang
dimana manajer tidak dapat segera keberadaan manajemen (Moh’ et al,
mengambil keputusan tanpa 1998 dalam Erni, 2005). Keempat,
persetujuan pemegang saham. dengan meningkatkan dividend
Menurut Jensen dan Meckling payout ratio sehingga tidak tersedia
dalam Bodi, Kane dan Marcus (2008: banyak free cash flow dan
9), masalah keagenan akan terjadi manajemen terpaksa mencari
apabila proporsi kepemilikan saham pendanaan dari luar untuk
kurang dari 100%, hal ini cenderung membiayai investasinya (Abdullah,
mendorong manajer untuk bertindak 2009 250). Pendekatan lainnya yang
mengejar kepentingannya sendiri dan dapat dipakai adalah melalui labor
sudah tidak berdasarkan market controls, capital control dan
maksimilisasi nilai dalam ancaman takeover (Mester, 1998
pengambilan keputusan pendanaan. dalam Erni, 2005).

5
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Berdasarkan uraian di atas maka
Kepemilikan Manajerial dan dapat dirumuskan hipotesa pertama.
Kebijakan Hutang H1: Kepemilikan manajerial
Pemegang saham dan manajer (Insiders Ownership)
masing-masing berkepentingan berpengaruh negatif
memaksimalkan tujuannya. Konflik signifikan terhadap
kepentingan terjadi jika keputusan kebijakan hutang.
manajer hanya akan memaksimalkan
kepentingannya dan tidak sejalan Kepemilikan Institutional dan
dengan kepentingan pemegang Kebijakan Hutang
saham. Menurut Faisal (2000) dalam Sheiler dan Vishny (1986)
Murni dan Andriana (2007), dalam Rizka dan Ratih (2009),
kepemilikan manajerial (insider) atas menyatakan bahwa adanya
sekuritas perusahaan dapat pemegang saham besar seperti
menyamakan kepentingan insider kepemilikan institusional memiliki
dengan pihak extern dan akan arti penting dalam memonitor
mengurangi peranan hutang sebagai manajemen dengan pengawasan
mekanisme untuk meminumkan yang lebih optimal. Erni (2005) dan
agency cost. Semakin meningkat Wahidawati (2002) dalam Rizka dan
kepemilikan oleh insider, akan Ratih (2009) menemukan bahwa
menyebabkan insider semakin kehadiran kepemilikan institusional
berhati-hati dalam menggunakan dapat mengurangi hutang perusahaan
hutang dan menghindari perilaku dalam rangka kepemilikan
opportunistic karena mereka ikut institusional dapat mengurangi
menanggung konsekuensi dari hutang (agency cost of debt).
tindakannya, sehingga mereka Menurut Abdullah (2009),
cenderung menggunakan hutang variabel kepemilikan institusional
yang rendah. berpengaruh negatif terhadap
Berdasarkan teori yang kebijakan hutang. Semakin tinggi
dikemukakan oleh Friend dan Lang variabel kepemilikan institusional
(1988) dalam Erni (2005), maka diharapkan semakin kuat
menjelaskan bahwa insiders kontrol internal terhadap perusahaan
perusahaan mempunyai kepentingan dimana akan dapat mengurangi biaya
yang lebih besar dalam menjamin keagenan pada perusahaan, serta
kelangsungan hidup perusahaan penggunaan hutang oleh manajer.
karena resiko hutang nondiversiable Berdasarkan uraian di atas maka
manajemen lebih besar dari investor dapat dirumuskan hipotesa kedua.
public. Dengan kata lain, apabila H2: Kepemilikan Institutional
perusahaan tidak mampu melunasi (Institutional Ownership)
hutang maka akan mengancam berpengaruh negatif
likuiditas perusahaan dan signifikan terhadap
manajemen. Insiders yang kebijakan hutang.
kepemilikannya lebih besar dalam
perusahaan akan memiliki keinginan
yang lebih besar dalam
meminimalkan resiko struktur modal.

