Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

HUKUM SHOLAT BAGI PASIEN


YANG MENGALAMI PENURUNAN
KESADARAN DI RUANG IGD

1. Anisa Nurbaiti A01802409


2. Devi Sekar Saputri A01802417
3. Dwi Agustina A01802418
4. Endah Triana A01802421
5. Irfan Rifangi A01802434
KASUS
Tn S usia 41 tahun beragama Islam,
mengalami penurunan kesadaran setelah
mengalami kecelakaan yang cukup
parah pada bagian kepala.

Penurunan kesadaran mulai terlihat 3


jam sebelum dibawa ke IGD RS
Sruweng. Keluarga pasien mengaku
pasien tampak tidak ada respon, tampak
tidak berdaya, dan tidak bisa diajak
berkomunikasi.

Pada wajah ditemukan konjungtiva anemis, napas cuping Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi,
hidung di bantu otot nafas dada (fase ekspirasi memanjang), diabetes mellitus, asma dan alergi. Hasil pengkajian
akral dingin dan sianosis sentral. Pada leher tidak ditemukan didapatkan GCS E1M1V1, Tekanan darah 80/50 mmHg,
pembesaran ven jugularis. Pada pemeriksaan pulmi ditemukan Nadi 120 x/menit, RR 32 x/menit, CRT memanjang, suhu
bunyi gurgling menurun dan terdapat ronki basah pada basal 35.6°C.
kedua paru.
Bagaimana pandangan islam mengenai kasus
yang dialami pasien dan bagaimana sholat yang
ditinggalkannya?
Rumusan
Masalah

Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya Sholat Umum
2. Untuk Mengetahui hukum mengqodho Sholat
3. Untuk Mengetahui pendapat ulama pada pasien
tidak sadarkan diri
Rukun Islam
Islam adalah agama yang dibangun atas 5 fondasi utama
yang dinamakan rukun islam sebagaimana dalam suatu
hadis:

“islam dibangun atas 5 perkara yaitu bersyaadat bahwa tidak


ada Illah yang berhak disembah kecuali Allah dan bersaksi
Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikaan
zakat, menjalan kan puasa dan melaksanakan haji”.

Jika salah satu fondasi itu tidak ada maka


“bangunan” islam tersebut tidak akan
berdiri.
Ibadah Sholat

Ibadah sholat wajib hukumnya Akan tetapi Allah memberikan keringanan untuk
dikerjakan oleh setiap orang yang beragama menjaalankan sholatnya sesuain keadaannya,
islam, bahkan orang yang sakitpun masih jika tidak mampu berdiri maka dia menjlankan
diwajibkan untuk menunaikan sholat, sholatnya dengan berbaring
meskipun dia tank sanggup berdiri

Kemudian bagaimana sholatnya orang yang mengalami penurunan kesadaran ???


Mari kita perhatikan dua hadis berikut:

Ada 3 orang yang pena catatan amalnya diangkat (tidak ditulis): Orang yang tidur sampai dia
bangun, anak kecil samai dia baligh, dan orang gila sampai dia sadar. (HR. Ahmad 1195,
Nasai 3445, Turmudzi 1488 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Apabila kalian ketiduran atau kelupaan hingga tidak shalat, hendaknya dia kerjakan shalat itu
ketika dia ingat. Karena Allah berfirman (yang artinya), ‘Tegakkanlah shalat ketika mengingat-
Ku.’ (HR. Ahmad 13247, Muslim 1601, dan yang lainnya).
 Pertama, Hanafiyah menyatakan, jika pingsannya melebihi sehari
semalam, tidak wajib qadha. Sebaliknya, jika kurang dari sehari
semalam, wajib qadha.
Pendapat Imam
 Kedua, Malikiyah berpendapat, orang yang pingsan sama sekali tidak
Madzhab wajib mengqadha shalatnya, berapapun jeda waktunnya. Orang yang
pingsan disamakan dengan orang yang hilang akal. Sementara orang
yang hilang akal, tidak terkena kewajiban syariat.

 Ketiga, Syafiiyah sependapat dengan Malikiyah, orang yang pingsan


tidak wajib qadha shalat, seberapapun lama dia pingsan

 Keempat, dalam madzhab Hambali, orang yang pingsan wajib


qadha, seberapapun lama pingsannya. Analogi orang yang pingsan itu
lebih dekat kepada orang tidur dari pada orang gila.
Kesimpulan

1
Ibadah sholat wajib hukumnya dikerjakan oleh setiap orang yang beragama Dari beberapa pendapat
islam, bahkan orang yang sakitpun masih diwajibkan untuk menunaikan sholat. Imam Mahzab ini, banyak yang
Allah memberikan keringanan untuk menjalankan sholat sesuai keadaannya. Jika berpendapat bahwa orang yang
tidak mampu berdiri maka supaya menjalankan sholat dengan berbaring. pingsan/tidak sadarkan diri tidak
wajib mengqadha shalatnya,
berapapun lama dia pingsan.

Dengan demikian, Tn.S tidak wajib


mengganti sholatnyaa atau meng
Berkaitan dengan shalat bagi orang yang tidak sadarkan diri, para Imam Mahzab qodho karena Tn.S mengalami
memiliki pandangan yang berbeda-beda. kecelakaan yang mengakibatkan
penurunan kesadaran.

2
1. Hanafiyah menyatakan, jika pingsannya melebihi sehari semalam, tidak wajib
qadha.
2. Malikiyah berpendapat, orang yang pingsan sama sekali tidak wajib mengqadha
shalatnya, berapapun jeda waktunnya.
3. Syafiiyah sependapat dengan Malikiyah, orang yang pingsan tidak wajib qadha
shalat, seberapapun lama dia pingsan.
4. Dalam madzhab Hambali, orang yang pingsan wajib qadha, seberapapun lama
pingsannya. Analogi orang yang pingsan itu lebih dekat kepada orang tidur dari
pada orang gila.
SARAN
Ada dua hala yang terpenting dalam kasus ini yaitu Kaedah
penting yang diberikan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al
‘Utsaimin rahimahullah di mana beliau berkata, “Jika
seseorang hilang kesadaran atas pilihannya sendiri, maka
ada kewajiban qodho’. Jika hilang kesadaran bukan atas
pilihan sendiri, maka tidak ada qodho’.” (Syarhul Mumthi’, 2:
19).
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai