Anda di halaman 1dari 24

RESUME SGD I MENGENAI PENYAKIT OSTEOMIELITIS

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pembingbing : Rizki Muliani, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh:

Dela Lorenza (191FK03110)

Tingkat 2C

PRORAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
APRIL 2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas
“Asuhan Keperawatan Medikal Bedah III tentang Penyakit Osteomielitis”.
Makalah ini sengaja disusun guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah yakni
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III serta agar selanjutnya askep ini dapat
menjadi pedoman atau dapat dipelajari dengan mudah oleh mahasiswa.
Maka kami menyusun makalah ini agar dapat lebih mempermudah pembaca dalam
memahami tentang Asuhan Keperawatan ini.

Bandung, April 2021

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal
adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen,
bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai
macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri,
sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek pada
sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah nyeri
dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan sampai
yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain
juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum
(Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi
piogenik atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus
aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan
beberapa daerah seperti sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang.
Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi
yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan
pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi,
dan ahli bedah plastik pada kasus berat dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya
osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering
terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat,

3
prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada
diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan
lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen.
Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-
komplikasi yang berkepanjangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli
memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus
influensae (Depkes RI, 1995).
2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)
4. Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus
influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.

2.2. Etiologi
(Henderson, 1997)

Bisa disebabkan oleh bakteri,antara lain :


a. Staphylococcus aureus sebanyak 90%
b. Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
c. Streptococcus hemolitikus
d. Pseudomonas aurenginosa
e. Escherechia coli

5
f. Clastridium perfringen
g. Neisseria gonorhoeae
h. Salmonella thyposa
Bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara,yaitu :
1. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke
tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-
anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Orang yang menjalani dialisa
ginjal dan penyalahgunaaan obat suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang
belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam
telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau
patah tulang lainnya.
2. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah
yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau
ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes
(kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke
tulang tengkorak.

2.3 Patofisiologi
(Brunner, suddarth. (2001)
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi
tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis

6
meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan
insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan penumpukan
hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi
antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium
3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada
pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis
tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi
kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi
dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan
alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan
insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir
keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada
jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan,
namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.

2.4 Klasifikasi Osteomielitis (Henderson, 1997)


Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.

7
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya
akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya Berdasarkan lama infeksi,
osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
3. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak
penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak
dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di
dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis
hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari
daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang
sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan
metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan
bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai
perkembangan klinis dan onset yang lambat.
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma
atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat
inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus
infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari
osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.
4. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak
penyakit pendahulu timbul.
5. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya
terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma

8
(osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang
fraktur.

2.5 Manifestasi klinis (Henderson, 1997)


a. Demam
b. Nafsu makan menurun
c. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
d. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah, menyebabkan
demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah diatas tulang bisa
mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri.Infeksi
tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan
nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak
berkurang dengan istirahat.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau
yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di
daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak
menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang
normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak,
biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Jika suatu infeksi tulang tidak
berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis kronis).Kadang-
kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan
gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau hilang
timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang terinfeksi
menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang
menuju kulit.

9
2.6 Komplikasi (Brunner, suddarth. (2001)
Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak
terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab.
Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada
daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan
sekitar bahkan ke aliran darah sistemik.
Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:
1. Abses Tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium
2.7 Pathwa

10
2.8 Pemeriksaan penunjang (Brunner, suddarth. (2001)
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap
darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti
dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh
bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus
dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :
1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.

2.9 Penatalaksanaan medis (Brunner, suddarth. (2001)


1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai kepekaan
penderita dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.

11
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan antibiotik
tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan jaringan nekrotik,
mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang
ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan aliran
pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat
mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K
membantu mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c. Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk
kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian
diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang
ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah.

I. Pencegahan osteomielitis (Depkes RI, 1995).


a. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda, yang
keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera
mungkin.
b. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak di
arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

