Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DHIKA WIGHUNA SUPRIYADI

KELAS : A
NPM 10040008061
TUGAS HUKUM DAN HAM

DUHAM

1. PENGERTIAN DUHAM

DUHAM adalah akronim Deklarasi Universal HAM yang dicetuskan di Paris


oleh Majelis Umum PBB. 10 Desember 1948. Ada 30 pasalnya. Semua isinya
berkisar pada isu kebebasan pribadi, kemerdekaan bernegara, hak untuk hidup,
perlindungan dari pengangguran, demokrasi, kebebasan bergerak, berkomunikasi,
berdiam di dalam batas-batas setiap negara, menyampaikan dan menerima
informasi tanpa hambatan, tanpa memandang batas-batas wilayah negara
(regardless of frontiers) melalui segala macam media yang tersedia, memiliki
pendapat dan memberikan pendapat.

2. PASAL 17 DUHAM
“Juga tak seorangpun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena”
3. PENJELASAN
Dikatakan bahwa tidak satu orang pun yang boleh dirampas hartanya dengan
paksa atau dengan tidak berprikemanusiaan, karena itu merupakan HAK yang
harus dilindungi oleh Negara,HAK tidak bias diganggu oleh pihak manapun,
karena HAK adalah sesuatu mutlak yang diberikan Allah S.W.T kepada setiap
manusia.Tapi mengapa tetap saja dilanggar???...berikut contohnya:
Nyatanya PBB yang mencetuskan DUHAM justru sering melanggarnya sendiri
atas kehendak Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang dikuasai hobby
Yahudi. Pada level internasional tak ada demokrasi karena hanya 5 negara
mempunyai hak veto di PBB. AS dan Inggris, misalnya dengan leluasa merampas
harta negara-negara lain atas dukungan PBB. Seperti, misalnya, melucuti dan
memusnahkan persenjataan Irak. Hanya AS dan sekutu-sekutunya boleh memiliki
senjata nuklir. Negara-negara lain tidak boleh memiliki harta berupa senjata
seperti itu (melanggar pasal 17 DUHAM).

60 tahun DUHAM pun terjadi seiring dengan kemeriahan pesta demokrasi di


Indonesia, yaitu Pemilu 2009. Momentum ini adalah momen yang penting bagi
kelanjutan perjuangan pemajuan perlindungan HAM di Indonesia. Hingga saat ini,
kepekaan partai politik dalam menjawab persoalan HAM masih sangat minim.
Padahal, kebebasan politik dalam bentuk multipartai adalah hasil dari
perjuangan reformasi. Sehingga kebebasan politik yang merupakan salah satu
hakikat kebebasan yang dicita-citakan oleh DUHAM sedianya tidak hanya dapat
dinikmati oleh kaum yang memiliki akses terhadap partai politik, tetapi juga
harus terwujud dalam pemenuhan HAM bagi masyarakat yang lebih luas. Maka pada
Pemilu 2009 nanti, agenda HAM harus menjadi agenda politik dari partai politik
yang berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia dan bukan kepentingan kelompok
atau golongannya semata.
Beranjak dari kondisi hak asasi manusia di atas, dalam rangka peringatan 60
Tahun DUHAM yang jatuh pada 10 Desember 2008 tahun ini, ELSAM
merekomendasikan:

1.. DPR dan Pemerintah harus mengambil langkah sesegera mungkin untuk
melakukan harmonisasi seluruh ketentuan UU dengan UU hasil ratifikasi tentang
Konvensi SIPOL dan EKOSOB. Jika pemerintah dan DPR tidak melakukan
harmonisasi sesegera mungkin, maka seluruh kebijakan dalam bidang hak asasi
manusia hanya akan menjadi lip service diplomasi semata.

2.. DPR dan Pemerintah harus mengambil langkah yang konsisten dalam menegakan
hukum atas peristiwa kejahatan terhadap kemanusian. Penyelidikan, penyidikan
dan penuntutan atas setiap orang yang diduga melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan harus berjalan secara imparsial dan fair.

3.. DPR dan Pemerintah harus tegas menjalankan reformasi TNI agar wibawa DPR
dan Pemerintah tidak direndahkan. Maka dari itu DPR dan Pemerintah secara
bersama-sama harus menuntaskan, beberapa agenda reformasi TNI, yaitu soal
bisnis TNI, soal keberadaan dan fungsi komando teritorial, soal Pengadilan
Militer.

4.. DPR dan Pemerintah harus mengambil langkah perbaikan bagi POLRI untuk
memastikan POLRI adalah lembaga sipil. Serta mencegah aparat POLRI di seluruh
jajaran melakukan penyiksaan.

5.. DPR dan Pemerintah harus mulai memperhatikan secara seksama gejala PHK
massal dan pengangguran. Perlu kiranya diambil langkah-langkah ekstra untuk
melindungi hak atas pekerjaan dan akses terhadap sumberdaya alam agar rakyat
tidak terjerumus ke dalam kemiskinan yang akut. Langkah itu juga diperlukan
untuk mencegah terpicunya kekerasan komunal atau konflik horizontal di kalangan
rakyat.

6.. DPR dan Pemerintah harus memastikan perlindungan bagi kebebasan


berekspresi dan pluralisme di dalam masyarakat Indonesia yang beragam, dan
tidak justru membuat kebijakan yang mendiskriminasi satu kelompok atau
golongan. Serta mengambil tindakan hukum tegas kepada kelompok-kelompok yang
menggunakan kekerasan dan memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

7.. Partai politik dan para politisi yang berjuang dalam Pemilu 2009 dapat
membuktikan komitmen politiknya bagi rakyat Indonesia dengan memasukkan HAM
sebagai platform dan agenda politiknya dalam Pemilu serta dengan konsisten
melaksanakannya.

EKOSOB
1. PENGERTIAN EKOSOB

hak ekosob merupakan hak asasi manusia dan pemenuhannya sudah


seharusnya dijamin oleh negara. Namun selama ini, pemenuhan hak asasi masih
berkutat pada penjaminan hak sipil dan politik seperti hak kebebasan
mengeluarkan pendapat atau pun hak aspirasi politik.

2. PASAL 11 AYAT ( 1 ) KONVENAN HAK EKOSOB


Hak atas Tempat Tinggal yang Layak (Pasal 11 [1]
Perjanjian Internasional atas Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya)

3. PENJELASAN PASAL 11 AYAT ( 1 ) :

1. Menurut pasal 11 (1) Perjanjian, Negara "mengenali hak setiap orang


untuk memperoleh standar hidup yang layak bagi dirinya sendiri dan
keluarganya, termasuk pangan, pakaian, dan tempat tinggal, juga
peningkatan kondisi-kondisi hidup yang berkelanjutan.” Hak asasi manusia
atas tempat tinggal yang layak, yang dengan demikian ditarik dari standar
hidup yang layak, adalah sumber penikmatan hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya.
Komite telah mampu mengumpulkan informasi seputar hak ini. Sejak 1979,
Komite dan para pendahulunya telah mempelajari berbagai laporan yang
berkaitan dengan hak atas tempat tinggal yang layak. Komite juga telah
mengadakan sebuah diskusi-sehari mengenai topik ini dalam sesi-sesi ketiga
(baca E1989/22, par. 312) dan keempat (EI990/23, par. 281-285. Selain itu,
Komite telah secara cermat mencatat informasi yang dihasilkan oleh the
International Year of Shelter for the Homeless (1987) termasuk the Global
Strategy for Shelter to the Year 2000 yang dicantumkan oleh Majelis Umum
dalam resolusi 42/191 tertanggal 11 December 1987.1 Komite juga telah meninjau
berbagai laporan dan dokumentasi lain oleh Komisi Hak Asasi Manusia dan Sub-
Komisi Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan terhadap Kelompok-
kelompok Minoritas.

4. PENDAPAT

Menurut saya, yang harus diperhatikan bahwa pemenuhan hak ekosob adalah
bagian dari kewajiban negara untuk mengimplementasikan hak-hak asasi manusia, yang
tidak sekadar kewajiban moral, tetapi sudah menjadi kewajiban hukum dan konstitusi.
Tiadanya komitmen pemerintah terhadap hak ekosob sama halnya dengan melakukan
kesengajaan pelanggaran hak asasi manusia. Kita semua berharap bahwa tidak terulang
kembali penyelahgunaan kekuasaan di masa sebelumnya, dan kewajiban ini bisa
dipegang teguh oleh penyelenggara negara untuk segera membebaskan kemiskinan yang
terjadi.

ICCPR

1. PENGERTIAN ICCPR

1
Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) adalah perjanjian
multilateral yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 16 Desember 1966, dan berlaku
dari 23 Maret 1976. La melakukan para pihak untuk menghormati hak-hak sipil dan
politik individu, termasuk hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berbicara,
kebebasan berkumpul, hak dan hak pemilihan untuk proses dan peradilan yang adil. Pada
Oktober 2009, Kovenan waktu 72 penandatangan dan 165 pihak. [1]
ICCPR adalah bagian dari International Bill of Human Rights, bersama dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) dan Kovenan Internasional
Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR).

2. 2. PASAL 14 ICCPR
“Setiap orang bebas atas kebebasan menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
nurani”

3. PENJELASAN
Bahwa setiap orang bebas menuangkan pendapat ataupun pikiran kepada Negara,
tidak ada larangan bagi setiap orang untuk tidak mengutarakan pendapat ketika terjadi
sesuatu pada Negara. Contoh : Ketika pemilu, kita bebas menentukan siapa yang menjadi
pemimpin kita.

4. PENDAPAT
Menurut saya, memang benar setiap orang bebas menuangkan pendapat / aspirasi
kepada Negara tetapi harus dipahami bahwa cara menuangkannya juga harus baik dan
harus sesuai dengan tingkat permasalahannya, banyak kita temui bahwa seseorang
mengutarakan pendapat dengan tidak berpendidikan, dengan anarkis, itulah yang harus
kita perbaiki dari sekarang dan untuk nanti.

Anda mungkin juga menyukai