Anda di halaman 1dari 9

E-ISSN - 2477-6521

Vol 4(1) Februari 2019 (80-88)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur


Pada Remaja

Rina Mariyana
Keperawatan Anak, Stikes Fort De Kock Bukittinggi
e-mail korespondensi: rinamariyana@fdk.ac.id

Submitted :09-08-2018, Reviewed:05-09-2018, Accepted:05-10-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v4i1.3589

ABSTRAK
Kekurangan tidur dapat menyebabkan gangguan mood, kurang konsentrasi, emosi dan menimbulkan
malas. Ada beberapa cara untuk mengatasi kesulitan tidur, salah satunya dengan teknik relaksasi
progresif Teknik relaksasi progresif merupakan terapi non farmakologis dalam merilekskan otot,
dimana ketika mengalami gangguan tidur maka ada ketegangan pada otak dan otot sehingga dengan
mengaktifkan saraf parasimpatif dengan teknik relaksasi ketegangan otot akan berkurang dan akan
masuk ke kondisi tidur . Penelitian ini bertujuan untuk memberikan teknik relaksasi progresif dalam
menstimulasi turunnya sistem saraf simpatis sehingga otot menjadi rileks pada remaja di Asrama Putri
Diniyah Moderen. Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain Pre-Eksperiment Intack Group
Comparison dengan metode wawancara dan teknik relaksasi terdapat satu kelompok tetapi dibagi dua,
yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Subyek penelitian adalah anak remaja yang mengalami kesulitan
tidur dengan jumlah responden sebanyak 20. Hasil penelitian yang saya lakukan 10 orang kelompok
kontrol tanpa pemberian teknik relaksasi progresif dengan kesulitan tidur berat sebanyak 2 orang dan
10 orang kelompok dengan pemberian teknik relaksasi progresif tidak ada yang mengalami kesulitan
tidur tingkat berat. Pemberia n Teknik relaksasi progresif selama 20 menit dapat menurunkan kesulitan
tidur yang dialami oleh remaja puti di diniyah moderen

Kata kunci: Kesulitan Tidur; Teknik; Relaksasi; Progresif; Remaja

ABSTRACT
Sleep deprivation Sleep can cause mood disorders, lack of concentration, emotions and lazy interests.
There are several ways to classify sleep, one with a relaxation technique that is done by using non-
pharmacological techniques in relaxing the muscles, where it mixes with sleep. Loud with the brain and
muscles using the parasympective nervous system with relaxation techniques. will go to sleep. This
study aims to provide relaxation techniques to stimulate a simple nervous system in adolescents in
Modern Diniyah Princess Dormitory. Quantitative research that uses the Comparative Intack Group
Pre-Experiment design with interview methods and relaxation techniques for one group but two groups,
namely half groups for experimentation (and not for treatment). The research subjects were adolescents
who were asleep with a total of 20 respondents. The results of my research were 10 control groups
without the help of relaxation techniques with heavy sleep as much as 2 people and 10 groups with no
one having severe sleep difficulties. Giving up 20 minutes of progressive relaxation techniques can
reduce the people experienced by adolescents in the modern early days.

Keywords: Difficulty Sleeping; Relaxation Technique; Progressive; Adolescent

LLDIKTI Wilayah X 80
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
PENDAHULUAN setelah digunakan selama satu hari.
Tidur merupakan proses untuk Dalam the word book encyplopedia,
pembentukan sel baru, perbaikan sel dikatakan tidur memulihkan energi
tubuh yang rusak, menjaga kepada tubuh, khususnya kepada otak
keseimbangan metabolisme dan dan system saraf. Untuk saat ini, masalah
biokimia tubuh. Setiap orang tidur remaja telah dikaitkan dengan
memerlukan istirahat dan tidur yang berbagai masalah kejiwaan, gangguan
cukup, supaya pembentukan sel dapat tidur, perilaku anteseden, Meski kisaran
berfungsi optimal dan dapat negatif hasil yang terkait dengan masalah
mempertahankan status kesehatan. tidur, Antara 20% hingga 26,8% dari
Demikian pula orang yang sedang remaja melaporkan latensi onset tidur 30
menderita sakit, memerlukan istirahat menit atau lebih hal ini dapat
dan tidur yang memadai, namun dalam mengindikasikan peningkatan risiko
keadaan sakit, pola tidur seseorang onset tidur insomnia atau gangguan fase
biasanya terganggu, sehingga perawat tidur tertunda. Jumlah yang besar laporan
perlu berupaya untuk memenuhi remaja mendapatkan kurang dari 8 jam
kebutuhan tidur tersebut (Meltzer, L. J., tidur malam yang menunjukkan risiko
Ullrich, M., & Szefler, S. J, 2014). tinggi kurang tidur terbukti dengan
Kesulitan tidur yang di alami kinerja memori lebih buruk daripada
pada remaja dapat terlihat pada saat yang memperoleh lebih dari 8 jam.
bangun tidur, terlihat dari tingkat Hingga 44% remaja memiliki penundaan
aktifitas tubuh, pembukaan dan waktu tidur akhir pekan 2 jam atau lebih
penutupan mata, keteraturan nafas, yang bisa menunjukkan Gangguan Fase
reaksi vokal, dan respon. Perkembangan Tidur . Akhirnya, kesulitan bangun di
status tidur dikategorikan dengan adanya pagi hari adalah gejala kurang tidur
peningkatan status tidur tenang, didapatkan 63% remaja lelah saat
penurunan status tidur aktif, peningkatan bangun, dan kelompok lain melaporkan
status terjaga, transisi antara status bahwa 61% remaja terlalu mengantuk
bangun-tidur yang tenang dan untuk keluar dari tempat tidur pagi hari
peningkatan kemampuan untuk (Short, M. A., Gradisar, M., Gill, J., &
mempertahankan periode tidur seiring Camfferman, D, 2013).
dengan peningkatan usia. Remaja Nasional Sleep Foundation 2006
mengalami psikologis, tekanan baik di Amerika Studi ini menemukan bahwa
fisik, psikososial diantaranya berupa remaja yang dilaporkan sendiri pernah
tekanan persaingan, terlalu banyak mengalaminya masalah tidur dengan
kegiatan, penyesuaian diri dengan situasi 26% mengambil lebih dari 30 menit
yang baru. Para ahli psikologis untuk tertidur; 45% tidur kurang dari 8
menunjukkan pengertian perkembangan jam per malam pada malam sekolah;
sebagai suatu proses perubahan yang 17% tidur kurang dari 8 jam per malam
beresifat progresif dan menyebabkan pada akhir pekan dan 37% mengalami
tercapainya kemampuan biologis. penundaan waktu tidur akhir pekan dari
Perubahan kemampuan dan karakteristik 2 jam atau lebih. Meskipun laporan
psikis sebagai hasil dari perubahan dan subjektif didefinisikan secara klinis
kesiapan struktur biologis sering dikenal indikator masalah tidur berkisar antara
dengan istilah “ kematangan” 17% hingga 45% saja 16,1% remaja
(Blackburn, Foreman, & Thomas, 2008). dalam penelitian ini merasa bahwa
Salah satu fungsi tidur yang mereka memiliki masalah tidur. Faktor-
paling utama adalah untuk faktor yang membedakan suasana hati
memungkinkan system saraf pulih depresi.

LLDIKTI Wilayah X 81
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
Salah satu upaya mengatasi dari orang tua, banyak fikiran karena
kesulitan tidur adalah dengan metode tugas dan hafalan.
relaksasi. Relaksasi adalah satu teknik Studi pendahuluan dilakukan
yang mengembangkan metode fisiologis pada 12 remaja putri di Diniyah Moderen
melawan ketegangan yaitu teknik untuk IV Angkek dengan menggunakan
mengurangi ketegangan otot didasarkan observasi dan wawancara, diketahui 8
pada kontraksi otot. relaksasi otot siswa diantaranya mengalami gangguan
progresif setelah Jacobson (PMR) teknik sulit tidur antara 1-3 bulan belakangan
yang digunakan untuk mengajarkan ini. Ada beberapa masalah yang
pasien mengendurkan otot melalui menyebabkan mereka sulit tidur karena
proses dua langkah. Di PMR, pasien belum terbiasa dengan lingkungan yang
mulai dengan sengaja berkontraksi otot baru, mereka juga belajar sampai larut
dan menahan ketegangan; kedua mereka malam sehingga terganggunya jadwal
melepaskan semua ketegangan dan fokus tidur dari yang biasanya, serta karena
pada sensasi relaksasi. Latihan teratur kelelahan fisik akibat aktivitas yang
akan membantu pasien untuk mengenali padat.
ketegangan dan serta merasa rileks Dari hasil wawancara dengan
(Lauche, R., dkk, 2013). salah satu guru didapatkan bahwa pelajar
Efek dari teknik relaksasi di Diniyah Moderen IV Angkek berasal
progresif yang berkaitan dengan stres, dari daerah yang berbeda-beda, hari
manajemen stres mempunyai peran belajarnya sama seperti sekolah
penting dalam menurunkan denyut nadi menengah negeri lainnya tetapi bila ada
dan tekanan darah sehingga kita bisa tanggal merah selain hari minggu
rileks dan mengatasi kesulitan tidur. yayasan ini tetap menjalankan aktivitas
teknik relaksasi dilakukan pada pasien belajar seperti biasannya, ada kegiatan
yang mengalami keadaan emosional ekstrakulikuler, seperti olah raga,
yang tidak stabil dengan kelebihan pramuka dan pengajian rutin, dari
ketegangan neuromuskular. Dengan pantauan pengurus asrama ada beberapa
mencapai relaksasi otot, relaksasi pikiran pelajar yang gelisah dan susah tidur pada
hal ini dapat membuat seseorang merasa malam harinya, dan dari pihak yayasan
rileks. Tindakan yang sejalan dengan belum ada yang memberikan pelatihan
terapi ini yang melibatkan intervensi untuk mengurangi kesulitan tidur.
relaksasi (yaitu relaksasi otot,
akupunktur, yoga, reiki, dll). Teknik- METODE PENELITIAN
teknik ini telah digunakan untuk Penelitian ini merupakan
mengendalikan kecemasan dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan
konteks yang berbeda (Parás-Bravo, P., metode Pre-Eksperiment Intack Group
dkk, 2017). Relaksasi Otot Progresif Comparison. Pada penelitian ini terdapat
(PMR) dapat efektif pada sekelompok satu kelompok tetapi dibagi dua, yaitu
gejala yang mengalami kecemasan dan setengah kelompok untuk eksperimen
stres akibat perubahan lingkungan (yang diberi perlakuan) dan setengah
(Charalambous, A., 2016). untuk kelompok kontrol (yang tidak
Menurut ustazah Ira, salah satu diberi perlakuan).
guru di pesantren Diniyah Moderen IV Sampel penelitian ini adalah
Angkek, penyebab terjadinya kesulitan remaja di asrama putri dengan teknik
tidur yang terjadi pada siswi di pesantren porposive random sampling, yaitu
adalah penyesuain/adaptasi dengan berjumlah 20 orang yaitu 10 orang
lingkungan yang baru, cemas karena jauh eksperiment dan 10 orang control pada
remaja yang mengalami gangguan sulit

LLDIKTI Wilayah X 82
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
tidur yang telah memenuhi kriteria diharapkan, dan tanggung jawab peneliti.
inklusi dan kriteria eksklusi. Peneliti kemudian meminta kesediaan
Etika penelitian merupakan untuk berpartisipasi dalam penelitian.
prosedur penelitian dengan tanggung Peneliti mengumpulkan data primer
jawab profesional, legal, dan sosial bagi sekaligus meminta remaja untuk
subyek penelitian. Selain prinsip etik, menandatangani informed consent.
peneliti juga memberikan informasi Setelah semua data dipastikan
kepada responden sebelum penelitian ini kelengkapannya kemudian data akan
dilakukan. Peneliti menghubungi remaja diolah dan dianalisa sesuai tujuan
untuk memberi penjelasan tentang penelitian.
penelitian. Penjelasan yang diberikan
meliputi tujuan penelitian, prosedur HASIL PENELITIAN
penelitian, manfaat penelitian, risiko dan Berdasarkan analisis data diperoleh hasil
ketidaknyamanan yang akan sebagai berikut
ditimbulkan, prosedur alternatif, A. Kelompok Kontrol
penjagaan kerahasiaan data, kompensasi 1. Tingkat Kesulitan Tidur Pada
bila terjadi hal-hal yang tidak Remaja

Tabel 5.1
Distribusi Jam Tidur Yang Tidak Di Berikan Teknik Relaksasi Progresif
(Kelompok Kontrol)

No Nama Rata-Rata Jam Tidur Per Kategori


Responden Hari Tidur
1 K1 3.7 Berat
2 K2 5.6 Sedang
3 K3 4.2 Berat
4 K4 4.2 Berat
5 K5 5.3 Sedang
6 K6 7.1 Ringan
7 K7 7.6 Ringan
8 K8 5.7 Sedang
9 K9 5.6 Sedang
10 K10 5.8 Sedang

Kesulitan tidur pada remaja putri kesulitan tidur sedang, 3 (30%)


di Asrama Diniyah Moderen Pasir responden mengalami kesulitan tidur
Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam berat dan 2 (20%) responden mengalami
(Kelompok Kontrol), didapatkan ada kesulitan tidur ringan
sebanyak 5 (50%) responden mengalami
Tabel 5.2
Distribusi Tingkat Kesulitan Tidur Pada Kelompok Kontrol Remaja
(Kelompok Kontrol)

Variabel Mean SD Minimal-Maksimal 95% CI


Kelompok Kontrol 1,90 0,738 1-3 1,37-2,43

Hasil analisis tabel 5.2 tidur pada remaja putri kelompok kontrol
didapatkan rata-rata tingkat kesulitan adalah (1,90) artinya tingkat Kesulitan

LLDIKTI Wilayah X 83
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
tidur adalah kesulitan sedang (95% CI : bahwa 95% di yakini rata-rata tingkat
1,37-2,43), dengan standar deviasi 0,738. kesulitan tidur pada remaja kelompok
Tingkat kesulitan tidur pada remaja kontrol adalah diantara hampir
paling rendah adalah kesulitan tidur mendekati kesulitan tidur sedang sampai
sedang dan yang paling tinggi adalah dengan tingkat kesulitan tidur hampir
kesulitan tidur sedang. Dari hasil berat.
estimasi interval dapat disimpulkan

B. Kelompok eksperiment
Tingkat Kesulitan Tidur Pada Remaja
Tabel 5.3
Distribusi Jam Tidur Yang Di Berikan Teknik Relaksasi Progresif
(Kelompok Eksperiment)

No Nama Rata-Rata Jam Tidur Per Kategori


Responden Hari Tidur
1 E1 6.9 Sedang
2 E2 7.9 Ringan
3 E3 6.8 Sedang
4 E4 7 Sedang
5 E5 7.8 Ringan
6 E6 7.3 Ringan
7 E7 7.4 Ringan
8 E8 7.7 Ringan
9 E9 6.1 Sedang
10 E10 7.8 Ringan

Tabel 5.3 menggambarkan didapatkan ada sebanyak 6 (60%)


kualitas tidur pada remaja putrid di responden mengalami kesulitan tidur
Asrama Diniyah Moderen Pasir ringan dan 4 (40%) responden
Kecamatan IV Angkek Kabupaten mengalami kesulitan tidur sedang.
Agam (Kelompok Eksperiment),

Tabel 5.4
Distribusi Efektifitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja
(Kelompok Eksperiment)

Variabel Mean SD Minimal- 95% CI


Maksimal
Kelompok 2,60 0,516 2-3 1,90-2,43
Eksperiment

Hasil analisis tabel 5.4 Tingkat kesulitan tidur paling rendah


didapatkan rata-rata tingkat kesulitan adalah kesulitan sedangn dan yang
tidur pada remaja putri kelompok kontrol paling tinggi adalah tingkat kesulitan
adalah (2,60) artinya tingkat Kesulitan tidur ringan. Dari hasil estimasi interval
tidur adalah kesulitan Ringan (95% CI : dapat disimpulkan bahwa 95% di yakini
1,37-2,43), dengan standar deviasi 0,516. rata-rata tingkat kesulitan tidur pada

LLDIKTI Wilayah X 84
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
remaja kelompok eksperiment adalah
diantara hampir mendekati kesulitan C. Efektivitas Teknik Relaksasi
tidur sedang sampai dengan tingkat Progresif Terhadap Kesulitan
kesulitan tidur ringan. Tidur

Tabel 5.5
Perbandingan Kesulitan Tidur pada Kelompok Kontrol
Dengan Kelompok eksperiman
Variabel Mean SD SE p Value N
Tingkat Kesulitan Tidur
0,001 10
Kelompok Kontrol
1,90 0,738 0,233
Kelompok Eksperiment
2,60 0,516 0,163

Rata-rata tingkat kesulitan tidur adalah (1,90) artinya tingkat Kesulitan


pada kelompok kontrol adalah (1,00) tidur adalah kesulitan sedang (95% CI :
artinya tingkat kesulitan tidurnya adalah 1,37-2,43), dengan standar deviasi 0,738.
cemas sedang dengan standar deviasi Tingkat kesulitan tidur pada remaja
0,738. Pada kelompok eksperiment paling rendah adalah kesulitan tidur
didapatkan rata-rata tingkat kesulitan sedang dan yang paling tinggi adalah
tidurnya adalah (2,60) artinya tingkat kesulitan tidur sedang. Dari hasil
kesulitan tidurnya adalah hampir estimasi interval dapat disimpulkan
mendekati ringan. bahwa 95% di yakini rata-rata tingkat
Berdasarkan hasil yang diperoleh kesulitan tidur pada remaja kelompok
dari penelitian pada tabel 5.5 terlihat kontrol adalah diantara hampir
nilai mean perbedaan rata-rata kelompok mendekati kesulitan tidur sedang sampai
kontrol dengan kelompok eksperiment dengan tingkat kesulitan tidur hampir
adalah 0,70 (ringan) dengan standar berat. Masalah kesehatan khususnya
deviasi adalah 0,483. Hasil uji statistic selama remaja antara lain depresi, bunuh
didapatkan nilai 0,001 maka dapat diri, penyalahgunaan zat, gangguan
disimpulkan ada perbedaan yang tidur, penyakit yang ditularkan secara
signifikan antara perbedaan kelompok seksual, masalah yang berhubungan
kontrol (yang tidak diberikan terapi dengan menstruasi dan lain sebagainya.
relaksasi progresif) dengan kelompok Hasil penelitian ini sejalan
eksperiment (yang diberikan terapi dengan penelitian yang dilakukan oleh
relaksasi progresif) Erlinda (2010) terdapat 60 responden
mengalami insomnia dan setelah
PEMBAHASAN diberikan relaksasi progresif dimana 60
Klien mengeluhkan kesulitan % responden tidak lagi mengalami
tidur yang mengakibatkan aktivitas insomnia.
sehari-hari menjadi terganggu. Penulis dapat menyimpulkan
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa kebiasaan tidur setiap individu
didapatkan rata-rata tingkat kesulitan adalah bervariasi tergantung pada
tidur pada remaja putri kelompok kontrol kebiasaan yang dibawa semasa

LLDIKTI Wilayah X 85
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
perkembangan menjelang dewasa, malam dalam 1 minggu) maka angkanya
aktivitas, umur, kondisi kesehatan dan menjadi 17%. Hasil penelitian
lain sebagainya. Kebutuhan tidur yang ditemukan perbedaan gangguan tidur
cukup ditentukan selain oleh faktor sebelum dan sesudah dilakukan teknik
jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga relaksasi pada remaja, awalnya
oleh faktor kedalaman tidur (kualitas gangguan tidur ringan 26 responden
tidur). Maka dari itu tidur pada masa (74,28%) gangguan tidur berat 9
remaja perlu ditingkatkan guna tumbuh responden (25,72%) menjadi tidak ada
kembanya. keluhan 29 responden (82,86%)
Penulis dapat menyimpulkan bahwa
2. Kelompok Eksperiment relaksasi otot progresif ini sendiri adalah
Berdasarkan hasil yang diperoleh untuk mengatasi berbagai macam
dari penelitian pada Tabel 5.3 permasalahan dalam mengatasi stres,
menggambarkan kualitas tidur pada kecemasan, insomnia, dan juga dapat
remaja putri di Asrama Diniyah Moderen membangun emosi positif dari emosi
Pasir Kecamatan IV Angkek Kabupaten negatif, meningkatkan penampilan kerja,
Agam (Kelompok Eksperiment), mengatasi kelelahan. permasalahan
didapatkan ada sebanyak 6 (60%) tersebut dapat menjadi suatu rangkaian
responden mengalami kesulitan tidur bentuk gangguan psikologis bila tidak
ringan dan 4 (40%) responden diatasi dan dengan relaksasi progresif
mengalami kesulitan tidur sedang. akan mengurangi kesulitan tidur pada
Berdasarkan hasil yang diperoleh remaja.
dari penelitian pada tabel 5-4 Hasil
analisis didapatkan rata-rata tingkat Perbedaan Teknik Relaksasi Progresif
kesulitan tidur pada remaja putri Kelompok Kontrol dan Kelompok
kelompok kontrol adalah (2,60) artinya Eksperimen
tingkat Kesulitan tidur adalah kesulitan
Ringan (95% CI : 1,37-2,43), dengan Penelitian yang dilakukan selama
standar deviasi 0,516. Tingkat kesulitan 1 minggu didapatkan Rata-rata tingkat
tidur paling rendah adalah kesulitan kesulitan tidur pada kelompok kontrol
sedangn dan yang paling tinggi adalah adalah (1,00) artinya tingkat kesulitan
tingkat kesulitan tidur ringan. Dari hasil tidurnya adalah cemas sedang dengan
estimasi interval dapat disimpulkan standar deviasi 0,738. Pada kelompok
bahwa 95% di yakini rata-rata tingkat eksperiment didapatkan rata-rata tingkat
kesulitan tidur pada remaja kelompok kesulitan tidurnya adalah (2,60) artinya
eksperiment adalah diantara hampir tingkat kesulitan tidurnya adalah hampir
mendekati kesulitan tidur sedang sampai mendekati ringan.
dengan tingkat kesulitan tidur bringan. Penatalaksanaan tergantung
Salah satu upaya mengatasi kesulitan penyebab dan beratnya, yang dilakukan
tidur adalah teknik relaksasi progresif. dengan pendekatan medikal dn non
Relaksasi progresif memberikan cara medikal. Pendekatan non medikal seperti
mengidentivikasi otot dan kumpulan otot sleep hygiene, relaxation theraphy,
tertentu serta membedakan antara stimulasi control, sleep resriction.
perasaan tegang dan relaksasi dalam. Relaksasi merupakan salah satu teknik
Hasil penelitian ini sejalan yang melawan ketegangan dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh kecemasan .Dalam relaksasi otot
Mahdalena (2015) pada anak (progresive muscle relaxation) sendiri,
remaja mengalami gangguan tidur 5% individu akan diberikan kesempatan
hingga 10% pada menunjukkan untuk mempelajari bagaimana cara
frekuensi tidur (gejala muncul selama 3

LLDIKTI Wilayah X 86
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
menegangkan sekelompok otot tertentu pada peningkatan suplai oksigen dan
kemudian melepaskan ketegangan itu. nutrisi ke otak. Kondisi ini membantu
Bila sudah dapat merasakan keduanya, kita untuk mencapai status tidur tenang
klien mulai membedakan sensasi pada lebih lama.
saat otot dalam keadaan tegang dan Dengan demikian melakukan teknik
rileks. relaksasi otot progresif dengan keadaan
Dengan uji statistik tenang, rileks dan konsentrasi penuh
memperlihatkan t-hasil lebih besar dari terhadap tegang dan rileks, apabila
pada t-tabel baik pada kelompok kontrol remaja dengan kesulitan tidur dapat
maupun kelompok eksperimen yang melakukan teknik relaksasi selama 20-30
menunjukkan bahwa hipotesa nol ditolah menit setiap hari maka sekresi CRH
dan hipotesa kerja diterima yaitu pada (Corticotropin, Releasing Hormone) dan
remaja di Asrama Putri Diniyah ACTH (adrenocorticotropic Hormone)
Moderen Pasir Kecamatan IV Angkek di hipotalamus menurun. Penurunann
Kabupaten Agam hormon ini menyebabkan kerja simpatik
menurun sehingga pengeluaran adrenalin
Penulis dapat menyimpulkan dan hidroadrenalin berkurang akan
bahwa tidur memang bukan ukuran mengurangi kesulitan tidur sehingga
standar karena kebutuhan tidur tiap dapat meningkatkan totalitas dan kualitas
individu berbeda-beda, namun bagi diri seseorang dalam aktivitas dan fingsi
penderita kesulitan tidur peningkatan (fisik, emosional dan intelektual) dalam
lama tidur cukup berarti bagi responden. kehidupan sehari-hari.
Responden merasa dengan SIMPULAN
bertambahnya jam tidur paling tidak Teknik relaksasi progresif
dapat mengatasi permasalah. Demikian mempunyai pengaruh yang signifikan
pula dengan mudahnya tidur dan terhadap status kesulitan tidur yang
berkurangnya lama memasuki tidur dialami oleh remaja. Teknik ini perlu
dapat mengurangi kecemasan responden dikembangkan lebih baik agar dapat
tentang ketidakbiasaan dengan mengatasi kesulitan tidur pada remaja
mengawali tidur, karena kecemasan sehingga remaja mempunyai status tidur
tidak bisa tidur menjadi ketegangan yang berkualitas. Teknik relaksasi
tersendiri bagi responden yang seringkali progresif membantu memperbaiki
menyebabkab semakin tidak bisa tidur. kesulitan tidur remaja. Penelitian yang
Seorang psikologis yang lebih mendalam perlu dilakukan
mengembangkan metode fisiologis terhadap respon kesulitan tidur pada
melawan ketegangan yaitu teknik untuk remaja.
mengurangi ketegangan otot didasarkan
pada kontraksi otot. Relaksasi progresif UCAPAN TERIMA KASIH
dari otot akan menurunkan denyut nadi Ucapan terimakasih disampaikan
dan tekanan darah, juga mengurangi kepada Direktur pesantren diniyah pasia
keringat dan frekuenai pernapasan. atas izin untuk melaksanakan penelitian
Relaksasi otot yang dalam, jika dikuasai ini. Serta mahasiswi diniyah yang telah
dengan baik dapat digunakan sebagai bersedia menjadi responden meluangkan
obat anti-ansietas. waktunya untuk terlaksananya penelitian
Teknik relaksasi progresif yang ini.
diberikan akan menimbulkan respon
relaksasi pada responden. Respon DAFTAR PUSTAKA
relaksasi ini terjadi melalui peningkatan Browne , J.V., & Graven, S.N. Sleep
aliran darah ke otak yang berdampak and Brain Development. D. N.p.,
2008. Web.

LLDIKTI Wilayah X 87
Rina Mariyana | Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Dalam Mengurangi Kesulitan Tidur
Pada Remaja

(80-88)
Charalambous, Andreas et al. “Guided Sleep Hygiene, and Insomnia in
Imagery and Progressive Muscle Adolescents with Asthma.” Journal
Relaxation as a Cluster of of Allergy and Clinical
Symptoms Management Immunology: In Practice 2.5
Intervention in Patients Receiving (2014): 562–569. Web.
Chemotherapy: A Randomized
Control Trial.” PLoS ONE 11.6 Parás-Bravo, Paula et al. “The Impact of
(2016): 1–19. Web. Muscle Relaxation Techniques on
the Quality of Life of Cancer
Erlinda. “Pengaruh Teknik Relaksasi Patients, as Measured by the FACT-
Progresif Terhadap Kejadian G Questionnaire.” PLoS ONE 12.10
Insomnia Pada Lanjut Usia Di Panti (2017): 1–14. Web.
Thresna Werda Abiyoso Provinsi
Yogyakarta.” yogyakarta (2010) Safithry, Esty Aryani. “Latihan
Relaksasi Untuk Mngurangi
Khalsa, Sat Bir S. “Treatment of Chronic Insomnia.” pedagogik jurnal
Insomnia with Yoga: A Preliminary pendidikan 9.1 (2014): 70–79.
Study with Sleep-Wake Diaries.” Print.
Applied Psychophysiology
Biofeedback 29.4 (2004): 269–278. Short, Michelle A. et al. “Identifying
Web. Adolescent Sleep Problems.” PLoS
ONE 8.9 (2013): 1–7. Web.
Lauche, Romy et al. “Effectiveness of
Home-Based Cupping Massage Mahdalena, M, muhlis, & faadli.
Compared to Progressive Muscle “Efektivitas Tekni Relaksasi
Relaxation in Patients with Chronic Progresif Terhadap Berkurangnya
Neck Pain-A Randomized Keluhan Tidur Pada Remaja Di
Controlled Trial.” PLoS ONE 8.6 Panti Almudakkir Dan Panti Al-
(2013): n. pag. Web. Amin Banjarmasin.” yogyakarta
6.1 (2015):
Meltzer, Lisa J., Maureen Ullrich, and http://dx.doi.org/10.26630/jk.v6i1.
Stanley J. Szefler. “Sleep Duration, 21.

LLDIKTI Wilayah X 88

Anda mungkin juga menyukai