Pengertian Hukum Dagang : Hukum Perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan / Hukum yang mengatur dalam lingkup khusus yang timbul karena perikatan dari
yang ada dan bersumber dari undang-undang. (Purwosucipto)
Pengertian Hukum Perikatan : Hukum Perikatan adalah suatu sebagai suatu hubungan
hukum antara dua orang atau dua pihak, dimana pihak yang satu berhak menuntut suatu hal
dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. (Prof
Subekti)
Perikatan : Pasal 1234 KUHPER, Tiap-Tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu
untuk berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu. (Bersumber dari undang-undang dan
Perjanjian)
Perjanjian : Pasal 1313 KUHPER, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. (Maka dua orang
harus ada dalam perjanjian Pihak A dan Pihak B)
Syarat Sah Perjanjian : Pasal 1320 KUHPER, 1.Sepakat mereka mengikatkan dirinya,
2.Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, 3.Suatu Hal Tertentu, 4.Suatu Sebab yang halal.
Syarat Subjektif ; Syarat yang berhubungan dengan orang yang membuat orang
perjanjian (1.Sepakat tanpa paksaan dan lain lain dan 2. Orang tersebut harus cakap).
Maka dapat dibatalkan jika salah satu unsur tidak dipenuhi, dan jika tidak dibatalkan
maka perjanjian ada namun tidak sah.
Syarat Objektif ; Syarat yang terkait dengan objek perjanjian (Barang yang jelas = Hal
Tertentu, & Barang yang tidak melanggar hukum atau UU = Suatu sebab yang Halal)
Maka perjanjian itu batal demi hukum jika salah satu unsur tidak dipenuhi, dan
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.
Pengertian Badan Usaha : Badan usaha adalah kesatuan hukum yuridis dan kesatuan
ekonomi untuk mendirikan usaha dengan tujuan mencari untung.
Pengertian Perusahaan : Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan
setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba; (UU No. 3 Th 1982)
Cara membedakan antara Badan Usaha Berbadan Hukum atau Tidak Berbadan Hukum :
Dilihat dari pertanggungan dengan pihak ke-3, Ketika yang bertanggung jawab adalah
Orang didalam-Nya berarti bukan badan hukum namun jika yang bertanggung jawab
adalah Perusahaan-Nya maka badan usaha itu adalah badan hukum.
Badan Hukum : Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Yayasan
Badan Usaha :Perusahaan Perorangan (Warkop, Dsb.), Persekutuan Perdata,
Persekutuan Firma, Persekutuan Secara Melepas Uang (CV)
Hukum Dagang Pertemuan 1
Ciri-Ciri Perusahaan :
1. Berbadan Hukum dan Bukan Berbadan Hukum
• Badan usaha yang menjalankan kegiatan perekonomian itu mempunyai bentuk
hukum tertentu, seperti Perusahaan Dagang (PD), Firma (FA), Persekutuan
Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum),
Perusahaan Perseroan (Persero) dan Koperasi.
2. Melakukan/Menjalankan kegiatan dalam perekonomian
• Kegiatan Ini meliputi beberapa bidang dan jenis perusahaan
i. Jenis perusahaan berdasarkan lapangan usahanya
1. Agraris (Agraria)
2. Industri (Produk)
3. Perdagangan (Berjualan)
4. Jasa (Menyediakan Jasa)
5. Start-Up (Teknologi/Internet)
ii. Jenis Perusahaan Berdasarkan Subjek Hukum
(Subyek Hukum adalah Pengemban hak dan kewajiban)
1. Perorangan (Manusia Kodrati) ; yang bertanggungjawab adalah
Orang-nya
a. Perusahaan Perorangan
b. Perusahaan Perikatan Perdata
c. Perusahaan Firma
d. Perushaan Secara Melapas uang (CV)
2. Badan Hukum ; yang bertanggungjawab adalah BADAN-nya
a. Perusahaan Terbatas
b. Yayasan
c. Koperasi
3. Bersifat tetap dan terus-menerus
• Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu
singkat, tetapi untuk jangka waktu yang lama.
4. Terang-Terangan
• Terang-terangan artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas
berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang.
5. Memiliki Modal
• Setiap kegiatan menjalankan perusahaan tentu menggiinakan modal, dengan
modal perusahaan diharapkan keuntungan dan atau laba dapat diperoleh.
6. Mencari Keuntungan
• Isitilah keuntungan atau laba adalah istilah ekonomi yang menunjukkan nilai
lebih (hasil) yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gain).
7. Pembukuan
• adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan infromasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi.
Hukum Dagang Pertemuan 2
(ASAS PERIKATAN) Pengaturan tentang asas pacta sunt servanda pada hukum positif, diatur
dalam pasal 1338 ayat (1) dan (2) KUHPer yang mengatur:
Persekutuan adalah kumpulan orang yang memiliki aturan dan tunduk ke dalam aturan
11
yang ada didalam-Nya. (Kumpulan Lebih dari SATU orang adalah persekutuan {Misalnya
00
Arisan di lingkungan RT})
21
Sekutu adalah orang-orang atau kumpulan orang yang ada didalam persekutuan. (Orang
yang ada didalam persekutuan lebih lanjutnya disebut sekutu)
Lebih dari satu orang biasanya hubungannya hanya Majikan Dan Buruh
s
• Perusahaan Persekutuan
rv
o Persekutuan Perdata
Ketentuan-ketentuan Umum 1618-1623 KUHPER
A
11
2. Unsur 2 Mengikatkan diri - Pasal 1234 & 1338 KUHPER
3. Unsur 3 Memasukkan sesuatu dalam persekutuan
00
(Memasukkan Modal; Uang, Barang, Kerajinan, dan
kenikmatan atas barang “Kasih pinjam”) – 1619 ayat 2
21
KUHPER Jo. 1631 ayat 1 KUHPER
20
o Jenis kenikmatan atas barang ada 2
Musnah karena Pemakaian
30
Barang yang dapat depresiasi dan tidak dapat
dipakai lagi (Co; Komputer, Motor, dsb.)
Tidak Musnah Karena Pemakaian
o
individu sekutu)
Masing-Masing Sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang-barang
lain ataupun kerajinannya kedalam persekutuan itu. (2)
Hukum Dagang Pertemuan 2
11
persekutuan dll. dan tidak mencabut KUHPER) perjanjian
lisan dapat diperdebatkan.
00
2. Perjanjian Tertulis, Kesepakatan para pihak dituangkan dalam
21
bentuk tulisan
o Tertulis di depan pejabat publik (Akta Otentik)
20
Telah berdiri persekutuan Angin Ribut pada 21
Oktober (dibuat oleh Notaris), Di tanda-
30
tangani oleh A dan B serta di saksikan oleh
pejabat publik (Notaris)
o
on
• PT bisa didirikan oleh satu orang, dengan adanya aturan baru, Anda dapat
mendirikan PT hanya dengan seorang diri dan tanpa harus mempunyai partner.
Namun aturan ini hanya berlaku untuk Usaha Mikro dan Kecil.
• Status Badan Hukum, perubahan yang dimaksud ialah perubahan aturan status
11
badan hukum. Sebelum aturan yang baru berlaku status badan hukum milik PT akan
00
terbit setelah keputusan KEMENKUMHAM, namun setelah adanya UU Cipta Kerja
21
yang baru, PT akan memperoleh setelah mendapatkan bukti pendaftaran di
KEMENKUMHAM.
20
Modal dasar minimal, UU Cipta Kerja yang baru telah menghapuskan jumlah modal
30
dasar minimal untuk pendirian PT yang sebelumnya berjumlah Rp 50.000.000.
o
Dengan dihapusnya aturan ini maka pendirian PT akan menjadi lebih fleksibel dan
on
• Aturan TDP, sejak diberlakukannya sistem OSS maka TDP sudah tidak lagi diperlukan
• Perizinan berbasis risiko, dengan diberlakukannya UU Cipta kerja yang baru maka
terjadi perubahan dalam penentuan izin usaha. Saat ini dibuat peringkat skala usaha
in
dengan 4 kategori risiko yaitu, berisiko rendah, berisiko menengah rendah, berisiko
rv
(SPPL), kegiatan usaha yang tergolong mikro dan kecil tidak wajib memiliki Amdal,
Tiap peserta wajib memasukkan ke dalam perseroan itu segala sesuatu yang sudah ia janjikan
untuk dimasukkan, dan jika pemasukan itu terdiri dari suatu barang tertentu, maka peserta
wajib memberikan pertanggungan menurut cara yang sama dengan cara jual beli.
(1625 KUHPER) || Tanggung jawab Sekutu memasukkan BARANG sebagai modal ||
11
• Sekutu diwajibkan untuk memasukkan barang tertentu (Sebab Hukum)
00
• Maka dari itu Sekutu harus menanggungnya sama dengan cara jual beli (Akibat
Hukum)
21
• “Eh gua masukan barang ya ke Persekutuan Angin Ribut” maka Ia akan dikenakan
beban atau tanggung jawab seperti perjanjian jual beli.
20
(1625 KUHPER Jo. 1457 KUHPER) / (1625 Jo. 1457 Jo. 1474 Jo. 1491
KUHPER)
30
o Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk
O
membayar harga yang dijanjikan. (1457 KUHPER)
N
▪ Sekutu dianggap Penjual dan Persekutuan Dianggap Pembeli
O
tenteram;
▪ kedua, tiadanya cacat yang tersembunyi pada barang tersebut, atau
N
Sekutu yang diwajibkan memasukkan sejumlah uang dan tidak melakukannya itu menjadi
berutang bunga atas jumlah itu demi hukum dan dengan tidak usah ditagihnya pembayaran
uang tersebut, terhitung sejak hari uang tersebut sedianya harus dimasukkan (Ayat 1)
1
Hal yang sama berlaku terhadap jumlah uang yang terlah diambilnya dari kas bersama,
01
terhitung sejak guna kepentingannya pribadi. (Ayat 2)
Ke semuanya itu tidak mengurangi penggantian tambahan biaya, rugi dan bunga jika ada
10
alasan untuk itu. (Ayat 3)
|| Tanggung jawab Sekutu memasukkan UANG sebagai modal ||
02
• Sekutu diwajibkan untuk memasukkan uang ke dalam persekutuan (Sebab Hukum)
2
• Maka dari itu sekutu akan menjadi berhutang bunga atas jumlah itu semenjak dia
30
tidak memenuhi kewajibannya itu. (Akibat Hukum)
o Jika Rifkiyati tidak memasukkan uang 50 juta tepat waktu pada tanggal 21
O
Oktober, maka Rifkiyati berhutang bunga semenjak tanggal 21 Oktober
N
hingga dibayarkan kedepannya.
SO
– 1627 KUHPER
Para sekutu yang telah mengikatkan dirinya untuk memasukkan tenaga dan kerajinannya ke
IC
•
VI
1
dalam perseroan menurut suatu anggaran yang ditentukan dalam pertelaan atau dalam
01
inventaris, maka barang tersebut menjadi tanggungan perseroan. Jika barang itu telah
ditaksir maka peserta yang memasukkan barang itu tidak boleh meminta pembayaran yang
melebihi harga taksiran.
10
|| Tanggung jawab Sekutu memasukkan Kenikmatan atas Suatu Barang ||
02
Sekutu diwajibkan untuk memasukan kenikmatan atas benda yang dapat musnah atas
pemakaian dan tidak musnah atas pemakaian. (Sebab Hukum)
• Akibat Hukum ;
2
o Musnah karena pemakaian menjadi tanggung jawab persekutuan.
30
▪ Barang Musnah ; Motor, Peralatan, Dsb.
o Tidak musnah karena pemakaian menjadi tanggung jawab Sekutu /
perseorangan.
O
▪ Barang Tidak Musnah ; Ruko, Rumah, Dsb
N
Piutang Orang Ketiga Terhadap Sekutu dan Persekutuan - 1628 KUHPER
SO
Jika salah seorang dari para peserta menagih piutang dari seseorang yang juga berutang
pada perseroan, kemudian peserta itu menerima pembayaran piutangnya dari orang
AK
tersebut, maka pembayaran yang ía terima harus dibagi antara perseroan dan peserta itu
sendiri menurut perbandingan antara kedua piutang itu walaupun dalam kuitansi ia
IC
mengaku menerima pembayaran itu ía menetapkan bahwa semua uang termaksud adalah
pelunasan piutang perseroan, maka ketetapan itu yang harus diikuti.
W
• Sekutu mempunyai piutang kepada seseorang yang di samping itu (orang ketiga), di
VI
mana orang ketiga itu punya utang kepada persekutuan atau Orang ketiga punya
hutang kepada Sekutu dan persekutuan. (Sebab Hukum)
AR
• Jika orang ketiga membayar hutangnya ke sekutu maka sekutu harus membaginya
secara berimbang kepada persekutuan1, Namun jika orang ketiga membayarnya
kepada persekutuan maka akan dianggap penuh masuk ke dalam persekutuan. (Akibat
Hukum)
1
Karena Persekutuan menjalankan Asas Kemanfaatan Bersama.
