Anda di halaman 1dari 9

JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO.

2, JULI 2011

Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size


terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

Ruly Wiliandri
Fakultas Ekonomi Universiats Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang
Email: ruly_wiliandri@yahoo.com, Telp. 081333323577

Abstract: This research purpose to analysis influences of the blockholder ownership and firm size
to policy of company debt which consist of LQ-45. This Research use blockholder ownership and
firm size to the represent independent variable, and variable independent is debt to equity ratio
(DER). The data used are secondary data, published by the annual financial report. This research
population is company which included in LQ-45 in the year 2007 until year 2009. With purposive
sampling teechnique obtained a sampel of 57 company fulfilling criterion as sample. Model analysis
taken is regression analysis. The result of research is indicate that by blockholder ownership do
not have a significant influence to policy of company debt. But firm size has a significant to policy
of company debt

Keywords: blockholder ownership, firm size, debt to equity (DER)

Abstrak: Riset ini bertujuan menganalisis pengaruh kepemilikan blockholder dan ukuran perusa-
haan terhadap kebijakan utang perusahan yang terdapat pada perusahaan LQ-45. Riset ini mengguna-
kan kepemilikan blockholder dan ukuran perusahaan sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya
adalah DER (Debt to Equaty Ratio). Data yang digunakan merupakan populasi perusahaan LQ-45 dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dengan teknik sampling purposive didapatkan 57 perusahaan
yang memenuhi kriteria sampel. Model analisisnya menggunakan analisis regresi. Hasil riset menun-
jukkan bahwa kepemilikan blockholder tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap hutang perusa-
haan, tetapi ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Umur perusahaan dan pertumbuhan perusahaan disarankan untuk dijadikan penelitian berikutnya se-
bagai riset pengembangan dengan sampel yang diperluas.

Kata Kunci: kepemilikan Blockholder, ukuran perusahaan, debt to equity (DER)

Kebutuhan modal dapat dipenuhi dari berbagai sumber Strutur modal perusahaan adalah komposisi
dan dalam berbagai bentuk. Tetapi seluruh permodalan antara hutang dengan ekuitas. Penentuan struktur
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu utang modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak
dan modal sendiri termasuk equity (Brigham,1990). manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana
Sumber dana perusahaan dapat bersumber dari internal sehingga dapat digunakan untuk aktivitas operasional
dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal dapat perusahaan. Dana yang berasal dari hutang mempunyai
diperoleh dari laba yang ditahan yang berasal dari biaya modal dalam bentuk biaya bunga, karena itu
kegiatan operasional perusahaan, sedangkan sumber diharapkan perusahaan mampu melakukan keseim-
dana eksternal berasal dari pemilik yang merupakan bangan struktur modal secara optimal termasuk kebi-
komponen modal sendiri dan dana yang berasal dari jakan hutang yang dapat meminimalkan biaya modal
para kreditur yang merupakan modal pinjaman atau dan menghindari terjadinya konflik antara pemegang
hutang. Kebijakan hutang merupakan bagian dari saham dengan manajemen, karena keputusan yang
pertimbangan dalam struktur modal.
94 95
Ruly Wiliandri, Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size pada Kebijakan Hutang Perusahaan....

diambil oleh manajemen dalam pencarian sumber dana (1) Konflik antara pemegang saham (stockholder)
tersebut sangat dipengaruhi juga oleh para pemilik/ dan manajer (Brigham, 1990: 20). Konflik ini terjadi
pemegang saham. Besarnya komposisi dari hutang karena manajer memiliki atau memegang kurang dari
dan modal sendiri serta biaya yang ditimbulkan itulah 100% saham perusahaan. Pada kondisi ini, manajer
yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen, apakah cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan
akan memperbesar rasio hutang, ataukah memperkecil dirinya sendiri dan sudah tidak memaksimalisasi nilai
rasio hutang. Peningkatan rasio hutang, apabila biaya perusahaan (kemakmuran pemegang saham) dalam
hutang relatif lebih kecil daripada biaya modal sendiri, pengambilan keputusan pendanaan. Penyebab timbul-
demikian sebaliknya. nya konflik keagenan ini karena manajer adalah agen
Tujuan perusahaan yaitu optimalisasi nilai peru- yang tidak perlu menanggung risiko sebagai akibat
sahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemegang adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis
saham. Pemegang saham dan manajer memiliki tu- atau tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Risiko
juan atau kepentingan yang berbeda-beda. Pemegang tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para prinsipal.
saham menginginkan manajer bekerja dengan tujuan Pada kondisi tersebut manajer cenderung memperbesar
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli
Sebaliknya manajer perusahaan dapat saja bertindak perusahaan lain daripada memaksimumkan kemakmu-
tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang ran pemegang saham, karena dengan semakin besarnya
saham, tetapi berkepentingan untuk kemakmuran skala perusahaan akan dapat meningkatkan keamanan
manajer sendiri, misalnya, keselamatan kerja, gaya posisi manajer dari ancaman pengambilalihan; (2)
hidup, dan keuntungan lain seperti kantor yang me- Konflik antara pemegang saham (stockholder) dan
wah, keanggotaan yang profesional, fasilitas telepon, pemegang hutang atau kreditur (Brigham, 1990: 24).
mobil pribadi, yang kesemuanya dibebankan atas Konflik ini akan muncul saat pemegang saham melalui
biaya perusahaan. manajer mengambil proyek yang risikonya lebih be-
Adanya pertentangan kepentingan antara manajer, sar dari yang diperkirakan kreditur. Pada saat proyek
pemegang saham dan kreditor inilah yang dikenal tersebut berhasil maka sebagian besar keuntungan
dengan masalah keagenan. Masalah keagenan (agency akan menjadi hak pemegang saham sedangkan kreditur
problem) terjadi karena adanya pemisahan fungsi mendapatkan keuntungan dari bunga atas hutang yang
kepemilikan dan fungsi pengelolaan perusahaan, yang bersifat tetap, tetapi bila proyek tersebut gagal maka
sering menimbulkan konflik (Jensen dan Meckling, kreditur ikut menanggung kerugiannya.
1976). Penyebab konflik antara pemilik dengan mana- Sedangkan menurut Cornell dan Shapiro (1992)
jer diantaranya adalah dalam membuat keputusan yang dalam John D. Martin et.al (1994) terdapat tiga
berkaitan dengan aktivitas pencarian dana dan penggu- penyebab utama timbulnya konflik yang potensial,
naan dana. Pada umumnya manajer yang bukan seba- yaitu: (1) Kecenderungan pihak manajemen untuk
gai pemilik atau yang persentase kepemilikannya kecil mengkonsumsi lebih banyak sumber daya perusa-
cenderung mencari sumber dana dengan mengedarkan haan. Para top manajer biasanya meminta berbagai
saham baru (right issue). Manajer berkepentingan macam fasilitas dan syarat-syarat. Mereka seringkali
dengan perolehan laba perusahaan, semakin besar memperbesar ukuran perusahaan melampaui batas
perolehan laba maka semakin besar pula insentif yang yang ditetapkan para pemegang saham, sehingga
diharapkan. Sebaliknya pemilik cenderung memenuhi pertumbuhan itu akan meningkatkan kekuasaan atau
sumber dana dari hutang, dengan adanya perlindung pengaruh para manajer dan memungkinkan mereka
an pajak atas bunga, pemilik berharap pendapatan meminta lebih banyak,; (2) Manajer tidak menguasai
sahamnya semakin tinggi. Masalah keagenan (agency sejumlah saham, sehingga rasa memilikinya terbatas.
problem) adalah pertentangan kepentingan yang dapat Hal ini mendorong mereka untuk terlalu berani meng-
timbul di antara (1) prinsipal (pemegang saham) dan hadapi risiko dan tidak ragu-ragu memanfaatkan laba
agen (manajer), atau (2) pemegang saham dan kreditor untuk menutup berbagai biaya dalam mengejar suatu
atau pemberi pinjaman (Brigham, 1990: 20). proyek investasi,; dan (3) Manajer terlalu takut untuk
Ada beberapa jenis konflik yang terjadi, yaitu: mengambil risiko, sehingga kehilangan kesempatan
95
JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011

untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan, seperti manajemen mengenai peluang investasi peru-
karena manajer lebih mengutamakan keamanan karir sahaan di masa mendatang, (6) EBIT tidak dipenga
mereka sendiri. ruhi oleh penggunaan hutang. Pada tahun 1963, MM
Untuk mengurangi agency problem tersebut dan melakukan penelitian lanjutan dengan melemahkan
untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh- asumsi tidak adanya pajak perseroan. MM pada tahun
sungguh untuk kepentingan pemegang saham, maka 1963 dalam Taswan (2003) berpendapat bahwa bila
para pemegang saham harus mengeluarkan biaya ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan
keagenan (agency cost). Biaya keagenan (agency cost) hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena
adalah biaya yang berkaitan dengan pemantauan tinda- biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi
kan manajemen guna menjamin agar tindakan tersebut pembayaran pajak (tax deductable expense). Namun
konsisten dengan kesepakatan kontrak di antara mana- demikian pendapat Modigliani dan Miller (MM)
jer, pemegang saham, dan kreditor (Brigham,1990:21). pada tahun 1963 tersebut belum mempertimbangkan
Agency cost ini meliputi antara lain: (1) pengeluaran financial distress dan agency cost. Untuk itu ada teori
untuk memonitor kegiatan manajer, (2) pengeluaran berikutnya yaitu Trade-off. Trade-Off Theory ini
untuk membuat suatu struktur organisasi yang memi- menunjukkan adanya keseimbangan antara manfaat
nimalkan tindakan-tindakan manajer yang tidak penghematan pajak melalui pendanaan dengan hutang
diinginkan pemegang saham, dan (3) opportunity dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi akibat peng-
cost yang timbul karena hilangnya kesempatan mem- gunaan hutang. Ini menjelaskan bahwa perusahaan
peroleh laba sebagai akibat dibatasinya kewenangan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
manajemen sehingga manajer tidak dapat segera menggunakan hutang dibandingkan dengan perusa-
mengambil keputusan secara tepat waktu, padahal haan yang membayar pajak rendah. Namun demikian
seharusnya hal itu dapat dilakukan jika manajer terse- penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan meng-
but juga menjadi pemilik perusahaan (Brigham, 1990: hadapi bahaya kebangkrutan dan biaya agensi yang
21). Selain itu biaya keagenan juga mencakup: biaya tinggi. Menurut teori ini tingkat struktur modal yang
akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan optimal, yaitu tingkat penggunaan hutang yang dapat
agar tidak terjadi penyelewengan, pemberian insentif menyeimbangkan antara manfaat penghematan pajak
kepada manajemen termasuk karyawan, pengangkatan dan biaya kebangkrutan sehingga akan dihasilkan
anggota komisaris dari luar perusahaan agar netral, harga saham yang maksimum yang dapat meningkat-
dan lain-lain. kan nilai perusahaan. Teori berikutnya Pecking Order
Dalam teori agensi, manajer dianggap tidak selalu Theory yang menunjukkan bahwa manajer dalam
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. menentukan sumber pembiayaan perusahaan bersum-
Untuk itu perlu ada mekanisme agar manajer mau ber- ber dari internal terlebih dahulu (laba ditahan), baru
tindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. menggunakan hutang dan terakhir menerbitkan saham
Salah satu mekanismenya adalah dengan menambah baru. Myers mengintrodusir teori pecking order yang
porsi hutang. Kebijakan hutang dalam perusahaan mendasarkan pada asymmetric information, apabila
merupakan kebijakan yang berkaitan dengan struktur harga saham di pasar terlalu mahal (over value) maka
modal perusahaan. Teori Struktur Modal diawali oleh perusahaan harus menolak menerbitkan saham baru.
Modigliani & Miller (MM), pada tahun 1958 me- Sebab harga saham tersebut akan turun sebagai proses
nyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi koreksi atau penilaian. Dengan demikian akan lebih
oleh sruktur modalnya. Dengan kata lain bahwa tidak baik kalau menerbitkan hutang dan menurut Gordon
menjadi masalah bagaimana perusahaan membiayai Donalson apabila terjadi asymmetric information akan
operasinya. Studi MM ini didasarkan pada sejumlah mendorong perusahaaan untuk menggunakan hutang
asumsi yang tidak realistis, antara lain: (1) tidak ada bukan menerbitkan saham baru. Ini bisa dipahami
biaya broker, (2) tidak ada pajak, (3) tidak ada biaya karena para pemodal akan melihat bahwa penawaran
kebangkrutan, (4) para investor dapat meminjam den- saham baru sebagai sinyal yang buruk, sehingga
gan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, harga saham tersebut akan turun bila saham baru
(5) semua investor mempunyai informasi yang sama tersebut diterbitkan. Dengan demikian biaya modal
96
Ruly Wiliandri, Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size pada Kebijakan Hutang Perusahaan....

sendiri menjadi tinggi dan nilai perusahan cenderung tersebut. Menyadari bahwa manajer akan melakukan
menurun. Karena itu bila ada asymetric information, tindakan yang merugikan bondholder, maka upaya
Gordon Donalson menyarankan perusahaan untuk preventif dilakukan dengan cara membuat covenants
menggunakan dana dengan urutan laba ditahan, hutang (pembatasan-pembatasan yang harus dilakukan
dan penjualan saham baru. manajer agar kepentingan pemegang obligasi tidak
Menambah hutang dapat mengurangi masalah diabaikan) yang sangat rinci dalam kontrak obligasi.
agency karena dua alasan. Pertama, dengan meningkat- Sayangnya, covenants ini akan membuat gerak mana-
nya hutang maka akan semakin kecil porsi saham yang jer menjadi kurang bebas sehingga manajer tidak
harus dijual perusahaannya. Semakin kecil nilai saham dapat mengoptimalkan keputusan-keputusannya untuk
yang beredar maka semakin kecil masalah agency memaksimumkan nilai perusahaan. Hambatan dari
yang timbul antara manajer dan pemegang saham. pemegang obligasi yang membuat manajer tidak dapat
Kedua, dengan semakin besar hutang perusahaan maka mengoptimalkan keputusan-keputusannya dinamakan
semakin kecil dana menganggur yang dapat dipakai agency cost of debt (Arifin, 2005). Untuk itu posisi
manajer untuk pengeluaran-pengeluaran yang kurang optimal diperoleh ketika porsi hutang perusahaan men-
perlu. Semakin besar hutang maka perusahaan harus capai level tertentu sehingga jika porsi hutang tersebut
mencadangkan lebih banyak kas untuk membayar ditambah maka jumlah biaya agensi atas hutang sudah
bunga dari hutang tersebut dan juga untuk mengangsur lebih tinggi daripada masalah agency atas ekuitas.
pokok hutang (Arifin, 2005). Meningkatnya hutang ini Di banyak perusahaan di Indonesia agency theory
juga akan menyebabkan masalah agency pada hutang. tidak sepenuhnya diadopsi secara konsisten. Belum
Konflik agency pada hutang terjadi antara pemberi hu- terdapat pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan
tang (bondholder) dengan pemegang saham/manajer. pengelolaan pada perusahaan yang terdaftar di bursa
Ketika porsi hutang dalam struktur modal perusahaan efek. Banyak perusahaan publik yang mayoritas peme-
meningkat maka risiko finansial yang ditanggung gang sahamnya dimiliki oleh sebuah keluarga masih
bondholder akan meningkat sementara pemegang cenderung menempatkan anggota keluarga (yang
saham dan manajer tetap menjadi pengendali kepu- diindikasikan tidak independen) di jajaran direksi dan
tusan investasi dan operasi perusahaan. Kondisi ini komisaris. Akibatnya para manajer perusahaan publik
membuka peluang bagi manajer untuk memanfaat- hanya menjadi kepanjangan tangan pemegang saham
kan kekayaan bondholder untuk kepentingan mereka mayoritas, yang masih dikendalikan dari kalangan
(manajer) dan pemegang saham. keluarga tertentu. Dengan kata lain, dalam kondisi
Kasus yang paling ekstrim adalah jika manajer ini apa yang menjadi pendapat manajer juga menjadi
menerbitkan obligasi dan pendapatan dari obligasi pendapat pemegang saham mayoritas. Di sisi lain,
tersebut bukan untuk investasi tetapi untuk dibagikan kenyataan yang ada pada perusahaan yang listed di
ke pemegang saham. Kasus yang lebih lunak, namun Bursa Efek kepemilikan saham tersebut memang
tetap merugikan, adalah menjanjikan pendapatan cukup menyebar, tetapi prosentase kepemilikan yang
obligasi untuk investasi ke proyek yang aman namun terbesar berada pada pemegang saham pendiri sebagai
kenyataannya diinvestasikan ke proyek yang berisiko pemegang saham pengendali (controlling share hold-
tinggi. Pilihan proyek berisiko tinggi hanya akan ers) atau pemegang saham mayoritas. Berdasar kondisi
menguntungkan pemegang saham dan manajer karena tersebut sangat dimungkinkan keputusan-keputusan
ketika proyek tersebut sukses maka yang mendapat ke- yang diambil manajemen lebih banyak didominasi
untungan adalah pemegang saham karena sisa penda- oleh pemegang saham pengendali atau mayoritas,
patan untuk membayar kewajiban ke bondholder akan karena pemegang saham minoritas proporsi kepemi-
semakin tinggi sementara yang diterima bondholder likannya jauh lebih kecil. Kondisi yang demikian
tidak bertambah. Namun jika proyek tersebut gagal menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan masih
maka yang banyak menderita rugi adalah bondholder terkonsentrasi pada sedikit pemegang saham yang
karena bondholder hanya akan menerima asset yang menguasai mayoritas saham dan sekaligus menjadi
rendah nilainya sebagai akibat besarnya kerugian yang pengendali perusahaan publik. Penguasaan mayoritas
diderita perusahaan atas proyek yang sangat berisiko memudahkan para pemilik mengendalikan berbagai
97
JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011

kebijakan, salah satunya kebijakan dalam pendanaan karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar
perusahaan (kebijakan hutang). dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi. Aktiva
Kesenjangan pemilikan saham (equity gap) peru- yang dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud
sahaan publik di Indonesia Ary Suta (2000) dalam Su- serta aktiva lainnya seperti piutang dagang dan perse-
darma (2004), menyatakan pada umumnya, komposisi diaan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mohd
kepemilikan saham perusahaan yang telah go publik et.al. (1998) dan Sudarma (2004) yang menyatakan
masih belum seimbang antara founder dengan peme- bahwa variabel Firm size mempunyai pengaruh yang
gang saham publik. Sekitar 70% saham masih dikuasai signifikan dan berhubungan positif dengan rasio hu-
oleh founder dan 30% sisanya dimiliki oleh publik. tang perusahaan.
Perbedaan komposisi kepemilikan ini menyebabkan Dalam kajian teori keagenan penggunaan hutang
pemegang saham publik memiliki bargaining posi- di dalam struktur modal merupakan salah satu cara
tion yang lemah, sehingga founder mempunyai akses pihak pemegang saham untuk mengatasi masalah
informasi, financial resources lebih cepat dan lancar, keagenan yang timbul karena pemisahan antara agent
dan mempunyai bargaining power salah satunya dalam dan prinsipal, dengan mengundang pihak ketiga yaitu
keputusan pendanaan. debtholder, maka pengawasan kepada tindakan pihak
Dalam penelitian ini memasukkan variabel in- manajerial dapat dioptimalkan dan biaya pengawasan
dependent yaitu blockholder dan firm size. Variabel pemilik (pemegang saham) dapat dikurangi, karena se-
blockholder telah digunakan di dalam penelitian oleh bagian telah diambil alih oleh pihak ketiga tersebut. Jadi
Thomsen, Pedersen, dan Kurt kvist (2006). Menurut konsep kebijakan hutang dalam agency theory hanya
S. Thomsen et al. blockholder didefinisikan sebagai memberikan pemahaman bahwa hutang dapat digu-
shareholder yang kepemilikannya paling sedikit 5% nakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku
atas saham perusahaan. Sedangkan blockholders own- manajemen yang dapat merugikan pemegang saham.
ership didefinisikan sebagai perubahan dari pecahan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menge-
closely held share. Closely held share adalah saham tahui pengaruh blockholder ownership dan firm size
yang dipegang oleh blockholder, termasuk kepemi- terhadap hutang. Berdasarkan uraian pustaka di atas,
likan saham perusahaan oleh pegawai, direktur dan maka dibuat hipotesis penelitian yaitu:
keluarganya, trust, dana pensiun, saham yang dipegang
oleh perusahaan lain dan individu-individu, dimana Hipotesis 1 : Blockholder ownership berpenga
memiliki kepemilikan saham lebih dari 5%. Selain itu ruh negatif dan signifikan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Fosberg (2004) terhadap kebijakan hutang
juga menggunakan blockholder. Dalam penelitiannya Hipotesis 2 : Firm size berpengaruh positif
menyatakan bahwa blockholder mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap kebijakan
yang signifikan dan berhubungan positif dengan hu- hutang
tang perusahaan.
Variabel firm size atau ukuran perusahaan sangat METODE
bergantung pada besar kecilnya perusahaan yang
juga berpengaruh terhadap struktur modal, terutama Penelitian ini dirancang sebagai penelitian eks
berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman. planatori (explanatory research), yaitu menjelaskan
Perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Kolmogorov Smirnov


No. Nama Variabel Nilai K-S Prob. Nilai K-S Keterangan
1. Blockholder ownership 0.676 0.751 Normal
2. Firm size 0.585 0.884 Normal
3. DER 0.755 0.619 Normal

98
Ruly Wiliandri, Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size pada Kebijakan Hutang Perusahaan....

pengujian hipotesis. Penelitian ini ingin menguji yang terbagi ke dalam beberapa sektor. Instrumen
pengaruh blockholder ownership dan firm size terhadap penelitian adalah blockholder ownership yang dihitung
hutang perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan dari rasio jumlah saham yang dimiliki blockholder
variabel dependen yaitu kebijakan hutang dan varia- dengan jumlah saham yang beredar, firm size yang
bel independen yaitu blockholder ownership dan firm dihitung dari ln dari total aktiva, dan kebijakan hutang
size. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan perusahaan yang dihitung dengan debt to equity ratio,
menggunakan teknik non probability sampling yaitu yaitu rasio yang mengukur perbandingan antara total
metode purposive sampling dengan tipe judgement debt dengan total equity. Data yang digunakan dalam
sampling, yaitu pengambilan sampel non probabilistik penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan
berdasarkan pertimbangan atau pemilihan anggota data time series dengan jangka waktu januari 2007
sampel dengan mendasarkan pada kriteria tertentu sampai desember 2009.
(Coopers & Schindler, 2000). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
Kriteria yang digunakan sebagai berikut: (1) Peru- regresi. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi men-
sahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia khusus- genai ketergantungan suatu variabel dependent (terikat)
nya yang masuk dalam LQ-45 terus menerus selama dengan satu atau lebih variabel independent (variabel
tahun 2007-2009; (2) Perusahaan yang menerbitkan penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau
laporan keuangannya per 31 Desember setiap tahun memprediksi nilai rata-rata variabel dependen (hutang
selama tahun 2007-2009; dan (3) Laporan keuangan perusahaan) berdasarkan nilai variabel independen
perusahaan disertai dengan catatan atas pemegang (blockholder ownership dan firm size) yang diketahui
saham (memiliki data mengenai kepemilikan saham (Gujarati, 1995). Gujarati (1995) mengatakan bahwa
terutama blockholder ownership pada tahun yang dalam analisis regresi linear berganda perlu menghin-
diteliti yakni tahun laporan 2007-2009). dari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak menim
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan bulkan masalah dalam penggunaan analisis tersebut.
adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek In- Untuk tujuan tersebut maka harus dilakukan pengujian
donesia (BEI) yang termasuk dalam sektor LQ-45 terhadap empat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
pada tahun 2007-2009. Dari populasi tersebut yang heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.
memenuhi kriteria sampel berjumlah 57 perusahaan Uji normalitas dilakukan dengan uji normal pro

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas


No. Nama Variabel VIF Keterangan Keterangan
1. Blockholder ownership 1.022 Tidak terjadi multikolinieritas Normal
2. Firm size 1.022 Tidak terjadi multikolinieritas Normal

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda


Variabel Koefisien Regresi Koefisien Beta Sig. t test Keterangan
Konstanta -5.949 Normal
Blockholder Ownership -0.204 -0.196 0.069 Normal
Firm Size 0.185 0.582 0.000

R = 0.641
R. Square = 0.410
Adj. R.Square = 0.389
Fhitung = 18.800
Sig. F = 0.000
Probabilitas = 0.05

