Anda di halaman 1dari 16

2

2 TANTANGAN DAN PELUANG


PENGELOLAAN ORGANISASI
DI ERA DIGITAL

Laila Refiana Said, Psi, M.Si., Ph.D.

There is no alternative to digital transformation. Visionary


companies will carve out new strategic options for
themselves – those that don’t adapt will fail.
–Jeff Bezos

1
2.1 Pendahuluan
Era digital saat ini telah membawa banyak tantangan dan peluang bagi
pengelolaan organisasi (Legner et al., 2017; Urbach & Röglinger, 2019),
baik itu organisasi bisnis, pemerintah, ataupun organisasi sosial lainnya.
Era digital yang sedang berkembang saat ini membawa banyak perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam cara organisasi
mengelola kegiatan, sumber daya, dan relasi dengan stakeholders.
Teknologi digital, yang didukung oleh data, algoritme, dan
kecerdasan buatan, menciptakan berbagai peluang dan model bisnis baru.
Tapi bagaimana seseorang menyusun strategi ketika teknologi organisasi
terus berubah? Tantangan utama yang dihadapi oleh organisasi di era
digital adalah mengelola perubahan yang terjadi dengan cepat dan
berlangsung terus menerus (Faraj & Leonardi, 2022). Apabila organisasi
mampu beradaptasi dengan perubahan, maka berbagai peluang akan
terbuka lebar. Di sisi lain, bagi organisasi yang kurang terbiasa dengan
perubahan atau tidak memiliki strategi yang cukup fleksibel untuk
mengatasinya maka era digital ini akan menjadi situasi yang sulit.
Teknologi digital terus berkembang dengan sangat cepat, sehingga
organisasi harus mampu mengikuti perubahan tersebut agar tidak
tertinggal. Organisasi harus mampu melakukan inovasi secara terus-
menerus untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta
mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dan
meningkatkan nilai yang diberikan kepada stakeholders. Dengan
menggunakan teknologi digital, organisasi dapat menghemat waktu, biaya,
dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai
pekerjaan.
Hal-hal yang dibahas dalam bab ini adalah:
• Manajemen data di era digital: Bagaimana organisasi dapat
mengelola data yang sangat besar dan terus berkembang dengan
cepat yang dihasilkan oleh era digital.
• Keamanan data di era digital: Bagaimana organisasi dapat
mengelola risiko kebocoran data dan serangan hacker.
• Otomatisasi dan pengoptimalan proses bisnis di era digital:
Bagaimana organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitasnya.

2 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
• Terhubung dengan pelanggan atau klien dan pasar di era digital:
Bagaimana organisasi dapat menggunakan media sosial, platform
online, dan aplikasi mobile untuk terhubung dengan pelanggan dan
pasar dengan lebih cepat dan lebih luas.
• Pengelolaan sumber daya manusia di era digital.
• Strategi secara umum mengelola organisasi di era digital.

2.2 Manajemen data di era digital: Tantangan terkait dengan


keamanan dan privasi data
Era digital merupakan suatu masa di mana teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Salah satu tantangan terbesar adalah mengelola data yang sangat besar
dan terus berkembang dengan cepat yang dihasilkan oleh era digital.
Di era digital, data merupakan aset yang sangat penting bagi
sebuah organisasi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini, banyak
organisasi yang telah menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas.
Tantangan yang dihadapi oleh organisasi di era digital adalah
mengelola data dan informasi yang terus bertambah. Organisasi harus
mampu mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data ini secara
efektif untuk membuat keputusan yang tepat dan mengelola operasi
mereka dengan lebih baik. Pengelolaan organisasi di era digital juga
memiliki beberapa risiko, seperti kerentanan terhadap serangan cyber dan
kehilangan data.
Dengan banyaknya informasi yang tersimpan di sistem digital,
organisasi harus waspada terhadap ancaman keamanan seperti hacking
dan pencurian data yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan
konsumen atau klien. Oleh karena itu, organisasi harus memiliki
keamanan yang solid dan mengikuti praktik terbaik dalam pengelolaan
data untuk menghindari risiko ini. Organisasi harus mampu mengelola data
dan informasi tersebut dengan benar agar tidak terjadi kehilangan atau
penyalahgunaan data.
Selain itu, organisasi juga harus memperhatikan privasi data
karyawan dan pelanggan agar tidak terjadi pelanggaran privasi. Semua ini
bisa dilakukan melalui pengelolaan data yang baik, serta memastikan

