Anda di halaman 1dari 9

OUTLINE 9

DAMPAK KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KEBIJAKAN HUTANG

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar


di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018)
Elma Ramdhani (A1C 015 028)

1. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan
dengan cara meningkatkan kemakmuran dari para pemilik atau pemegang saham. Peningkatan
nilai perusahaan dapat dilakukan dengan cara pengaturan kegiatan manajemen yang salah
satunya melalui manajemen keuangan (Sheisarvan, dkk, 2015).
Terdapat fenomena terkait kepailitannya PT. Sariwangi yang terjadi baru-baru ini pada 18
Oktober 2018, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) telah dinyatakan pailit oleh
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Perusahaan dianggap telah melanggar perjanjian perdamaian
terkait utang piutang dengan PT Bank ICBC Indonesia. Tak hanya Sariwangi, Bank ICBC
Indonesia juga mengajukan pembatalan perdamaian dengan PT Maskapai Perkebunan
Indorub Sumber Wadung. Perusahaan yang masih dalam Sariwangi Group itu juga ikut
dinyatakan pailit. Setelah tagihan kredit utang bermasalah Bank ICBC Indonesia sepakat
dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Total utang Sariwangi kepada
Bank ICBC Indonesia saat itu mencapai US$ 20.505.166 atau sekitar Rp 309,6 miliar. Intinya
PT Sariwangi tidak pernah membayar cicilan (https://finance.detik.com / diakses tanggal 22
Oktober 2018).
Manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (pemegang
saham) melalui keputusan investasi atau kebijakan, pembiayaan, dan dividen yang tercermin
dalam harga saham di pasar modal. Dalam menjalankan bisnis, pemilik mendelegasikan tugas
kepada pihak lain, yaitu para manajer. Berdasarkan teori agensi, perusahaan sering
menghadapi masalah pada perbedaan antara kepentingan pemilik perusahaan dan manajer.
Pemilik ingin mencapai tujuan utama perusahaan dengan meningkatkan nilai perusahaan.
Sementara sisi manajerial lebih cenderung memberi prioritas pada kemakmuran pribadi
melalui insentif yang mungkin mereka peroleh. Ketika sebuah perusahaan menghadapi
masalah keputusan pendanaan melalui utang, para pemegang saham cenderung
menghindarinya karena risiko yang mungkin mereka tanggung (Bernice, dkk, 2015).
Keputusan penting yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan yang berhubungan
dengan fungsi untuk mendapatkan dana dengan cara menentukan seberapa besar hutang yang
akan digunakan perusahaan melalui kebijakan hutang. Jika hutang yang digunakan oleh
perusahaan semakin besar maka cicilan pembayaran yang dilakukan akan semakin besar dan
ini akan berdampak pada meningkatnya risiko ketidakmampuan cash flow dari perusahaan
untuk memenuhi kewajiban tersebut. Membuat kebijakan hutang perusahaan sangat tidak
mudah karena dalam perusahaan terdapat banyak pihak yang memiliki kepentingan yang
berbeda-beda sehingga pembuatan keputusan tidak akan terlepas dari konflik keagenan yang
terjadi dalam perusahaan. Hubungan yang terjadi ini disebut dengan hubungan keagenan
(Sheisarvan, dkk, 2015).
Pengendalian penggunaan utang juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan
institusional. Monitoring yang efektif dari pihak institusional terhadap kinerja manajemen
dapat menyebabkan penggunaan utang menurun karena manajemen akan berhati-hati dalam
memperoleh pinjaman. Utang yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan mengalami gagal
bayar dan berakhir pada kebangkrutan (Warapsari, 2016).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Dampak Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang”.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?
4. Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?

3.Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang.


2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang.
3. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang.
4. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan terhadap kebijakan hutang.
5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperoleh informasi dan
diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini
sebagai bahan referensi dan perbandingan untuk menambah wawasan dan sumbangan
pemkirian dalam bidang yang sama dimasa mendatang. Penelitian ini juga diharapkan
dapat mengembangkan dan memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya berkenaan
dengan kebijakan hutang.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pertimbangan dalam merumuskan kebijakan hutang yang akan diambil..

2. Bagi pihak manajerial perusahaan mengenai pentingnya kepemilikan


institusional dalam mengontrol penggunaan utang sehingga manajer dapat
menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan.

3. Bagi investor, penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai pentingnya


mempertimbangkan besarnya kepemilikan saham oleh pihak institusional untuk
mengetahui kebijakan utang pada perusahaan manufaktur

3. Manfaat Kebijakan

Hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan


keputusan dalam mengambil kebijakan hutang.

6. Tinjauan Pustaka
A. Penelitian Terdahulu
1. Sheisarvian, dkk. (2015). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah
kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, dan profitabilitas memiliki hubungan
dengan kebijakan hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, dan profitabilitas berpengaruh terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
2. Warapsari. (2016). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung
dan tidak langsung kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan dengan kebijakan utang sebagai variabel intervening. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
kebijakan utang, (2) Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan
utang, (3) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (4)
Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (5) Kebijakan
utang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (6) Kebijakan utang tidak
memediasi hubungan antara kepemilikan manajerial dan institusional terhadap nilai
perusahaan.
3. Bernice. (2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap
kebijakan utang perusahaan di Properti dan Real Estat Share Exchange. menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial memiliki koefisien negatif pada Kebijakan Utang,
tetapi tidak signifikan. Kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan memiliki
dampak positif terhadap Kebijakan Utang Perusahaan.
B. Landasan Teori
Agency Theory
Agency Theory dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Dalam
teori ini dinyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih
(prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam
hubungan keagenan ini sangat rentan terjadi konflik. Pemegang saham (prinsipal)
mengharapkan manajer akan mengoptimalkan keuntungan perusahaan yang ada pada
akhirnya akan menguntungkan pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya manajer
sebagai manusia mempunyai kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham
sehingga menimbulkan konflik kepentingan
Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut pelaku
menyewa organisasi lain, yang disebut sebagai agen untuk melakukan sejumlah layanan
dan mendelegasikan otoritas untuk membuat keputusan kepada agen. Teori agensi dapat
menyebabkan masalah ketika kedua pihak memiliki tujuan yang berbeda. Para pemegang
saham memiliki tujuan untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan dan kemakmuran bagi
para pemilik modal, sementara para manajer ingin meningkatkan kesejahteraan para
manajer (Bernice, 2015).

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham


perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Kepemilikan manajerial adalah
persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer dari jumlah saham yang
beredar (Fransiska, 2015).

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh


institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan
kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan institusional dapat mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal sehingga keberadaanya memiliki arti penting bagi
pemonitoran manajemen (Fransiska, 2015). Kepemilikan manajerial adalah persentase
kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan (Bernice, 2015).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mencerminkan ukuran perusahaan yang muncul dalam nilai


total aset perusahaan di neraca pada akhir tahun. Semakin tinggi total aset, semakin besar
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi salah satu variabel yang dianggap
mempengaruhi keputusan perusahaan dalam memilih bentuk pendanaan (Bernice, 2015).

Kebijakan Hutang
Kebijakan utang adalah tentang bagaimana suatu perusahaan memanfaatkan
fasilitas pendanaan eksternal (utang) guna meminimalkan besarnya risiko yang harus
ditanggung oleh perusahaan. Semakin besar proporsi utang perusahaan, semakin tinggi
beban pokok dan bunga yang harus dibayarkan kembali dan semakin tinggi risiko
kebangkrutan. Dengan risiko tersebut, perusahaan harus dapat membuat kebijakan utang
yang tepat sehingga utang yang dimintakan dapat membantu perusahaan untuk tumbuh
dan berkembang dan tidak ada kegagalan dalam membayar utang (Bernice, 2015).
Kebijakan utang merupakan keputusan yang diambil oleh manajemen untuk menentukan
besarnya utang dalam sumber pendanaannya yang berguna untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan (Fransiska, 2015).

C. Hipotesis Penelitian
H1 : Kepemilikan manajerial dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H2 : Kepemilikan institusional dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H3 : Ukuran Perusahaan dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H4 : Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan dapat
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
D. Metode Penelitian
A. Jenis Peneilitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
explanatory research atau penelitian penjelasan. Explanatory Research atau penelitian
penjelasan ini adalah jenis penelitian yang membahas mengenai hubungan antar
variabel dalam penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 – 2017. Sampel penelitian diambil secara
purposive sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu yaitu :
1. Perusahaan Manufaktur yang melaporkan laporan tahunan secara berturut-turut
pada tahun 2013-2017 di www.idx.co.id.
2. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data keuangan yang lengkap untuk
menghitung variabel-variabel dalam penelitian ini selama periode pengamatan
yaitu tahun 2013-2017.
3. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang asing.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur periode 2015-2018 yang


diperoleh dari laporan keuangan melalui situs resmi yakni www.idx.co.id.

D. Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan sampel. Sumber data sekunder diperoleh dari laporan tahunan
tahun 2013 - 2017 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian. Penelitian ini memperoleh data dengan teknik dokumentasi dari data-data
yang dipublikasikan oleh perusahaan manufaktur mengenai variabel-variabel yang
terkait dengan dampak terhadap kebijakan hutang.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah Kebijakan Utang (Y).

Jumlah Kewajiban
Dengan rumus : DER= x 100 %
Total Ekuitas Pemegang Saham

2. Variabel Independen
Variabel Independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independennya adalah:
a. Kepemilikan Manajerial, dengan rumus :
Jumlah SahamYang DImiliki Manajemen( Direktur )
MOWN = x 100 %
Jumlah SahamYang Beredar
b. Kepemilikan Institusional, dengan rumus :
Jumlah SahamYang Dimiliki Institusi
INSWN = x 100 %
Jumlah Saham Yang Beredar
c. Ukuran Perusahaan, dengan rumus :
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)
G. Prosedur Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang
menggunakan program SPSS untuk melakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi
klasik (normalitas, multikolinearitas, Autokorelasi dan heterokendatisitas). Persamaan
regresi berganda pada penelitian ini digambarkan dalam bentuk sebagai berikut yaitu:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Keterangan :

Y = Kebijakan utang
α = Konstan
β1-β3 = Koefisien regresi
X1 = Kepemilikan manajerial
X2 = Kepemilikan institusional
X3 = Ukuran perusahaan
ԑ = Kesalahan standar
DAFTAR PUSTAKA

Bernice. (2015). The Impact Of Managerial Ownership, Institutional Ownership And Company
Size Towards Debt Policy (Studies In Property And Real Estate Companies In Idx In
2011-2013). The 3rd IBEA International Conference on Business, Economics and
Accounting 15-17 April 2015, Ho Chi Minh City, Vietnam

Fransiska. (2015). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Kebijakan


Dividen terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan, Malang.

Sheisarvian, dkk. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen Dan


Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Tercatat Di Bei Periode 2010-2012). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang.

Anda mungkin juga menyukai