Anda di halaman 1dari 54

MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Sejak awal perusahaan didirikan, para pimpinan perusahaan sudah menetapkan maksud
dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.
 Tujuan ini disusun, baik yang bersifat jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Tujuan Jangka Panjang memiliki waktu pencapaian lebih dari satu tahun dan untuk
mencapai jangka panjang ini, maka perlu disusun tujuan jangka pendek, dimana waktu
pencapaiannya tidak lebih dari satu tahun atau maksimal satu tahun.
 Penyusunan tujuan tersebut tentunya sesuai dengan Visi dan Misi Perusahaan.
 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pimpinan Perusahaan perlu menetapkan
Target (kegiatan) yang harus dicapai dalam suatu peiode, beserta rencana anggaran
yang harus disediakan.
 Penyusunan rencana biasanya dibuat oleh masing-masing fungsi Manajemen yang ada
di dalam Perusahaan.
 Dalam praktiknya fungsi Manajemen Perusahaan meliputi :
1. Bagian Keuangan.
2. Bagian Pemasaran.
3. Bagian Produksi.
4. Dep. Sumber Daya Manusia.
 Rencana masing-masing Bagian-Departemen, kemudian disatukan hingga menjadi
rencana Perusahaan secara keseluruhan.
 Para Manajer masing-masing Departemen harus mampu melaksanakan, mengawasi
dan mengendalikan jalannya kegiatan, agar tidak menyimpang dari rencana yang telah
disusun.
 Jika terjadi penyimpangan, maka harus segera untuk dapat di kendalikan ke jalur
semula, sehingga tidak mengalami kegagalan dalam pencapaian rencana yang telah
disusun.
 Beberapa faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi pencapaian Tujuan
Peruahaan seperti a.l. :
1. Kompetisi antar Perusahaan.
2. Pemilihan Teknologi.
3. Perubahan Harga.
4. Perubahan tingkat suku bunga.
5. Ketidakpastian situasi ekonomi lokal dan dunia.
6. Fluktuasi Nilai Tukar.
7. Perubahan Hukum Pajak.
 Salah satu departemen yang paling penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
adalah Departemen Keuangan yang dipimpin oleh MANAJER KEUANGAN.
 Hubungan departemen dengan departemen lainnya sangatlah penting, terutama dalam
hal penyusunan Anggaran yang dibutuhkan oleh masing-masing departemen.
 MANAJER KEUANGAN harus mampu untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang dapat
memengaruhi kebijakan Perusahaan, sehingga tujuan Perusahaan tidak meleset.
 MANAJER KEUANAN juga harus mampu beradaptasi dengan kondsi lingkungan eksternal
agar keputusan tentang INVESTASI, PENDANAAN, dan MANAJEMEN AKTIVA dapat
sesuai dengan yang diharapkan.
 MANAJER KEUANGAN harus mampu mengelola Kas secara tepat sehingga tidak terjadi
uang Kas menganggur (idle cash atau over cash).
 Seorang Manajer Keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola Piutang, sehingga
prediksi Pendapatan yang diterima dapat diperoleh dengan tepat waktu.
 Ketidak tepatan dalam penagihan Piutang akan berakibat kurang baik bagi likuditas
Perusahaan, demikian pula dengan mengelola persediaan perlu dikelola secara baik
sehingga tidak terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan.

 MANAJER KEUANGAN memiliki tugas utama untuk berusaha mencari Dana yang
dibutuhkan, serta mengelola Dana yang sudah diperoleh tersebut secara efisien dan
efektif (sesuai sengan rencana). Investasi dapat dilakukan dalam dua hal :
1. Riil Invesment meliputi Investasi Aktiva Tetap seperti Pendirian Pabrik Baru,
Pembelian Mesin dan peralatan pendukungnya, Pembelian Kendaraan.
2. Financial Invesment, meliputi Investasi dalam Surat Berharga seperti Pembelian
Saham atau Obligasi.
 MANAJER KEUANGAN juga harus mampu menginvestasikan dalam bentuk MODAL
KERJA untuk menjalankan aktivitas Perusahaan .
 Investasi dalam bentuk MODAL KERJA diperlukan untuk pembelian : bahan baku atau
bahan pembantu serta yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi seperti :
Biaya Gaji dan Upah, Biaya Pemeliharaan, dan biaya Lainnya.
 DANA yang sudah di INVESTASIKAN ini harus dikelola kembali satu dan lain hal, dalam
periode berjalan Peruahaan akan memperoleh sejumlah penghasilan : baik dari
Pendapatan yang berupa dari hasil penjualan maupun dari pendapatan lainnya.
 MANAJER KEUANGAN harus melaporkan dari seluruh pemasukan dan pengeluaran yang
sudah ada dalam bentuk :
 Neraca, Laporan Laba rugi, Laporan Kas per periode.
 Penyusunan Laporan Keuangan ini merupakan tanggung jawab MANAJER
KEUANGAN Pada periode tertentu.
 Tugas selanjutnya Manajer Keuangan harus mengevaluasi Kinerja Perusahaan melalui
analisis keuangan yang telah disusun.
 Analsis Laporan Keuangan memberikan gambaran kondisi dan posisi Perusahaan pada
periode tertentu, apakah telah mencapai tujuan atau tidak.
 Perubahan kondisi dan posisi keuangan inilah yang menggambarkan kinerja keuangan
yang sesungguhnya. Sehingga dari hasil analisis keuangan dan laporan keuangan ini kita
dapat menilai pencapaian tujuan Perusahaan serta kemajuan Perusahaan.
 Jika pencapaian tujuan ini tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka
perlu diadakan evaluasi terhadap rencana dan pelaksanaannya. Kegiatan ini untuk
melihat dimana terjadi kelemahan atau kelalaian sehingga menyebabkan tujuan tidak
tercapai.

B. Pengertian Manajemen Keuangan


 Tugas departemen dalam suatu Perusahaan yang diwakili oleh MANAJER KEUANGAN
sangat berat. Pencapaian tujuan Perusahaan lebih banyak di bebenkan kepada Manajer
Keuangan dalam rangka mencari dan mengelola dana yang ada.
 Manajer Keuangan, juga harus berkoordinasi dan bekereja sama dengan departemen
lainnya untuk menyatukan pandangan dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
rangka mencapai tujuan Perusahaan.
 James C. Van Horne : Mendifinisikan Manajamen Keuangan adalah segala aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
beberapa tujuan menyeluruh.
 Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan Manajemen Keuangan, adalah :
1. Bagaimana memperoleh Dana untuk membiayai usahanya.
2. Bagaimana mengelola Dana tersebut sehingga tujuan Perusahaan tercapai.
3. Bagaimana Perusahaan megelola asset yang dimiliki secara efisien dan efektif.
 Fungsi dari pembuatan keputusan manajemen keuangan dibagi ke dalam :
1. Keputusan sehubungan dengan Investasi.
2. Pendanaan.
3. Manajemen Aktiva.
 Keptusan Investasi :
1. Berkaitan dengan jumlah aktiva yang dimiliki.
2. Penempatan komposisi masing-masing aktiva misalnya : berapa alokasi pada Kas,
akiva Tetap.
3. dan Aktiva Lainnya.
 Keputusan Pendanaan :
1. Berkaitan dengan Jumlah dana yang berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan
Perusahaan (Modal Sendiri atau Utang).
2. Manajer Keuangan harus memikirkan penggabungan dana yang dibutuhkan apakah
jangka pendek, jangka panjang, atau Modal sendiri, serta Kebijakan Dividen.
 Keputusan Manajemen Aktiva berkaitan dengan : Pengeloaan Aktiva Lancar
(manajemen Modal Kerja) dan Aktiva Tetap (manajemen Investasi).
 Brigham mengatakan : Manajemen Keuangan adalah seni dan Ilmu, untuk me-manage
Uang, yang meliputi proses, institusi, pasar, dan instrument yang terlibat dengan
masalah transfer uang diantara individu,bisnis, dan pemerintah.
 Aktivitas Manajemen Keuangan : berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan
perusahaan, lembaga sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta
instrument Keuangan.
===========
 Dalam praktiknya bahwa Bidang Keuangan dalam Kajian Manajemen Keuangan dibagi
menjadi dua macam sbb :
1. FINANCIAL SERVICE.
2. MANAGERIAL FINANCE.
 FINANCIAL SERVICE : Bidang Keuangan yang berhubungan dengan pembuatan desain
dan konsultasi produk Finacial, baik kepada individu, bisnis (dunia usaha) dan
pemerintah. Yang berkaitan dengan jasa Keuangan meliputi : Loan Officer, Pialang, dan
Konsultan Keuangan.
 MANAGERIAL FINANCE : Merupkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas
MANAJER KEUANGAN di Perusahaan yang aktif dalam mengelola Keuangan Perusahaan
sperti : Menyusun Budget, Peramalan keuangan, Manajemen Kas, Administrasi Kas,
Administrasi Kredit-Pembiayaan, Mencari Dana, dan Melakukan Investasi.
 Financial Service dan Managerial Finance berjalan searah untuk mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

C. Tujuan Perusahaan
Beberapa tujuan perusahaan adalah sbb :
1. Memaksimalkan Nilai Perusahaan.
2. Memaksimalkan Laba.
3. Menciptakan Kesejahteraan bagi Stakeholder.
4. Menciptakan Citra Perusahaan.
5. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial.

 Semua tujuan ini dibebankan kepada Manajer Keuangan dengan dibantu oleh Manajer
Lainnya.
 Tugas manajer keuangan dalam memaksimalkan nilai perusahaan adalah
memaksimalkan nilai saham perusahaan – perkembangan harga saham perusahaan dari
waktu kewaktu.
 Keuntungan dengan meningkatnya nilai saham perusahaan adalah perusahaan akan
memperoleh kepercayaan dari Lembaga Keuangan (PERBANKAN) untuk memperoleh
pinjaman dengan yg lebih lunak dan kepercayaan dari supplier.
 Menyejahterakan Stake holder , Manajer Keuangan harus mampu memaksimalkan
laba, dalam hal ini memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Dengan laba
yg maksimal maka tujuan mensejahterakan para Setakeholder akan mudah tercapai.
 Meningkatkan Citra Perusahaan, meningkatnya nilai saham perusahaan ikut
meningkatkan keuntungan peruahaan. Perusahaan harus menyisihkan keuntungan
tersebut kepada masyarakat dan lingkungannya melalui tanggung jawab social –
Corporate Social Responsibility (CSR).
 Ruang Lingkup CSR Perusahaan kepada masyarakat meliputi :
1. Perlindungan konsumen (product safety), bahwa produk yang diberikan atau di jual
kepada masyarakat harus menjamin aman untuk dikonsumsi.
2. Pengendalian polusi (pollution control), kegiatan perusahaan tidak akan merusak
lingkungan (terhadap air, tanah, dan udara).
3. Reinvest profit, Perusahaan perlu melakukan investasi dari laba yang diperoleh
kepada dunia pendidikan, pemberdayaan masyarakat sekitar usaha serta dukungan
terhadap pelestarian lingkungan alam.
 Terdapat beberapa kepentingan yang berbeda antara berbagai pihak di Perusahaan
dalam rangka tujuan Perusahaan sbb :
1. Pemegang Saham : Tujuan memaksimal nilai saham perusahaan akan memberikan
keuntungan bagi pemegang Saham. Artinya dengan meningkatnya nilai saham maka
otomatis pemegang Saham akan bertambah makmur. Namun apabila terjadi
penurunan nilai Saham maka akan merugikan pemegang saham akan kehilangan
keuntungan dan nilai sahamnya.
2. Pemegang Obligasi : Dengan meningkatnya nilai saham perusahaan, tidak banyak
memberikan pengaruh bagi mereka. Artinya pemegang Oblgasi tidak menerima
dampak langsung keuntungan peningkatan nilai saham tsb. Namun jika perusahaan
mengalami kerugian pemegang akan terkena dampaknya. Maka pemegang Obligasi
akan menghadapi risiko tidak terbayarnya Obligasinya.
3. Manajer Keuangan :
Seringkali antara Manajer dan pemegang Saham terlibat konflik. Sehingga perlu
diatasi secara professional. Penyebabnya seringkali kegiatan memaksimalkan nilai
perusahaan megabaikan kepentingan Manajer Keuangan yg telah bersusah payah
dalam mencapai tujuannya. Pemegang Saham dapat meyakinkan diri mereka
bahwa Manajer akan membuat keputusan yang akan dapat memaksimalkan
kesejahteraan Pemegang Saham hanya jika disertai Pemberian Insentif yang
memadai serta adanya pengendalian terhadap Manajer.
4. Maksimalisasi Laba.
Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) Perusahaan, dengan
memaksimalkan laba (profit) Perusahaan yaitu :
1) Maksimalisasi nilai Perusahaan memperhitungkan tingkat Risiko dan arus
pendapatan. Sedangkan maksimalisasi Laba tidak. Contoh suatu usaha yang
memberikan laba tinggi akan memberikan risiko yang tinggi pula. Sedangkan
yang dicari Perusahaan adalah risiko relative aman meskipun laba kecil, sehingga
mampu mempertahankan atau meningkatkan nilai Perusahaan.
2) Untuk memaksimalkan nilai Perusahaan, harus memperhitungkan arus laba
jangka panjang dan nilai waktu dari pada uang, hanya saja maksimalisasi laba
dalam jangka panjang merugikan perusahaan. Contoh : Perusahaan dapat
melakukan efisiensi guna meningkatkan laba perusahaan, tetapi hal ini akan
menurunkan nilai aktiva sehingga menurukan nilai Perusahaan dalam jangka
panjang.
3) Maksimalisasi nilai menghindari masalah kualitas pada arus dana, angka laba
lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan,
dan mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk
pengukuran laba.

