BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal perusahaan didirikan, para pimpinan perusahaan sudah menetapkan maksud
dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.
Tujuan ini disusun, baik yang bersifat jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Tujuan
Jangka Panjang memiliki waktu pencapaian lebih dari satu tahun dan untuk mencapai
jangka panjang ini, maka perlu disusun tujuan jangka pendek, dimana waktu
pencapaiannya tidak lebih dari satu tahun atau maksimal satu tahun.
Penyusunan tujuan tersebut tentunya sesuai dengan Visi dan Misi Perusahaan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pimpinan Perusahaan perlu menetapkan Target
(kegiatan) yang harus dicapai dalam suatu peiode, beserta rencana anggaran yang harus
disediakan.
Penyusunan rencana biasanya dibuat oleh masing-masing fungsi Manajemen yang ada di
dalam Perusahaan.
Dalam praktiknya fungsi Manajemen Perusahaan belipti :
1. Bagian Keuangan.
2. Bagian Pemasaran.
3. Bagian Produksi.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Rencana masing-masing Bagian-Departemen, kemudian disatukan hingga menjadi rencana
Perusahaan secara keseluruhan.
Para Manajer masing-masing Departemen harus mampu melaksanakan, mengawasi dan
mengendalikan jalannya kegi atan, agar tidak menyimpang dari rencana yang telah
disusun.
Jika terjadi penyimpangan, maka harus segera untuk dapat di kendalikan ke jalur semula,
sehingga tidak mengalami kegagalan dalam pencapaian rencana yang telah disusun.
Beberapa factor internal maupun eksternal yang mempengaruhi pencapaian Tujuan
Peruahaan seperti antara lain :
1. Kompetisi antar Perusahaan.
2. Pemilihan Teknologi.
3. Perubaan Harga.
4. Perubahan tingkat suku bunga.
5. Ketidakpastian situasi ekonomi local dan dunia.
6. Fluktuasi Nilai Tukar.
7. Perubahan Hukum Pajak.
Salah satu departemen yang paling penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
adalah Departemen Keuangan yang dipimpin oleh MANAJER KEUANGAN.
Hubungan departemen dengan departemen lainnya sangatlah penting, terutama dalam hal
penyusunan Anggaran yang dibutuhkan oleh masing-masing departemen.
MANAJER KEUANGAN harus mampu untuk mengidentifikasi factor apa saja yang dapat
memengaruhi kebijakan Perusahaan, sehingga tujuan Perusahaan tidak meleset.
MANAJER KEUANAN juga harus mampu beradaptasi dengan kondsi lingkungan eksternal
agar keputusan tentang INVESTASI, PENDANAAN, dan MANAJEMEN AKTIVA dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
MANAJER KEUANGAN harus mampu mengelola Kas secara tepat sehingga tidak terjadi
uang Kas menganggur (idle cash atau over cash).
Seorang Manajer Keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola Piutang, sehingga
prediksi Pendapatan yang diterima dapat diperoleh dengan tepat waktu.
Ketidak tepatan dalam penagihan Piutang akan berakibat kurang baik bagi likuditas
Perusahaan, demikian pula dengan mengelola persediaan perlu dikelola secara baik
sehingga tidak terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan.
MANAJER KEUANGAN memiliki tugas utama untuk berusaha mencari Dana yang
dibutuhkan, serta mengelola Dana yang sudah diperoleh tersebut secara efisien dan efektif
(sesuai sengan rencana). Investasi dapat dilakukan dalam dua hal :
1. Riil Invesment meliputi Investasi Aktiva Tetap seperti Pendirian Pabrik Baru, Pembelian
Mesin dan peralatan pendukungnya, Pembelian Kendaraan.
2. Financial Invesment, meliputi Investasi dalam Surat Berharga seperti Pembelian Saham
atau Obligasi.
MANAJER KEUANGAN juga harus mampu menginvestasikan dalam bentuk MODAL KERJA
untuk menjalankan aktivitas Perusahaan .
Investasi dalam bentuk MODAL KERJA diperlukan untuk pembelian : bahan baku atau
bahan pembantu serta yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi seperti : Biaya
Gaji dan Upah, Biaya Pemeliharaan, dan biaya Lainnya.
DANA yang sudah di INVESTASIKAN ini harus dikelola kembali satu dan lain hal, dalam
periode berjalan Peruahaan akan memperoleh sejum lah penghasilan : baik dari
Pendapatan yang berupa dari hasil penjualan maupun da ri pendapatan lainnya.
MANAJER KEUANGAN harus melaporkan dari seluruh pemasukan dan pengeluaran yang
sudah ada dalam bentuk :
Neraca, Laporan Laba rugi, Laporan Kas per periode.
Penyusunan Laporan Keuangan ini merupakan tanggung jawab MANAJER KEUANGAN
Pada periode tertentu.
Tugas selanjutnya Manajer Keuangan harus mengevaluasi Kinerja Perusahaan melalui
analisis keuangan yang telah disusun.
Analsis Laporan Keuangan memberikan gambaran kondisi dan posisi Perusahaan pada
periode tertentu, apakah telah mencapai tujuan atau tidak.
Perubahan kondisi dan posisi keuangan inilah yang menggambarkan kinerja keuangan yang
sesungguhnya. Sehingga dari hasil analisis keuangan dan laporan keuangan ini kita dapat
menilai pencapaian tujuan Perusahaan serta kemajuan Perusahaan.
Jika pencapaian tujuan ini tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka perlu
diadakan evaluasi terhadap rencana dan pelaksanaannya. Kegiatan ini untuk melihat
dimana terjadi kelemahan atau kelalaian sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai.
C. Tujuan Perusahaan
Beberapa tujuan perusahaan adalah sbb :
1. Memaksimalkan Nilai Perusahaan.
2. Memaksimalkan Laba.
3. Menciptakan Kesejahteraan bagi Stakeholder.
4. Menciptakan Citra Perusahaan.
5. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial.
Semua tujuan ini dibebankan kepada Manajer Keuangan dengan dibantu oleh Manajer
Lainnya.
Tugas manajer keuangan dalam memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan
nilai saham perusahaan – perkembangan harga saham perusahaan dari waktu kewaktu.
Keuntungan dengan meningkatnya nilai saham perusahaan adalah perusahaan akan
memperoleh kepercayaan dari Lembaga Keuangan (PERBANKAN) untuk memperoleh
pinjaman dengan yg lebih lunak dan kepercayaan dari supplier.
Menyejahterakan Stake holder , Manajer Keuangan harus mampu memaksimalkan laba,
dalam hal ini memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Dengan laba yg
maksimal maka tujuan menyejahterakan para Setakeholder akan mudah tercapai.
Meningkatkan Citra Perusahaan, menigkatnya nilai saham perusahaan ikut meningkatkan
keuntungan peruahaan. Perusahaan harus menyisihkan keuntungan tersebut kepada
masyarakat dan lingkungannya melalui tanggung jawab social – Corporate Social
Responsibility (CSR).
Ruang Lingkup CSR Perusahaan kepada masyarakat meliputi :
1. Perlindungan konsumen (product safety), bahwa produk yang diberikan atau di jual
kepada masyarakat harus menjamin aman untuk dikonsumsi.
2. Pengendalian polusi (pollution control), kegiatan perusahaan tidak akan merusak
lingkungan (terhadap air, tanah, dan udara).
3. Reinvest profit, Perusahaan perlu melakukan investasi dari laba yang diperoleh kepada
dunia pendidikan, pemberdayaan masyarakat sekitar usaha serta dukungan terhadap
pelestarian lingkungan alam.
Terdapat beberapa kepentingan yang berbeda antara berbagai pihak di Perusahaan dalam
rangka tujuan Perusahaan sbb :
1. Pemegang Saham : Tujuan memaksimal nilai saham perusahaan akan memberikan
keuntungan bagi pemegang Saham. Artinya dengan meningkatnya nilai saham maka
otomatis pemegang Saham akan bertambah makmur. Namun apabila terjadi
penurunan nilai Saham maka akan merugikan pemegang saham akan kehilangan
keuntungan dan nilai sahamnya.
2. Pemegang Obligasi : Dengan meningkatnya nilai saham perusahaan, tidak banyak
memberikan pengaruh bagi mereka. Artinya pemegang Oblgasi tidak menerima
dampak langsung keuntungan peningkatan nilai saham tsb. Namun jika perusahaan
mengalami kerugian pemegang akan terkena dampaknya. Maka pemegang Obligasi
akan menghadapi risiko tidak terbayarnya Obligasinya.
3. Manajer Keuangan :
Seringkali antara Manajer dan pemegang Saham terlibat konflik. Sehingga perlu diatasi
secara professional. Penyebabnya seringkali kegiatan memaksimalkan nilai perusahaan
megabaikan kepentingan Manajer keuangan yg telah bersusah payah dalam mencapai
tujuannya. Pemegang Saham dapat meyakinkan diri mereka bahwa Manajer akan
membuat keputusan yang akan dapat memaksimalkan kesejahteraan Pemegang Saham
hanya jika disertai Pemberian Insentif yang memadai serta adanya pengendalian
terhadap Manajer.
4. Maksimalisasi Laba.
Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) Perusahaan, dengan memaksimalkan
laba (profit) Perusahaan yaitu :
1) Maksimalisasi nilai Perusahaan memperhitungkan tingkat Risiko dan arus
pendapatan. Sedangkan maksimalisasi Laba tidak. Contoh suatu usaha yang
memberikan laba tinggi akan memberikan risiko yang tinggi pula. Sedangkan yang
dicari Perusahaan adalah risiko relative aman meskipun laba kecil, sehingga mampu
mempertahankan atau meningkatkan nilai Perusahaan.
2) Untuk memaksimalkan nilai Perusahaan, harus memperhitungkan arus laba jangka
panjang dan nilai waktu dari pada uang, hanya saja maksimalisasi laba dalam jangka
panjang merugikan perusahaan. Contoh : Perusahaan dapat melakukan efisiensi
guna meningkatkan laba perusahaan, tetapi hal ini akan menurunkan nilai aktiva
sehingga menurukan nilai Perusahaan dalam jangka panjang.
3) Maksimalisasi nilai menghindari masalah kualitas pada arus dana, angka laba lebih
bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan, dan
mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk
pengukuran laba.
Dapat dikatakan bahwa memaksimalkan nilai perusahaan mengandung arti yang lebih
luas dari memaksimalkan laba perusahaan . Dapat dikatakan pula bahwa
memaksimalkan laba perusahaan lebih penting dari maksimalisasi laba.
Inflasi : Tingkat suku bunga bank akan meningkat berakibat tingginya cost of
capital, harga meningkat hal ini akan menyulitkan Manajer Keuangan dalam
membuat perencanaan, estimasi terhadap harga menjadi sulit. Untuk kebutuhan
bahan baku atau barang jadi dibutuhkan dana yang lebih banyak sehingga
perusahan perlu menambah Modal.
Bagi Akuntan : yang berkaitan dengan akuntasi perusahan perlu segera di adjust
sesuai dengan sudut pandang akuntasi.
Dalam Perusahaan besar di samping fungsi Keuangan diatas juga di bentuk Komite
Keuangan (finance committies).
Komite ini terdiri dari orang-orang yangt memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Tugas Komite Keuangan a.l.
1. Melakukan pencairan dana, oleh karena itu dibutuhkan keahlian menyangkut
keputusan pemilihan bentuk utang jangka pendek dan jangka panjang yang
dibutuhkan, penggunaan utang atau equitas, serta persyaratan equitas.
2. Mengelola anggaran Modal dan Operasi : membuat rencana operasi dan investasi yang
di butuhkan.
Komite Keuangan di bagi dalam Subkomite, dengan pembagian tugas :
1. Subkomite Pencairan Modal : bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran
Modal dan pengeluaran biaya dalam suatu periode tertentu.
2. Subkomite pembuatan anggaran operasional perusahaan tahun yang akan dating.
3. Subkomite pensiun : mengelola dana pension bagi seluruh karyawan.
4. Subkomite Gaji dan Keuangan : bertanggung jawab terhadap perencanaan
pengelolaah gaji dan penetapan kompensasi atau bonus bagi pihak manajemen.
Perlu diketahui bahwa fungsi Direktur atau Manajer Keuagan setara dengan Direktur
Lainnya, seperti Direktiur Produksi, Direktur Peasaran, dan Direktur Sumber Daya Manusia.
Dan masing-masing Direktur (Fungsi) bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Kemudian masing-masing memiliki pembantu – bawahan untuk menjalankan kegiatan.
Dlam hal ini Manajer Keuangan dibantu oleh Bendahara dan Administrasi Pembukuan –
Akuntansi.
B. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk Badan Hukum yang hanya dimiliki oleh satu orang
dan menanggung risiko secara pribadi.
Manajemen perusahaan dikelola pemilik yang berfungsi sebagai direktur atau manajer, dan bahkan
sekaligus pelaksana harian di perusahaan tersebut.
Memiliki tanggung jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan yang dimiliki
perusahaan.
Dalam hal pembayaran pajak perusahaan perseorangan tidak megenal pemisahan dalam
pembayaran pajak. Pemilik hanya perlu menambahkan keuntungan atau mengurangi kerugian
yang terjadi dalam usahanya pada saat perhitungan penghasilan kena pajak pribadi.
Keuntungan yang dapat diperoleh jika memilih Perusahaan Perseorangan adalah sbb :
1. Pendirian perusahaan sangat mudah tidak berbelit-belit, tidak memerlukan syarat yang berat
dan cepat dari segi waktu.
2. Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relative kecil (modal dan bidang usaha
terbatas).
3. Tidak memerlkan akta formal ( akta Notaris ), sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya
yang berlebihan.
4. Memiliki keleluasan dalam hal mengambil keputusan baik menentukan arah perusahaan atau
hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
5. Tidak banyak peraturan pemerintah yang mengatur perusahaan jenis ini. Sehingga pemilik
bebas untuk melakukan aktivitasnya.
6. Tidak perlu membayar pajak perseroan, walaupun semua pendapatan harus bayar pajak
perseorangan.
7. Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dandapt digunakan secara bebas oleh
pemilik.
Keterbatasan atau Kerugian perusahaan perseorangan antara lain dalam hal :
1. Permodalan : Relaitif lebih sulit memper oleh modal jika memerlukan modal tambahan baik
untuk modal kerja maupun Investasi dari pihak perbankan.
2. Mengikuti Tender : Pemenuhan kelengkapan syratat dokumen yang diutuhkan, dan jumlah
dana yang tersedia.
3. Tanggung jawab : Pemilik perusahan bertanggung jawab ternadap utang perusahaan sampai
dengan harta pribadi untuk mencukupi membayar utangnya.
4. Kelangsungan hidup : Relatif lebih singkat, disebabkan kepemimpinan sulit ditularkan kepada
keluarga sehingga terjadi kepakuman ( pemilik meninggal dunia sulit untuk mencari
penggantinya ).
5. Sulit Berkembang : Kesulitan dalam hal mengelola uasaha yang hanya berada dalam satu
tangan. Sehingga jika ingin memperbesar uasaha harus megubah Badan Hukumnya.
6. Administrasi yang tidak terkelola secara baik : Menyulitkan bila terjadi klaim dari berbagai
pihak.
Dalam praktiknya pemilihan bentuk Badan Hukum Perseorangan ini dilakukan oleh pemilik Modal
Kecil, jenis usaha kecil, serta wilayah operasi hanya terpokus pada satu wilayah tertentu saja.
Ciri utama Perusahaan yang berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yaitu :
1. Kewajiban kepada pihak luar, terbatas hanya kepada Modal yang disetorkannya. Artinya harta
pribadi tidak ikut di jaminkan untuk membayar kewajiban tersebut.
2. Kemudahan alih kepeilikan (transfer kepemilikan), artinya jika seseorang pemegang saham
perusahaan tersebut ingin menjualnya. Maka mudah untuk dipindah tangankan atau di jual
kepada pihak lain.
3. Usia PT. tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas memiliki usia
yang tidak terbatas, selama masih mampu untuk beroperasi. Atau walaupun Pemilik atau
manajemennya meninggal dunia dapat dilanjutkan pemilik saham lainnya.
4. Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah besar, artinya jika perusahaan ingin
memperoleh dalam jumlah yang besar, maka dengan mudah pihak Kreditor untuk
mempercayainya (layak untuk dibiayai).
5. Kebebasan untuk malakukan berbagai aktivitas bisnis, baik jenis atau bidang uasaha maupun
wilayah operasinya yang lebih luas dan beragam.
Menurut Undang-Undang yang dimaksud dengan PT adalah : Badan Hukum yang merupakan
persekutuan Modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan Modal
Dasar yang seluruhnya terbagi dalam Saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Jenis Perseroan Terbatas (PT) dilihat dari berbagai sudut pandang, yakni :
1. Dilihat dari segi Kepemilikan : artinya siapa saja pemilik Saham Perusahaan, apakah Warga
Negara Indonesia, Asing, atau Pemerintah.
a. Perseroan Terbatas Biasa : Merupakan PT dimana para pendiri, pemegang Saham dan
Pengurusnya adalah Warga Negara Indonesia dan dalam Hukum Indonesia (tidak ada
Modal Asing).
b. Perseroan Terbatas Terbuka : Merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman
modal dan dimungkinkan WNA dan atau Badan Hukum Asing menjadi pendiri, pemegang
Saham, dan atau pegurusnya dari PT tersebut.
c. Perseroan Terbatas PERSERO : Merupakan PT yang dimiliki oleh Pemerintah melalui Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). PT jenis ini sebagian besar pengaturannya tunduk pada
ketentuan tentang BUMN. Contoh Penulisan : PT. BANK MANDIRI (Persero).
YAYASAN :
Merupakan Badan Usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuantungan, lebih menekankan
usaha pada tujuan social.
Modal berasal dari sumbangan. Wakap, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki
Pengurus danharta pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
Kegiatan atau usaha yang di jalankan biasanya lebih banyak kepada usaha layanan masyarakat :
Rumah Sakit, Pendidikan, Layanan social lainnya.
Menrut UU Yayasan : yang dimaksud dengan yayasan adalah Badan Hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang social,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Dalam menjalankan kegiatannya se hari-hari yayasan mempunyai organ :
1. Pembina.
2. Pengurus.
3. Pengawas.
Kekayaan Yayasan baik berupa Uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan :
Berdasarkan UU, dilarang dialihkan atau di bagikan secara langsung atau tidak langsung kepada
Pembina, Pengurus, Pengawas, Karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan
terhadap Yayasan.
Ketentuan, syarat, dan Pendirian Yayasan a.l. :
1. Didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendirinya sebagai kekayaan awal.
2. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta Notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
3. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat Wasiat.
4. Yayasan memperolah satatus BH setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari
Menteri.
5. Pengesahan akta pendiriaan sebagai BH : dilaksanakan oleh oleh Ka. Wil. Dep. Kehakiman
dan Asasi manusia a.n. Menteri yg wilayah kerjanya meliputi tempat kdudukan Yayasan.
6. Dalam memberikan pengesahan, Ka. Wilayah tsb. Dapat meminta pertimbangan dari
instansi terkait.