NETWORKING
MAKALAH
Tugas Kelompok 9
Siti Zahro
Nurhalimah
Adam Rizkyana
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
A.PENDAHULUAN
Industri 4.0 tidak lagi sama dengan era industri sebelumnya. Peran teknologi
informasi tidak lagi sekedar sebagai alat tambahan namun sudah menjadi alat yang
wajib ada untuk menjamin kelancaran operasional. Hal ini mendorong perubahan
kepemimpinan di era digital. Agar menjaga daya saing, perusahaan membutuhkan
digital leadership yang berorientasi pada inovasi dan kreativitas.
Produk apa yang paling diminati dan laku keras di pasaran? Siapa yang
membeli produk tersebut? Kenapa mereka membeli produk tersebut? Strategi
promosi seperti apa yang menarik traffic paling tinggi?
Sebelum pemanfaatan teknologi informasi belum semasif sekarang, rasanya
sulit untuk mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Kalaupun
bisa mendapatkan jawaban, sulit memastikan seberapa akurat jawaban tersebut.
Porsi asumsi cenderung lebih besar. Karena itulah, sulit untuk menentukan
keputusan yang tepat. Di era digital seperti sekarang ini, perusahaan bisa
mendapatkan data produk yang paling laku dijual dengan lebih mudah. Monitoring
iklan juga sama mudahnya. Saat ada strategi bisnis yang kurang efektif, hal tersebut
bisa diidentifikasi lebih cepat dan mudah.
Ilustrasi di atas mungkin terlihat sederhana. Namun tanpa digital leadership,
hal tersebut sulit dilakukan. Dalam hal pemanfaatan teknologi dan data, digital
leader adalah otaknya. Apakah perusahaan mampu mengolah data dan
memanfaatkannya untuk kemajuan perusahaan, semua itu sangat bergantung pada
digital leader yang memegang puncak kepemimpinan.
2. Pentingnya Digital Leadership di Era Digital
a) Komunikasi
Seorang pemimpin harus mampu mendelegasikan tugas ke jajaran di
bawahnya. Untuk melakukan hal tersebut, pemimpin harus bisa
mengkomunikasikannya dengan baik. Itulah kenapa komunikasi menjadi skill
paling dasar bagi seorang pemimpin. Dalam digital leadership, urgensi skill
komunikasi bahkan jadi lebih penting. Perlu diingat, digitalisasi memang mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Akan tetapi, ada beberapa efek
samping yang berpotensi mengganggu hubungan interpersonal. Teknologi dapat
mengurangi interaksi langsung antar karyawan.
Untuk menghemat waktu dan memudahkan pekerjaan, karyawan akan lebih
sering berkomunikasi secara virtual. Jika seorang pemimpin tidak memiliki
kemampuan komunikasi yang baik, kesalahpahaman akan lebih sering terjadi.
Itulah kenapa seorang digital leader harus memiliki skill komunikasi yang baik
dan sejalan dengan transformasi digital perusahaan.
b) Visi
Seorang pemimpin memang harus bisa mengikuti perkembangan zaman.
Namun mengikuti perkembangan zaman bukan berarti hanya sekedar menjadi
pengikut. Perlu diingat, pemimpin adalah seseorang yang memimpin. Karena itu,
ia harus memiliki kemampuan untuk memimpin bawahannya. Salah satu faktor
yang menentukan apakah seorang pemimpin layak diikuti atau tidak, semua itu
bisa dilihat dari visi yang dimiliki. Seorang pemimpin tidak boleh hanya sekedar
mengikuti. Ia harus memiliki tujuan sendiri atau visi yang ingin diraih.
Visi menentukan arah kemana perusahaan akan dibawa. Jika seorang
pemimpin tidak memiliki visi, tidak mungkin ia mampu menentukan arah
perusahaan. Pada akhirnya, perusahaan hanya akan terombang-ambing tanpa
arah. Memiliki visi hanyalah tahap awal. Memilikinya saja tidaklah cukup.
Seorang pemimpin juga harus bisa mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja
sama untuk mewujudkan visi tersebut. Di sinilah kemampuan seorang pemimpin
dalam meyakinkan bawahan sangat dibutuhkan.
c) Melek Digital
Jika ada satu hal yang membedakan antara pemimpin tradisional dengan
digital leader, hal tersebut pastilah kapabilitasnya dalam memanfaatkan
teknologi, khususnya data dan teknologi informasi. Melek digital adalah syarat
wajib dalam digital leadership. Jika seorang pemimpin tidak melek digital,
bagaimana mungkin ia paham akan peran teknologi dan bisa memanfaatkannya
untuk mencapai tujuan perusahaan? Meski demikian, bukan berarti seorang
digital leader harus bisa merakit komputer dan membuat software. Selama bisa
menggunakan teknologi yang digunakan oleh perusahaan, hal tersebut
sebenarnya sudah cukup. Pemimpin yang melek digital juga lebih mudah dalam
menentukan teknologi yang dibutuhkan. Ia juga mudah beradaptasi dengan
teknologi baru yang digunakan perusahaan.
d) Adaptasi
Perubahan akan terus terjadi. Hanya saja, teknologi mempercepat perubahan
tersebut. Banyak perusahaan yang tenggelam karena merasa bahwa semuanya
akan baik-baik saja. Alih-alih beradaptasi dan melakukan transformasi digital,
banyak dari perusahaan besar yang kukuh bertahan dengan gaya lamanya.
Perubahan perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh pemimpinnya. Jika
pemimpinnya tidak mau berubah, sulit bagi perusahaan untuk berubah. Ingat,
saat ini perubahan terjadi jauh lebih cepat dibanding sebelumnya. Karena itu,
kemampuan adaptasi menjadi salah satu skill wajib untuk menguasai digital
leadership.
e) Strategi
Selain visi, seorang pemimpin juga harus memiliki strategi untuk
mewujudkan visi tersebut. Bagaimana tujuan perusahaan dapat diraih, hal
tersebut tentu membutuhkan strategi yang tepat. Transformasi digital juga
demikian. Perusahaan memang harus berubah agar bisa tetap relevan dengan
zaman. Namun agar perubahan tersebut dapat dilakukan dengan lancar, seorang
pemimpin harus bisa melibatkan budaya perusahaan.
f) Inovasi
Dunia terus berubah. Agar perusahaan bisa bertahan dan berkembang, satu-
satunya pilihan adalah dengan merangkul perubahan tersebut. Seorang digital
leader harus kreatif. Ia harus terbuka dengan perubahan dan memiliki dorongan
kuat untuk berinovasi. Digital leader memahami bahwa inovasi adalah harga
mati. Jika perusahaan berhenti berinovasi, pada saat itulah posisinya akan
terganti.
g) Pengambilan Risiko
Pilihan tidak selalu antara baik dan buruk. Saat memimpin sebuah
perusahaan, terkadang seorang pemimpin akan dihadapkan pada pilihan yang
sama-sama tidak enak. Keduanya sama-sama memiliki resiko, namun jika tidak
mengambil keputusan, konsekuensinya bisa jauh lebih buruk. Tidak ada
keputusan yang bebas resiko. Dalam setiap keputusan, pasti ada resikonya.
Namun, digital leader tidak hanya asal berani mengambil resiko, resiko yang
diambil juga harus terukur. Kualitas seorang pemimpin tidak terbentuk dalam
waktu semalam. Ada proses yang harus dilalui untuk menguasai seni dalam
memimpin banyak orang. Bahkan untuk seorang pemimpin sekalipun, mereka
harus terus belajar hal-hal baru untuk bisa menjadi pemimpin yang relevan
dengan zaman. Itulah kenapa seorang pemimpin tidak boleh berhenti belajar dan
terus mengembangkan dirinya.
Ingin jadi pemimpin di era digital ini? Kini siapapun memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi seorang leader, khususnya di era digital saat ini. Nah,
untuk kamu yang ingin belajar atau ingin melengkapi dirimu dengan wawasan
dan pengetahuan untuk menjadi pemimpin, kamu bisa mendapatkan rahasianya
bersama Kuncie, di mana kamu bisa belajar dari para mentor berpengalaman di
manapun dan kapanpun. Kamu bisa memilih beragam kelas yang sesuai dengan
kebutuhanmu, selain itu kamu juga bisa merencanakan pembelajaran yang pas,
dan dapat sesi mentoring pribadi yang eksklusif.
C. KESIMPULAN
Dalam hal pemanfaatan teknologi dan data, digital leader adalah otaknya.
Apakah perusahaan mampu mengolah data dan memanfaatkannya untuk kemajuan
perusahaan, semua itu sangat bergantung pada digital leader yang memegang
puncak kepemimpinan. Pentingnya Digital Leadership di Era Digital kemampuan
digital leadership memungkinkan seorang pemimpin untuk memanfaatkan teknologi
dan data untuk memimpin sebuah perusahaan antara lain :
a. Perusahaan dengan Digital Leadership Menunjukkan Kinerja Finansial yang
Lebih Baik
b. Karyawan Merasa Dilibatkan dan Lebih Puas dengan Pekerjaannya
c. Loyalitas Lebih Tinggi
d. Kepemimpinan Lebih Kuat
e. Lebih Inklusif dan Beragam
f. Mampu Mengambil Keputusan dengan Lebih Baik
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, S. D., Barthel, M. L., Rost, C., Borning, A., Bennett, W. L., and
Johnson, C. N. (2014). Grassroots organizing in the digital age: considering
values and technology in Tea Party and Occupy Wall Street. Inform. Commun.
Soc. 17, 326–341. doi: 10.1080/1369118X.2013. 873068
Avolio, B. J., Sosik, J. J., Kahai, S. S., and Baker, B. (2014). E-leadership:
reexamining transformations in leadership source and transmission. Leader. Q.
25, 105–131. doi: 10.1016/j.leaqua.2013.11.003
lifestyle.bisnis.com/read/20190618/219/934982/tips-menjadi-pemimpin-di-
era-digital
industry.co.id/read/51773/kepemimpinan-di-era-digital
klobility.id/post/pentingnya-kepemimpinan-di-era-digital
employers.glints.id/resources/definisi-digital-leadership/
employers.glints.id/resources/8-digital-leadership-skills-yang-wajib-anda-
miliki
theiconomics.com/art-of-execution/3-langkah-utama-yang-perlu-dilakukan-
pemimpin-di-era-digital