6
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Kebijakan Dividen dan Kebijakan setelah kewajiban pembayaran bunga
Hutang dan cicilan hutang dipenuhi. Adanya
Kebijakan deviden merupakan kewajiban tersebut, akan membuat
kebijakan yang menyangkut masalah manajer semakin hati-hati dan efisien
pembagian laba yang menjadi hak dalam menggunakan hutang.
pemegang saham. Pemegang saham Berdasarkan uraian diatas maka
mempunyai hak untuk menjual dapat dirumuskan hipotesa ketiga.
saham setiap saat, sehingga H3: Kebijakan dividen
perputaran jual-beli saham sangat berpengaruh negatif
cepat dan berubah-rubah. Oleh signifikan terhadap
karena komposisi pemegang saham kebijakan hutang.
berubah-rubah maka menentukan
siapa yang berhak atas dividen METODE PENELITIAN
menjadi sulit, sehingga diperlukan
prosedur untuk mengatur Populasi dalam penelitian ini
pembayaran deviden. adalah seluruh perusahaan
Kebijakan dividen akan manufaktur yang terdaftar di BEI
memiliki pengaruh pada tingkat pada periode analisis yakni tahun
penggunaan hutang suatu 2005-2010. Teknik pengambilan
perusahaan, kebijakan deviden yang sampel yang digunakan dalam
stabil akan menyebabkan adanya penelitian ini adalah purposive
keharusan bagi perusahaan untuk sampling. Adapun kriteria dalam
menyediakan sejumlah dana guna penelitian ini diantaranya
membayar jumlah dividen yang tetap mencantumkan kepemilikan
tersebut. manajerial, kepemilikan institutional
Pembayaran dividen adalah dan membagikan dividen pada
salah satu upaya untuk mengurangi investor. Data yang digunakan
biaya keagenan, hal ini didasarkan adalah data sekunder yang diperoleh
pada hasil penelitian Ross (1977) dan dari Indonesian Capital Market
Easterbook (1984) dalam Abdullah Directory (ICMD) serta
(2009), namun pembayaran dividen www.idx.co.id.
akan berpengaruh pada kebijakan
pendanaan perusahaan, karena akan Definisi Operasional dan
mengurangi arus kas perusahaan Pengukuran Variabel
sehingga dalam memenuhi Kebijakan hutang merupakan
kebutuhan operasionalnya akan tindakan manajemen perusahaan
mencari alternatif sumber pendanaan yang akan mendanai operasional
yang relevan misalnya dengan perusahaan dengan menggunakan
hutang. modal yang berasal dari hutang
Menurut Faisal (2002) dalam (Suad dan Enny : 2006). Dalam
Murni dan Andriana (2007), penelitian ini diukur dengan
menyatakan bahwa perusahaan yang membagi jumlah utang dengan
mempunyai dividend payout ratio ekuitas yang diberi simbol DER
tinggi akan menyukai perusahaan diukur melalui perbandingan antara
dengan modal sendiri. Disamping itu, total kewajiban dan modal sendiri.
pembayaran dividen dapat dilakukan

7
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Kepemilikan manajerial yaitu HASIL PENELITIAN DAN
jumlah kepemilikan saham oleh PEMBAHASAN
pihak pengelola perusahaan Sebelum dilakukan pengujian
(manajer). Yang diproksikan dengan hipotesis terlebih dahulu model diuji
INSDR dan diukur dengan cara secara keseluruhan dengan
membandingkan antara jumlah menggunakan uji F. Dari hasil
saham yang dimiliki oleh pihak pengujian tersebut, diperoleh F
manajerial dan komisaris dengan hitung sebesar 6,805 dengan tingkat
jumlah saham yang beredar. signifikansi 0,000. Hal ini
Kepemilikan Institutional membuktikan bahwa hubungan yang
adalah jumlah kepemilikan saham terlihat dalam penelitian layak untuk
oleh pihak institusional seperti diuji lebih lanjut. Besarnya
perusahaan asuransi, bank, konstribusi variabel kepemilikan
perusahaan investasi dan institusi manajerial, kepemilikan institutional
yang bersangkutan lainnya. Variabel dan kebijakan dividen dalam
ini diukur dari jumlah persentase menjelaskan kebijakan hutang dapat
saham yang dimiliki oleh institusi tergambar dari nilai adjusted R
pada akhir tahun dan diberi simbol square 18,3%. Sementara sisanya
INST. 81,7%% ditentukan oleh variabel
Kebijakan deviden lain yang tidak dianalisis dalam
merupakan kebijakan yang penelitian ini. Diantaranya seperti
menyangkut masalah pembagian laba ukuran perusahaan, tingkat
yang menjadi hak pemegang saham. pertumbuhan, profitabilitas dan
Variabel ini diukur dengan rasio lainnya.
