PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Tentang :
Dosen Pembimbing :
BAB VI
Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.
Ada sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian negara hukum dan Rule
of Law itu hampir dapat dikatakan sama, namun terdapat pula sementara pakar
menjelaskan bahwa meskipun antara negara hukum dan Rule of Law tidak dapat
dipisahkan namun masing-masing memiliki penekanan masing-masing. Menurut
Philipus M. Hadjon misalnya bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa
belanda rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari
kekuasaan rasa yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu dalam
perkembanganya rechtsstaat itu lebih memiliki ciri yang revolusioner. Menurut
Hadjon Rule of Law lebih memiliki ciri yang evolusioner. Menurut Friedman,
antara pengertian negara hukum atau rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya
saling mengisi (Friedman, 1960: 546)
Rule of Law adalah kekuasan publik yang diatur secara legal. Dalam hubungan
ini Pengertian Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.
Konsekuensinya setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule of Law
dalam kehidupan kenegaraannya, meskipun negara tersebut adalah negara otoriter.
Atas dasar alasan ini maka diakui bahwa sulit menentukan pengertian Rule of Law
secara universal, karena setiap masyarakat melahirkan pengertian itupun. Secara
berdeda pula (lihat Soegito,2006: 4) dalam hubungan inilah maka Rule of Law
dalam hal munculnya bersifat endogen, artinya munculnya dan berkembang dari
suatu masyarakat tertentu.
1. Hak-hak manusia
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa jikalau dalam hubungan dengan
negara hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas dalam pengertian
negara hukum formal, yaitu negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap
negara yang demikian ini dikarenakan negara hanya menjalankan dan taat pada
apa yang termasuk sebagai ‘penjaga malam’ (nachtwachterstaat). Dalam
pengertian seperti ini seakan-akan negara tidak berurusan dengan kesejahteraan
rakyat. Setelah pertengahan abad ke-20 mulai bergeser, bahwa negara harus
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu negara tidak
hanya sebagai ‘penjaga malam’ saja, melainkan harus aktif melaksanakan upaya-
upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengatur
kehidupan sosial-ekonomi.
1. Liberie ( Kemerdekaan )
2. Egalite ( Kesamarataan )
3. Fraternite ( Kerukunan atau Persaudaraan )
Maka menurut konstitusi Perancis yang dimaksud dengan hak-hak asasi manusia
adalah : hak-hak yang dimiliki manusia manurut kodratnya, yang tidak dapat
dipisahkan dengan hakikatnya.
Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari Declaration of Human Right
1948 perserikatan Bangsa-bangsa.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara
universal sebagai ‘a moral, political, legal framework and as a guideline’ dalam
membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan
serta pelakuan yang tidak adil. Demikian dikukuhkannya naskah Universal
Declaration of Human Rights ini, ternyata tidak cukup mampu untuk mencabut
akar-akar penindasan diberbagai negara. Setelah kurang lebih 18 tahun kemudian,
PBB berhasil juga melahirkan Convenant on Economic, Sosial and Cultral
(Perjanjian tentang ekonomi, sosial dan budaya) dan Convenant on Civil and
Political Rights (Perjanjian tentang hak-hak sipil dan politik) (Asshiddiqie, 2006:
92).
C. Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
“ Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan
beberapa hak dari warga negara, agar jangan sampai timbul negara kekuasaan atau
‘Manchtsstaat’, atau negara penindas (Yamin, 1959: 207). “
“ Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongnya oleh keinginan
lulur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, masa rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. “
Negara indonesia memiliki ciri tujuan negara hukum material, dalam rumusan
tujuan negara “...... memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa....”.
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya. 2)
Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. 2)
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2)
Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. 2)
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. 2)
Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 2)
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja. 2)
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan. 2)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. 2)
Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali. 2)
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. 2)
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. 2)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. 2)
Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi. 2)
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain. 2)
Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.2)
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan. 2)
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 2)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. 2)
Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun. 2)
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.2)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. 2)
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah. 2)
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. 2)
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2)
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis. 2)
Satu kasus yang cukup penting bagi Bangsa Indonesia dalam menegakkan
hak-hak asasi, adalah dengan dilaksanakannya pengadilan Ad Hoc, atas pelanggar
hak-hak asasi manusia di Jakarta, atas pelanggaran di Timor-timur. Hal ini
menunjukkan kepada masyarakat Internasional, bahwa bangsa Indonesia
memiliki komitmen atas penegakan hak-hak asasi manusia. Terlepas dari berbagai
macam kelebihan dan kekurangannya, bagi kita merupakan suatu kemajuan yang
sangat berarti, karena bangsa indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas
jaminan serta penegakan hak-hak asasi manusia, dalam kehidupan kenegaraan.
Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama
lain dalam persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di
dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan
ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-
usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan
lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan politik,
hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang
berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilyah-wilayah
perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain.
Pasal 3
Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai induvidu.
Pasal 4
Pasal 5
Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, diperlakukan
atau dikukum secara tidak manusiawi atau dihina.
Pasal 6
Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi di
mana saja ia berada.
Pasal 7
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang
sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap
setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Deklarasi ini, dan terhadap
segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam ini.
Pasal 8
Setiap orang berhak atas pemulihan yang efektif dari pengadilan nasional yang
kompeten untuk tindakan-tindakan yang melanggar hak-hak dasar yang diberikan
kepadanya oleh undang-undang dasar atau hukum.
Pasal 9
Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-
wenang.
Pasal 10
Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas peradilan yang adil dan
terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak
dan kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan
kepadanya.
Pasal 11
Ayat (1)
Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu tindak pidana
dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam
suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua jaminan yang
perlukan untuk pembelaannya.
Ayat (2)
Pasal 12
Pasal 13
Ayat (1)
Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas
setiap negara.
Ayat (2)
Setiap orang berhak meninggalkan suatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan
berhak kembali ke negerinya.
Pasal 14
Ayat (1)
Setiap orang berhak mencari dan mendapatkan suaka di negeri lain untuk
melindungi diri dari pengejaran.
Ayat (2)
Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena
kejahatankejahatan yang tidak berhubungan dengan politik, atau karena
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Pasal 15
Ayat (1)
Ayat (2)
Pasal 16
Ayat (1)
Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk
keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam
masa perkawinan dan di saat perceraian.
Ayat (2)
Ayat (3)
Keluarga adalah kesatuan yang alamiah dan fundamental dari masyarakat dan
berhak mendapatkan perlindungan dari masyarakat dan Negara.
Pasal 17
Ayat (1)
Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain. Ayat (2)
Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan kebebasan untuk
menyatakan agama atau kepercayaann dengan cara mengajarkannya,
melakukannya, beribadat dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.
Pasal 19
Pasal 20
Ayat (1)
Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat tanpa
kekerasan.
Ayat (2)
Pasal 21
Ayat (1)
Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negaranya, secara langsung
atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
Ayat (2)
Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan
pemerintahan negeranya.
Ayat (3)
Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus
dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan murni,
dengan hak pilih yang bersifat umum dan sederajat, dengan pemungutan suara
secara rahasia ataupun dengan prosedur lain yang menjamin kebebasan
memberikan suara.
Pasal 22
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak
akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang sangat diperlukan
untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui usaha-usaha nasional
maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan pengaturan serta sumber daya
setiap negara.
Pasal 23
Ayat (1)
Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan,
berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil dan menguntungkan serta berhak
atas perlindungan dari pengangguran.
Ayat (2)
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk
pekerjaan yang sama.
Ayat (3)
Setiap orang yang bekerja berhak atas pengupahan yang adil dan menguntungkan,
yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik untuk dirinya sendiri
maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.
Ayat (4)
Pasal 24
Pasal 25
Ayat (1)
Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan
berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi
janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkannya
kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.
Ayat (2)
Ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua
anak-anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus
mendapat perlindungan sosial yang sama.
Pasal 26
Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (3)
Orang tua mempunyai hak utama dalam memilih jenis pendidikan yang akan
diberikan kepada anak-anak mereka.
Pasal 27
Ayat (1)
Setiap orang berhak untuk turut serta dalam kehidupan kebudayaan masyarakat
dengan bebas, untuk menikmati kesenian, dan untuk turut mengecap kemajuan
dan manfaat ilmu pengetahuan.
Ayat (2)
Pasal 28
Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak
dan kebebasankebebasan yang termaktub di dalam Deklarasi ini dapat
dilaksanakan sepenuhnya.
Pasal 29
Ayat (1)
Ayat (3)
Pasal 30
Tidak sesuatu pun di dalam Deklarasi ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu
Negara, kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa
pun, atau melakukan perbuatan yang bertujuan merusak hak-hak dan kebebasan-
kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Deklarasi ini.
2. Asas-asas Kewarganegaraan.