Anda di halaman 1dari 6

KEPEMIMPINAN DIGITAL

2.1.Urgensi Transformasi Organisasi


Menurut pendapat Kilman, Covin dan Associate (1988) urgensi organisasi
melakukan transformasi yaitu sebagai berikut:
1) Transformasi adalah sebuah respons untuk menghadapi perubahan
lingkungan dan teknologi.
2) Transformasi adalah sebuah model baru dari organisasi untuk masa depan.
3) Transformasi didasarkan pada ketidakpuasan yang terjadi akan hal-hal
yang lama dan percaya dengan hal-hal yang baru.
4) Transformasi adalah cara yang berbeda secara kualitatif dari presepsi,
pemikiran, dan perilaku.
5) Transformasi dihadapkan dapat menyebarkan pemikiran organisasi pada
tingkat penyerapan yang berbeda.
6) Transformasi didorong oleh manajemen lini.
7) Transformasi terjadi pada saat ini, tanpa akhir, dan selamanya.
8) Transformasi diatur oleh pakar dari dalam maupun dari luar organisasi.
9) Transformasi mewakili pengetahuan terdepan tentang
perubahan keorganisasian.
10) Transformasi menghasilkan komunikasi yang lebih terbuka dan umpan
balik bagi seluruh organisasi.
2.2.Definsi Kepemimpinan Digital
Semakin semaraknya dan meluasnya work from anywhere, memunculkan
virtual team work yang membutuhkan kepemimpinan digital. Avolio et al. (2000)
mendefinisikan kepemimpinan digital atau e-leadership sebagai sebuah proses
pengaruh sosial yang dimediasi oleh teknologi digital untu menghasilkan
perubahan sikap, perasaan, cara berpikir, perilaku dan/atau kinerja pada level
individu, tim, dan/atau organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, nampak jelas
sekali bahwa kepemimpinan digital adalah kepemimpinan berbasis teknologi yang
bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada seluruh lapisan organisasi.
Sedangkan menurut Hensellek (2020) mengembangkan ruang lingkup
kepemimpinan digital yang terdiri dari empat elemen utama, yaitu:
1) Visi Digital
Ambisius, bermakna, holistik, dan berkelanjutan.
2) Perilaku Digital

1
Untuk mewujudkan visi digital yang sudah dicanangkan maka
pemimpin harus menampilkan perilaku digital, di antaranya adalah
memimpin dengan keteladanan (leading by examples), menghilangkan
hambatan dengan melibatkan seluruh anggota secara inklusif, dan aktif
melakukan perubahanperubahan yang bersifat kultural bukan sporadis-
responsif.
3) Keahlian Digital
Agar dapat menampilkan perilaku digital dalam memimpin, atasan
haruslah memiliki keterampilan digital yang berupa paham dan
menggunakan teknologi digital, mencari peluang dan mengantisipasi risiko
dari teknologi digital, dan mengembangkan entrepreneurial capability.
4) Pola Pikir
Perilaku digital selain ditunjang oleh keterampilan digital, juga oleh
pola pikir digital, seperti: belajar terus menerus, terbuka terhadap
teknologi baru, dan selalu ingin terus berubah.
2.3.Kriteria/karakteristik kepemimpinan digital
Kepemimpinan di era transformasi digital yang ditandai dengan disrupsi
terjadi di mana-mana. Sebagai pimpinan puncak, menengah dan bawahan atau
sebagai start-up, tentunya kita harus memiliki leadership yang efektif pada zaman
sekarang ini, untuk mampu menggerakkan Sumber Daya Manusia generasi X,
millennial maupun Z bekerja dengan senang hati dan memberikan kontribusi
terbaiknya. Menurut Kasali, disrupsi adalah sebuah inovasi, yang akan
menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disrupsi akan
menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang
menghasilkan sesuatu yang benarbenar baru dan lebih efisien, juga lebih
bermanfaat.
Untuk menghadapi kondisi saat ini para pemimpin haruslah berpikir dan
bertindak lebih cepat dari perubahan yang terjadi. Sudah banyak perusahaan yang
tidak bertransformasi baik dalam strategi dan operasionalnya keluar dari dunia
bisnisnya. Salah satu kunci untuk menghadapi kondisi ini adalah pada keahlian
dan agility dari pemimpin, yang menjadi sebuah keharusan dan syarat yang sudah
menjadi kemutlakan untuk memampukan pemimpin tersebut tetap mampu
menjalankan dan mempertahankan bisnis yang saat ini sedang dijalankan supaya
tidak mengalami penurunan atau bahkan kebangkrutan.

2
Digital Leadership mengacu pada kepemimpinan di era baru, yaitu era yang
ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat, ekonomi global di mana
bisnis terus bergerak melintasi perbatasan ke mana pun mereka dapat membuat
keuntungan. Kepemimpinan diperlukan untuk memperbaiki banyak masalah yang
diciptakan oleh era disrupsi digital. Karakter yang harus dimiliki seorang
pemimpin:
1) Memiliki mental model yang rendah hati tetapi tetap kuat dalam menuntut
hasil kerja yang maksimal serta dapat menyampaikan dan menjelaskan visi
serta sasaran yang akan dicapai.
2) Credible activist, seorang pemimpin yang mampu bekerja dengan
sungguhsungguh pada bidang yang dikuasai dan berorientasi pada
kontribusi yang maksimal.
3) Bukan ingin menjadi pintar sendiri tetapi fokus pada pembelajaran team,
yang artinya semua anggota dalam team akan menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas atau unggul karena memiliki motivasi yang kuat
untuk terus belajar dan menerapkan apa yang telah dipelajari untuk
menjadi pemenang.
4) Dapat menguasai dan memanfaatkan sistem manajemen dalam perusahaan
supaya dapat memajukan perusahaan dalam mencapai visi, misi, nilai-
nilai, strategi organisasi menuju organisasi yang efektif, produktif dan
profitable.
Selain memiliki karakter tersebut, para pemimpin pun diharuskan untuk
berfokus pada strategi yang akan digunakan untuk memajukan perusahaan.
Strategi yang harus difokuskan oleh pemimpin yaitu:
1) Strategi Korporasi dan Ketangkasan Korporasi
Strategi di tingkat atas atau tingkat korporate yang memberikan arahan
untuk mengelola portofolio serta penataannya dan mampu melihat
perubahan diluar perusahaan yang akan memberikan dampak bagi internal
dan harus melakukan kecepatan perubahan dalam menyikapinya secara
tepat dan berkesinambungan.
2) Strategi Bisnis
Strategi di level divisi harus jeli dalam melihat kekuatan dan kelemahan
terkait dengan respon terhadap customer -- pelanggan internal dan
eksternal, berani mengambil keputusan yang tidak populer atau jarang

3
digunakan oleh perusahaan selama memiliki dukungan data-data yang
valid dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
3) Strategi Operasional
Strategi di level operasional atau fungsional yang harus agile dalam
merespon perubahan dari luar maupun dari dalam
4) Strategi Personel
Strategi yang dimiliki para pekerjanya yang dibangun secara langsung
maupun tidak langsung oleh karakter pemimpin yang kuat yang
berorientasi pada bisnis yang unggul yang didasari oleh terbentuknya
sumber daya manusia unggul. Sumber daya manusia unggul selalu bersifat
fleksibel dan dinamis dalam menyikapi perubahan organisasi dan menjadi
agen perubahan yang berkualitas. Digital leadership sudah merupakan
sebuah keharusan dewasa ini. Memastikan organisasi agar menjadi lebih
solid, lebih fokus, lebih cepat meraih target adalah keunggulan dari digital
leadership.
Lalu terdapat karakteristik e-eldership yang membedakan dengan
kepemimpinan biasa atau kepemimpinan tradisional:
1) Dalam hal komunikasi e-leadership membutuhkan penggunaan media
elektronik untuk berkomunikasi dengan anggota lainnya. Keterampilan
penggunaan jejaring sosial seperti line, Facebook, Instagram, twitter, dan
lain sebagainya dapat digunakan sebagai media komunikasi.
2) Seorang e-leader harus memiliki kemampuan berpikir dan bekerja sama
tanpa adanya batasan waktu, ruang, dan rintangan budaya di mana
pengawasan dan interaksi tatap muka tidak diperlukan. Dengan
komunikasi melalui teknologi informasi memungkinkan bagi pemimpin
untuk berkomunikasi dengan banyak pegawai secara efektif dan efisien.
3) Pemimpin digital memiliki kemampuan untuk memantau dan mengelola
pekerjaan virtual secara efektif. Seorang pemimpin sektor publik harus
memiliki kapabilitas untuk mengelola dan memantau pekerjaan virtual
yang dilakukan oleh pegawai. Hal ini untuk memastikan apakah para
pegawai melakukan tugas dan fungsinya dengan baik dan apakah pegawai
memahami arahan yang diberikan serta memastikan target yang sudah
ditetapkan dapat tercapai.
4) Selain fleksibel dalam penggunaan waktu, seorang e-leader dapat
beradaptasi dengan perubahan lingkungan teknologi. Perkembangan

4
teknologi yang pesat menuntut pemimpin dan pegawai untuk
menyesuaikan perubahan agar tetap mencapai tujuan organisasi.
Tidak hanya itu, digital leader juga harus dibentuk dengan pola pikir dan
kemampuan memecahkan masalah serta mampu menjaga hubungan antar anggota
dan antar tim. Kepemimpinan digital dapat membentuk pemimpin di masa yang
akan datang yang dapat membawa keberhasilan bagi organisasi di era
perkembangan teknologi.
Melihat bagaimana e-leader menjadi sosok yang dibutuhkan pada saat ini
tentu tidakah mudah dalam penerapannya. Dalam sektor publik, perlu adanya
pelatihan yang tepat untuk memberikan pengetahuan tentang teknologi informasi
dan komunikasi mengingat hal tersebut adalah komponen penting dalam e-
leadership.
2.4.Gaya Kepemimpinan Digital
Digital leadership atau kepemimpinan digital yaitu kepemimpinan strategis
dengan memanfaatkan teknologi, khususnya aset digital untuk mencapai tujuan
perusahaan. Kepemimpinan digital ini tidak hanya memanfaatkan teknologi
seperti email dan software untuk menjalankan operasional perusahaan, akan tetapi
kepemimpinan digital mampu memanfaatkan data untuk menggerakan perusahaan
ke arah yang lebih baik. Seorang pempimpin digital memiliki pendekatan yang
berbeda dengan pemimpin tradisional. Dalam pengambilan keputusan, pemimpin
digital tidak hanya bertumpu pada saran dari orang-orang yang dipercaya, mereka
juga menggunakan data untuk menentukan keputusan terbaik untuk perusahaan.
Beberapa contoh perusahaan di Indonesia yang sudah bertransformasi digital
yaitu: 1) Jenius BTPN dengan Fasilitas Online Banking
Jenius disebut sebagai salah satu perusahaan banking pertama yang
memanfaatkan transformasi digital. Jenius menghadirkan fitur baru dengan
layanan buka akun secara online hanya dengan satu aplikasi, hal ini
memudahkan masyarakat karena tidak haru bertatap muka dan dihadapkan
dengan birokrasi perbankan. Jenius juga menyediakan berbagai layanan
perbankan seperti cek saldo, mutasi hingga tarik tunai hanya dengan
menggunakan aplikasi. Transformasi digital ini menginspirasi bank-bank
lain saat ini.
2) By.U Telkomsel sebagai Provider Digital Pertama di Indonesia Jika
sebelumnya orang-orang harus kerepotan membeli SIM card di konter
ataupun gerai resmi operator, maka berbeda dengan By.U. Para pelanggan

5
dimudahkan dengan layanan pembelian sekaligus pendaftaran SIM card
melalui aplikasi, dan nantinya SIM card akan dikirim ke rumah atau
diambil oleh pelanggan di merchant terdekat. Gaya bisnis ini semakin
populer, terlebih ketika masa pandemi. Karenanya, By.U berhasil
mendapatkan lebih dari 1 juta pelanggan dalam kurun waktu kurang dari
satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai