Anda di halaman 1dari 2

Jenis Studi Kasus

Setelah membaca mengenai beberapa pengertian studi kasus dari para


ahli, tentunya kamu lebih memahami maknanya. Selain pengertian, ada
baiknya kamu juga memahami jenis-jenis dari studi kasus. Ada tiga jenis
studi kasus yakni:

1. Intrinsik
Studi kasus jenis ini digunakan pada kasus yang akan dipelajari dengan
mendalam. Dimana, kasus tersebut memiliki sesuatu yang menarik dan
mengandung minat intrinsik atau yang biasa disebut sebagai intrinsic
interest.
2. Instrumental
Studi kasus instrumental ditujukan untuk mempelajari suatu kasus yang
mana hasilnya akan digunakan untuk memperbaiki atau melengkapi suatu
teori yang sudah ada. Selain untuk menyempurnakan teori yang sudah
ada, hasil penelitian studi kasus Instrumental juga dapat digunakan untuk
mencetuskan teori baru. 

3. Kolektif
Jenis studi kasus ini digunakan ketika dalam penelitian, subjek yang diteliti
terdiri dari beberapa kolektif atau kelompok. Akan tetapi tidak hanya
semata kelompok itu yang dipelajari. Individu-individu di dalamnya juga
akan tetap dipelajari secara mendalam. hal ini bertujuan guna memperoleh
karakter umum yang bervariasi. Baik itu dari kelompok maupun individu-
individu di dalamnya.

Di dalam penelitian kualitatif, studi kasus sangat sering digunakan.


Penelitian kualitatif yang bersifat menggali pertanyaan mengapa dan
bagaimana, menjadi paduan yang tepat dengan studi kasus. Hal ini karena
sifat studi kasus yang mempelajari secara mendalam hingga dapat
menemukan realitas.
Data kasus dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan dengan beberapa
metode. Seperti halnya penelitian kualitatif pada umumnya, data dapat
diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi, forum group
discussion (FGD), dan lainnya. Data ini nantinya akan diperdalam dan
dipertajam hingga dapat memahami permasalahan yang sedang diteliti.
Kasus yang diteliti juga merupakan kasus atau fenomena atau kejadian
yang sedang berlangsung dan sangat khas. Kekhasan kasus dapat dilihat
dari segi subjek, fenomena, lokasi dan lainnya yang terbilang jarang terjadi.
Untuk memperoleh pemahaman, data juga dapat diperoleh dari pihak lain
yang mengetahui kasus tersebut dengan baik. Sehingga akan melengkapi
data yang sudah diperoleh dari data utama.

Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, nyatanya studi kasus


juga dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pada penelitian
kuantitatif, studi kasus dapat memberikan data yang memungkinkan
peneliti untuk memperluas bukti. Bukti yang dimaksud adalah data yang
memperkuat hipotesis penelitian. Tentunya, bukti ini akan membahas
tentang tema atau topik yang sedang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai