Anda di halaman 1dari 2

Literatur/Tinjauan Pustaka

Penyusunan literatur pada kedua artikel ini terorganisir dengan logis. Penulisan jurnal
menggunkan analitik kritis berdasarkan literaturyang ada dengan cara pendekatan, observasi,
dan pengumpulan data dengan hasil yang didapatkan oleh penulis. Sehingga dapat dilihat
perbedaan dari dua penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini, dimana
penelitian terbaru akan memberikan informasi yang lebih baru dan bermanfaat bagi pembaca
dengan pembaruan yang ada.

Otonomi (surrgate mother)


Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Setiap orang berhak membentuk
suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Namun adakalanya
dalam sebuah perkawinan terdapat kendala terkait untuk mendapatkan seorang anak. Hal ini
mungkin saja bisa terjadi jika salah satu pasangan suami istri mempunyai kelainan pada alat
reproduksinya. Dari pihak istri mengalami kelaian pada rahimnya maka tidak dapat
mengandung sehingga pasangan suami istri memutuskan untuk menggantikan perannya
kepada ibu pengganti, dapat dilakukan dengan cara sewa rahim yang telah disepakati oleh
pasangan suami istri dengan ibu pengganti yang nantinya akan ditanamkan benih kedalam
rahim ibu pengganti dan bersedia mengandungnya dengan menerima sesuatu imbalan tertentu
seperti semua biaya janin sejak dalam kandungan sampai lahir.

Di Indonesia sampai saat ini secara formal praktik surrogate mother belum dilakukan. Di
Indonesia belum memiliki aturan yang spesifik mengatur mengenai surrogate mother, oleh
karena itu pelaksanaan surrogate mother diarang oleh pemerintah karena bertentangan
dengan norma adat, agama dan kepatutan.

Status Hukum Anak Yang Lahir Dari Surrogate Mother dalam sistem hukum Indonesia
terdapat pengaturan dalam Pasal 42 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
(UUP) menyatakan bahwa anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai
akibat perkawinan yang sah, sedangkan Pasal 43 UUP menyatakan bahwa anak yang
dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya. Di Indonesia, status anak yang lahir dari ibu pengganti dengan peraturan
UUP, bahwa anak tersebut merupakan anak sah dari surrogate mother, bukan anak dari orang
tua yang menitipkan benih di rahim surrogate mother.

Anda mungkin juga menyukai