Dapat dikatakan bahwa memaksimalkan nilai perusahaan mengandung arti yang


lebih luas dari memaksimalkan laba perusahaan . Dapat dikatakan pula bahwa
memaksimalkan laba perusahaan lebih penting dari maksimalisasi laba.

===============

D. Tujuan Manajemen Keuangan


 Sebagai ujung tombak untuk mencapai tujuan Perusahaan, maka Departemen
Keuanganlah yang paling berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan Perusahaan
dan memiliki tugas-tugas yang cukup berat.
 Dalam praktiknya untuk mencapai tujuan tersebut, Manajemen Keuangan, memiliki
tujuan melalui dua pendekatan sbb :
1. Profit Risk Approach : terdiri dari :
a. Maksimalisasi profit : Manajer keuangan tidak hanya sekedar mengejar
maksimalisasi profit, juga harus memperhatikan risiko yang bakal di hadapi.
b. Minimal risk : Manajer Keuangan harus memitigasi risiko satu dan lain hal
harapan profit yang besar tidak tercapai akibat risiko yang dihadapi juga besar.
c. Maintain control : Manajer Keuangan harus melakukan pegawasan dan
pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan.
d. Achieve flexibility : Manajer Keuangan dalam menjalankan aktivitasnya harus
mengunakan prinsip kehati-hatian (careful management of fund and activities).

2. Liquidity and profitability :


a. Bagaimana Manajer Keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas
perusahaan. Dalam hal likuiditas Manjer Keuangan harus sanggup menyediakan
dana – uang kas untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara
tepat waktu.
b. Manajer Keuangan harus mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk
pencarian dana serta mampu mengelola asset perusahaan sehingga terus
berkembang dari waktu ke waktu.
c. Manajer Keuangan perlu memperhatikan berbagai perbedaan sudut pandang
antara keuangan dengan akuntansi dan factor inflasi. Sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
keuangan.

Contoh : Manajer keuangan berkepentingan terhadap Cash Flow , Akuntan


untuk laporan mendasarkan pada accrual method.
 PT MANDIRI membeli barang secara tunai Rp. 200.000,- Barang terebut di
jual kembali pada pelanggan dengan pembayaran secara kredit jangka waktu
3 bulan seharga Rp.300.000,-
 Pendapat Manajer Keuangan : Penerimaan Rp.0,- Pengeluaran Rp. 200.000.-
defisit Rp.200.000,-
 Pendapat Akuntan : Penjualan Rp.300.000,- HPP Rp. 200.000,- Laba : Rp.
100.000,-

Inflasi : Tingkat suku bunga bank akan meningkat berakibat tingginya cost of
capital, harga meningkat hal ini akan menyulitkan Manajer Keuangan dalam
membuat perencanaan, estimasi terhadap harga menjadi sulit. Untuk kebutuhan
bahan baku atau barang jadi dibutuhkan dana yang lebih banyak sehingga
perusahan perlu menambah Modal.

Bagi Akuntan : yang berkaitan dengan akuntasi perusahan perlu segera di


adjust sesuai dengan sudut pandang akuntasi.

=====

E. Fungsi Manajemen Keuangan


 Fungsi utama Manajer Keuangan adalah, merencanakan, mencari dan memanfaatkan
Dana untuk memaksimalkan nilai Perusahaan. Atau dengan kata lain aktivitasnya
berhubungan dengan keputusan tentang pilihan Sumber Dana dan Alokasi Dana.
 Secara umum aktivitas Manajer Keuangan adalah :
1. Meramalkan dan merencankan keuangan : Seorang Manajer Keuangan harus
mampu berinteraksi dengan eksekutif lain dan bersama-sama merencanakan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk kedepan. Ramalan Kondisi -- >
Menyusun rencana -- > Kebutuhan Keuangan dan Pengelolaan Keuangan
Perusahaan.
2. Keputusan permodalan, investasi dan pertumbuhan : Manajer Keuangan dituntut
untuk mampu menghimpun dana yang dibutuhkan. Permodalan jangka panjang
sangat diperlukan guna mendukung pertumbuhan Perusahaan seperti peningkatan
Investasi Pabrik, peralatan aktiva lainnya.  Mampu menentukan pertumbuhan
penjualan  proyek yang akan dibiayai, bentuk Investasi yg akan dilakukan, serta
alternative sumber dana penggunaan utang dan ekuitas.
3. Melakukan Pengendalian : Dalam perjalanannya bisa saja aktivitas perusahaan
menyimpang dari hal yang sudah direncanakan sebelumnya baik disengaja maupun
tidak. Manajer keuangan dituntut untuk mampu berinteraksi dengan eksekutif
lainnya dengan menjalankan opersional perusahaan secara efisien, sehingga
masing-masing pihak bisa mngendalikan kearah yang telah direncanakan. Tanpa
pengendalian kemungkinan kegagalan dalam pencapaian tujuan perusahaan sangat
besar.
4. Hubungan dengan Pasar Modal : Kebutuhan modal dapat di cari dari berbagai
alternative sumber dana salah satunya dari Pasar Modal.
 Agar Manajer Keuangan dapat menjalankan tugas seperti tersebut diatas, maka harus
membagi fungsi keuangan yang ada dalam perusahaan. Dalam pratiknya fungsi
Keuangan Perusahaan di bagi ke dalam dua hal sbb :
1. Bendahara (treasurer).
2. Administrasi dan accounting (controller).
 Bendahara, dan bag. Administrasi – accounting semuanya harus bertanggung jawab
kepada Direktur Keuangan (Chief Financial Officer-CFO) sebgai pimpinan tertinggi di
departemen keuangan.
 Tugas Bendahara, bertanggung jawab dalam bidang sbb :

1. Penerimaan Dana. 2. Penyimpanan Dana. 3. Meyampaikan Laporan Kas.


4. Mengelola Kredit. 5. Pembagian Deviden. 6. Menjalin hubungan dengan
pihak lain.
7. Mengelola Asuransi. 8. Mengelola dana
Pensiun.

 Fungsi utama Administrasi dan accounting yang menyangkut hal-hal sbb :


1. Menyiapkan dan 2. Pemrosesan data 3. Penyampaian Laporan
menyampaikan akuntansi. Keuangan.
anggaran.
4. Daftar Gaji. 5. Pajak. 6. Audit Internal.

 Dalam Perusahaan besar di samping fungsi Keuangan diatas juga di bentuk Komite
Keuangan (finance committies).
 Komite ini terdiri dari orang-orang yangt memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Tugas Komite Keuangan a.l.
1. Melakukan pencairan dana, oleh karena itu dibutuhkan keahlian menyangkut
keputusan pemilihan bentuk utang jangka pendek dan jangka panjang yang
dibutuhkan, penggunaan utang atau equitas, serta persyaratan equitas.
2. Mengelola anggaran Modal dan Operasi : membuat rencana operasi dan investasi
yang di butuhkan.
 Komite Keuangan di bagi dalam Subkomite, dengan pembagian tugas :
1. Subkomite Pencairan Modal : bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran
Modal dan pengeluaran biaya dalam suatu periode tertentu.
2. Subkomite pembuatan anggaran operasional perusahaan tahun yang akan datang.
3. Subkomite pensiun : mengelola dana pensiun bagi seluruh karyawan.
4. Subkomite Gaji dan Keuangan : bertanggung jawab terhadap perencanaan
pengelolaah gaji dan penetapan kompensasi atau bonus bagi pihak manajemen.
 Perlu diketahui bahwa fungsi Direktur atau Manajer Keuagan setara dengan Direktur
Lainnya, seperti Direktiur Produksi, Direktur Peasaran, dan Direktur Sumber Daya
Manusia.
 Dan masing-masing Direktur (Fungsi) bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Kemudian masing-masing memiliki pembantu – bawahan untuk menjalankan kegiatan.
Dalam hal ini Manajer Keuangan dibantu oleh Bendahara dan Administrasi Pembukuan
– Akuntansi.

BAB II BADAN USAHA PERUSAHAAN

A. Bentuk Badan Usaha


 Aktivitas berbagai perusahaan secara formal haruslah memiliki Badan Hukum tertentu. Hal ini
penting agar perusahaan tersebut memiliki legalitas untuk menjalankan kegiatannya.
 Tiap dari jenis Badan Hukum yang dipilih memilki batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing – masing. Kemudian juga memiliki keleluasaan dalam menjalankan aktivitasnya
termasuk tanggung jawab terhadap yang berkepentingan dengan Perusahaan.
 Keberadaan Badan Hukum Perusahaan akan melindungi peusahaan dari segala tuntutan
akibatnya aktivitas yang dijalankannya.
 Tuntutan ini akan berakibat merugikan perusahaan apabila ternyata legalitas Badan Hukum
Perusahaan tidak dimiliki atau bahkan tidak sah.
 Yang lebih parah kerugian akan menyebabkan kebangkrutan usaha yang dijalankan, dan yang
paling penting adalah keberadaan Badan Hukum Perusahaan memberikan kepastian berusaha,
sehingga Perusahaan memberikan kepastian berusaha.
 Dengan memiliki Badan Hukum, maka Perusahaan akan memenuhi kewajiban dan hak terhadap
berbagai pihak yang berkaitan dengan Perusahaan, baik yang ada di dalam maupun di luar
Perusahaan.
 Dalam pratiknya terdapat beberapa jenis bentuk Badan usaha yang dapat dipilih, yaitu :
1. Perusahaan Perorangan.
2. Firma (Fa).
3. Perseroan Komanditer atau Commanditaire Vennootschap (CV).
4. Perseroan Terbatas (PT).
5. Perusahaan Negara.
6. Perusahaan Daerah.
7. Yayasan.
8. Koperasi.
9. Bentuk Lainnya.
 Dalam praktiknya pertimbangan utama pemilihan Bentuk Badan Hukum Perusahaan a.l. :
 Keleluasaan untuk beraktivitas : Tanpa dibatasi oleh modal, wilayah bagi mereka yang
memiliki modal relative besar dan memiliki hubungan dg berbagai pihak terkait
(Pemerintah, swasta, dan asing).
 Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik : Merupakan petimbangan selanjutnya yang
memperhatikan masalah tanggung jawab terhadap utang piutang perusahaan terhadap
harta pribadi (tanggung jawab terbatas dan tidak terbatas).
 Kemudahan pendirian.  tdak rumit  langsung dijalankan.
 Kemudahan memperoleh modal.  Modal Sendiri  Modal Luar.
 Kemudahan untuk memperbesar usaha.  Perkembangan Usaha.
 Kelanjutan Usaha.  dikelola secara professional.

B. Perusahaan Perseorangan
 Perusahaan perseorangan merupakan bentuk Badan Hukum yang hanya dimiliki oleh satu orang
dan menanggung risiko secara pribadi.
 Manajemen perusahaan dikelola pemilik yang berfungsi sebagai direktur atau manajer, dan
bahkan sekalig us pelaksana harian di perusahaan tersebut.
 Memiliki tanggung jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan yang dimiliki
perusahaan.
 Dalam hal pembayaran pajak perusahaan perseorangan tidak megenal pemisahan dalam
pembayaran pajak. Pemilik hanya perlu menambahkan keuntungan atau mengurangi kerugian
yang terjadi dalam usahanya pada saat perhitungan penghasilan kena pajak pribadi.
 Keuntungan yang dapat diperoleh jika memilih Perusahaan Perseorangan adalah sbb :
1. Pendirian perusahaan sangat mudah tidak berbelit-belit, tidak memerlukan syarat yang
berat dan cepat dari segi waktu.
2. Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relative kecil (modal dan bidang usaha
terbatas).
3. Tidak memerlkan akta formal ( akta Notaris ), sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan
biaya yang berlebihan.
4. Memiliki keleluasan dalam hal mengambil keputusan baik menentukan arah perusahaan
atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
5. Tidak banyak peraturan pemerintah yang mengatur perusahaan jenis ini. Sehingga pemilik
bebas untuk melakukan aktivitasnya.
6. Tidak perlu membayar pajak perseroan, walaupun semua pendapatan harus bayar pajak
perseorangan.
7. Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dandapt digunakan secara bebas oleh
pemilik.
 Keterbatasan atau Kerugian perusahaan perseorangan antara lain dalam hal :
1. Permodalan : Relaitif lebih sulit memper oleh modal jika memerlukan modal tambahan baik
untuk modal kerja maupun Investasi dari pihak perbankan.
2. Mengikuti Tender : Pemenuhan kelengkapan syratat dokumen yang diutuhkan, dan jumlah
dana yang tersedia.
3. Tanggung jawab : Pemilik perusahan bertanggung jawab ternadap utang perusahaan
sampai dengan harta pribadi untuk mencukupi membayar utangnya.
4. Kelangsungan hidup : Relatif lebih singkat, disebabkan kepemimpinan sulit ditularkan
kepada keluarga sehingga terjadi kepakuman ( pemilik meninggal dunia sulit untuk mencari
penggantinya ).
5. Sulit Berkembang : Kesulitan dalam hal mengelola uasaha yang hanya berada dalam satu
tangan. Sehingga jika ingin memperbesar uasaha harus megubah Badan Hukumnya.
6. Administrasi yang tidak terkelola secara baik : Menyulitkan bila terjadi klaim dari berbagai
pihak.
 Dalam praktiknya pemilihan bentuk Badan Hukum Perseorangan ini dilakukan oleh pemilik
Modal Kecil, jenis usaha kecil, serta wilayah operasi hanya terpokus pada satu wilayah tertentu
saja.

C. Firma (Fa) dan Perseroan Komanditer ( CV )


 Fa adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan menjalankan persahaan atas
nama perusahaan.
 Dalam persekutuan Fa umumnya seluruh sekutu memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap
perusahaan.
 Mendirikan Fa ada dua cara : akta resmi dan dibawah tangan. Jika akta resmi maka proses
selanjutnya harus sampai di Berita Negara. Sedangkan akta di bawah tangan cukup melalui
kesepatan pihak-pihak yang terlibat.
 Kepemilkan Fa berada sepenuhnya ditangan pemilik, dan bertanggung jawab terhadap segala
resiko yg mungkin timbul.
 Modal Fa dari mereka yang terlibat dalam Fa dan besarnya tergantung pada kesepakatan para
pihak.
 Keuntungan dengan mendirikan perusahaan dalam bentuk Fa a.l. sbb :
1. Untuk mendirikan Fa relative mudah tidak perlu syarat yang berat.
2. Dalam pendirian Fa. Tidak terlalu memerlukan akta formal.
3. Lebih mudah dalam memperoleh modal, karena pihak bank lebih mempernyayainya, apa
lagi jika akta pendirin dengan akta resmi.
4. Lebih mudah berkembang karena manajemen di pegang lebih dari satu orang, sehingga
lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan utuk kemajuan usaha.
 Kerugian jika Perusahaan dalam bentuk Badan Hukum Fa adalah :
 Dlam hal tanggung jawab pemilik Fa. Memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang
yang dimilkinya.
 Apabila salah satu pemilik Fa meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka akan mengancam
kelangsungan hidup perusahaan.
 Sering terjadi konflik kepentingan sehingga dapat mengancam kemajuan usahanya.
 Kesulitan dalam menghimpun dana untuk jumlah besar, serta mengikuti tender dalam jumlah
tertentu.
 Karakteristik yang dimiliki Perseroan Komanditer (Commaditaire Vennootschap) adalah sbb :
1. Didirikan minimal oleh dua orang, diamana salah satunya akan bertindak selaku pesero aktif
atau persero pengurus yang nantinya akan menjabat sebagai direktur,yang lainnya akan
bertindak selaku Pesero Komanditer atau Pesero Diam (pasif).
2. Seorang Pesero aktif akan bertindak melakukan sgala tindakan pengurusan atas perseroan.
Dalam hal terjadi kerugian maka Pesero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh yang
dituntut oleh pihak ke tiga.
3. Pesero Komanditer, bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkan kedalam Perseroan.
 Keuntungan mendirikan CV adalah :
1. Untuk CV relative lebih sulit dibandingkan dengan Fa. Pendirian CV harus melalui akta
notaris dan didaftarkan di Departemen Kehakiman.
2. Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, terutama masyarakat bisnis kecil dan menengah.
Sehinga memudahkan perusahaan ikut dalam berbagai kegiatan, misalnya Tender pekrjaan
tertentu.
3. CV lebih mudah dalam memperoleh Modal karena pihak perbankan lebih memercayainya,
jika disbandingkan dengan perusahaan perseorangan.
4. Lebih mudah berkembang karena manajemen di pegang ole yang ahli dan dipercaya oleh
sekutunya.
5. Pengenaan pajak hanya satu kali, yaitu pada badan usaha saja. Laba yang diberikan kepada
sekutu komanditer tidak lagi di kenakan pajak penghasilan.
 Kergian jika memilih perusahaan dalam bentuk CV. A.L. :
1. Tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab pribadi apabila sekutu Komanditer menjadi
sekutu aktif.
2. Status Hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh Pemilik Modal atau bebeapa proyek besar.
 Persyaratan pendirian CV adalah sbb :
1. Disyaratkan oleh dua orang dengan akta Notaris dengan mengunakan bahasa Indonesia.
2. Dipersiapkan Nama CV, Tempat kedudukan, yang akan bertindak pesero aktif dan diam,
maksud dan tujuan pendirian CV.
3. CV didaftarkan pada pengadilan Negeri setempat.

D. Perseroan Terbatas (PT)


 Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hokum peruahaan yang paling banyak digunakan dan
diminati oleh para pengusaha.
 Penyebabnya adalah karena badan hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika di bandingkan
dengan badan hukum lainnya.
 Kelebihannya a.l. luasnya bidang usaha yang dimiliki, kebebasan bergerak dalam berbagai
bidang usaha serta tanggung jawab yang dimiliki terbatas hanya kepada Modal Yang Disetor.

 Ciri utama Perusahaan yang berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yaitu :
1. Kewajiban kepada pihak luar, terbatas hanya kepada Modal yang disetorkannya. Artinya
harta pribadi tidak ikut di jaminkan untuk membayar kewajiban tersebut.
2. Kemudahan alih kepeilikan (transfer kepemilikan), artinya jika seseorang pemegang saham
perusahaan tersebut ingin menjualnya. Maka mudah untuk dipindah tangankan atau di jual
kepada pihak lain.
3. Usia PT. tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas memiliki
usia yang tidak terbatas, selama masih mampu untuk beroperasi. Atau walaupun Pemilik
atau manajemennya meninggal dunia dapat dilanjutkan pemilik saham lainnya.
4. Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah besar, artinya jika perusahaan ingin
memperoleh dalam jumlah yang besar, maka dengan mudah pihak Kreditor untuk
mempercayainya (layak untuk dibiayai).
5. Kebebasan untuk malakukan berbagai aktivitas bisnis, baik jenis atau bidang uasaha
maupun wilayah operasinya yang lebih luas dan beragam.

 Menurut Undang-Undang yang dimaksud dengan PT adalah : Badan Hukum yang merupakan
persekutuan Modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan Modal
Dasar yang seluruhnya terbagi dalam Saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

 Beberapa hal penting dapat dikemukan sebagai berikut :


1. Bahwa Perseroan Terbatas merupakan suatu Badan Hukum perusahaan untuk melakukan
suatu kegiatan usaha untuk mencari keuntungan.
2. Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian antara para pihak yang
ikut terlibat di dalamnya.
3. Pendirian Perseroan Terbatas di dasarkan atas kegiatan atau ada usaha tertentu yang akan
di jalankan.
4. Pendirian PT dengan Modal Dasar yang terbagi dalam Saham.
5. Pendirian PT terbatas harus mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam UU serta
pemerintah lainnya.
 Untuk menjalankan aktivitasnya setiap PT memiliki Organ Perseroan sbb :
1. Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Direksi.
3. Dewan Komisaris.

 Jenis Perseroan Terbatas (PT) dilihat dari berbagai sudut pandang, yakni :
1. Dilihat dari segi Kepemilikan : artinya siapa saja pemilik Saham Perusahaan, apakah Warga
Negara Indonesia, Asing, atau Pemerintah.
a. Perseroan Terbatas Biasa : Merupakan PT dimana para pendiri, pemegang Saham dan
Pengurusnya adalah Warga Negara Indonesia dan dalam Hukum Indonesia (tidak ada
Modal Asing).
b. Perseroan Terbatas Terbuka : Merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman
modal dan dimungkinkan WNA dan atau Badan Hukum Asing menjadi pendiri,
pemegang Saham, dan atau pegurusnya dari PT tersebut.
c. Perseroan Terbatas PERSERO : Merupakan PT yang dimiliki oleh Pemerintah melalui
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT jenis ini sebagian besar pengaturannya tunduk
pada ketentuan tentang BUMN. Contoh Penulisan : PT. BANK MANDIRI (Persero).

2. Dilihat dari segi Status Perseroan Terbatas dibagi dalam :


a. Perseroan Tertutup : Merupakan PT yang Modal dan jumlah Pemegang Sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau Perseroan dan tidak melakukan Penawan Umum.
b. Perseroan Terbuka : adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang Sahamnya
memenuhi kriteria tertentu yang melakukan Penawaran Umum, sesuai dengan
peraturan perundang undangan dibidang Pasar Modal. Contoh Penulisan : PT. Kiat
Sukses Tbk.

 Syarat pendirian PT sesuai dengan UU PT yakni :


1. Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.
2. Setiap Pendiri Perseroan wajib megambil bagian Saham pada saat Perseroan didirikan.
3. Ketentuan pada ayat (2) tidak berlaku dalam rangka peleburan.
4. Perseroan mendapat status Badan Hukum pada tanggal diterbitkannya leputusan Menteri
mengenai pengesagan Badan Hukum Perseroan.
5. Setelah Perseroan memperoleh status Badan Hukum dan pemegang saham menjadi kurang
dari dua orang, dalam jangka waktu paling lama enam bulan terhitung keadaan tersebut
Pemegang Saham ybs wajib mengalihkan sebagian Sahamnya kepada orang lain atau
Perseroan mengeluarkan Saham Baru kepada orang lain.
6. Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah dilampaui, pemegang
saham tetap kurang dari dua orang, Pemegang Saham bertanggung jawab secara pribadi
atas segala perikatan dan kerugian perseroan dan atas permohonan pihak yang
berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut.
7. Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh dua orang lebih sebagaimana pada
ayat (1) dan ketentuan pada ayat (5), serta ayat (6) tidak berlaku bagi :
a. Perseroan yang seluruh Sahamnya dimilki Negara ; atau
b. Perseroan yg mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain yang diatur dalam UU tentang Pasar
Modal.

 Dalam praktiknya Modal Perseroan Terbatas terdiri dari :


1. Modal Dasar (authorized capital) : Modal Dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal
Saham dan merupakan modal yang pertama kali dan tertera dalam Akta Notaris pada saat
perseroan terbatas tsb didirikan. Besarnya Modal Dasar perseroan paling sedikit Rp. 50 juta.
2. Modal ditempatkan (issued capital) : Merupakan modal yang telah ditempatkan oleh
pemegang Saham. Besarnya modal ditempatkan minimal 25 % dari Modal Dasar.
3. Modal disetor (paid-up capital) : Merupakan modal yang harus sudah diseror oleh
pemegang Saham yang jumlahnya paling sedikit 25 % dari modal dasar harus ditempatkan
dan distetor penuh. Modal ditempatkan dan disetor penuh dibuktikan dengan bukti
penyetoran yang sah.

E. KOPERASI DAN YAYASAN


 Koperasi : Badan usaha yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang bertujuan untuk
mensejahterakan para anggotanya. Walaupun dalam praktiknya koperasi juga melayani
kepentingan umum.
 Yayasan : Merupakan badan usaha yang dibentuk untuk kegiatan social atau pelayanan
masyarakat (kesehatan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat umum dan tidak
profitnoriented).
 Fungsi dan peran Koperasi sesuai dengan UU Koperasi No.25 tahun 1955 sbb :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manuasia dan
masyarakat.
3. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

 Koperasi melaksanakan prinsip-nya sbb :


a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-msing
anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal kemandirian.
 Dalam pengembangan koperasi, maka koperasi melaksanakan : Pendidikan perkoperasian, dan
kerjasama antar koperasi.
 Persyaratan untuk mendirikan Koperasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berazaskan
kekeluargaan sbb :
1. Koperasi Primer dibentuk sekurang kurangnya dua puluh anggota.
2. Koperasi Sekunder dibentuk sekurang kurangnya 3 koperas.
3. Dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar sekurang kurangnya :
a. Daftar nama Pendiri.
b. Nama dan tempat kedudukan.
c. Maksud dan Tujuan serta bidang Usaha.
d. Ketentuan mengenai : Keanggotaan, Rapat Anggota, Pengelolaan, Permodalan, Jangka
waktu Berdirinya, Pembagian SHU, dan Sanksi.
e. Koperasi memperoleh status Badan Hukum setelah ada akta pendiriannya disyahkan
oleh Pemerintah dan di umumkan dalam Berita Negara RI.
 Jenis Koperasi : Kopersi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang. Kopersi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi. Perangkat organisasi koperasi umumnya terdiri dari : Rapat Anggota, Pengurus,
dan Pengawas. Prinsip koperasi adalah anggota koperasi merupakan pemilik sekaligusn
pengguna jasa koperasi.
 Rapat Anggota merupakan perangkat yang paling tinggi dalam struktur Koperasi dan meilih
dan memberhentikan Pengurus, dan Pengawas Koperasi.
 Ketentuan dan persyaratan untuk diangkat menjadi pengurus Koperasi sbb :
1. Dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi dalam rapat anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota.
3. Untuk pertama kali susunan dan nama anggota pengurus di cantumkan dalam akta
Pendirian.
4. Masa jabatan paling lama lima tahun.
5. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan
dalam anggaran dasar.
 Setelah diangkat menjadi pengurus memiliki Tugas dan Wewenang sbb :
1. Mengelola Koperasi dan Usahanya.
2. Mengajukan rencana kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.
3. Menyelenggarakan rapat anggota.
4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.
6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

 Sedangkan wewenang pengurus adalah :


1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2. Meutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota
sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemamfaatan koperasi sesuai
dengan tanggung jawab dan keputusan rapat anggota.
 Selanjutnya ketentuan dan persyaratan untuk menjadi Pengawas Koperasi adalah :
1. Dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
2. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
 Tugas Pengawas adalah :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tetulis tentang hasi pengawasannya.
 Wewenang Pengwas adalah :
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

 Modal Koperasi : Midal Sendiri dan Modal Pinjaman


1. Modal sendi dapat berasal dari :
a. Simpanan Pokok.
b. Simpanan Wajib.
c. Dana Cadangan.
d. Hibah.
2. Modal pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota.
b. Koperesi lainnya dan / atau anggotanya.
c. Bank dan lembaga.
d. Penerbitan Obligasi dan Surat Utang lainnya.
e. Sumber lain yang sah.
 Lapangan uasaha Koperasi yang dapat di jalankan :
1. Usaha kopetasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota
untuk meningkatkan usaha dankesejahteraan anggota.
2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
3. Kopersai menjalankan kegiatan usaha dah berperan utama di segala bidang kehidupan
ekonomi rakyat.
4. Koperasi dapat menghimpunan dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha
simpan pinjam dari dan untuk :
a. Anggota koperasi yang bersangkutan.
b. Koperasi lain dan atau anggotanya.
5. Kegiatan simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya
kegiatan koperasi.
6. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.

YAYASAN :
 Merupakan Badan Usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuantungan, lebih
menekankan usaha pada tujuan social.
 Modal berasal dari sumbangan. Wakap, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki
Pengurus danharta pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
 Kegiatan atau usaha yang di jalankan biasanya lebih banyak kepada usaha layanan
masyarakat : Rumah Sakit, Pendidikan, Layanan social lainnya.
 Menrut UU Yayasan : yang dimaksud dengan yayasan adalah Badan Hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
social, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
 Dalam menjalankan kegiatannya se hari-hari yayasan mempunyai organ :
1. Pembina.
2. Pengurus.
3. Pengawas.
 Kekayaan Yayasan baik berupa Uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan
: Berdasarkan UU, dilarang dialihkan atau di bagikan secara langsung atau tidak langsung
kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, Karyawan, atau pihak lain yang mempunyai
kepentingan terhadap Yayasan.
 Ketentuan, syarat, dan Pendirian Yayasan a.l. :
1. Didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendirinya sebagai kekayaan awal.
2. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta Notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
3. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat Wasiat.
4. Yayasan memperolah satatus BH setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari
Menteri.
5. Pengesahan akta pendiriaan sebagai BH : dilaksanakan oleh oleh Ka. Wil. Dep.
Kehakiman dan Asasi manusia a.n. Menteri yg wilayah kerjanya meliputi tempat
kdudukan Yayasan.
6. Dalam memberikan pengesahan, Ka. Wilayah tsb. Dapat meminta pertimbangan dari
instansi terkait.
BAB III : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


 Analisis Laporan Keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui Kinerja Perusahaan
dalam suatu periode.
 Laporan Keuangan, merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan
melaporkannya pada suatu periode tertentu.
 Apa yang dilaporkan kemudian di analisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini.
 Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan
Keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan
kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang
dimilikinya.
 Secara Umun : Laporan Keuangan adalah Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
 Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tetentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan Laba Rugi). Lapora keuangan biasanya di buat
perperiode, missal Tiga bulan, atau 6 bulan untuk krpentingan intern Perusahaan.
 Untuk Laporan Keuangan yang lebih luas lagi dilaukan 1 Tahun sekali. Disamping itu dengan
adanya Laporan Keuangan : Kita akan mengetahui posisi Perusahaan terkini setelah meganalis
laporan keuangan tersebut.
 Dalam praktiknyan kita mengenal beberapa macam Laporan Keiangan seperti :
 Neraca.
 Laporan Laba Rugi.
 Laporan Perubahan Modal.
 Laporn Catatan Atas Laporan Keuangan.
 Lapora Arus Kas.
 Dan masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan dan maksud
tersendiri pula.
 NERACA : merupakan laporan yang menunjukkan jimlah AKTIVA (Harta), KEWAJIBAN (Utang),
dan MODAL Perusahaan (Ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
 Artinya dari suatu Neraca akan tergambar berapa jumlah Harta, Kewajiban, dan Modal suatu
Perusahaan.
 Pembuatan Neraca biasanya di buat secara periodic tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik
atau manajemen dapat pula meminta Laporan Naraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui
secara persis berapa harta, utang dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.
 Dalam neraca di sajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di
neraca meliputi :
1. Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki.
2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva.
3. Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability).
4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang.
5. Jenis-jenis modal (equity).
6. Jumlah rupiah masing-masing jenis modal.

 LAPORAN LABA RUGI : Menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode
tetentu. Artinya, Laporan Laba Rugi harus di buat dalam suatu siklus operasi atau periode
tertentu guna mengetahui jumlah perolehan (penjualan) dan biaya yang telah di keluarkan,
sehingga dapat diketahui perusahaan dalam keadaan Laba atau Rugi.
 Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi :
1. Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode.
2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan.
3. Jumlah keseluruhan pendapatan.
4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode.
5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan jumlah keseluruhan
biaya yang dikeluarkan.
6. Hasil Usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini
disebut Laba atau Rugi.

 LAPORAN PERUBAHAN MODAL : Merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal


yang dimiliki prusahaan saat ini.
 Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya
modal.
 Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal melipiti :
1. Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini.
2. Jumlah rupiah tiap jenis modal.
3. Jumlah rupiah modal yang berubah.
4. Sebab-sebab berubahnya modal.
5. Jumlah rupiah modal sesudah perubahan.

 LAPORAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN : Merupakan laporan yang dibuat berkaitan
dengan laporan keuangan yang disajikan.
 Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan
keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab sebab penyebabnya. Tujuannya agar
pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.

 LAPORAN ARUS KAS : Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar di
perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus
kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu.
 Neraca dan laporan Laba Rugi sudah pasti dibuat, sedangkan laporan perubahan modal dan
laporan catatan atas laporan keuangan akan dibuat jika memang di perlukan.
 Lapaora Keuangan juga merupakan Gambaran Kinerja Manajemen Masa Lalu yang sekaligus
dijadikan Pedoman untuk meningkatkan Kinerja ke depan.
B. NERACA
 Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap
perusahaan di haruskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk Neraca.
 Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya 1 tahun. Namun neraca dapat juga di
buat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan.
 Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan
total aktiva dengan total kewajiban di tambah total equitas pemilik.
 Artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya dan tidak mendetail. Kemudian neraca
juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal
perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu.
 Neraca dapat di buat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang dan modal
petrusahaan.
 Komponen yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga bagian yaitu :
1. Aktiva Lancar.
2. Aktiva Tetap.
3. Aktiva Lainnya.
 Kewajiban (utang) di bagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Kewajiban Lancar (utang jangka pendek).
2. Utang Jangka Panjang.
 Komponen Modal terdiri dari :
1. Modal di-Setor.
2. Laba Yang di Tahan.
 Secara garis besar Komponen Neraca dapat di gambarkan sebagai berikut :
 AKTIVA LANCAR terdiri dari :
a. Kas.
b. Rekening pada Bank (rkg. Giro dan rkg. Tabungan).
c. Deposito Berjangka (time deposit).
d. Surat-surat berharga (efek-efek).
e. Fiutang.
f. Pinjaman Yang diberikan.
g. Persediaan.
h. Biaya yang dibayar dimuka.
i. Pendatan yang masih harus diterima.
j. Aktiva Lancar Lainnya.
 AKTIVA TETAP terdiri dari :
a. Aktiva tetap berwujud, yaitu :
 Tanah.
 Mesin.
 Bangunan.
 Peralatan.
 Kendaraan.
 Akumulasi Penyusutan.
 Aktiva tetap lainnya.
b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud yaitu :
 Goodwill.
 Hak Cipta.
 Lisensi.
 Merek dagang.
 Aktiva Lainnya Terdiri dari a.l. :
 Gedung dalam proses.
 Tanah dalam penyelesaian.
 Piutang jangka panjang.
 Uang jaminan.
 Uang muka investasi.
 Lainnya.

 KOMPONEN UTANG SERTA MODAL, Tergambar dalam posisi pasiva sbb :


1. Utang Lancar (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva sbb. :
a. Utang Dagang.
b. Utang Wesel.
c. Utang Bank.
d. Utang Pajak.
e. Biaya Yang Masih Harus dibayar.
f. Utang sewa Guna Usaha.
g. Utang Dividen.
h. Utang Gaji.
i. Utang Lancar Lainnya.
2. Utang jangka panjang terdiri dari :
a. Utang Hipotek.
b. Utang Obligasi.
c. Utang Bank Jangka Panjang.
d. Utang Jangka Panjang Lainnya.
3. Ekuitas terdiri dari :
a. Modal Saham.
b. Agio Saham.
c. Laba ditahan.
d. Cadangan Laba.
e. Modal Sumbangan.

 Jumlah yang terdapat dalam komponen Neraca, yaitu sisi aktiva dan pasiva harus seimbang.
Artinya, jumlah aktiva harus sama dengan kewajiban dan Modal. AKTIVA = KEWAJIBAN +
MODAL
 Contoh :

Total Aktiva : Rp. 50.000.000,-


Total Kewajiban (utang lancar dan jangka panjang) : Rp. 31.250.000,-
Total ekuitas : Rp. 18.750.000,-
 Sehingga persamaan Neraca dapat disusun : Rp. 50.000.000,-= Rp.31.250.000,- + Rp.18.750.000,-
 Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk Neraca Perusahaan dapat memilih salah satu dari
bentuk sbb :
1. Bentuk skontro (account form).
2. Bentuk Laporan (report form).
3. Bentuk lainnya yang disesuaikan dengan keinginan Perusahaan.

1) Contoh Neraca bentuk Skontro (T) atau Horizontal (account form) sbb :

PT. MAWAR INDAH Tbk.


Neraca
Per 31 Desember 2016
AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Utang Lancar


 Kas 4.000  Utang Wesel 1.500
 Bank 3.500  Utang Dagang 3.500
 Surat-surat Berharga 2.000  Utang Bank 1 tahun 3.750
 Piutang 4.500  Utang Pajak 1.250
 Persediaan 3.000  Utang lain-lain -
Total Aktiva Lancar 17.000 Total Utang Lancar 10.000
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang
 Tanah 2.000  Obligasi 3.000
 Bangunan 3.500  Hipotek 2.500
 Mesin-mesin 3.000  Utang Bank 3 Tahun 4.000
 Peralatan 2.500
Total Aktiva Tetap 11.000 Total Utang Jangka Panjang 9.500
Aktiva Lainnya Ekuitas
 Gedung Dalam Proses 2.000  Modal di Setor 8.500
Total Aktiva Lainnya 2.000  Laba ditahan 2.000
Total Ekuitas 10.500
Total Aktiva 30.000 Total Pasiva 30.000

2) Bentuk laporan atau Vertikal (refort form)

PT. MAWAR INDAH Tbk.


Neraca
Per 31 Desember 2016

Aktiva Lancar
 Kas : 4.000
 Bank : 3.500
 Suratisurat Berharga : 2.000
 Piutang : 4.500
 Persediaan : 3.000
Total Aktiva Lancar : 17.000

Aktiva Tetap
 Tanah : 2.000
 Bangunan : 3.500
 Mesin-mesin : 3.000
 Peralatan 2.500
Total Aktiva Tetap : 11.000
 Aktiva lainnya
 Gedung dalam proses : 2.000
 Total Aktiva Lainnya : 2.000
Total Aktiva : 30.000

Utang Lancar
 Utang Wesel : 1.500
 Utang Dagang : 3.500
 Utang Bank : 3.750
 Utang Pajak : 1.250
Total Utang Lancar : 10.000

Utang Jangka Panjang


 Obligasi : 3.000
 Hipotek : 2.500
 Utang Bank 3 Tahun : 4.000
Total Utang Jangka Panjang : 9.500

Modal
 Modal Di Setor : 8.500
 Cadangan Laba : 2.000
Total Modal : 10.500
Total Pasiva : 30.000
Keterangan Pos Neraca al :
 Utang Wesel : Merupkan kewajiban Perusahaan kepada pihak lain akibat adanya perjanjian tertulis,
yang dilakukan oleh Perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu, dalam waktu tertentu
pula (diatur dengan undang-undang). Biasanya utang dagang ini memiliki jangka waktu
pembayarannya maksimal atau paling lama 1 tahun atau sesuai perjanjian.
 Penghasilan yang diterima di muka : Merupakan penerimaan uan g oleh Perusahaan namun belum
direalisasi barang atau jasanya. Artinya perusahaan sudah menerima pembayaran atas penjualan
barang atau jasa tetapi pengiriman atau pemberian barang atau jasa belum dilkukan oleh
Perusahaan.
 Hipotek : Merupakan Utang Perusahaan yang dijamin denga aktiva tetap tertentu. Hipotek biasanya
diterbitkan dalam jangka waktu yang relative Panjang diatas 1 tahun.
 Cadangan Laba : Merupkan bagian dari laba Perusahaan yang tidak dibagi ke Pemegang Saham
pada periode ini, akan tetapi sengaja di cadangkan Perusahaan untuk laba periode berikutnya.
C. LAPORAN LABA RUGI
 Jenis Laporan Keuangan lainya selain Neraca adalah Laporan Laba Rugi. Berbeda dengan Neraca
yang melaporkan informasi tentang Kekayaan, Utang dan Modal, maka laporan Laba Rugi
 Laporan Laba Rugi juga berisi jumlah pendapatan yang di peroleh dan jumlah biaya yang di
keluarkan.
 Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukan jumlah pendapatan atau penghasailan
yang di peroleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.

 Dalam praktiknya laporan pendapatan yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi terdiri dua jenis
sbb :
1. Pendpatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (Usaha Utama) Perusahaan.
2. Pendaparan atau penghasilan yang di peroleh dari di luar usaha pokok (Usaha sampingan)
Perusahaan.

 Untuk komponen pengeluaran atau biaya biaya dalam laporan laba rugi juga terdiri dua jenis
sbb :
1. Pengeluaran atau biaya yang di bebankan dari usaha pokok Perusahaan.
2. Pengeluaran atau biaya yang di bebankan dari luar usaha pokok Perusahaan.

 Beberapa komponen yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi antara lain :
1. Penjualan (Pendapatan).
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
3. Laga Kotor.
4. Biaya Operasi terdiri dari :
 Biaya Umum.
 Biayan Penjualan.
 Biaya sewa.
 Biaya Administrasi.
 Biaya Operasional Lainnya.
5. Laba Kotor Operasional.
6. Penyusutan (Depresiasi)
7. Pendapatan Bersih Operesi.
8. Pendapatan Lainnya.
9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
10. Biaya Bunga terdiri dari :
 Bunga Wesel.
 Bunga Bank.
 Bunga Hipotek.
 Bunga Obligasi.
 Bunga Lainnya.
11. Laba sebelum Pajak atau EBT (Earning Before Tax)
12. Pajak.
13. Laba sesudah bunga dan Pajak atau EAIT (Earning After Interst and Tax).
14. Laba Perlembar Saham (Earning per share).

 Contoh Laporan Laba Rugi PT. MAWAR INDAH Tbk, untuk periode 2016 sebagai berikut :
PT MAWAR INDAH Tbk.
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2016
(dalam juta rupiah)

Komponen Jumlah
Total penjualan : 3.850
Harga Pokok Penjualan : 2.900
Laba Kotor : 950
Biaya Operasi
Biaya Umum dan Administrasi : 125
Biaya Penjualan : 250
Biaya Lainnya : 25
Total Biaya Operasi : 400
Laba Operasi 550
Penyusutan : 70
Pendatan bersih operasi : 620
Pendapatan lainnya : 130
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) : 750
Biaya Bunga
Bunga Bank : 250
Bunga Obligasi : 100
Total Biaya Bunga 350
Laba sebelum pajak (EBIT) 400
Pajak 20 % : 80
Laba sesudah bunga dan pajak (EAIT) : 320
D. TUJUAN DAN SIFAT LAPORAN KEUANGAN

 Seperti diketahui bahwa setiap Laporan Keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan
tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak di Capai, terutama bagi
pemilik usaha dan manajemen Perusahaan.
 Secara umum laporan keuangan berujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
 Laporan Keuangan juga dapat disusun secara mendadak untuk kebutuhan perusahaan maupun
secara berkala (rutin).
 Bahwa Laporan Keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan
luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

 Beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan sbb :


1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat
ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang di peroleh pada suatu
periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan Modal
Perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja Manajemen Perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan Keuengan.
8. Informasi Laporan keuangan lainnya.

F. JENIS-JENIS RASIO KEUANGAN

 Digunakan untuk menilai Kinerja Manajemen suatu Perusahaan beragam, dan pengguaan
masing – masing rasio tergantung kebutuhan perusahaan artinya terkadang semua rasio tidak
digunakan.
 Masing-masing jenis rasio yang digunaan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang
diinginkan , dan berikut ini jenis-jenis rasio keuangan sbb :
1. Rasio Likuiditas.
2. Rasio Solvabilitas (Leverage).
3. Rasio Aktivitas.
4. Rasio Profitabilitas.
5. Rasio Pertumbuhan.
6. Rasio Penilaian.

1. Rasio Likuiditas :
 Likuidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahan memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu
memenuhi utang yang sudah jatuh tempo.
 Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari : (1) Rasio Lancar ( current ratio),
(2) Rasio sangat Lancar (quick ratio), (3) Rasio Kas, (4) Rasio Perputaran Kas, (5) Inventory to
Net Working Capital.
 Current Ratio : merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Dan Rasio Lancar : dapat pula
dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan.
 Quick ratio : merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai Persediaan (Inventory), artinya nilai persediaan diabaikan.
 Cash ratio : merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar Utang. Ketersediaan Uang Kas dapat ditunjukan dari tersedianya
dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro, atau tabungan yang ada di
Bank.
 Cash turn over : untuk mengukur tingkat kecukupan Modal Kerja Perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai Penjualan. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya
yang berkaitan dengan penjualan.
 Inventory to net working capital : merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau
membandingkan antara jumlah Persediaan yang ada dengan Modal Kerja Perusahaan.
Modal Kerja terdiri dari pengurangan antara Aktiva Lancar dengan Utang Lancar.

2. Rasio Solvabilitas (Leverage)


 Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva Perusahaan dibiayai
dengan Utang. Artinya berapa besar beban Utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya.
 Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio Solvabilitas digunakan utuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
Panjang apabila perusahaan di bubarkan (dilikuidasi).
 Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas : (1) Debt to Asset Ratio, (2) Debt to Equity Ratio, (3)
Long Term Debt to Equity Ratio, (4) Times Interest Earned, (5) Fixed Charge Coverage.
1. Debt to Asset Ratio : merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar akktiva perusahaan dibiayai oleh utang : caranya adalah dengan
membandingkan antara total utang dengan total aktiva.
2. Debt to Equity Ratio : merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Dengan cara : membandingkan antara seluruh utang dengan seluruh equitas.
3. Long Term Debt to Equity Ratio : merupakan rasio antara utang jangka Panjang dengan
Modal sendiri.
4. Times Interest Earned : merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga
atau kemampuan prusahaan untuk membayar biaya bunga.
5. Fixed Charge Coverage : merupakan rasio yang menyerupai rasio Times Interest
Earned.

3. Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimilikinya. Adapun Jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut :
1) Perputaran Piuatang (Receivable Turn Over) : merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode.
2) Hari rata-rata Penagihan Piutang (Days of Receivable).
3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) : merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam
suatu periode.
4) Hari rata-rata Penagihan Persediaan (Days of Inventory).
5) Perputan Modal Kerja (Working Capital Turn Over) : Merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan Modal Kerja Perusahaan selama periode tertentu. Untuk
mengukur rasio ini kita membandingkan antara penjualan dengan Modal Kerja atau dengan
Modal kerja Rata-Rata.
6) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assetss Turnover) : merupakan rasio yang dignakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam Aktiva Tetap berputar dalam satu
periode. Untuk mencari rasionya adalah : Membandingkan antara Penjualan Bersih dengan
Aktiva Tetap dalam satu periode.
7) Perputaran Aktiva (Assetss Turnover) : merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio untuk menilai kemampuan parusahaan dalam mencari keuntungan. Intinya
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas sbb :
1) Profit Margin (Profit Margin on Sales) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur margin
laba atas penjualan, dengan cara membandingkan antara Laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih.
2) Return on Investment (ROI) : merupkan rasio yang menunjukkan hasi (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
3) Return on Equity (ROE) : atau Rentabilitas Modal Sendiri : Merupakan rasio untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4) Rasio Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share) atau diseut juga Rasio Niliai Buku :
Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan
bagi Pemegang Saham.
5) Rasio Pertumbuhan : Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sector
usahanya.

G. Beberapa Contoh Aplikasi Dalam menghitung Rasio Keuangan sbb :

PT. BERKAH BERSAUDARA


NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2017
(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Pos-pos Dalam Neraca Periode


Tahun 2016 Tahun 2017
Aktiva Lancar
 Kas 1.200 1.200
 Giro 175 210
 Surat-surat Berharga 290 240
 Piutang 1.400 2.300
 Persediaan 1.185 1.550
 Total Aktiva Lancar 4.250 5.500
Aktiva Tetap
 Tanah 1.100 3.050
 Mesin 2.550 2.550
 Kendaraan 2.550 1.050
 Akumulasi Penyusutan (750) (900)
Total Aktiva Tetap 5.450 5.750
 Aktiva Lainnya 1.750 2.300
Total Aktiva 11.450 13.550

Utang Lancar
 Utang Bank 450 300
 Utang Dagang 2.200 2.700
 Utantg Wesel 150 100
 Utang Lainnya 100 150
Total Utang Lancar 2.900 2.800
Utang Jangka Panjang
 Utan Bannk 3 Tahun 3.800 3.050
 Utang Obligasi 2.050 1.450
 Utang Hipotek 300 1.150
Total Utang Jangka Panjang 6.150 5.650
Ekuitas
 Modal Setor 2.050 3.550
 Cadangan Laba 350 1.550
Total Ekuitas 2.400 5.100
Total Pasiva 11.450 13.550

PT. BERKAH BERSAUDARA


LAPORAN LABA RUGI
PERIODE O1.01.2016 S.D.31.12.2016 DAN 01.01.2017 S.D.31.12.2017
(DALAM JUTAAN RUPIAH)

KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI Periode 01.01.016 SD 31.12.016 Periode 01.01.217 SD 31.12.017
 Total Penjualan 8.600 10.500
 Harga Pokok Penjualan 5.350 6.100
Laba Kotor 3.250 4.400
Biaya Operasi
 Biaya Umum & Administrasi 600 600
 Biaya penjualan 1.100 1.200
 Biaya lainnya 200 200
Total Biaya Opersi 1.900 2.000
Laba Kotor Operasi 1.350 2.400
 Penyusutan 750 900
Pendapatan Bersih Operasi 600 1.500
 Pendapatan Lainnya 1.650 1.750
EBIT 2.250 3.250
Biaya Bunga
 Bunga Bank 500 400
 Bunga Obligasi 200 100
Total Biaya Bunga 700 500
EBT 1.550 2.750
Pajak 20 % 310 550
EAIT 1.240 2.200

Contoh Pengunaan Rumus masing – masing Rasio Keuangan sbb :

1. Rasio Likuiditas :
a. Curren Ratio = Aktiva Lancar : Utang Lancar

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Total Aktiva Lancar 4.250 5.500
Total Utang Lancar 2.900 2.800
Tahun 2016 :
Current Ratio = 4.250 : 2900 = 1,5 kali : artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,5 kali utang
lancar, atau 1 rupiah utang lancar dijamin 1,5 rupiah harta lancar.
Tahun 2017 :
Current Ratio = 5.500 : 2.800 = 1,96 kali.
 Jika rata-rata industry untuk current ratio adalah 2 kali, maka keadaan perusahaan untuk
tahun 2016 dalam kondisi kurang baik. Namun untuk tahun 2017 walaupun kondisi kurang
baik dari perusahaan lain, tetapi menunjukan peningkatan bila dibanding tahun 2016.

b. Quick Ratio = Current Asset – Inventory : Curren Liability = ……… kali.

c. Kas Rasio = Kas + Bank : Curren Lia Bilitas = ……… %

d. Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih : Modal Kerja Bersih

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan Bersih (Net Sales) 8.600 10.500
Total Aktiva Lancar (Current Assets) 4.250 5.500
Total Utant Lancar (Current Liabilities) 2.900 2.800

Untuk Tahun 2016 :


Rasio Perputaran Kas = Rp. 8.600 : (4.250 – 2.900) = 6,37 kali.

Untuk Tahun 2017 :


Rasio Perputaran Kas = Rp. 10.500 : (5.500 - 2.800) = 3,8 kali.
 Jika rata-rata industry untuk perputaran kas adalah 4 kali, maka keadaan perusahaan pada
tahun tahun 2016 adalah sangat baik. Sedangkan untuk tahun 2017 kurang baik. karena
dibawah rata-rata industri.

2. Rasio Solvabiltas :
a. Debt to Aset Ratio = Total Debt : Total Asset = …… %

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Total Aktiva 11.450 13.550
Total Utang 9.050 8.450
Tahun 2016 :
Debt to Aset Ratio = 9.050 : 11.450 = 79 % : Rasio ini menunjukkan 79 % pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2016.

Tahun 2017 :
Debt to Aset Ratio = 8.450 : 13.550 = 62 % : Rasio ini menunjukkan 62 % pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2017.
 Jika rata-rata industry adalah 35 % berarti diatas rasio rata-rata sehingga dapat
mempermudah perusahaan untuk memperoleh pembiayaan – Fasilitas kredit Perbankan.

b. Debt to Equity Ratio = Total Utang : Ekuitas = ….. kali.

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Total Utang (Debt) 9.050 8.450
Total Ekuitas (Equity) 2.400 5.100
Tahun 2016 :
Debt to Equity Ratio = 9.050 : 2.400 = 3,77 kali

Tahun 3017 :
Debt to Equity Ratio = 8.450 : 5.100 = 1,65 kali

 Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp. 377,- tahun 2016 untuk setiap
Rp.100,- yang disedikan pemegang Saham . Untuk tahun 2017 sebesar Rp.165 untuk setiap
Rp.100 yang disediakan Pemegang Saham, turun jauh dari tahun 2016 dan ini menunjukkan
lebih baik dari tahun sebelumnya atau ada peningkatan dalam penyediaan dana.

c. Long Term Debt to Equity Ratio = Long Term Debt : Equity = …… kali.

d. Time Interest Earned = EBIT : Biaya Bunga = ….. kali.

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Earning Before Interest and Tax (EBIT) 2.250 3.250
Biaya Bunga (Interest) 700 500

Tahun 2016 :
Time Interest Earned = 2.250 : 700 = 3,2 kali
Tahun 2017 :
Time Interest Earned = 3.250 : 500 = 6,5 kali

 Time Interest Earned tahun 2016 adalah 3,2kali, atau dengan kata lain biaya bunga dapat
ditutup 3,2 kali dari laba sbelum bunga dan pajak.
 Sedangkan untuk tahun 2017 adalah 6,5 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat
ditutup 6,5 kali laba sebelum bunga dan pajak.
 Apabila rata-rata industry usaha yang sejenis adalah 10 kali, maka rasio tahun 2016 dan
2017 kurang baik. Namun untuk tahun 2017 ada peningkatan dibanding tahun 2016.
 Dinilai kurang baik karena masih di bawah rata-rata industry 10 kali. Hal ini akan
menyulitkan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman di kemudian hari.

3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Rumus untuk mencari Receivable Turnover adalah sebagai berikut :
Receivable Turnover = Penjualan Kredit : Piutang

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan 8.600 10.500
Piutang 1.400 2.300
Tahun 2016 :
Receivable Turnover = 8.600 : 1.400 = 6,1 kali.
Tahun 2017 :
Receivable Turnover = 10.500 : 2.300 = 4,6 kali.

 Artinya perputaran piutang untuk tahun 2016 adalah 6,1 kali dibandingkan penjualan
dan perutaran piutang untuk tahun 2008 adalah 4,6 kali dibandingkan penjualan.
 Jika rata-rata Industri untuk perputaran piutang adalah 10 kali. Maka untuk tahun 2016
dan tahun 2017 dapat dikatakan penagihan piuatang yang dilakukan manajemen
dianggap tidak berhasil.

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory Turnover = Penjualan : Persediaan = …….. kali.

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan (Sales) 8.600 10.500
Persediaan (Inventory) 1.185 1.550

Tahun 2016 :
Inventory Turnover = 8.600 : 1.185 = 7,3 kali.

Tahun 2017 :
Inventory Turn0ver = 10.500 : 1.550 = 6,77 kali.
 Rasio inimenunjukkan 7,3 kali barang dagangan diganti dalam 1 tahun. Sedangkan
untuktahun 2017 asalah 6,8 kali.
 Apabila rata-rata indutri 10 kali maka berarti inventory turnover adalah kurang baik.

c. Perputan Modal Kerja (Working Capital Turnover)


Rumus yang digunakan : Penjualan Bersih : Modal Kerja

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan (Sales) 8.600 10.500
Total Aktiva Lancar (current Assets) 4.250 5.500
Tahun 2016 :
Perputanran Modal Kerja = 8.600 : 4.250 = 2 kali.

Tahun 2017 :
Inventory Turn0ver = 10.500 : 5.500 = 1,9 kali.

 Perpuran Modal Kerja tahun 2016 sebanyak 2 kali artinya setiap Rp.1 Modal Kerja dapat
menghasilkan Rp.2 penjualan.
 Sedangkan untuk tahun 2017 perputaran Modal kerja 1,9 kali artinya setiap Rp.1 Modal
Kerja menghasilkan Rp. 1,9 penjualan.
 Namun jika rata-rata industry untuk perputaran Modal Karja adalah 4 kali, maka
keadaan perusahaan baikuntuk tahun 2016 maupun 2017 adalah kurang baik.

d. Total Aset Turnover


Rumus untuk mencari Total Asset Turnover dapat digunakan sbb :
Total Aset Turnover = Penjualan (Sales) : Total Aktiva (Total Asets)

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan (Sales) 8.600 10.500
Total Aktiva (Total Assets) 11.450 13.550
Tahun 2016 :
Total Aset Turnover = 8.600 : 11.450 = 0,75 kali.

Tahun 2017 :
Total Asets Turnover = 10.500 : 13.550 = 0,78 kali.
 Purputaran total aktiva tahun 2016 sebanyak 0.75 kali artinya setiap Rp. 1 aktiva dapat
menghasilkan Rp.0,75 penjualan.
 Perputaran total aktiva tahun 2017 sebanyak 0,78 kali artinya setiap Rp. 1 akta dapat
menghasilkan Rp.0,78 penjualan.
 Jika rata-rata industry adalah 2 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan
aktiva yang dimiliki atau ada sebagian aktiva yang kurang produktif.

e. Rasio Profitabilitas
1) Profit Margin On Sales, rumus untuk mencari Profit margin adalah :
Untuk Laba Bersih dengan rumus : Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax
(EAIT) : Sales

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Penjualan (Sales) 8.600 10.500
Earning After Interest and Tax (EAIT) 1.240 2.200
Tahun 2016 :
Net Profit Margin = 1.240 : 8.600 = 14,42 %.

Tahun 2017 :
Net Profit Margin = 2.200 : 10.500 = 20,95 %.
 Jika rata-rata profit margin industry adalah 20 % , berarti profit margin untuk tahun
2016 kurang baik. Karena di bawah rata-rata.
 Namun untuk tahun 2017 dengan margin laba 20,95 % baik masih diatas rata-rata.

2) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)


Rumus untuk menghitung ROI dapat dignakan sbb :
ROI = Earning After Interest and Tax : Total Asset

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Earning After Interest and Tax (EAIT) 1.240 2.200
Total Aktiva (Total Assets) 11.450 13.550
Tahun 2016 :
ROI = 1.240 : 11.400 = 10,88 %.

Tahun 2017 :
ROI = 2.200 : 13.550 = 16,24 %.
 Jika rata-rata ROI Industri adalah 30 % maka laba Perusahaan untuk tahun 2016 dan
2017 adalah kurang baik.

f. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE )


Rumus untuk menghitung ROE sbb :
ROE = Earning after Interest and Tax : Equity

Komponen Laporan Keuangan 2016 2017


Earning After Interest and Tax (EAIT) 1.240 2.200
Total Equity 2.400 5.100
Tahun 2016
ROE = 1.240 : 2.400 = 51,6 %.

Tahun 2017 :
ROE = 2.200 : 5.100 = 43,14 %.
 ROE 2016 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian nvestasi yang diperolehnya
sebesar 52 %.
 ROE 2017 turun menjadi 43 %. Artinya hasil pengembalian Investasi berkurang 9 %. Hal
ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen utuk memperoleh ROE.
 Jika rata-rata industry untuk ROE adalah 40 %. Berati kondisi Perusahaan cukup baik
karena kedua-duanya diatas rata-rata Industri.

BAB. IV. ANALISA TITIK IMPAS

A. Pengertian Analisaa Titik Impas


 Artinya perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu, sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
 Manfaat lain dari Break Event Point (BEP) untuk membantu Manajer mengambil keputusan
dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan penentuan harga suatu produk
tertentu, dan kegunaannya adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.
 Dalam rangka penentuan titik impas, perlu diketahui beberapa hal penting agar titik impas dapat
ditentukan dengan tepat :
1. Berapa tingkat keuntungan (laba) yang ingin di capai dalam suatu periode.
2. Berapa besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
3. Berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variable.

B. Tujuan nalisa Titik Impas.


 Secara umum analisis Titik Impas digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam
perencanan keuangan, penjualan, dan produksi.
 Dalam praktiknya penggunaan Analisa Titik Impas memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai
yaitu :
1. Mendesain spesifikasi produk berkaitan dengan biaya.
2. Penentuan Harga Jual persatuan.
3. Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.
4. Memaksimalkan jumlah produksi.
5. Perencanaan Laba Yang Diinginkan.

 Beberapa kelemahan Analisis Titik Impas :


1. Perlu adanya asumsi.
2. Bersifat Statis.
3. Tidak digunakan utuk mengambil keputusan akhir.
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik.
5. Hubungan penjualan da harga.
6. Kurang memperhatikan risiko.
7. Pengukuran kemungkinan penjualan.

Meskipun analisis titik impas banyak kelemahan, manajemen masih dapat meggunakan sebagai
salah satu alat perencanaan keuangan. Terutama untuk perencanaan laba, prodiuksi maupun
perencanaan penjualalan ke depan.

C. Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas


Adapun asumsi dan beberapa keterbatasan analisis titk impas sebagai berikut :
1. Penentuan biaya, melalui dua pendekatan sebagai berikut :
a. Pendekatan analitis : Meneliti setiap jenis dan unsur biaya yang terkandung satu persatu
dari biaya yang ada, beserta sifat-sifat dari biaya tersebut.
b. Pendekatan historis : Yang harus dilakukan adalah dengan memisahkan biaya tetap dan
varabel berdasarkan angka-angka dan biaya masa lampau.
2. Biaya Tetap : merupakan biaya yang secara total tdak mengalami perubahan walaupun ada
perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Contoh : Gaji, Penyusutan
Ativa Tetap, Bunga, Sewa atau Biaya Kantor.
3. Biaya Variabel : Merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perbahan
volume produksi atau penjualan (proporspnal). Contoh : Biaya Bahan Baku, Upah Buruh
langsung, dan Komisi Penjualan.
4. Harga Jual : Dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual atau harga barang
yang di jual atau diproduksi.
 Tidak ada perubahan harga jual : diasumsikan harga jual persatuan tidak dapat berubah selama
periode analisis. Namun hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya.

D. Rumusan Yang Digunakan


Berapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis titik Impas :

1. Dengan Rumus Matematik


a. Analisis Titik Impas Dalam Unit

BEP = FC
P - VC
BEP = Analisa titik impas (break event point)
FC = Biaya Tetap (fixed cost)
VC = Biaya variable persatuan (variable cost)
P = Harga jual persatuan (price)
S = Jumlah penjualan (sales volume)

b. Analisa Titik Impas Dalam Rupiah


BEP = FC
1 - VC
S
Contoh :
PT. Cempaka Tbk bergerak dibidang alat-alat spare part kapal laut memiliki data sbb :
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 10.000 unit Dinamo mesin disel.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp.50.000,-/unit.
3. Total Biaya tetap sebesar Rp.150.000.000,- dan total biaya variable sebesae Rp.
250.000.000,
Perincian masing-masing biaya adalah :
1. Biayta tetap (fixed cost) :
 Overhead pabrik Rp. 60.000.000,-
 Biaya distribusi Rp. 65.000.000,-
 Biaya administrasi dan umum Rp. 25.000.000,-
Total biaya tetap Rp.150.000.000,-

2. Biaya Variabel (variable cost) :


 Biaya bahan langsung Rp. 70.000,000,-
 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 85.000.000,-
 Overhead pabrik RP. 20.000.000.-
 Biaya Distribusi Rp. 45.000.000,-
 Biaya administrasi dan umum Rp. 30.000.000,-
Total biaya variable Rp.250.000.000,-
Saudara dimnta utu mencari titik Impas baik dalam unit maupun rupiah dengan mengunakan rumus
tsb. Daiatas.
Jawaban :
 Kapasitas produksi 10.000 unit.
 Harga jual per unit Rp. 50.000,-
 Total Penjualan 10.000 uniti x Rp. 50.000,- = Rp. 500.000.000,-
 Biaya Tetap unit = Rp. 150.000.000,- = Rp.15.000,- /unit
Rp.10.000,-
 Biaya Variabel unit = Rp.250.000.000 = Rp. 25.000,-/unit
Rp.10.000,-
Ringkasan budget laba rugi sbb :
 Total penjualan 10.000 unit x Rp.5.000,- Rp. 500.000.000,-(100%)
 Total Biaya variabel Rp. 250.000.000,-(50%)
 Margial Income Rp. 250.000.000,- (50%)
 Total Biata Tetap Rp. 150.000.000,-(30%)
 Laba Rp. 100.000.000,-(20%)
 Untuk mencari BEP dalam unit sbb :
 BEP (unit) = FC
P - VC
Rp. 150.000.000,- = 6.000 unnit
Rp.50.000 - Rp.25.000,-

 BEP (rupiah) = FC
1 - VC
S
= Rp.150.000.000 = Rp. 300.000.000,-
1 - Rp.250.000.000
Rp.500.000.000
 Cara lain : BEP = Unit BEP x harga jual.
 BEP = 6.000 Unit x Rp. 50.000 = Rp. 300.000.000,-
2. Dengan Tabel (coba-coba)
Dimulai dari angka pemjualan 1.000 unit dan seterusnya sbb :

Jml. Unit Jml. Rupiah Biaya Tetap Biaya Total Biaya Laba (Rugi)
Penjualan Penjualan Variabel
1.000 50.000.000 150.000.000 25.000.000 175.000.000 (125.000.000)
2.000 100.000.000 150.000.000 50.000.000 200.000.000 (100.000.000)
3.000 150.000.000 150.000.000 75.000.000 225.000.000 (75.000.000)
4.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 250.000.000 (50.000.000)
5.000 250.000.000 150.000.000 125.000.000 275.000.000 (25.000.000)
6.000 300.000.000 150.000.000 150.000.000 300.000.000 0
7.000 350.000.000 150.000.000 175.000.000 325.000.000 25.000.000
8.000 400.000.000 150.000.000 200.000.000 350.000.000 50.000.000
9.000 450.000.000 150.000.000 225.000.000 375.000.000 75.000.000
10.000 500.000.000 150.000.000 250.000.000 400.000.000 100.000.000
Pada saat unit penjualan 1.000 maka dapat di peroleh angka-angka sbb :
1. Jumlah penjualan dalam rupiah sebesar Rp.50.000.000 yang di peroleh dari 1.000
unit x Rp.50.000 (harga jual perunit).
2. Biaya tetap tidak berubah Rp. 150.000.000,-
3. Biaya variabel Rp. 25.000.000,- di peroleh dari 1.000 unit x Rp.25.000,-
4. Total Biaya adalah penjumlahan bari biaya tetap dengan biaya variabel.
5. Rugi sebesar Rp. 125.000.000,- adalah hasil pengurangan dari jumlah penjualan
dalam rupiah dengan total biaya (Rp.50.000.000,- - Rp. 175.000.000,-).
6. Keuntungan maksimal dari kapasitas produksi maksimal sebesar 10.000 unit adalah
Rp. 100.000.000,-
Grafik :
Area Laba

Break Event Point


(BEP)
Variable
Cost Total
Cost

Fixed
Cost

X (Unit)

TINGKAT KEAMANAN (MARGIN OF SAFETY)

 Analisis untuk mengetahui berapa batas aman penjualan ini, kita kenal dengan nama
Margin Of Safety atau tingkat keaman.
 MoS merupakam hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran)
dengan penjualan pada TITIK IMPAS.
 Artinya batas aman yang digunakan utuk mengetahui berapa besar penjualan yang
dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami kerugian.
 Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat keamanan atau MOS sbb :
1. Pemjualan yang direncanakan
MOS = Penjualan x 100 %
Penjualan per break event

2. Penjualan Tingkat keaman atau MOS.


MOS = Penjualan per budget – Penjualan per titik impas x %
Penjualan per budget
MOS = Rp. 500.000.000 x 100 % = 166,66 % (167 %)
Rp. 300.000.000
MOS = Rp. 500.000.000 - Rp. 300.000.000 x 100 % = 40 %
Rp. 500.000.000
a. Dapat diartikan bahwa tingkat penjualan tidak boleh kurang atau tutun 40%
dari tingkat penjualan yang direncanakan atau 67 % dari tngkat penjualan titik
Impas yang telah ditentukan perusahaan.
b. Jika MOS ditentukan bedasarkan hasil penjualan dapat di cari sbb :
 Pertama = 67 % x Rp. 300.000.000 = Rp. 201.000.000,-
 Kedua = 40 % x Rp. 500.000.000 = Rp. 200.000.000,-

F. BEP DENGAN PERUBAHAN

 Manajemen harus selalu mengantisipasi apabila terjadi perubahan titik impas.


Beberapa sebab yang mengakibatkan perubahan titik impas sbb :
1. Pengaruh Perubahan Harga Jual Per Unit.
 Terjadi kenaikan harga jual per unit dari Rp. 50.000,- menjadi Rp. 60.000,-
(kenaikan 20 %). BEP akan berubah menjadi lebih kecil baik dalam rupiah
maupun unit.
 BEP yang baru sesudah kenaikan harga adalah :

 BEP (rp) = FC
1 – P – VC
S
= Rp. 150.000.000
1 - Rp.250.000.000
Rp.500.000.000 x 120 %

= Rp. 150.000.000 = Rp. 257.144.327


1 - Rp.250.000.000
Rp.600.000.000
 Nilai BEP Rp.600.000.000,- bisa juga dicari dari jumlah kapasitas produksi
10.000 unit kali harga jual baru Rp.60.000,-
 Dari BEP rupiah tampak terjadi peurunan sebesar Rp.42.855.63,-
(Rp.300.000.000,- menjadi Rp.257.144.327,-).

 BEP (unit) = FC
P - VC
Rp.150.000.000,- = 4.286 unit
Rp.60.000 - Rp.25.000

 Atau = Rp.257.144.327 = 7.347 unit


Rp. 35.000
 Dari BEP juga unit tampak terjadi penurunan sebesar 1.714 unit ( yaitu dari
6.000 unit menjadi 4.286 unit ).

 Terjadi penurunan harga jual per unit sebesar Rp.10.000 (dari Rp.50.000
menjadi Rp.40.000,- ). Maka BEP yang baru adalah :
 BEP (rp) = FC
1 – P – VC
S
= Rp. 150.000.000
1 - Rp.250.000.000
Rp.500.000.000 x 80 %

= Rp. 150.000.000 = Rp. 400.000.000,-


1 - Rp.250.000.000
Rp.400.000.000
 Dari BEP rupiah tampak terjadi kenaikan sebear Rp.100.000.000,- ( dari
Rp.300.000.000,- menjadi Rp. 400.000.000,-).
 BEP dalam uit = Rp.400.000.000,- = 6.667 unit
Rp. 60.000,-
 Dari BEP unit tampak terjadi kenaikan sebesar 667 unit ( dari 6.000 unit
menjadi 6.667 unit).

2. Pegaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap

 Dalam Analisis BEP biaya tetap secara Total diasumsikan konstan.


 Jadi bila biaya tetap berubah maka otomatis BEP-nya juga berubah.
 Perubahan tersebut biasanya diakibatkan adanya tambahan kapasitas
produksi kenaikan atau penurunan (efisiensi)
 Misal biaya tetap berubah dari Rp.150.000.000,- menjadi Rp.165.000.000,-
(berarti adananya tambahan biaya tetap sebear Rp.15.000.000,- (10 %).

 BEP (rupiah) = Rp. 150.000.000,- + Rp. 15.000.000,- = Rp. 330.000.000,-


1 - Rp.250.000.000,-
Rp.500.000.000,-
Nampak BEP terjadi terkadi peningkatan sebesar Rp.30.000.000,- (yaitu dari
Rp.300.000.000,- menjadi Rp. 330.000.000,-).

 BEP dalam Unit = Rp.330.000.000,- = 6.600 uit


Rp. 50.000,-
Nampak BEP unit terjadi peningkatan sebesar 600 unit yaitu dari 6.000. unit
menjadi 6.600 unit.

 Terjadi penurunan biaya Tetap misal 10 % dari semula Rp.150.000.000,-


menjadi sebesar Rp. 135.000.000,-
 BEP (rupiah) = Rp.150.000.000,- x 90 % = Rp.270.000.000,-
1 - Rp.250.000.000,-
Rp.500.000.000,-

 BEP dalam Unit = Rp.270.000.000,- = 5.400 Unit


Rp. 50.000,-
 BEP uit terjadi penrunan sebesar 600 unit yaitu dari 6.000 unit menjadi
5.400 unit.

3. Pengaruh Efek Perubahan Jumlah Biaya Variabel


 BEP akan berubah baik peningkatan maupun penurunan Biaya Variabel.
Sebagai misal tetrjadi kenaikan biaya variabel 20% dari sebelimnya, maka
BEP akan berubah sbb :
 BEP (rpiah) = Rp.150.000.000 = Rp.375.000.000,-
1 - Rp.250.000.000 x 120 %
Rp. 500.000.000
BEP (unit) = Rp.375.000.000 = 7.500 uit
Rp.50.000
Sebaliknya terjadi penurunan biaya Variabel 20 % maka BEP akan berubah
sbb :
BEP (rpiah) = Rp.150.000.000 = Rp.250.000.000,-
1 - Rp.250.000.000 x 80 %
Rp. 500.000.000
BEP (unit) = Rp.250.000.000 = 5.000 uit
Rp.50.000

4. Pengaruh Perubahan Penjualan Campuran (Sales Mix)


 Pengaruh ini berlaku apabila perusahaan memiliki dua macam atau lebih
produk. Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam penjualan campuran-nya.
 Sebagai contoh PT. Berkah Saudara, memilki dua macam produk sbb :

Komponen Produk A Produk B Total


Sales 6.000 unit = 4.000 unit = Rp.600.000.000
Rp.300.000.000 Rp.300.000.000
VC 60 % = Rp.180.000.000 40 % = Rp.120.000.000 Rp.300.000.000
FC = Rp.60.000.000 = Rp.120.000.000 Rp.180.000.000
Total Cost = Rp.240.000.000 = Rp.240.000.000 Rp.480.000.000
Laba bersih = Rp.60.000.000 = Rp.60.000.000 Rp.120.000.000

5. Penentuan Harga Jual Minimal


 Suatu selalu menetapkan profit margain (keuntungan) terlebh dahulu
sebelum kegiatan di jalankan.
 Sehingga perlu ditetapkan penjualan minimal terlebih dahulu yang harus
dicapai.
 Contoh : PT. Berkah Saudara pada tahun 2017 mengalami Titik Impas pada
penjualan (S) sebesar Rp.300.000,- Biaya Tetap (FC) Rp.120.000,-
Diperkirakan penjualan harus ditetapkan untuk memperoleh keuntungan
pada tahun 2017 Rp.50.000,-
 Maka dapat dihitung Sbb :
Sales = VC + FC
VC = Sales – FC = 300.000 – 120.000 = 180.000.
Rasio Variable Cost (RVC) yaitu :
RVC = Rp. 180.000 x 100 % = 60 %
Rp. 300.000
Sales minimal adalah :
Sales minimal = FC + Keuntungan = Rp.120.000 + Rp.50.000 = Rp.425.000
1 - VC 1 - 6
S 10
Untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp.50.000,- diperlukan penjualan
Rp.425.000,- Hal ini dapat dibuktikan sbb :
Penjualan …………………………………………………………………… = Rp. 425.000,-
VC (60 % x sales) …………. = Rp. 255.000,-
FC ……………………………….. = Rp. 120.000,-
Total biaya ………………………………………………………………….. = Rp. 375.000,-
Keuntungan ……………………………………………………………….. = Rp. 50.000,-

Jika Perusahaan menetapkan dalam profit margin, misal 20 % (0,2), maka


sales minimal dapat di cari sbb :
Sales minimal = X
X = FC + Keuntungan = 120.000 + 0,2 x = Rp. 425.000
1 - VC 1 - 6
S 10
X = 120.000 + 0,2 x = Rp.425.000
4
10
0,4 x – 0,2 x = 120.000
0,2 x = 120.000
X = 600.000.
Cara lain menggunakan Rumus :
Sales minimal = FC
1 – ( VC + profit )
S S

BAB. V. MANAJEMEN MODAL KERJA

A. Pengertian Manajemen Modal Kerja

Secara umum konsep Modal Kerja dibagi dalam 3 (tiga) bagian sebagai berikut :

1. Konsen Kuantitatif.
2. Konsep Kualitatif.
3. Konsep Fungsional.

1) Konsep Kuantitatif : modal kerja adalah seluruh Aktiva Lancar. Dalam konsep ini
yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana
untuk membiayai operasi perusahaan dalam jangka pendek. Konsep ini sering
disebut Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital). Beberapa kelemahannya a.i. :
 Tidak mencerminkan tingkat likuiditas Perusahaan, dan tidak mementingkan
kualitas apakah modal kerja dibiayai oleh utang jangka Panjang atau jangka
Pendek atau Pemilik Modal.
 Jumlah Aktiva Lancar yang besar belum menjamin Margin Of Safety bagi
Perusahaan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin.
2) Konsep Kualitatif : Merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas
Modal Kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara jumlah Aktiva Lancar
dengan Kewajiban Lancar. Konsep ini disebut Modal Kerja Bersih (Net Working
Capital)
Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas Perusahaan. Aktia Lancar
yang lebih besar dari Kewajiban Lancar menunjukkan kepercayaan para Kreditor
kepada pihak Perusahaan, sehingga kelangsungan Perusahaan akan lebih terjamin
dengan dana pinjaman dari Kreditor.
3) Konsep Fungsional : Menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki Perusahaan
dalam memperoleh Laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan
perusahaan untuk meningkatkan laba Perusahaan.
 Makin banyak dana yang digunakan sebagai Modal Kerja seharusnya dapat
meningkatkan perolehan Laba.
 Sebaliknya jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun.
Tatapi dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
Dari konsep diatas : Modal Kerja Perusahaan dibagi dalam dua jenis sbb :
1. Gross Working Capital : adalah semua komponen yang ada di Aktiva Lancar secara
keseluruhan dan sering disebut Modal Kerja. Artinya mulai dari Kas, Bank, Surat
Berharga, Piutang, Persediaan, dan Aktiva Lancar Lainnya. Nilai dari komponen
Aktiva Lancar tersebut menjadi Modal Kerja yang dimiliki Perusahaan.

2. Net Workoing Capital : Merupakan seluruh komponen Aktiva Lancar dikurangi


dengan Total Kewajiban Lancar. Utang Lancar meliputi : Utang Dagang, Utang
Wesel, Utang Bank Jangka Pendek (1 tahun), Utang Gaji, Utang Pajak, dan Utang
Lancar Lainnya.

Manajemen modal kerja bagi perusahaan sangatlah penting guna mendukung


pencapaian tujuan perusahaan. Beberapa hal nilai penting modal kerja dikarenakan :
1. Jumlah Aktiva Lancar dalam perusahaan biasanya jumlahnya lebih dari separuh
total aktiva yang dimilikinya (khususnya perusahaan manufaktur), dan perusahaan
yang bergerak dalam bidan ditribusi akan lebih besar lagi.
2. Jumlah kas yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi berbagai pembayaran
perusahaan terutama yang sudah jatuh tempo atau pembelian kebutuhan lainnya
sepetrti bahan baku.
3. Perlu perencanaan dan pengawasan yang ketat bagi Piutang jangan sampai
mengganggu Modal Kerja akibat kemacetan.
4. Jumlah persediaan harus memadai karena sangat rentan bagi kelangsungan hidup
Perusahaan.
5. Jika suatu aktiva tidak di-manage dengan baik, dapat berakibat pada realisasi
pengembalian Investasi yang di bawah standar.
Sehingga manajemen modal kerja merupakan penentu yang penting bagi :
1. Optimalisasi dari investasi pada aktiva lancar.
2. Kombinasi antara pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk mendukung
investasi pada aktiva lancar.

B. Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja

Pentingnya Manajemen Modal Kerja perusahaan terutama bagi kesehatan keuangan dan
kinerja perusahaan adalah :

1. Manajer Keuangan sebagian besar waktu dialokasikan untuk mengelola Modal Kerja.
2. Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah serta cenderung labil, perubaan
tersebut akan berpengaruh terhadap Moda Kerja Perusahaan.
3. Dalam praktiknya jumlah aktiva lancar sama atau lebih dari 50 % dari Total Aktiva.
Dengan kata lain lebih separuhnya jumlah aktiva diinvestasikan dalam aktiva lancar.
4. Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting karena Investasi
dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa. Tetapi Investasi Lancar dalam
piutang dan persediaan tidak dapat dihindarkan harus segera terpehuhi.
5. Bagi perusahaan kecil fungsi Modal Kerja sangat penting, disebabkan perusahaan kecil
relative terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka Panjang.
Pendanaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek seperti utang dagang, utang
Bank 1 tahun.
6. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan
Modal Kerja. Kenaikan dan penurunan penjualan berkaitan dengan tambahan piutang,
persediaan, dan Saldo Kas.

Tujuan Manajemen Midal Kerja bagi Perusahaan adalah :

1. Memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan artinya likuiditas perusahaan sangat


tergantung kepada Manajemen Modal Kerja.
2. Dengan Modal Kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam rangka
memehui pelanggan.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor,
apabila rasio keuangannya memenuhi syarat likuiditas terjamin.
5. Guna meningkatkan penjualan dan laba.
6. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis Modal Kerja akibat turunnya
milai aktiva lancar.

Tujuan diatas akan tercapai apabila Modal Kerja Perusahaan dikelola secara benar sesuai
konsep Manajemen Modal Kerja. Hal ini merupakan tanggungjawab dari seorang Manajer
Keuangan untuk mampu mengelolanya.

C. HUBUNGAN LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA


Untuk memahami nilai penting likuiditas dalam hubungannya dengan Modal Kerja dapat
dilihat dalam contoh sbb :
Neraca PT Amanah Indah
Per 31 Desember 2018

Kas 600.000 Utang Lancar 1.800.000


Piutang 1.000.000
Persediaan 1.400.000
Total Aktiva Lancar 3.000.000 Total Utang Lancar 1.800.000
Neraca PT Berkah Indah
Per 31 Desember 2018

Kas 1.400.000 Utang Lancar 1.800.000


Piutang 1.000.000
Persediaan 600.000
Total Aktiva Lancar 3.000.000 Total Utang Lancar 1.800.000

 Dari posisi kedua Neraca perusahaan terdapat persamaan dalam Total Aktiva sama-
sama Rp.3.000.000,-
 Namun terdapat perbedaan dalam komposisi Aktiva Lancar-nya, sehngga dapat
memengaruhi dalam kemampuan membayar kewajibannya.
 Dalam hal ini PT. Berkah Indah lebih baik dalam hal kemampuan membayarnya di
bandingkan dengan PT. Amanah Indah.
 Jika terjadi sesuatu PT. Berkah Indah lebih cepat membayar karena memiliki kas yang
lebih banyak dari PT. Amanah Indah.
 Artinya meskipun Likuiditas kedua Persahaan sama. Namun kecepatan dalam kewajiban
membayar berbeda, oleh karena itu hubungan antara Likuiditas dengan Modal Kerja
sangat diperlukan.
 Jumlah Modal Kerja yang dibutuhkan tidak sekedar pada jumlah rupiahnya. Tetapi juga
pada perimbangan masing-masing Pos yang ada pada Aktiva Lancar.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MODAL KERJA
 Dalam praktiknya beberapa factor yang memengaruhi Modal Kerja antara lain
tergantung dari :
1. Jenis Perusahaan : Dua macam perusahaan (Jasa dan Industri). Kebutuhan Modal
Kerja dalam Perusahaan Industri lebih besar jika dibandingkan dengan Perusahaan
Jasa. Satu dan lain hal investasi dalam Kas, Piutang, dan Persediaan relative lebih
besar.
2. Syarat Kredit : adalah (a) Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan :
Jika peryaratan kredit lebih mudah maka akan sedikit uang keluar dan sebaliknya,
dan (b) Syarat Penjualan barang : Syarat kredit lunak maka Kodal Kerja yang
dibutuhkan semakin besar dalam sector Piutang. Untuk memperkecil Modal Kerja
pada perusahaan dengan cara memberikan potongan harga dan sekaligus untuk
memperkecil utang Macet.
3. Waktu Produksi : Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi barang,
maka akan makin besar Modal Kerja yang dibutuhkan dan sebaliknya.
4. Tingkat Perputaran Persediaan : Makin kecil atau rendah tingkat perputaran maka
kebutuhan Modal Kerja makin tinggi dan sebaliknya.
 Secara umum kenaikan dan penurunan Modal Kerja disebabkan tiga factor :
1. Adanya kenaikan Modal (tambahan modal pemilik, perolehan laba periode tertentu
yang dimasukkan dalam Aktiva Lancar).
2. Pengurangan Aktiva Tetap, penjualan aktiva yang tidak produktif yang dimasukkan
ke Aktiva Lancar dan atau digunakian untuk melunasi uatng janka pendek.
3. Perusahan menambah utang baru dalam jangka pendek maupun jangka Panjang.

E. SUMBER MODAL KERJA


 Beberapa sumber Modal Kerja yang dapat digunakan : Hasil Operasi Perusahaan,
Keuntungan penjualan surat berharga, Penjualan Saham, Penjualan aktiva tetap,
Penjualan Obligasi, Memperoleh Pinjaman, Dana Hibah.
 Secara khusus sumber Modal Kerja dibagi menjadi dua macam :
1. Pembiayaan Permanen : Modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi
modal Perusahaan agar tidak macet atau mengalami kesulitan, dengan sumber
uatama adalah Modal Sendiri, dan Pinjaman Jangka Panjang.
2. Pembiayaan Lancar : untuk membiayai Modal Kerja Variabel yang terdiri dari dua
smber : (a) Sumber Internal terdiri dari Penyusutan dan Kewajiban Yang Belum
Jatuh Tempo, dan Cadangan /Laba. (b) Sumber External adalah Kredit Perdangan,
dan Pinjaman.
F. PENGGUNAAN MODAL KERJA
 Penggunaan dana untuk Modal Kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan
penurunan pasiva. Penggunaan Modal Kerja biasa dilakukan Perusahaan untuk tujuan :
Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya perusahaan lainnya, Pembelian bahan baku atau
barang dagangan, Pembentukan dana, Pembelian aktiva tetap, Pembayaran Utang
Jangka Panjang, Pembelian atau Penarikan Kembali Saham yang beredar, Pengambilan
uang atau barang untuk kepentingan Pribadi.
 Dalam praktiknya Modal Kerja suatu Perusahaan tidak berubah apabila :
1. Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara Tunai.
2. Pembelian Surat Berharga secara Tunai.
3. Perubahan bentuk Piutang misalnya Piutang Dagang ke Piutang Wesel.
G. PERPUTARAN MODAL KERJA
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran Modal Kerja adalah sbb :
Perputaran Modal Kerja = Penjualan Bersih
Modal Kerja Rata-Rata

Perputaran Modal Kerja = Penjualan Bersih


Modal Kerja
Sebagai contoh sbb :

Komponen Laporan Keuangan 2017 2018


Penjualan Bersih (Net sales) 3.850 4.150
Total Aktiva Lancar (Current assetss) 865 800
Untuk tahun 2017 dapat dilihat sbb :
 Perpuran Modal Kerja = 3.850 / 865 = 4,45 kali, atinya perputaran Modal Kerja
tahun 2017 sebayak 4,5 kali dimana penggunaan setiap Rp.1,- Modal Kerja meghasilkan
sebesar Rp.4,5.
 Sedangkan untuk tahun 2018 : Perputaran Modal Kerja = 4.150 / 800 = 5,2 kali.
 Hal tersebut diatas menunjukkan adanya kemajuan yang di peroleh Manajemen.
 Jika rata-rata Industri yang sejenis adaah 5 kali. Maka keadaan Perusahaan kurang baik
untuk tahun 2017. Namun untuk tahun 2018 baik karena di atas rata-rata Industri.
H. METODE MENENTUKAN BESARNYA MODAL KERJA
Kebutuhan Modal Kerja dapat dihitung dengan cara metode saldo rata-rata adalah dengan
membandingkan antara penjualan bersih dengan perputaran modal kerja. Rumus yang
digunakan sbb :
Besarnya Modal Kerja = Penjualan Bersih
Perputaran Modal Kerja

Sebagai contoh : PT. Berkah Saudara memproduksi Kerajinan Pas Bunga sebanyak 200
unit /hari dan beroperasi selama 25 hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk :
Bahan plastik dan melamin Rp.2.000,- Bahan tembaga Rp. 500,- Upah lansung Rp.750,-
Untuk Pembelian Plastik diperlukan : Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya, Proses
produksi memerlukan waktu 3 hari, dan sesudahnya harus disimpan 2 hari. Penjualan
dilakukan secara kredit, Biaya Administrasi per bulan Rp.200.000,- Gaji Pimpinan
Rp.300.000,- Persediaan Kas Minimum Rp.100.000,-
Berapa Modal Kerja dibutuhkan PT. Berkah Saudara.
Penyelesaian :
Periode Perputaran : Bahan Plastik dan Melamin = 5+3+2+5 = 15 hari. Bahan Tembaga
= 3+2+5 = 10 hari. Kebutukan Modal Kerja Bahan Plastik dan Melamin = 200 x Rp.2.000 x
15 hari = Rp.6.000.000,- Bahan Tembaga = 200 x Rp.500 x 10 = Rp.1.000.000,- Upah
langsung = 200 x Rp.750 x 10 hari = Rp.1.500.000,- Biaya Adm. Dan Gaji = (500.000 : 25) x
10 hari = Rp.200.000,- Persediaan minimum Kas. = Rp. 100.000,- Jadi Modal Kerja Yang
dibutuhkan adalah = Rp. 8.800.000,- (6.000.000 +1.000.000 + 1.500.000,- + 200.000,- +
100.000).
I. LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Manajer Keuangan kepada Direksi
Perusahaan, juga sekaligus merupakan kinerja manajemen dalam mengelola Modal Kerja.
Berikut disajikan Laporan Perubahan Modal Kerja PT. Berkah Saudara dalam dua periode 2
tahun terakhir sbb :

Pos-pos dalam Neraca Periode Perubahan


Tahun 2017 Tahun 2018 Naik Turun
Aktiva Lancar
Kas 250 350 100 -
Surat Berharga 140 50 - 90
Piutang 350 250 - 100
Persediaan 125 150 25 -
Total Aktva Lancar 865 800 - -
Aktiva Tetap
Tanah 735 735 - -
Kendaraan 1.500 1.500 - -
Mesin 2.500 3.790 1.290 -
Akumulasi penyusutan (400) (925) - 525
Total Aktiva Tetap 4.335 5.100 -
Total Aktiva 5.200 5.900 - -
Utang Lancar
Utantang Bank 550 200 350 -
Utang Dagang 100 200 - 100
Utang wesel 100 50 50 -
Total Utang Lancar 750 450 - -
Utang JK. Panjang
Utang Hipotek 2.000 1.450 550
Ttl.Hut. Jangka Panjang 2.000 1.450 -
Ekuitas
Modal Disetor 2.000 2.500 - 500
Laba ditahan 450 1.500 - 1.050
Total Ekuitas 2.450 4.000 - -
Total Passiva 5.200 5.900 - -
2.365 2.365

Perubahan Modal Kerja adalah sbb :

Komponen Periode Perubahan


Tahun 2017 Tahun 2018 Naik Turun
Kas 250 350 100 -
Surat Berharga 140 50 - 90
Piutang 350 250 - 100
Persediaan 125 150 25 -
Utang Bank 550 200 350 -
Utang Dagang 100 200 - 100
Utang wesel 100 50 50 -
525 290
Knaikan Modal Kerja - 235
525 525
Dari sejumlah kenaikan itu, merupakan sumber kenaikan Modal Kerja adalah :
a. Hasil kegiatan operasi perusahaan :
 Laba ditahan = Rp.1.050
 Cadangan Penyusutan : = Rp. 525
= Rp.1.575
b. Tambahan Modal di setor = Rp. 500 +
 Jumlah Rp.2.075
c. Pembelian Mesin = Rp.1.290
d. Pembayaran Hipotik = Rp. 550 +
 Jumlah Rp.1.840
 Kenaikan Modal Kerja Rp. 235
=======
Arus sumber dan penggunaan Modal Kerja dapat digunakan untuk :

1. Memberi input terhadap Manajer Keuangan tentang hal-hal yang terjadi terutama
ketidak wajaran baik peningkatan – penurunan Modal Kerja secara keseluruhan dari
seuluruh struktur Modal Kerja.
2. Dasar penilaian pembelanjaan perusahaan.
3. Perencaaan Pembelanjaan jangka menengah dan Panjang.
4. Altetrnatif perkiraan perubahan Kas.

Daftar Putaka :
 Kasmir DR, Pengantar Manajemen Keuangan. Rawamangun Jakarta Prenadamedia Group
2015.
 Muhamad DR, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqih & Keuangan. Yogyakarta UPP
STIM YKPN 2016.

Anda mungkin juga menyukai