pembayaran deviden terhadap Analisis linear berganda
earning after tax (Dividend Payout digunakan untuk menyatakan
Ratio). hubungan fungsional antara variabel
Agency Theory merupakan bebas dan variabel terikat. Hasil
sekelompok gagasan mengenai pengujian tertera pada
pengendalian organisasi yang
didasarkan pada keyakinan bahwa Tabel 1. Hasil analisis regresi
pemisahan kepemilikan dengan berganda
manajemen menimbulkan potensi Unstandardized
bahwa keinginan pemilik diabaikan.
Coefficients
Dalam penelitian ini metoda
yang digunakan untuk menganalisis Std.
data adalah regresi linear berganda. Model B Error t Sig.
Persamaan regresinya yang
1 (Constant 248.778 33.644 7.394 .000
digunakan adalah:
INSDR -1.576 .814 -1.935 .057
DER= a + b1 INSDR + b2 INST + INST -1.748 .454 -3.847 .000
b3 DPR + e
DPR -.374 .223 -1.676 .098

8
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Model dari penelitian ini kepentingan manajer dengan
adalah: pemegang saham external. Semakin
tinggi persentase kepemilikan oleh
DER= 247,778 – 1,576 INSDR – pihak manajerial akan mampu
1,748 INST – 3,74 DPR mengurangi peranan hutang sebagai
suatu mekanisme untuk mengurangi
Nilai konstanta sebesar agency cost.
247,78 mengindikasikan bahwa jika Hasil penelitian ini juga tidak
variabel bebas bernilai nol, maka sejalan dengan teori yang
INSDR sebesar -1,576. Sedangkan dikemukakan oleh Brigham dan
INST sebesar -1,748 dan DPR Houston (2011:186-187), bahwa
sebesar -3,74. manajer cenderung berperilaku
Berdasarkan hasil Tabel 1, opportunistik yakni dengan cara
secara parsial dapat diketahui berinvestasi pada proyek-proyek
variabel Insiders Ownersip yang mereka sukai, yang hanya
berpengaruh negatif tidak signifikan memberikan manfaat sedikit pada
terhadap kebijakan hutang (DER). para pemegang saham, apabila
Hasil ini dibuktikan dengan hasil memiliki kelebihan kas, maka oleh
pengujian regresi INSDR bernilai karena salah satu solusinya adalah
negatif 1,576 dan nilai t hitung dengan menggeser struktur modal
adalah sebesar -1,935 dengan perusahaan menuju jumlah utang
signifikansi 0,057>0,05. Nilai yang besar akan mendorong manajer
signifikansi ini menunjukkan untuk bertindak hati-hati.
perubahan nilai INSDR akan Kepemilikan oleh pihak
mempengaruhi perubahan kebijakan manajerial (insiders ownership) tidak
hutang perusahaan (Debt Equity berpengaruh signifikan terhadap
Ratio). kebijakan hutang, hal ini disebabkan
Nilai koefisien yang negatif karena masih rendahnya kepemilikan
menunjukkan semakin rendah saham oleh insiders dibandingkan
INSDR akan berdampak pada dengan kelompok lainnya dalam
peningkatan penggunaan hutang perusahaan, sehingga manajer tidak
perusahaan (DER). Hasil penelitian dapat mengambil keputusan
ini konsisten dengan penelitian yang berdasarkan atas keinginannya
dilakukan oleh Abdullah (2009) serta sendiri.
Devi dan Gugus (2008) yang Sementara variabel
membuktikan bahwa kepemilikan kepemilikan institutional yang
oleh pihak manajerial tidak disimbolkan dengan INST memiliki
berpengaruh terhadap kebijakan pengaruh negatif signifikan terhadap
hutang. Namun, hasil penelitian ini kebijakan utang perusahaan (Debt
tidak mendukung penelitian Equity Ratio) pada perusahaan
terdahulu yang dilakukan oleh manufaktur yang terdaftar di BEI.
Bathala et al (1994), Moh’d et al Hasil ini dibuktikan dengan hasil
(1998), Erni (2005) dan Abdullah pengujian regresi INST bernilai
(2009) menyatakan bahwa negatif 1,748 dan nilai t hitung -
kepemilikan saham oleh pihak 3,847 dengan signifikansi
manajerial dapat mensejajarkan 0,000<0,05. Nilai signifikan ini

9
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
menunjukkan bahwa peningkatan Hasil penelitian ini konsisten
INST berpengaruh terhadap dengan penelitian yang dilakukan
perubahan (peningkatan atau oleh Abdullah (2009) dan Tarjo dan
penurunan) penggunaan hutang. Jogiyanto (2003) yang membuktikan
Nilai koefisien INST bahwa kebijakan dividen tidak
menunjukkan nilai yang negatif mempunyai pengaruh signifikan
signifikan, hal ini sejalan dengan terhadap kebijakan hutang. Penelitian
teori yang dikemukakan oleh Moh” ini tidak berhasil mendukung
et al (1994) dan Bathala et al (1998) pernyataan Taswan (2005), bahwa
dalam Erni (2005), bahwa dengan perusahaan yang mempunyai
kehadiran pihak institutional dapat dividend payout ratio yang tinggi
digunakan sebagai alat monitoring lebih menyukai pendanaan dengan
dalam rangka meminimumkan biaya menggunakan modal sendiri,
keagenan yang ditimbulkan oleh sehingga dapat mengurangi biaya
hutang. Hal ini juga relevan dengan keagenan hutang. Disamping itu
hasil penelitian Taswan (2003), pembayaran dividen dapat dilakukan
bahwa perusahaan dengan apabila semua kewajiban terhadap
kepemilikan institutional yang besar cicilan hutang beserta bunganya
mengindikasikan kemampuan untuk terpenuhi. Dengan demikian, akan
memonitor jalannya perusahaan, membuat manajer sangat berhati-hati
dengan semakin tinggi persentase dalam menggunakan hutang.
saham yang dimiliki oleh pihak Hasil penelitian menolak
institutional akan menyebabkan teori yang dikemukakan oleh Suad
usaha monitoring menjadi semakin (2008: 336), apabila perusahaan
efektif karena dapat mengendalikan cenderung membagikan dividen yang
perilaku opportunistik yang besarnya tetap, maka pembayaran
dilakukan oleh manajer. Tindakan ini dividen tersebut akan merupakan
akan mengurangi biaya keagenan beban tetap bagi perusahaan. Dengan
karena memungkinkan perusahaan demikian maka perusahaan yang
untuk menggunakan hutang yang menggunakan leverage yang tinggi
lebih rendah. akan sulit untuk membayarkan
Hipotesis ketiga dividen yang tetap tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa kebijakan disebabkan karena leverage yang
dividen memiliki pengaruh negatif tinggi juga akan menimbulkan beban
dan tidak signifikan terhadap tetap yang tinggi pula.
kebijakan hutang perusahaan pada Kebijakan deviden tidak
perusahaan manufaktur yang berpengaruh signifikan terhadap
terdaftar di BEI. Hasil ini dibuktikan kebijakan hutang dimungkinkan
dengan hasil pengujian regresi DPR karena adanya faktor lain yang
bernilai -3,74 dan nilai t hitung-1,676 mempengaruhi. Misalnya,
dengan signifikansi 0,098>0,05. perusahaan menerapkan kebijakan
Nilai signifikansi ini menunjukkan atas pembagian dividen stabil dimana
bahwa peningkatan ataupun perusahaan tetap membayar dividen
penurunan DPR akan mempengaruhi meskipun laba yang diperoleh
pada kebijakan hutang perusahaan perusahaan menurun atau perusahaan
(Debt Eqity Ratio). mempunyai hutang.

10
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Dalam perspektif agency Sehingga variabel tersebut dapat
teory, ternyata meningkatkan dijadikan sebagai indikasi preferensi
pembagian dividen tidak dapat pelaku pasar modal dan perlu
mengurangi biaya keagenan hutang. diperhatikan investor saat ingin
Hal ini dikarenakan kemungkinan menjadi pemilik saham dari
manajer tetap menggunakan hutang perusahaan-perusahaan tersebut. 2)
yang besar walaupun disatu sisi Bagi peneliti selanjutnya, dengan
mereka membagikan dividen yang penelitian ini diharapkan peneliti
cukup besar. selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang lebih lanjut berkaitan
Kesimpulan Dan Saran dengan faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi kebijakan hutang
Berdasarkan pendahuluan, perusahaan. 3) Bagi perusahaan,
tinjauan pustaka dan pengolahan data lebih berhati-hati terkait keputusan
serta pembahasan terkait hasil penggunaan sumber modal apakah
pengolahan data yang telah dikaji itu dari hutang maupun modal
pada kajian terdahulu, maka dapat sendiri, karena jika menggunakan
ditarik kesimpulan bahwa: 1) hutang yang terlalu besar juga tidak
Insiders Ownership (INSDR) bagus karena akan berdampak pada
berpengaruh negatif tidak signifikan resiko kebangkrutan yang akan
terhadap kebijakan hutang dialami oleh perusahaan. Selain itu,
perusahaan (DER) pada perusahaan perusahaan juga harus jeli dalam
manufaktur yang terdaftar di Bursa menyelesaikan problem yang terjadi
Efek Indonesia. 2) Institutional (agency problem).
Ownership (INST) berpengaruh
negatif signifikan terhadap kebijakan DAFTAR PUSTAKA
hutang perusahaan (DER) pada
perusahaan manufaktur yang Abdullah W. Djabid 2009.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3) “Kebijakan Dividen dan
Dividen Payout Ratio (DPR) Struktur Kepemilikan
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kebijakan Utang:
terhadap kebijakan hutang Sebuah Perspektif Agency
perusahaan (DER) pada perusahaan Theory”. Jurnal Keuangan
manufaktur yang terdaftar di Bursa dan Perbankan. Vol. 13,
Efek Indonesia. No.2, 2009, hal. 249-259.
Sesuai dengan hasil Agus Sartono. 2001. Manajemen
penelitian yang telah dikemukakan Keuangan Teori dan
maka peneliti menyarankan beberapa Aplikasi. Yogyakarta:
hal sebagai berikut: 1) Bagi investor, BPFE.
hasil penelitian menunjukkan bahwa Bambang Riyanto. 2008. Dasar-
variabel institutional Ownership dasar Pembelanjaan
berpengaruh secara signifikan Perusahaan. Edisi 8.
terhadap kebijakan hutang Yogyakarta: BPFE-
perusahaan (Debt Equity Ratio) pada Yogyakarta.
perusahaan manufaktur yang Brigham, Eugene F dan Joul F
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Houston. 2010. Manajemen

11
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Keuangan 1 dan 2 Edisi 11. Flow dan Profitabilitas
Jakarta: Salemba Empat. terhadap Kebijakan Hutang
Brigham, Eugene F dan Weston Fred Perusahaan”. Jurnal Bisnis
J. 1994. D dan Akuntansi. Vol. 11. No.
asar-dasar Manajemen Keuangan 3, Desember 2009, Hlm.
Edisi 9. Jakarta: Erlangga. 189-207.
Bodi, Kane dan Marcus. 2008. Imanda Firmansyah Putri dan
Investasi. Edisi 6. Jakarta: Mohammad Nasir. 2006.
Salemba Empat. “Analisis Persamaan
Brealey, Richard A, Myers, Stewart Simultan Kepemilikan
C, & Marcus, Alan J. 2008. Manajerial, Kepemilikan
Dasar-dasar Manajemen Institusional, Resiko,
Keuangan Perusahaan. Kebijakan Hutang dan
Jakarta: Erlangga. Kebijakan Deviden dalam
Devi Avri Nurvida dan Gugus Prespektif Teori Keagenan”.
Irianto. 2008. “Pengaruh Simposium Nasionnal
Kepemilikan Manajerial, Akuntansi 9 Padang.
Kepemilikan Institusional Imam Ghozali. 2001. Analisis
terhadap Kebijakan Hutang Multivariate dengan
Perusahaan ditinjau dari Program SPSS. Semarang:
Teori Keagenan”. Emisi Universitas Diponegoro.
Vol, No.1 April2008: 1-16. Ismiyanti Fitri dan Mamduh M.
Erni Masdupi. 2005. “Analisis Hanafi. Kepemilikan
dampak struktur Manajerial, Kepemilikan
kepemilikan hutang dalam Institutional, Risiko,
mengontrol konflik Kebijakan Hutang dan
keagenan”. Jurnal Ekonomi Kebijakan Dividen: Analisis
dan Bisnis Indonesia Persamaan Simultan.
Vol.20, No.I, 2005, 57-59. Prosiding. Simposium
Gujarati, Damodar. 1997. Nasional Akuntansi 6,
Ekonometrika Dasar. Surabaya.
Jakarta: Erlangga. Jensen, M dan W.H Meckling. 1976.
Hunger, David J dan Wheelen L. Managerial behaviour,
Thomas. 2003. Manajemen agency cost and owbership
Strategies. Yogyakarta: structure. Journal of
Andi. Financial Economics.
Idris. 2008. Aplikasi Model Analisis Vcl.3:305-360.
Data Kuantitatif Dengan Lukas Atmaja Setia. 2003.
Program SPSS Edisi Revisi Manajemen Keuangan Edisi
III. Padang: Fakultas Revisi. Jakarta: Andi.
Ekonomi UNP. Yogyakarta.
Indah Putri Indahningrum dan Rizka Lukman Syamsuddin. 2004.
Handayani. “Pengaruh Manajemen Keuangan
Kepemilikan Institusional, Perusahaan, Konsep
Dividen, Pertumbuhan Aplikasi dalam:
Perusahaan, Free CASH Perencanaan, Pengawasan,

12
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
dan Pengambilan Faktor Yang
Keputusan. Jakarta: PT. Mempengaruhinya”. Jurnal
RajaGrafindo Persada. Bisnis dan Ekonomi.
Murni Sri dan Andriana 2007. September 2003.
Pengaruh Insider www.idx.co.id
Ownership, Institutional www.e-bursa.com
Investor, Dividend
Payments, dan Firm Growth
terhadap Kebijakan Hutang
dalam Mengontrol Konflik
Keagenan. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis. Vol. 20, No. 1.
Hal. 57-69.
Nisa Fidyati. 2003. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang
Perusahaan. Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan
Akuntansi.Vol.1, No.1. Hal
17-34.
Nur Indrianto & Bambang Supono.
1999. Metodologi Penelitian
Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta:
BPFE.
Rusmawati. 2008. “Managerial
Ownership dan Conflict
Interest dalam Agency
Relationship”. Jurnal
Keuangan dan Bisnis. Vol.
6, No. 1, Maret 2008,
Hal.55-63.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika
Terapan Teori dan Aplikasi
SPSS. Yogyakarta: Andi.
Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar
Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan AMP
YKPN.
Taswan. 2003. “Analisis Pengaruh
Insider Ownership,
Kebijakan Hutang Dan
Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Faktor-

13
Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai