NIP. 196812311990111006
KEPEMIMPINAN DI ERA 4.0
I. PENDAHULUAN
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang
mendudukkan posisi pemimpin dalam organisasi pada posisi yang terpenting, sehingga
diperlukan adanya strategi-strategi dalam mencapai tujuan organisasi.
Oberer dan Erkollar menawarkan sebuah model dalam mengidentifikasi gaya
kepemimpiunan dalam Era 4.0, meski tidak ada satu gaya kepemimpinan paling baik dalam
semua situasi, Kepemimpinan dalam era 4.0 berada dalam tantangan untuk mengambil
keputusan secara cepat, lintas hierarki, berorientasi tim, kooperatif, dengan focus pada
inovasi.
Dimana gaya Kepemimpinan Digital dianggap paling sesuai dengan kebutuhan
situasional karena mampu memahami bagaimana teknologi berdampak pada manusia serta
memahami model organisasi yang sesuai dengan kebutuhan sifat manusia ( Andi
Wijayanto.2022)
Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi anggotanya
untuk selalu berinovasi dan menemukan serta mempertahankan ide-ide (Maryati & Siregar,
2022) . Organisasi harus memiliki kesiapan untuk beradaptasi dalam menyambut
transformasi digital (Hadiono, Murti, & Nur Santi, 2021) .
Untuk membangun sebuah Organisasi yang bersaing Pemimpin di era digital harus
mampu mengubah mindset atau pola pikir tiap anggotanya yang ada di dalam organisasi
untuk mendorong terwujudnya budaya digital organisasi. Seorang pemimpin digital
memiliki kemampuan untuk menginspirasi anggotanya untuk selalu berinovasi dan
menemukan serta mempertahankan ide-ide (Maryati & Siregar, 2022).
Digitalisasi adalah keniscayaan yang tidak bisa ditolak kehadirannya, sehingga perlu
perhatian khusus dari setiap pemimpin dalam organisasi untuk memberi solusi bagaimana
menerapkan budaya digital demi meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi.
Digitalisasi tidak dapat dilakukan tanpa melakukan transformasi praktik organisasi dan
budaya di dalamnya (Duerr, Holotiuk, & Beimborn, 2018).
Pemimpin Digital juga harus menjadi Pemimpin yang Visioner dengan menciptakan
Enterpreneurship di dalam organisasinya sehingga organisasi akan lebih kompetitif dan
dinamis.
Organisasi perlu mengadopsi aspek kepemimpinan kewirausahaan dengan
menekankan pentingnya praktik kewirausahaan yang diadopsi di semua tingkat organisasi
untuk selalu berinovasi dan memberikan layanan terbaik dan selalu ada perbaikan dengan
memanfaatkan peluang, dan pembaruan diri terus menerus guna kesinambungan pelayanan
kepada public.
Untuk mencapai Visi yang di inginkan maka seorang pemimpin harus menguasai
tehnologi digital, mempunyai kemampuan kewirausahaan serta selalu meningkatkan
kemampuan organisasi dengan mengembangkan pengetahuan melalui proses belajar yang
berkesinambungan dan efektif.