Anda di halaman 1dari 11

Fikri baehaki (202105045)

Agit maulana (202105022)


dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang di miliki setiap
pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.Ini berarti
bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya

Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang


Undang No.39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas- asas dasar yang
menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan kebebasandasar manusia sebagai hak yang secara
kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus
dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatanmartabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan
 Magna charta pada tahun 1215 di Inggris
Magna Charta antaralain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan
absolut (rajayang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadidibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di mukaumum.
 Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689
Padamasa itu mulai timbul adagium yang intinya adalah bahwa manusia sama di muka
hukum (equality before the law)
 Teori Roesseau (tentang contract social/perjanjian masyarakat)
Motesquieu denganTrias Politikanya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna
mencegah tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak
dasarkebebasan dan persamaan yang dicanangkannya.Perkembangan HAM selanjutnya ditandai
dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari
paham Roesseau dan Montesqueu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di
dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu.
 The French Declaration pada 1789
dimanahak-hak yang lebih rinci lagi melahirkan dasar The Rule of Law. Antara lain di
nyatakan tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena,termasuk ditangkap
tanpa alasan yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yangdikeluarkan oleh pejabat yang sah.
Dinyatakan pula presumption of innocence,artinya orang-orang yang ditangkap kemudian ditahan
dan dituduh, berhakdinyatakan tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang
berkekuatanhukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
 freedom ofexpression
Dipertegas juga dengan freedom ofexpression (bebas mengelaurkan pendapat), freedom
of religion (bebas menganutkeyakinan/agama yang dikehendaki), the right of property (perlindungan
terhadaphak milik) dan hak-hak dasar lainnya
 Hak sipil dan politik
Hak setiap manusia untuk menentukan nasib hidupnya masing-masingdengan tidak adanya intervensi
dari negara kecuali dalam hal penguasaan.
Hak untuk hidup nyaman, aman, dan tenteram dengan adanya jaminan daripemimipin negara terhadap
warga negaranya.
Hak untuk tidak dihukum mati; karena pada masa sebelum adanyaundang-undang tentang HAM
banyak pemimpin sewenang-wenangmembunuh orang lain tanpa hukum yang jelas.

 Hak ekonomi, sosial, dan budaya


Hak untuk bekerja, karena setiap manusia memiliki tanggung jawab untukmemenuhi kebutuhannya
sendiri.
Hak untuk mendapat upah yang sama; maksudnya bahwa tidak boleh adadiskriminasi dalam pemberian
upah yang sesuai kemampuan.
Hak atas kesehatan dan perumahan

 Hak pembangunan
Hak untuk mendapatkan rumah yang layak
Hak untuk memperoleh lingkungan yang sehat
Hak untuk mendapat layanan kesehatan yang layak
 Periode Tahun 1945 - 1950
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada ha
kuntuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didiri
kan Sertahak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.Pemikir
an HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telahmemperoleh pengaturan
dan masuk ke dalam hukum dasar negara (konstitusi), yaituUndangUndang Dasar Neg
ara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Periode Tahun 1950 – 1959
dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutanperiode demokrasi
parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkanmomentum yang sangat
membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadisemangat demokrasi liberal
atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat dikalangan elit politik
 Periode Tahun 1959 – 1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah system
demokrasiterpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhadap sistem demokrasi par
lementer.Pada sistem ini (demokrasi terpimpin), kekuasaan terpusat dan berada di
tanganPresiden
 Periode Tahun 1966 – 1998
Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno
ke Soeharto, ada semangatuntuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah
diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM
dilaksanakan pada
tahun1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadila
n HAM, pembentukan komisi, dan pengadilan HAM untuk wilayah Asia.
 Periode Tahun 1998 – Sekarang.
Pergantian pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat
besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Hal ini tentu berbanding
terbalik dari masa Orde Baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan
HAM. Pada tahap status penentuan telah ditetapkan beberapa ketentuan perundang-
undangan tentang HAM, seperti amandemen konstitusi negara (Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945), ketetapan MPR (TAP MPR), Undang-
Undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
Tahap penataan aturan secara konsisten mulai dilakukan pada masa pemerintahan
Presiden ke-3 Indonesia Habibie. Tahap ini ditandai dengan penghormatan dan
pemajuan HAM
 Hak asasi pribadi (Personal Rights)
 Hak asasi politik (Political Rights)
 Hak asasi ekonomi (Property Rights)
 Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights)
 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
Pemerintah(Rights Of Legal Equality)
 Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
kekuasaan publik yang diatur secara legal. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap negara yang legal senantiasa
menegakkan Rule of Law. Rule of Law berdasarkan substansi atau
isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam suatunegara. Konsekuensinya setiap negara akan
mengatakan mendasarkan pada Rule of Law dalam kehidupan
kenegaraannya, meskipun negara tersebut adalah negaraotoriter
Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya
dengan (penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum)
“the enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaraan
pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan implementasi
prinsip-prinsip rule of law.

Anda mungkin juga menyukai