12
Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak dianjurkan,
termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari) dan biji-
bijian.
c. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat
badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan
menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur.
d. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk
wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-kekuatan,
segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi batas
alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan kadar
kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk.
e. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan
sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh lemah. Sebagai contoh, Anda bisa melakukan lima sampai 10
menit latihan ringan sehari sebelum secara bertahap meningkatkan durasi dan
intensitas aktivitas Anda sebagai kebugaran Anda mulai membaik.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
Seorang laki-laki, usia 18 tahun dibawa ke Rumah Sakit X dengan keluhan nyeri,
demam, anoreksia pada kaki sebelah kiri, dari hasil pengkajian ners Y didapatkan
terdapat luka dan mengeluarkan pus di kaki sebelah kiri bagian fibula sampai pedis,
infeksi menyebar ke diafisis serta terjadi sekuester, muka klien tampak meringis, skala
nyeri 7 (1-10), nyeri yang dirasakan klien menyebar ke daerah paha bagian atas, klien
mengatakan nyeri yang dialami klien sangat mengganggunya apalagi klo digerakan dan
berkurang apabila klien sudah minum obat dan tertidur, sedangkan dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan HB 7gr/dl, leukosit 16.600 gr/dl, trombosit
450.000, GDS 260, staphylococuus aureus positif.

A. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Tahun
Alamat :-
Diagnosa Medis : Osteomieliti

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Suku/bangsa : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji

14
c. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Seorang laki-laki, usia 18 tahun dibawa ke Rumah Sakit X dengan
keluhan nyeri, demam, anoreksia pada kaki sebelah kiri.
b. Riwayat kesehatan Sekarang
Klien tampak nyeri, demam, anoreksia pada kaki sebelah kiri , skala
nyeri 7 (1-10), nyeri yang dirasakan klien menyebar ke daerah paha
bagian atas, klien mengatakan nyeri yang dialami klien sangat
mengganggunya
c. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak terkaji
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
e. Riwayat psikososial
Tidak terkaji
d. Kebiasaan sehari-hari
- Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
- Pola eliminasi : Tidak terkaji
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Tampak meringis
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Vital Sign :
 Nadi : Tidak terkaji
 Suhu : Tidak terkaji
 TD : Tidak terkaji
 Pernapasan : Tidak terkaji
 HB : 7gr/dl
 leukosit : 16.600 gr/dl

15
 trombosit : 450.000
 GDS : 260
 staphylococuus aureus positif.
d. Kepala
Tidak terkaji
e. Mata
Tidak terkaji
f. Telinga
Tidak terkaji
g. Hidung
Tidak Terkaji
h. Mulut
Tidak terkaji
i. Leher
Tidak Terkaji
j. Paru-Paru
Tidak Terkaji
k. Jantung
Tidak Terkaji
l. Abdomen
Tidak Terkaji
m. Ekstermitas
Tidak Terkaji
C. Diagnosa
Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut
(Marlyn E. Doengoes : hal ) :
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

16
D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1) Pertahankan imobilisasi
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 bagian yang sakit dengan
dengan inflamasi jam diharapkan nyeri dan tirah baring
dan ketidaknyamanan 2) Tinggikan ekstermitas
pembengkakan. berkurang, serta tidak yang mengalami nyeri
terjadi kekambuhan nyeri 3) Hindari penggunaan sprei
dan komplikasi atau bantal plastic dibawah
ekstermitas yang
Kriteria hasil :
mengalami nyeri
4) Evaluasi keluhan nyeri atau
Tidak ada nyeri, klien
ketidak nyamanan.
tampak rileks, tidak ada
Perhatikan lokasi dan
mengerang dan perilaku
karakteristik, termasuk
melindungi bagian yang
intensitas (skala nyeri 1-
nyeri, frekuensi pernapasan
10). Perhatikan petunjuk
12-24 per menit, suhu klien
nyeri perubahan pada tanda
dalam batas normal (36ºC-
vital dan emosi atau
37ºC) dan tidak adanya
perilaku.
komplikasi.
5) Dorong pasien untuk
mendiskusikan masalah
sehubungan dengan infeksi
pada tulang.

17
6) Lakukan dan awasi latihan
rentang gerak pasif atau
akfif
7) Beri alternative tindakan
kenyamanan seperti
pijatan, punggung atau
perubahan posisi.
8) Dorong menggunakan
tehnik managemen stress,
seperti relaksasi progresif,
latihan napas dalam,
imajinasi visualisasi, dan
sentuhan terapeutik.
9) Selidiki adanya keluhan
nyeri yang tak biasa atau
tiba-tiba, lokasi progresif
atau buruk tidak hilang
dengan analgesik.
10) Jelaskan prosedur sebelum
melakukan tindakan
keperawatan.
11) Lakukan kompres dingin
24-48 jam pertama dan
sesuai kebutuhan.

Kolaborasi :

12) Berikan obat analgesik


seperti

18
hidroksin,siklobenzaprin
sesuai indikasi.
13) Awasi analgesic yang
diberikan.

2. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji derajat mobilitas yang


mobilitas fisik keperawatan 3 x 24 jam, dihasilkan adalah cedera atau
berhubungan diharapkan mobilitas fisik pengobatan dan perhatikan
dengan nyeri yaitu klien mampu persepsi pasien terhadap
beradaptasi dan mobilisasi
mempertahankan mobilitas 2. Bantu atau dorong perawatan
fungsionalnya diri atau keberihan diri
(mandi,mencukur)
Kriteria hasil :
3. Awasi tekanan darah klien
dengan melakukan aktivitas
Meningkatkan atau
fisik, perhatikan keluhan
mempertahankan mobilitas,
pusing
mempertahankan posisi
4. Tempatkan dalam posisi
fungsional, meningkatkan
terlentang atau posisi nyaman
kekuatan atau fungsi yang
dan ubah posisi secara
sakit dan
periodic
mengkompensasikan bagian
5. Awasi kebiasaan eliminasi
tubuh.
dan berikan ketentuan
defekasi rutin
6. Berikan atau bantu mobilisasi
dengan kursi roda, kruk,
tongkat sesegera mungkin

19
7. Konsul dengan ahli terapi
fisik atau rehabilitasi
spesialis
8. Rujuk ke perawat spesialis
psikiatrik klinik atau ahli
terapi sesuai indikasi

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang.Oateomielitis dapat di
klasifiksikan menjadi dua,yaitu :
a. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
b. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya
akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Osteomielitis dapat disebabkan oleh bakteri,antara lain :


1. Staphylococcus aureus sebanyak 90%.
2. Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
3. Streptococcus hemolitikus.
4. Pseudomonas aurenginosa.
5. Escherechia coli.
6. Clastridium perfringen.
7. Neisseria gonorhoeae.
8. Salmonella thyposa.

Manifestasi klinis dari Osteomielitis,antara lain :


1. Demam
2. Nafsu makan menurun
3. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan.

Kompliasi dari osteomielitis,yaitu:


1. Abses Tulang

21
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.

Patofisiologi dari Osteomielitis yaitu :


Staphylococcus aureus,Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli menginfeksi
tulang sehingga terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik.Dapat menyebabkan Osteomielitis stadium
1,stadium2,stadium 3.Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh
darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang
sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke
jaringan lunak atau sendi di sekitarnya
Pemeriksaan penunjang dari osteomielitis,yaitu:
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
3. Pemeriksaan biopsy tulang
4. pemeriksaan feses
5. MRI
6. Pemeriksaan radiologis
7. Bone scan
8. Pemeriksaan ultra sound.
9. Obat yang bisa diberikan pada pasien ,yaitu:
a. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam
b. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam
c. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam

22
d. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan
e. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah.
Cara pencegahan Osteomielitis dapat dilakukan dengan cara :
1. Berhenti merokok
2. Diet sehat
3. Mengelola berat badan
4. Menghindari alkohol
5. Olahraga tertur
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien osteomielitis adalah
1. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang
3. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
4. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

B. Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi sumbangsih yang poitif
terhadap pembaca.Semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit
Osteomielitis dan dapat menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari penyakit
Osteomielitis.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, Wangi,(2010), Tulang dan Tubuh Kita, Getar Hati:Yogyakarta.

Brunner, Suddarth,(2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume


3,EGC : Jakarta.

Brunner,suddarth.2001.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.Penerbit, EGC :


Jakarta

Carpenito, 1990. Diagnosis Keperawatan Pada Praktek Klinik.

Depkes RI, 1995. Pusat Data Kesehatan.

Dorland, W. A. Newman, 2002. Kamus Kedokteran Dorland.Terbitan EGC : Jakarta.

Dorland, 2002.Kamuskedokteran dorland.Terbitat EGC :Jakarta.

Henderson, 1997. Effects of Air Quality Regulation on in Polluting Industries.

KAMUS KEDOKTERAN Edisi 29. Alih bahasa : Andy Setiawan, et al. Jakarta : EGC,
pp : 1565, 1.

NANDA,2012-2014. NIC fifth edition. NOC fifth edition. :Nyeri akut b/d agen injuri
fisik,Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas tulang,Gangguan
integritass kulit b/d imobilitas fisik,Ansietas b/d stasus kesehatan,Resiko infeksi
b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Nursalam, 2001. Konsep dan Metode Keperawatan.

PENYAKIT TULANG & PERSENDIAN. Jakarta : pustaka populer obor.

Price, Wilson, 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.


EGC, Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai