Anda di halaman 1dari 16

BAB I

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

Capaian Pembelajaran :

Setelah mempelajari pengertian Manajemen Keuangan, maka mahasiswa akan

dapat memahami dan mampu menjelaskan tujuan manajemen keuangan, pihak-

pihak yang berkepentingan, dan tugas-tugas manajer keuangan.

1.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen Keuangan adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam

pengelolaan keuangan perusahaan yang meliputi tugas-tugas manajer keuangan

yaitu membuat keputusan tentang mendapatkan sumber dana secara efisien,

pemenuhan kebutuhan dana untuk operasi, pemenuhan kebutuhan dana untuk

investasi dan keputusan tentang kebijakan dividen dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan pemegang saham.

Berdasarkan pengertian di atas, maka untuk menjelaskan pengertian

manajemen keuangan dapat diuraikan berdasarkan hubungan antara fungsi-

fungsi manajemen dengan kegiatan-kegiatan pengelolaan keuangan perusahaan,

yaitu :

1. Perencanaan (Planning), berkaitan dengan rencana-rencana tentang sumber-

sumber dana yang akan digunakan, jumlah sumber dana yang dibutuhkan,

rencana tentang modal kerja, rencana tentang investasi jangka panjang dan

jangka pendek, rencana anggaran operasional dan anggaran finansial, rencana

laba di waktu yang akan datang, rencana tentang pembagian keuntungan

berupa dividen.
2. Pengorganisasian (Organizing), bagian keuangan yang dipimpin oleh direktur

keuangan (chief financial officer = CFO) membawahi bendahara (treasurer),

pengawas (controller). Selain itu manajer keuangan dapat memanfaatkan

lembaga keuangan seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, pasar uang

dan pasar modal untuk memperoleh sumber dana dan investasi perusahaan

dalam surat berharga.

Gambar 1.1 Posisi Keuangan Di Dalam Struktur Organisasi Perusahaan


Dewan Direksi

Ketua Dewan Direksi atau


Chief Executive Officer
(CEO)

Presiden Direktur atau Chief


Operating Officer (COO)

Wakil Presiden Wakil presiden Wakil Presiden


Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur Produksi
(CFO)

Bendaharawan Kontroler

Manajer Kas Manajer Kredit Manajer Manajer


Pajak Akuntansi
Biaya

Manajer Manajer
Pengeluaran Perencanaan
Manajer Manajer
Modal Keuangan
Akuntansi Pemrosesan
Keuangan Data
3. Pengkoordinasian (Coordinating), bagian keuangan berkoordinasi dengan

bagian-bagian lain seperti bagian produksi, pemasaran, personalia,

administrasi dan bagian riset dan pengembangan. Hal ini bertujuan untuk

mengintegrasikan tujuan masing-masing bagian untuk mencapai tujuan utama

perusahaan. Selain itu bagian keuangan berkoordinasi secara intern pada

bagiannya sendiri. Aliran dana dari bagian keuangan ke berbagai bagian

perusahaan didasarkan pada anggaran yang telah disusun serta mengacu pada

sasaran dan target setiap bagian secara integratif.

4. Pengawasan (Controlling), manajer keuangan berinteraksi dengan eksekutif

bagian lain agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan secara efektif

dan efisien.

1.2 PIHAK_PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DENGAN PERUSAHAAN

(stakeholders) DAN TIMBULNYA KONFLIK KEAGENAN (Agency Problem).

Pada dasarnya terdapat beberapa pihak yang berkepentingan terhadap

pengelolaan keuangan perusahaan yaitu :

1. Manajemen Perusahaan. Manajemen perusahaan merupakan pihak yang

menjalankan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

2. Investor. Investor merupakan pihak yang menyertakan dananya berupa

saham.

3. Kreditur. Kreditur merupakan pihak yang meminjamkan dananya kepada

perusahaan.
4. Pemerintah. Pemerintah merupakan lembaga yang mempunyai kewajiban

untuk menarik pajak dari perusahaan sesuai dengan undang-undang

perpajakan yang berlaku.

Pencapaian tujuan perusahaan yang dapat diindikasikan dengan tingkat

keuntungan perusahaan, tidak terlepas dari manajemen perusahaan yang terlibat

dalam kegiatan operasional sehari-hari. Seringkali keberhasilan manajemen

tersebut menyebabkan mereka menginginkan fasilitas yang lebih baik yang

membutuhkan biaya yang sangat besar. Tentu saja hal ini akan menyebabkan

menurunnya keuntungan yang disediakan bagi pemegang saham. Sebagai pemilik,

pemegang saham tidak menyukai keadaan tersebut, sehingga mereka berusaha

mengendalikan manajemen melalui dewan komisaris atau presiden komisaris.

Dalam hal ini setiap keputusan manajemen yang mengatasnamakan pemegang

saham harus dalam pengawasan pemegang saham melalui dewan komisaris,

sehingga keputusan investasi, keputusan kebijakan dividen, serta keputusan

operasi perusahaan secara menyeluruh tidak saja bermanfaat bagi jajaran

manajemen akan tetapi juga pemegang saham.

Konflik antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham ini disebut

dengan konflik keagenan atau agency problem. Keadaan ini perlu dicari jalan

kompromi sehingga kedua pihak tidak merasa dirugikan. Menurut Sartono (1998

: 15-16) usaha untuk meminimumkan agency problem dibutuhkan biaya yang

disebut dengan agency cost yang tercermin pada empat alternatif, yaitu :

a. Pengeluaran untuk monitoring, yaitu biaya pemeriksaan akuntansi dan

prosedur pengendalian intern.


b. Pengeluaran insentif sebagai kompensasi bagi manajemen atas prestasi yang

konsisten dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Bentuk insentif bagi

manajemen adalah stock option yaitu pemberian hak terhadap manajemen

untuk membeli saham perusahaan di masa yang akan datang dengan harga

yang sudah ditentukan. Insentif lainnya adalah cash bonus sebagai

kompensasi atas pencapaian tingkat keuntungan tertentu serta performance

shares yaitu pemberian saham kepada pihak manajemen.

c. Fidelity Bond adalah kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga (bonding

company) yaitu apabila manajer perusahaan berbuat tidak jujur sehingga

menimbulkan kerugian bagi perusahaan, maka bonding company setuju

untuk membayar sejumlah tertentu kepada perusahaan.

d. Golden parachutes dan Poison Pill. Golden parachutes adalah kontrak antara

manajemen dengan pemegang saham, yang menjamin bahwa manajemen

mendapatkan kompensasi apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain

atau terdapat perubahan pengendalian perusahaan. Sedangkan Poison Pill

adalah usaha pemegang saham untuk menjaga agar perusahaan tidak diambil

alih oleh perusahaan lain. Usaha ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan

hak penjualan saham dengan harga tertentu atau mengeluarkan obligasi

disertai hak penjualan obligasi pada harga tertentu. Sehingga apabila

perusahaan dibeli oleh perusahaan lain, pembeli perusahaan wajib membeli

saham dan obligasi dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.


1.3 TUJUAN PERUSAHAAN

Tujuan memaksimalkan keuntungan merupakan tujuan yang berkaitan

dengan keuntungan sebagai ukuran prestasi manajemen, sehingga dengan

demikian tujuan ini lebih merupakan tujuan manajemen perusahaan dalalm

pengelolaan keuangan perusahaan. Memaksimalkan keuntungan sebagai tujuan

pada dasarnya mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

a. Mengabaikan resiko.

b. Mengabaikan nilai waktu dari uang.

c. Mengabaikan kebijakan dividen.

1.4 HARGA SAHAM DAN NILAI PERUSAHAAN

Dari berbagai perumusan tujuan perusahaan, maka dapat dikatakan tujuan

memaksimalkan kekayaan pemegang saham merupakan tujuan yang paling

realistis. Berdasarkan tujuan tersebut yang identik dengan tujuan memaksimalkan

harga saham perusahaan, maka manajemen perusahaan berusaha mengelola

kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif. Dalam hal ini manajemen tidak

hanya memperhitungkan berapa keuntungan yang akan dicapai, akan tetapi juga

memperhitungkan faktor waktu dan faktor risiko yang akan dihadapi perusahaan.

Hasil dari keputusan dan kebijakan keuangan manajemen perusahaan, akan

mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja perusahaan dan hal ini akan

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Usaha untuk memaksimalkan

kekayaan pemegang saham dapat dikatakan tergantung pada harga saham

perusahaan tersebut di pasar modal.


Kekayaan pemegang saham dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kekayaan pemegang saham =


Harga saham X Jumlah saham yang dimiliki Investor (1.1)

Misalnya, seorang investor memutuskan untuk membeli saham PT.

Semen Gresik sejumlah 100.000 lembar saham dengan harga Rp. 7.000,- per

lembar, maka dengan demikian kekayaan investor tersebut adalah sebesar Rp.

700.000.000,-. Apabila suatu saat tertentu harga saham PT. Semen Gresik

mengalami kenaikan yaitu Rp. 7.200 per lembar saham, maka kekayaan investor

tersebut mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 720.000.000,-

Peningkatan kekayaan pemegang saham merupakan tujuan dari manajemen

perusahaan, dengan demikian harga saham sebagai indikator kekayaan pemegang

saham dapat juga digunakan sebagai indikator nilai perusahaan.

Nilai perusahaan adalah adalah berkaitan dengan tentang seberapa besar

penilaian terhadap kinerja perusahaan, apakah hal itu berkaitan dengan jumlah

laba yang dapat dihasilkan, luasnya pasar yang dikuasai, teknologi yang digunakan,

sumberdaya manusia yang berkualitas, relasi bisnis yang luas, hubungan baik

dengan lembaga keuangan, hubungan baik dengan pemerintah, tanggung jawab

sosial yang memadai dan juga ketahanan perusahaan terhadap kondisi ekonomi

yang kadang-kadang berpengaruh buruk terhadap kinerja perusahaan. Harga

saham merupakan indikator nilai perusahaan karena investor telah

mempertimbangkan faktor risiko atas keputusan investasinya. Apabila

perusahaan dalam operasinya dianggap mempunyai risiko yang tidak sebanding

dengan keuntungan yang didapat, maka investor akan menjual sahamnya


sehingga harga saham mengalami penurunan. Sebaliknya apabila investor menilai

bahwa keuntungan yang diharapkan sebanding atau lebih besar dari risiko yang

akan dihadapi, maka banyak investor yang membeli saham perusahaan tersebut,

sehingga harga saham akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka nilai perusahaan dapat diperhitungkan

sebagai berikut :

Nilai perusahaan = jumlah lembar saham yang beredar x Harga saham


(1.2)

Dari perumusan di atas maka dapat diartikan bahwa nilai perusahaan

tergantung pada besarnya harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham

maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang semakin tinggi

akan memberikan manfaat bagi perusahaan, yaitu :

a. Memudahkan perusahaan apabila akan melakukan emisi saham baru.

b. Harga pasar saham pada pasar perdana dapat ditentukan lebih tinggi

dari harga nominalnya, sehingga perusahaan mendapatkan agio saham.

c. Tercapainya tujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

1.5. PRINSIP-PRINSIP KEUANGAN

Untuk dapat memahami transaksi-transaksi keuangan serta pembuatan

keputusan keuangan, kita perlu mempelajari prinsip-prinsip keuangan.

Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat yang fundamental

yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan keputusan

keuangan.

1. Self Interest Behaviour


Orang akan memilih tindakan yang memberikan keuntungan (secara

keuangan) yang terbaik bagi dirinya.

2. Risk Aversion

Orang akan memilih alternatif dengan rasio keuntungan besar dengan

risiko minimal.

3. Diversification

Diversifikasi adalah menguntungkan karena dapat meningkatkan rasio

antara keuntungan dan risiko.

4. Two Sided Transactions

Dalam mempelajari dan membuat keputusan keuangan kita tidak hanya

melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba melihat dari sisi lawan transaksi

kita.

5. Incremental Benefit

Keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan

suatu alternatif dan nilai tanpa alternatif tersebut.

6. Signaling

Setiap tindakan mengandung informasi.

7. Capital Market Efficiency

Pasar modal dimana harga aktiva finansial yang diperjualbelikan

mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri

secara tepat terhadap informasi baru.

8. Risk Return Trade Off


Jika anda menginginkan keuntungan yang besar, bersiaplah untuk

menanggung risiko yang besar pula.

9. Option

Opsi adalah suatu hak tanpa kewajiban untuk melakukan sesuatu.

10. Time Value Of Money

Time has a time value, uang Rp 100,- yang kita terima hari ini tidak sama

nilainya dengan uang Rp 100,- yang kita terima bulan depan.

1.6. EVOLUSI TEORI KEUANGAN

1. Konsep Pasar Modal Sempurna Konsep Pasar Modal Sempurna (Perfect

Capital Market)

Kebanyakan teori keuangan awal dibentuk dengan asumsi pasar modal

pasar modal sempurna (1) tidak ada biaya transaksi, (2) tidak ada pajak, (3)

ada cukup banyak pembeli dan penjual, (4) baik individu maupun

perusahaan memiliki kemampuan yang sama dalam akses pasar, (5) tidak

ada biaya informasi sehingga setiap orang memiliki informasi yang sama,

(6) setiap orang memiliki harapan yang sama, dan (7) tidak ada biaya yang

berhubungan dengan hal kesulitan keuangan. Jelas bahwa tidak semua

asumsi tersebut berlaku pada dunia nyata.

2. Analisis Arus Kas Yang Didiskontokan (Discounted Cash Flow Analysis)

Manajemen keuangan akan banyak berhubungan dengan aktiva financial

maupun aktiva riil yang nilainya diperoleh langsung dari seluruh arus kas

yang akan dihasilkan oleh aktiva tersebut. Proses menilai arus kas di

mendatang disebut analisis discounted cash flow (DCF). John Burr Williams
yang mula-mula mengembangkan konsep ini, serta Myron J. Gordon yang

pertama kali menerapkan analisis DCF dalam pembuatan keputusan

keuangan.

3. Teori Struktur Modal Dari Modigliani & Miller (Capital Structure Theory)

Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (MM)

mempublikasikan salah satu teori keuangan modern yang paling

mengejutkan, mereka menyimpulkan bahwa nilai perusahaan semata-

mata tergantung pada arus penghasilan di masa mendatang (future

earning stream), dan oleh karena itu nilainya tidak tergantung pada

struktur modal (perbandingan hutang dan modal sendiri perusahaan).

Dalam teori ini MM menggunakan asumsi pasar modal sempurna. Model

ini sering disebut model MM-tanpa pajak.

Pada tahun 1963, MM mempublikasikan paper kedua mengenai teori

struktur modal. Mereka menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak.

Dengan adanya pajak penghasilan perusahaan, hutang dapat menghemat

pajak yang dibayar, karena hutang menimbulkan pembayaran bunga yang

mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak, sehingga nilai

perusahaan bertambah. Hubungan jumlah hutang dengan nilai

perusahaan adalah positif, semakin besar hutang, semakin tinggi nilai

perusahaan. Model ini disebut model MM dengan pajak.

Namun model MM dengan pajak melupakan satu hal semakin besar

hutang seakin besar kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan

keuangan (financial distress). Oleh karena itu ada usaha untuk


memperbaiki model MM tersebut dengan memperhitungkan faktor biaya

financial distress. Model perbaikan sering disebut tax savings-financial

costs trade-off theory karena hutang menghasilkan penghematan pajak

namun juga menimbulkan biaya kesulitan keuangan.

4. Teori Dividen Dari Modigliani & Miller (Dividend Theory)

Pada paper mereka, selain asumsi pasar modal sempurna, dimasukkan

pula asumsi (1) kebijakan penganggaran modal perusahaan tidak

dipengaruhi oleh kebijakan dividen, dan (2) semua investor berperilaku

rasional. Mereka menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak

mempengaruhi nilai perusahaan. Mengapa? Setiap rupiah pembayaran

dividen akan mengurangi laba ditahan yang digunakan untuk membeli

aktiva baru. Laba ditahan yang hilang harus ditutup dengan menjual saham

baru. Pembeli saham baru menghendaki pembayaran dividen tersebut

akan mengurangi nilai sekarang dari dividen yang akan diterima pemegang

saham lama sejumlah yang sama dengan dividen yang mereka terima saat

ini. Pada praktiknya dengan melonggarkan beberapa asumsi dari pasar

modal sempurna, kebijakan struktur modal maupun kebijakan dividen

diyakini tetap membawa dampak pada nilai perusahaan.

5. Teori Portofolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)

6. Bapak dari teori portofolio modern adalah Harry Markowitz, yang pada

tahun 1990 memenangkan hadiah nobel untuk teori ini. Pelajaran utama

dari teori ini adalah secara umum, risiko dapat dikurangi dengan cara

mengkombinasi beberapa jenis aktiva berisiko daripada hanya memegang


salah satu jenis aktiva saja. Implikasi dari teori ini adalah (1) investor harus

membentuk portofolio (melakukan diversifikasi) untuk mengurangi risiko,

dan (2) risiko dari suatu aktiva individu harus diukur berd asarkan

kontribusinya kepada risiko suatu portofolio yang terdiversifikasi dengan

baik. Meskipun teori portofolio mengajarkan kepada investor bagaimana

mengukur risiko, teori ini tidak menunjukkan hubungan antara risiko

dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Capital Asset Pricing Model

(CAPM), dikembangkan oleh William Sharpe, John Lintner dan Jan Moissin

secara terpisah, menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan

pada suatu aktiva bebas risiko merupakan fungsi dari tiga faktor (1) tingkat

keuntungan bebas risiko, (2) tingkat keuntungan yang disyaratkan pada

portofolio dengan risiko rata-rata (market portofolio), dan (3) volatilitas

tingkat keuntunganaktiva berisiko tersebut terhadap tingkat keuntungan

market portofolio.

7. Teori Penentuan Harga Option (Option Pricing Theory)

Suatu opsi adalah hak untuk membeli (atau menjual) suatu aktiva pada

harga yang telah ditentukan sepanjang periode waktu yang telah

ditentukan. Pada tahun 1973 Fisher Black dan Myron Scholes

mempublikasikan Black Sholes Option Pricing Model (OPM). Teori ini

menawarkan suatu model penilaian harga atau premi call dan put option.

Teori ini juga membantu memahami penilaian sekuritas yang memiliki sifat

option seperti warrant dan obligasi konversi.

8. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis)


Teori ini dikemukakan oleh Eugene F.Fama. Terminologi efisien disini

merujuk pada efisien secara informasi (informationally efficient). Teori ini

mengatakan jika pasar efisien maka harga dapat merefleksikan seluruh

informasi yang ada. Pasar efisien dibagi menjadi tiga bentuk: (1) kuat

(strong form), (2) setengah kuat (semi strong form), (3) lemah (weak form).

Pasar modal dikatakan efisien bentuk lemah jika harga sekuritas

mengekspresikan seluruh informasi harga di masa lalu, sehingga upaya

investor untuk memperoleh excess return dengan memanfaatkan data

harga masa lalu adalah sia-sia. Jika pasar efisien setengah kuat terjadi bila

harga sekuritas mencerminkan informasi harga historis plus informasi yang

tersedia bagi publik (misalnya laporan keuangan, berita keuangan dan

bisnis di media massa, dll). Efisien bentuk kuat terjadi bila harga sekuritas

mengekspresikan seluruh informasi yang ada, baik harga sekuritas di masa

lalu, informasi yang tersedia bagi publik, maupun informasi yang bersifat

privat.

9. Teori Keagenan (Agency Theory)

Paper mengenai penerapan teori keagenan pada manajemen keuangan

diajukan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling. Hubungan

keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu

(pemilik) menggaji individu lain (karyawan) untuk bertindak atas namnya,

mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada karyawan.

Di dalam konteks manajemen keuangan, hubungan ini muncul antara (1)


pemegang saham (shareholders) dengan para manajer, serta (2)

shareholders dengan kreditur (bondholders atau pemegang obligasi)

10. Teori Informasi Asimetris (Asymmetric Information Theory)

Asymmetric Information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki

informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak

manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak

dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal.

1.7. LATIHAN SOAL

1. Apakah yang dimaksud manajemen keuangan? Tujuan apakah yang

sebaiknya selalu memotivasi tindakan – tindakan yang diambil seorang

manajer keuangan? Sebutkan dan jelaskan tugas manajer keuangan!

2. Siapa yang memiliki sebuah perusahaan? Uraikan proses bagaimana

pemilik mengendalikan manajemen perusahaan! Apakah alasan utama

dibalik adanya hubungan keagenan di dalam perusahaan? Dalam konteks

ini, jenis – jenis permasalahan apakah yang dapat timbul?

3. Seandainya anda memiliki saham sebuah perusahaan. Harga per lembar

saham saat ini adalah $25. Perusahaan lain baru saja mengumumkan

bahwa perusahaan tersebut ingin membeli perusahaan anda dan akan

membayar $35 per lembar saham untuk mengakuisisi seluruh saham

beredar (10.000). Manajemen perusahaan anda dengan segera mulai

melawan penawaran yang tidak bersahabat ini. Apakah manajemen


bertindak sesuai dengan kepentingan para pemegang saham? Mengapa ya

atau mengapa tidak?

4. Sebutkan dan Jelaskan Prinsip-prinsip keuangan! (Jelaskan dengan bahasa

anda sendiri)!

5. Sebutkan dan Jelaskan Evolusi teori keuangan! (Jelaskan dengan bahasa

anda sendiri)!

Anda mungkin juga menyukai