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 3
keamanan data dengan menggunakan teknologi yang tepat. Organisasi
membutuhkan investasi dalam langkah-langkah keamanan yang kuat dan
kewaspadaan yang berkelanjutan.

2.3 Otomatisasi dan pengoptimalan proses bisnis di era digital:


Maksimalisasi hubungan dengan pelanggan atau klien dan
pasar
Organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk bisa bersaing
dan tetap relevan di era digital ini. Salah satu tantangan terbesar adalah
menghadapi perubahan yang cepat dan terus-menerus dalam teknologi
dan tuntutan pasar. Selain itu, era digital juga membuka peluang baru
untuk mengoptimalkan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi dengan
menggunakan teknologi seperti otomatisasi dan data analytics. Ini bisa
membantu organisasi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan
produktivitas.
Peluang utama yang ditawarkan era digital adalah kemampuan
untuk terhubung dengan pelanggan atau klien dan pasar dengan lebih
cepat dan lebih luas. Teknologi digital membantu organisasi memperluas
jangkauan pasar dengan mudah dan kemampuan untuk terhubung
dengan audiens yang lebih luas melalui platform online, media sosial, dan
aplikasi mobile. Hal ini memungkinkan organisasi untuk meningkatkan
pemasaran dan penjualan mereka, serta meningkatkan efisiensi dan
produktivitas melalui otomatisasi dan pengoptimalan proses bisnis.
Dengan menggunakan teknologi digital, organisasi dapat dengan mudah
menjangkau konsumen baru di seluruh dunia, serta memperluas bisnis
atau operasionalnya. Ini memberikan peluang bagi organisasi untuk
meningkatkan brand awareness mereka.
Teknologi digital dapat membantu organisasi meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dengan memudahkan proses kerja,
mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan menyediakan akses ke
informasi yang lebih luas. Contohnya, dengan menggunakan sistem
informasi yang terintegrasi, organisasi bisa mengelola data dan informasi
secara lebih efektif dan mengambil keputusan yang lebih tepat.
Era digital telah memungkinkan pesaing baru memasuki pasar dan
menantang bisnis yang sudah mapan. Pesaing ini mungkin memiliki model
bisnis yang lebih gesit dan mungkin dapat menawarkan pengalaman yang

4 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
lebih personal dan nyaman kepada pelanggan. Teknologi digital
memungkinkan organisasi untuk lebih memahami dan melayani
pelanggan atau klien mereka, yang mengarah pada peningkatan
keterlibatan dan kepuasan pelanggan.
Peluang di era digital juga terkait dengan inovasi, khususnya dalam
rangka meningkatkan kepuasan pelanggan atau klien. Era digital
membuka peluang bagi organisasi untuk terus mengembangkan ide-ide
inovatif dan mencari solusi yang lebih baik untuk masalah yang dihadapi.
Teknologi digital dapat membantu organisasi memecahkan masalah
dengan cepat dan efektif, sekaligus memberikan keunggulan kompetitif
bagi organisasi.
Era digital mendatangkan peluang arus pendapatan dan model
bisnis baru. Era digital telah membuka peluang baru bagi organisasi untuk
menghasilkan pendapatan melalui produk dan layanan digital, serta model
bisnis baru seperti layanan berbasis langganan dan pemenuhan preferensi
pasar berdasarkan data yang ada.

2.4 Pengelolaan sumber daya manusia di era digital


Di era digital saat ini, tantangan dan peluang pengelolaan organisasi
sangat banyak dan terus berkembang. Salah satu cara untuk menghadapi
tantangan era digital ini adalah dengan memperkuat kemampuan teknologi
dan inovasi organisasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan
sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan dan
menerapkan teknologi baru, serta dengan mendorong kultur inovasi di
dalam organisasi.
Teknologi digital memainkan peran yang semakin menonjol baik
dalam kehidupan karyawan maupun manajemen sumber daya manusia
(SDM) (Strohmeier, 2014). Di era digital, seleksi karyawan pun mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi berbasis Internet yaitu dengan
prosedur seleksi karyawan secara digital atau digital selection procedure
(DSP). Woods et al. (2020) mendefinisikan DSP sebagai prosedur
rekrutmen dan seleksi karyawan yang memanfaatkan teknologi
komunikasi digital (yaitu berbasis komputer, internet atau seluler). Dalam
praktik DSP, terdapat lima kategori utama metode (aplikasi seleksi
karyawan online, tes psikometri online, wawancara digital, penilaian
gamified, dan media sosial) (Woods et al., 2020).

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 5
Aplikasi seleksi karyawan online adalah formulir online standar di
mana pelamar diminta untuk memberikan data pribadi serta informasi yang
relevan dengan pekerjaan yang mereka lamar. Penggunaan aplikasi
online untuk tujuan screening pelamar meningkatkan efisiensi dengan
memperpendek siklus perekrutan, efisiensi biaya seleksi, dan
memperbanyak pelamar sebagai kandidat potensial (Bauer et al., 2006).
Tes psikometri online adalah psikotes melalui internet (online
testing), dan saat ini dapat melalui perangkat seluler. Pelamar dapat
mengerjakan tes dari mana saja, dari jarak jauh melalui koneksi internet
dan dapat menyelesaikan tes tanpa pengawasan (Bartram, 2000; Coyne
& Bartram, 2018; Ryan & Derous, 2019).
Kategori ketiga teknik DSP adalah wawancara digital. Pada tingkat
teknologi dasar, wawancara mungkin dimediasi melalui konferensi video
(Levashina et al., 2014). Namun, pada perkembangan teknologi digital
berikutnya wawancara adalah "berdasarkan permintaan", selama
wawancara awal langkah-langkah proses seleksi di mana narasumber
merekam tanggapan mereka terhadap serangkaian pertanyaan standar,
yang kemudian dievaluasi oleh penilai atau komputer melalui teknologi
artificial intelligence (AI) (Guchait et al., 2014).
Kategori keempat DSP berpusat pada penilaian yang digamifikasi
atau permainan yang serius. Gamifikasi mengacu pada penggunaan
elemen game dalam konteks non-game (Armstrong, Landers, et al., 2016;
Deterding et al., 2014). Penilaian seleksi karyawan dalam metode
gamifikasi ada dua cara. Yang pertama menggunakan game sebagai
penilaian yang berdiri sendiri, yang kedua adalah untuk meningkatkan
penilaian yang sudah ada sebelumnya seperti situational judgement test
(SJT) atau kuesioner kepribadian dengan elemen game (Armstrong,
Ferrell, et al., 2016; Chamorro-Premuzic et al., 2016; Nikolaou et al., 2019).
Kategori kelima dan terakhir dari DSP berfokus pada penggunaan
sosial media dan situs jaringan atau dikenal dengan istilah social media
and network websites (SNWs), yang berpotensi digunakan oleh organisasi
untuk menarik kesimpulan tentang calon karyawan. Dalam hal ini
organisasi ingin melihat calon karyawannya melalui SNWs dalam hal
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik lainnya atau
dalam istilah berbahasa Inggris adalah knowledge, skills, abilities and
other characteristics (KSAO). Organisasi dapat memanfaatkannya banyak
jalur baru yang ditawarkan II, seperti menggunakan “jejak digital” calon

6 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
karyawan, misalnya, profil calon karyawan di media sosial berorientasi
profesional seperti LinkedIn, maupun media sosial umum seperti Twitter
dan Facebook sebagai sumber informasi potensial (Nikolaou, 2014).
Mengamati situasi pengelolaan karyawan di dalam organisasi,
banyak organisasi yang menerapkan sistem kerja fleksibel bagi
karyawannya, seperti remote work atau kerja jarak jauh, untuk
meningkatkan kinerja dan kesejahteraan karyawan. Organisasi harus
memastikan bahwa karyawan yang bekerja secara remote memiliki akses
yang memadai terhadap teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk
bekerja dengan efisien.
Di era digital, organisasi harus memastikan bahwa budaya kerja
yang dibangun merupakan budaya yang inklusif, di mana semua karyawan
merasa diakui dan dihargai sesuai dengan kontribusi yang mereka
berikan. Organisasi juga harus mempertimbangkan kebutuhan karyawan
yang memiliki kebutuhan khusus, seperti aksesibilitas untuk karyawan
dengan disabilitas.
Era digital yang serba cepat dapat membuat karyawan merasa
tertekan dan kewalahan. Organisasi harus memastikan bahwa karyawan
memiliki waktu istirahat yang memadai dan terlibat dalam kegiatan
relaksasi seperti olahraga atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi
kesehatan mental dan fisik.
Berkaitan dengan sumber daya manusia, organisasi harus mampu
mengelola sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan
keterampilan yang sesuai dengan tuntutan era digital. Hal ini bisa
dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan yang tepat, serta
memfasilitasi pengembangan keterampilan yang diperlukan oleh pegawai.
Selain itu, organisasi juga harus memikirkan cara untuk meningkatkan
motivasi dan komitmen pegawai agar tetap berprestasi di era digital.

2.5 Strategi secara umum mengelola organisasi di era digital


Menurut Afuah (2014), model dan strategi bisnis banyak organisasi dalam
ekonomi digital didorong oleh lingkungan teknologi. Bagian ini akan
membahas strategi utama yang dapat digunakan organisasi untuk
mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang era digital. Strategi ini

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 7
mencakup strategi berinvestasi dalam pelatihan dan teknologi, merangkul
model bisnis baru, dan membangun budaya inovasi.

2.5.1 Investasi dalam pelatihan dan teknologi


Investasi dalam pelatihan dan teknologi merupakan salah satu strategi
organisasi yang efektif di era digital. Pelatihan dapat membantu karyawan
memahami teknologi terbaru dan cara menggunakannya dengan efisien,
sementara teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas organisasi.
Selain itu, investasi dalam pelatihan dan teknologi juga dapat
membantu organisasi meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Misalnya,
dengan menggunakan teknologi terbaru, organisasi dapat menawarkan
layanan yang lebih cepat dan efisien kepada pelanggannya. Pelatihan
dapat membantu karyawan menjadi lebih ahli dalam bidangnya, sehingga
dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Namun, perlu diingat bahwa strategi ini tidak akan efektif tanpa
adanya komitmen dari seluruh anggota organisasi. Karyawan harus
bersikap terbuka terhadap pelatihan dan teknologi baru, serta terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran dan implementasi. Juga perlu ada
dukungan dari pimpinan organisasi untuk memastikan bahwa pelatihan
dan teknologi yang diinvestasikan dapat dimanfaatkan secara optimal.

2.5.2 Model bisnis baru


Dalam era digital ini yang juga disebut sebagai era informasi, model bisnis
pun sudah berubah drastis (Gephart, 2002). Organisasi di era digital
diharapkan mampu menciptakan model bisnis yang inovatif dan sesuai
dengan tuntutan pasar saat ini. Salah satu strategi organisasi di era digital
adalah menciptakan model bisnis baru yang mampu memberikan solusi
atau keuntungan yang lebih baik bagi pelanggan. Contoh-contoh model
bisnis baru tersebut di antaranya adalah:
1. Business-to-consumer (B2C)
Model bisnis ini menjual produk atau jasa kepada konsumen akhir.
Contoh: toko online, aplikasi pesan-antar makanan, dan layanan
streaming film.

8 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
2. Business-to-business (B2B)
Model bisnis ini menjual produk atau jasa kepada perusahaan atau
organisasi lain. Contoh: perusahaan penyedia software,
perusahaan pemasok bahan baku industri.
3. Peer-to-peer (P2P)
Model bisnis ini menghubungkan individu yang membutuhkan
produk atau jasa dengan individu lain yang dapat menyediakannya.
Contoh: platform sewa kamar atau rumah, platform jasa bantuan
sekolah.
4. Subscription-based
Model bisnis ini menjual layanan atau produk dengan sistem
langganan. Contoh: layanan musik streaming, layanan
keanggotaan klub olahraga.
Dengan menciptakan model bisnis baru yang inovatif, organisasi
dapat memenangkan persaingan di era digital dan memberikan
keunggulan kompetitif yang lebih baik bagi pelanggan. Namun, perlu
diingat bahwa untuk menerapkan model bisnis baru ini, organisasi harus
memahami kebutuhan dan tuntutan pasar dengan baik, serta memiliki
komitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi.

2.5.3 Membangun budaya inovasi


Para ahli dari banyak disiplin sepakat bahwa yang dimaksud dengan
budaya inovasi adalah tentang koneksi atau networking. Apakah koneksi
itu menyalurkan pengetahuan dan sumber daya di dalam organisasi
(Hansen, 1999), lintas organisasi (Ahuja, 2000), atau antara organisasi
dan pelanggan atau klien (Piezunka & Dahlander, 2015), jelas bahwa
pengetahuan, keahlian, dan kerja sama dari berbagai pemangku
kepentingan diperlukan untuk menciptakan produk dan layanan yang
menghasilkan nilai (Faraj & Leonardi, 2022).
Budaya inovasi bukan hanya proses berbagi pengetahuan yang
membutuhkan penilaian risiko dan penundaan yang disebabkan oleh
saling ketergantungan, melainkan inovasi adalah proses
mengkoordinasikan hubungan antar orgnaisasi. Jika teknologi dipahami
sebagai seperangkat hubungan, menjadi jelas bahwa tidak ada organisasi

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 9
yang “memiliki” teknologi tersebut sendirian. Organisasi yang akan
memiliki kekuatan dalam proses inovasi adalah mereka yang dapat
mengatur hubungan di antara berbagai pihak. Beberapa dari pihak
tersebut akan berada di dalam organisasi, sementara banyak lainnya akan
berada di luar organisasi. Melihat kerja inovasi sebagai proses orkestrasi
menunjukkan pentingnya mempertimbangkan bagaimana kerja strategi di
era digital akan semakin terfokus pada pengakuan ketergantungan di
antara hubungan yang membentuk teknologi dan membangun
kemampuan untuk memelihara dan mendorong hubungan tersebut.

2.6 Penutup
Bab ini merangkum beberapa tantangan dan peluang yang dapat dihadapi
oleh pengelola organisasi di era digital:
1. Tantangan dari teknologi yang terus berkembang
Teknologi digital terus berkembang dengan cepat, dan organisasi
harus selalu mengikuti perkembangan tersebut untuk tetap
kompetitif. Ini dapat menyebabkan beban tambahan bagi pengelola
organisasi dalam mengelola teknologi yang baru dan menyesuaikan
proses bisnis dengan teknologi tersebut.
2. Tantangan dari transformasi digital
Transformasi digital merupakan perubahan besar yang terjadi pada
organisasi ketika mereka beralih dari teknologi tradisional ke
teknologi digital. Ini dapat menyebabkan tantangan bagi pengelola
organisasi dalam mengelola perubahan tersebut dan memastikan
bahwa semua aspek organisasi terintegrasi dengan baik dengan
teknologi baru.
3. Tantangan dari keamanan dan privasi data
Di era digital, keamanan dan privasi data merupakan tantangan
utama bagi pengelola organisasi. Organisasi harus memastikan
bahwa data yang mereka miliki tidak terbuka untuk akses yang tidak
sah dan harus memenuhi standar keamanan yang ketat untuk
melindungi data dari serangan cyber.

10 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
4. Peluang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
Teknologi digital dapat membantu organisasi meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dengan mempermudah proses bisnis dan
meningkatkan konektivitas antar bagian. Ini dapat membantu
organisasi mencapai tujuan bisnisnya dengan lebih cepat dan
efisien.
5. Peluang untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan atau
klien
Teknologi digital dapat membantu organisasi meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan dengan mempermudah akses ke
informasi dan layanan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Ini dapat
membantu organisasi mempertahankan kepuasan pelanggan dan
meningkatkan loyalitas terhadap merek.
6. Peluang untuk meningkatkan jangkauan global
Teknologi digital memungkinkan organisasi untuk menjangkau
pasar yang lebih luas secara global. Ini dapat membantu organisasi
meningkatkan penjualan dan meningkatkan brand awareness di
pasar internasional.
Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang terkait dengan
pengelolaan organisasi di era digital, organisasi harus mampu mengambil
keputusan yang tepat dan memiliki strategi yang terus diadaptasi sesuai
dengan perubahan yang terjadi. Selain itu, organisasi juga harus
memperhatikan aspek keamanan dan privasi data serta terus
mengembangkan kompetensi dan kemampuan sumber daya manusianya
untuk menghadapi era digital.
Secara keseluruhan, era digital membawa banyak tantangan dan
peluang bagi pengelolaan organisasi. Dengan cara yang tepat, organisasi
dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan era digital untuk tumbuh
dan berkembang, sambil terus menghadapi tantangan yang ada dengan
cara yang efektif.

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 11
DAFTAR PUSTAKA
Afuah A (2014). Business Model Innovation: Concepts, Analysis, and
Cases. Routledge.
Ahuja G. (2000). Collaboration networks, structural holes, and innovation:
A longitudinal study. Administrative Science Quarterly 45(3), 425–455.
Armstrong MB, Ferrell JZ, Collmus AB & Landers RN (2016). Correcting
misconceptions about gamification of assessment: More than SJTs and
badges. Industrial and Organizational Psychology 9(3), 671–677.
Armstrong MB, Landers RN & Collmus AB (2016). Gamifying recruitment,
selection, training, and performance management: Game-thinking in
human resource management. In Emerging research and trends in
gamification (pp. 140–165). IGI Global.
Bartram D (2000). Internet recruitment and selection: Kissing frogs to find
princes. International Journal of Selection and Assessment 8(4), 261–
274.
Bauer TN, Truxillo DM, Tucker JS, Weathers V, Bertolino M, Erdogan B, &
Campion MA (2006). Selection in the information age: The impact of
privacy concerns and computer experience on applicant reactions.
Journal of Management 32(5), 601–621.
Chamorro-Premuzic T, Winsborough D, Sherman RA & Hogan R (2016).
New talent signals: Shiny new objects or a brave new world? Industrial
and Organizational Psychology 9(3), 621–640.
Coyne I & Bartram D (2018). Standards and best practices for technology-
enhanced assessments.
Deterding S, Dixon D, Khaled R & Nacke L (2014). Du game design au
gamefulness: définir la gamification. Sciences Du Jeu, 2.
Faraj S & Leonardi PM (2022). Strategic organization in the digital age:
Rethinking the concept of technology. Strategic Organization 20(4),
771–785. DOI: 10.1177/14761270221130253
Gephart RP (2002). Introduction to the brave new workplace:
organizational behavior in the electronic age. Journal of Organizational
Behavior 23(4), 327–344. DOI: 10.1002/job.143
Guchait P, Ruetzler T, Taylor J & Toldi N (2014). Video interviewing: A
potential selection tool for hospitality managers–A study to understand
applicant perspective. International Journal of Hospitality Management
36, 90–100.
Hansen MT (1999). The search-transfer problem: The role of weak ties in
sharing knowledge across organization subunits. Administrative
Science Quarterly 44(1), 82–111.

12 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
Legner C, Eymann T, Hess T, Matt C, Böhmann T, Drews P, Mädche A,
Urbach N & Ahlemann F (2017). Digitalization: opportunity and
challenge for the business and information systems engineering
community. Business & Information Systems Engineering 59(4), 301–
308.
Levashina J, Hartwell CJ, Morgeson FP & Campion MA (2014). The
structured employment interview: Narrative and quantitative review of
the research literature. Personnel Psychology 67(1), 241–293.
Nikolaou I (2014). Social networking web sites in job search and employee
recruitment. International Journal of Selection and Assessment 22(2),
179–189.
Nikolaou I, Georgiou K & Kotsasarlidou V (2019). Exploring the relationship
of a gamified assessment with performance. The Spanish Journal of
Psychology 22.
Piezunka H & Dahlander L (2015). Distant search, narrow attention: How
crowding alters organizations’ filtering of suggestions in crowdsourcing.
Academy of Management Journal 58(3), 856–880.
Ryan AM & Derous E (2019). The unrealized potential of technology in
selection assessment. Revista de Psicología Del Trabajo y de Las
Organizaciones 35(2), 85–92.
Strohmeier DEP & PS (2014). HRM in the digital age – digital changes and
challenges of the HR profession. Employee Relations 36(4). DOI:
10.1108/ER-03-2014-0032
Urbach N & Röglinger M (2019). Introduction to Digitalization Cases: How
Organizations Rethink Their Business for the Digital Age BT. In: Urbach
N & Röglinger M (editors), Digitalization Cases: How Organizations
Rethink Their Business for the Digital Age (pp. 1–12). Springer.
Woods SA, Ahmed S, Nikolaou I, Costa AC & Anderson NR (2020).
Personnel selection in the digital age: a review of validity and applicant
reactions, and future research challenges. European Journal of Work
and Organizational Psychology 29(1), 64–77. DOI:
10.1080/1359432X.2019.1681401.

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 13
GLOSARIUM
Model bisnis B2B (business-to-business) Model bisnis suatu
perusahaan atau organisasi yang menjual produk atau jasa kepada
perusahaan atau organisasi lain.
Model bisnis B2C (business-to-consumer) Model bisnis suatu
perusahaan atau organisasi yang menjual produk atau jasa kepada
konsumen akhir.
Model bisnis berbasis langganan (subscription-based) Model bisnis
suatu perusahaan atau organisasi yang menjual layanan atau produk
dengan sistem langganan.
Model bisnis P2P (peer-to-peer) Model bisnis yang menghubungkan
individu yang membutuhkan produk atau jasa dengan individu lain yang
dapat menyediakannya.

14 T a n t a n g a n d a n P e l u a n g P e n g e l o l a a n O r g a n i s a s i
DAFTAR ISI
2 Tantangan dan Peluang Pengelolaan Organisasi di Era Digital . 1
2.1 Pendahuluan .............................................................................. 2
2.2 Manajemen data di era digital: Tantangan terkait dengan
keamanan dan privasi data ........................................................ 3
2.3 Otomatisasi dan pengoptimalan proses bisnis di era digital:
Maksimalisasi hubungan dengan pelanggan atau klien dan
pasar........................................................................................... 4
2.4 Pengelolaan sumber daya manusia di era digital ...................... 5
2.5 Strategi secara umum mengelola organisasi di era digital ........ 7
2.5.1 Investasi dalam pelatihan dan teknologi .......................... 8
2.5.2 Model bisnis baru ............................................................. 8
2.5.3 Membangun budaya inovasi ............................................ 9
2.6 Penutup .................................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.
DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.

K o n s e p O r g a n i s a s i d a n P e n g a r u h L i n g k u n g a n 15

Anda mungkin juga menyukai