Hukum Dagang Pertemuan 3
1
|| Tanggung jawab Utang orang ketiga kepada Sekutu dan Persekutuan ||
01
• Orang ketiga yang mempunyai hutang kepada beberapa sekutu, dan membayar ke
10
pada salah satu sekutu lalu jatuh bangkrut. (Sebab Hukum)
• Sekutu yang menerima pembayaran piutang tersebut wajib dimasukkan kepada Kas
02
Bersama2. (Akibat Hukum)
o Hutang Orang ketiga kepada sekutu lain tidak hilang karena sesuai dengan
2
1131 KUHPER dan hutangnya itu hanya ditunda bukan dianggap lunas,
30
walaupun berlaku asas kemanfaatan bersama.
O
N
SO
AK
IC
W
N
VI
AR
2
Karena Persekutuan menjalankan Asas Kemanfaatan Bersama.
Hukum Dagang Catatan 4
Penanggung Jawab Kerugian Yang Dilakukan Oleh Anggota Sekutu – 1630 KUHPER
Penggantian Uang Atau Kerugian Yang Dikeluarkan Akibat Kepentingan Persekutuan – 1632
KUHPER
• Seorang sekutu yang mengeluarkan uang atau menanggung kerugian persekutuan (Sebab
Hukum).
o Uang yang dikeluarkan sekutu (untuk keperluan persekutuan)
o Perikatan yang dibuat demi itikad baik (perikatan persekutuan)
o Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh persekutuan
• Persekutuan harus wajib mengganti kerugian atau pengeluaran sekutu yang berhubungan
dengan persekutuan (Akibat Hukum).
Penjelasan Tentang Pembagian Keuntungan Maupun Kerugian Untuk Persekutuan Perdata – 1633
KUHPER
• Kalau di dalam akta pendirian persekutuan belum mengatur tentang pembagian untung rugi
persekutuan (Sebab Hukum).
• Keuntungan dan kerugian dibagi dengan cara seimbang berdasarkan besar kecilnya modal
yang dimasukkan, dan untuk yang modalnya kerajinan pembagiannya sama dengan sekutu
yang modalnya paling kecil (Akibat Hukum).
Penjelasan Tentang Pelarangan Pemberian Wewenang Kepada Satu Seorang Sekutu Atau Pihak
Ketiga Dalam Pembagian Untung Rugi Persekutuan Perdata – 1634 KUHPER
|| Larangan Pemberian Wewenang Kepada Seorang Sekutu Atau Pihak Ketiga Dalam Pembagian
Untung Rugi ||
• Pelarangan pembuatan pembagian keuntungan dan rugi diserahkan kepada satu orang
sekutu atau orang ketiga. (Sebab Hukum)
• Maka daripada itu perjanjian atau pembagian yang diserahkan kepada satu orang sekutu
atau orang ketiga itu batal demi Hukum atau tidak pernah dianggap ada dan yang berlaku
adalah pasal 1633 BW. (Akibat Hukum)
|| Larangan Bagi Seorang Sekutu Untuk Menanggung Seluruh Keuntungan Namun Kerugian
Diperbolehkan ||
• Dalam perjanjian pembagian untung rugi , Keuntungan di tanggung oleh satu orang saja dan
Kerugian di tanggung oleh satu orang saja. (Sebab Hukum)
• Batalnya demi hukum jika keuntungan di nikmati oleh satu orang saja, namun tetap di
perbolehkan jika kerugian dapat ditanggung oleh satu orang atau lebih dalam persekutuan.
(Akibat Hukum)
- Sebab Hukum
o Jika tidak ada perjanjian untuk mengangkat pengurus atau tidak ada perjanjian atau
pengaturan untuk mengangkat pengurus.
- Akibat Hukum
o Maka semua anggota sekutu menjadi pengurus, dan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. (1)
o Semua anggota sekutu mempunyai hak untuk menggunakan kekayaan atau barang-
barang milik persekutuan. (2)
o Masing-Masing sekutu mempunyai kewajiban untuk memelihara kekayaan atau
barang milik persekutuan. (3)
o Masing-Masing sekutu tidak boleh meletakan hal tidak bergerak tanpa seizinannya
para sekutu lain. (4)
Contoh ; Di persekutuan angin ribut seorang sekutu menyewakan ruko
diperbolehkan selama ada persetujuan dari sekutu lain (Meletakan Hak
Milik/ Sewa menyewa dalam hal tidak bergerak milik persekutuan)
Hukum Dagang Catatan 4
- Sebab Hukum
o A. Jika Ada Perjanjian Untuk Mengangkat Pengurus Atau Ada Perjanjian Atau
Pengaturan Untuk Mengangkat Pengurus. (Pengurus Diangkat Dalam Akta Pendirian
Persekutuan). SEBAB HUKUM
o B. Pembuatan Kuasa Terhadap Sekutu Lain Untuk Melakukan “Hal Urusan
Persekutuan” Yang Dilimpahkan. (Pengurus Diangkat Dalam Akta Terkemudian).
- Akibat Hukum
o A1. Dapat Melakukan Pengurusan Meskipun Bertentangan Dengan Sekutu Lain.
o A2. Kekuasaannya Tersebut Tidak Dapat Ditarik Tanpa Alasan Yang Sah (Harus
Melalui Pengadilan/Gugat Ke Pengadilan).
o B1. Dapat Melakukan Pengurusan Yang Dibatasi Oleh Tugas Yang Dilimpahkan Oleh
Pemberi Kuasa.
o B2. Kekuasaannya Tersebut Dapat Ditarik Kapan Saja Karena Dianggap Pemegang
Kuasa Biasa.
Setelah Diangkat Pengurus Namun Belum Ditentukan Tugas Pengurusan Persekutuan (Job
Description) – 1637 KUHPER
Jika Beberapa sekutu
|| Pengurus Tidak Ditentukan Tugas Pekerjaannya ||
Setelah Diangkat Pengurus dan Sudah Ditentukan Tugas Pengurusan Persekutuan (Job
Description) – 1638 KUHPER
Jika Beberapa sekutu
|| Pengurus Sudah Ditentukan Tugas Pekerjaannya ||
1
Karena Persekutuan Menjalankan Asas Kemanfaatan Bersama.
Beban Hutang Bersama Pada Persekutuan Perdata – 1643 KUHPER
Jika Beberapa sekutu
|| Bagaimana Beban Hutang Bersama dalam Persekutuan ||
Misal, Syafira sakit terus menerus dan tidak dapat bekerja terus menerus dan Rifkiyati
menggugat ke pengadilan untuk membubarkan persekutuan. (Sebab Hukum)
Jika, Hakim berkata iya.
Maka persekutuan itu akan Bubar. (Akibat Hukum 1)
Jika, Hakim berkata tidak.
Maka persekutuan itu tidak akan bubar. (Akibat Hukum 2)
1. Jika barang dengan hak milik musnah sebelum dimasukkan ke dalam persekutuan,
maka persekutuan bubar
2. Jika barang dengan hak milik musnah setelah dimasukkan ke dalam persekutuan, maka
persekutuan tetap berdiri : Pasal 1648
1. Jika barang dengan hak pakai musnah sebelum dimasukkan ke dalam persekutuan,
maka persekutuan bubar
2. Jika barang dengan hak pakai musnah setelah dimasukkan ke dalam persekutuan,
maka persekutuan bubar
Pengecualian Pembubaran Persekutuan Perdata melalui Kehendak beberapa atau
seseorang sekutu – 1649 KUHPER
Jika Beberapa sekutu
|| Tidak Dapat Dibubarkan Jika Persekutuan Dengan Jangka Waktu ||
PROSEDUR ADA DI 1650 KUHPER
�Jadi, jika persekutuan didirikan dengan jangka waktu tertentu, dan ada kehendak dari
seorang atau beberapa sekutu, maka persekutuan itu tetap tidak bisa berakhir.
�Dan, jika persekutuan tidak didirikan dengan jangka waktu, maka persekutuan berakhir dan
harus ada itikad baik (dalam hal menginformasikan kepada semua sekutu), dan memberikan
waktu kepada persekutuan.
�Kecuali jika adanya perjanjian (yang dibuat saat berdirinya persekutuan). Jadi, waktu saat
berdirinya persekutuan, di dalam perjanjian bagian anggaran dasarnya berisikan bahwa di
dalam persekutuan angin ribut, dan salah sekutu ada yang meninggal, maka akan terus bisa
dilanjutkan oleh ahli warisnya
�Dalam hal ini, kedudukan ahli waris sama dengan pewaris. Misalnya,
• Sebelumnya pewaris memiliki utang semasa hidupnya, maka ahli waris wajib
membayar utang tersebut
• Atau sebelumnya pewaris kedudukannya di persekutuan adalah sekutu pengurus, maka
nanti ahli waris berkedudukan sebagai sekutu pengurus (dengan segala akibat
hukumnya dari kedudukan si pewaris)
�Bisa juga di dalam perjanjian di tegaskan bahwa tidak ada ahli waris, maka persekutuan
akan dilanjutkan oleh sekutu-sekutu yang masih ada.
INTINYA,
Perjanjian berisi bahwa ahli waris yang meneruskan atau bisa tetap berlangsung terus di antara
sekutu-sekutu yang masih ada.