99
JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011

bability plot dan uji kolmogorov smirnov, distribusi negatif terhadap DER, artinya semakin kecil kepemi
data dikatakan normal apabila probabilitas atau p > likan blockholder maka semakin besar kebijakan
0,05. Hasil uji kolmogorov smirnov dapat dilihat pada utang. Artinya semakin kecil kelompok blockholder
Tabel 1. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa distribusi yang memegang saham, atau semakin besar pen-
data memenuhi asumsi normalitas, dimana ketiga guasaan saham oleh sekelompok kecil perusahaan
variabel yang diuji lebih besar dari 0,05. Berdasar- atau blockholder maka makin besar keberanian mer-
kan hasil uji heteroskedastisitas, maka tidak terjadi eka mengambil pinjaman atau memperbesar DER.
heteroskedastisitas karena dari grafik scatterplot data Temuan ini searah dengan teori keagenan yaitu se-
yang ada tidak menunjukkan pola tertentu dan titik- makin memusat penguasaan saham oleh sekelompok
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada pemegang saham akan mendorong perusahaan lebih
sumbu Y. Uji multikolinieritas dilihat melalui nilai berani mengambil pinjaman sehingga meningkatkan
VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF < DER. Pinjaman dalam teori keagenan dipandang lebih
10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji mul- aman dari sisi penguasaan/pembagian kekuasaan atas
tikolinieritas dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan keputusan manajemen karena pemberi pinjaman tidak
tabel, maka untuk masing-masing variabel mempu- memiliki hak suara dalam RUPS; (2) Variabel Firm
nyai VIF yang cenderung mendekati satu, sehingga size berpengaruh positif terhadap DER. Artinya, pe-
masing-masing variabel tidak terjadi multikolinieritas rusahaan yang besar akan dengan mudah melakukan
(Santoso, 2001: 206). Metode analisis dalam penelitian akses ke pasar modal dan lebih cepat untuk memper-
ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program oleh dana. Sehingga perusahaan dengan ukuran (size)
komputer SPSS versi 14. yang lebih besar diperkirakan mempunyai kesempat
an untuk menarik hutang dalam jumlah yang besar
dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
HASIL Berdasarkan hasil uji hipotesis 1, dapat diketahui
bahwa blockholder ownership tidak berpengaruh
Nilai Adj. R. Square dari Tabel 3 menunjukkan secara signifikan terhadap kebijakan hutang dengan
bahwa 0,389 atau 38,9% variasi DER dipengaruhi nilai probabilitas sebesar 0,069 (p value > 0,05), dan
oleh variabel Blockholder ownership dan Firm size, koefisien pengaruh sebesar -0,196.
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang Berdasarkan hasil uji hipotesis 2, dapat diketahui
lain. Selain itu nilai R sebesar 0,641 menunjukkan bahwa firm size berpengaruh secara signifikan terhadap
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Blockholder kebijakan hutang dengan nilai probabilitas sebesar
ownership, firm size, dan DER. Dari tabel tersebut 0,000 (p value < 0,05), dan koefisen perngaruh sebesar
di atas dapat dilihat nilai konstanta sebesar -5,949 0,582.
, hal ini mengindikasikan bahwa DER mempunyai
nilai sebesar -5,949 jika tidak ada perubahan pada
variabel-variabel independen (Blockholder owner- PEMBAHASAN
ship dan Firm size). Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai F sebesar 18.800 dan nilai signifikansi sebesar Berdasarkan hasil penelitian, untuk variabel block-
0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% holder ownership memiliki pengaruh negatif terhadap
maka hipotesis diterima dan terdapat pengaruh yang DER, artinya semakin kecil kepemilikan blockholder
signifikan variabel Blockholder ownership, firm size maka semakin besar kebijakan utang. Artinya semakin
secara bersama-sama terhadap variabel DER. kecil kelompok blockholder yang memegang saham,
Dari Tabel 3 didapatkan persamaan regresi sebagai atau semakin besar penguasaan saham oleh sekelom-
berikut: pok kecil perusahaan atau blockholder maka makin
DER = -5,949 - 0,204 Blockholder + 0,185 Size besar keberanian mereka mengambil pinjaman atau
memperbesar DER. Temuan ini searah dengan teori
Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa: (1) keagenan yaitu semakin memusat penguasaan saham
Variabel Blockholder ownership memiliki pengaruh oleh sekelompok pemegang saham akan mendorong
100
Ruly Wiliandri, Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm Size pada Kebijakan Hutang Perusahaan....

perusahaan lebih berani mengambil pinjaman sehingga dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Aktiva
meningkatkan DER. Pinjaman dalam teori keagenan tetap berwujud dan aktiva lainnya seperti piutang da-
dipandang lebih aman dari sisi penguasaan/pembagian gang dan persediaan dapat digunakan sebagai jaminan
kekuasaan atas keputusan manajemen karena pemberi hutang. Sesuai dengan kondisi di Indonesia, yang
pinjaman tidak memiliki hak suara dalam RUPS. menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kebi-
Dari hasil penelitian tetapi juga ditemukan nilai jakan dalam struktur modalnya lebih banyak menggu-
signifikansi pengujian yang lebih besar dari 0,05 nakan ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari total
sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan aktiva. Jika dilihat dari besarnya jumlah aktiva yang
dari variabel kepemilikan saham oleh blockholder dimiliki, perusahaan tersebut lebih banyak mendapat-
terhadap DER. Hasil penelitian ini mengindikasikan kan hutang yang lebih besar karena besarnya jaminan
bahwa adanya kepemilikan oleh blockholder yaitu yang dimilikinya untuk memperoleh hutang.
kepemilikan saham perusahaan oleh pegawai, direk-
tur dan keluarganya, trust, dana pensiun, saham yang
dipegang oleh perusahaan lain dan individu-individu, KESIMPULAN DAN SARAN
dimana memiliki kepemilikan saham lebih dari 5%
atau penguasaan saham yang semakin besar oleh sekel- Kesimpulan
ompok kecil perusahaan atau blockholder seharusnya
membuat makin besar keberanian blockholder dalam Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
mengambil pinjaman atau memperbesar DER. Pada hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
kenyataannya untuk perusahaan yang masuk dalam (1). Blockholder ownership berpengaruh negatif dan
penelitian ini yang masuk dalam LQ-45, adanya pen- tidak signifkan terhadap kebijakan hutang. Artinya
guasaan saham yang semakin besar oleh sekelompok semakin kecil kepemilikan blockholder maka semakin
kecil perusahaan atau blockholder tidak mendorong besar kebijakan utang dan peningkatan kepemilikan
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap saham blockholder tidak mempengaruhi keputusan
kinerja perusahaan, sehingga fungsi monitoring agent manajemen dalam mengambil kebijakan hutang. (2)
yang dilakukan pihak blockholder belum optimal. Firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Jadi peningkatan kepemilikan saham blockholder kebijakan hutang. Artinya perusahaan dengan ukuran
tidak mempengaruhi keputusan manajemen dalam (size) yang lebih besar diperkirakan mempunyai kes-
mengambil kebijakan hutang. Hasil penelitian ini empatan untuk menarik hutang dalam jumlah yang
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan besar dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
Fosberg (2004) yang menyatakan bahwa blockholder
mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubun-
gan positif terhadap hutang perusahaan. Saran
Variabel Firm size berpengaruh positif dan sig-
nifikan terhadap hutang perusahaan. Hasil penelitian Keterbatasan penelitian ini terdapat pada jangka
ini sesuai dengan penelitian Mohd et.al. (1998) dan waktu penelitian yang relatif pendek, sehingga me-
Sudarma (2004) yang menyatakan bahwa variabel nyebabkan terbatasnya jumlah sampel yang digunakan.
Firm size mempunyai pengaruh yang signifikan dan Selain itu penelitian ini hanya dibatasi pada lingkup pe-
berhubungan positif dengan rasio hutang perusahaan. rusahaan yang masuk sahamnya dalam LQ-45. Saran
Perusahaan yang besar akan dengan mudah melakukan bagi peneliti yang lebih lanjut tertarik untuk meneliti
akses ke pasar modal dan lebih cepat untuk memper- mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kebi-
oleh dana. Sehingga perusahaan dengan ukuran (size) jakan hutang perusahaan, disarankan untuk menambah
yang lebih besar diperkirakan mempunyai kesempa- variabel yang digunakan, seperti umur perusahaan,
tan untuk menarik hutang dalam jumlah yang besar pertumbuhan perusahaan, dan lain-lain.

101
JURNAL EKONOMI BISNIS, TH. 16, NO. 2, JULI 2011

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Z. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Raja Grafindo Persada
Ekonisia: Yogyakarta. Mohd, M.A., Perry, LG., Rimbey, JN. 1998. The
Brigham, EF., & Weston, JF. 1990. Manajemen Impact Of Ownership Structure On Corporate
Keua ngan. Edisi Kesembilan. Erlangga: Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional
Jakarta. Analysis, The Financial Review, 33, p.85-
Coopers, D.R., & Pamela S. Schindler. 2000. 98.
Business Research Methods, McGraw-Hill Santoso. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Param-
International editions: New York. etrik. Cetakan Kedua. PT. Elex Media Kom-
Fosberg, R.H. 2004. Agency problems and debt putindo. Jakarta
financing: leadership structure effects. Cor- Sudarma, Made. 2004. Pengaruh Struktur Kepemi-
porate Governance, Vol 4 No.1, p.31-38 likan, Faktor Intern, dan Faktor Ekstern ter-
Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga: hadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan.
Jakarta. Disertasi. Pascasarjana Studi Manajemen,
Jensen, M.C., & W.H. Meckling. 1976. Theory Universitas Brawijaya
of the Firm: Managerial behavior, Agency Thomsen, S., Pedersen, T., & Kvist, H.K. 2006.
cost and Ownership Structure. Journal of Blockholder ownership: Effects on firm
Financial Economics p. 3-24. value in market and control based governance
Martin, J.D. et al. 1994. Manajemen Keuangan. systems, Journal of Corporate Finance,
Edisi kelima alih bahasa Aris Munandar, PT. p.246-269

102

Anda mungkin juga menyukai