Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SEJARAH

TENTANG

“BERSATUNYA KEMBALI JERMAN”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

 ESMA DANIAL
 FACHRUR RACHMAN JR
 NADIA HANISAWATI
 SILVIANA

KELAS : XII IPS 3

GURU PEMBIMBING : EVI GUSTI S.Pd

SMA NEGERI 1 BANTAN

JL. SOEKARNO-HATTA SELAT BARU

TA: 2018/2019
1. Penyatuan kembali Jerman

Penyatuan kembali Jerman (Jerman Deutsche Wiedervereinigung) berlangsung pada


tanggal 3 Oktober 1990, ketika mantan daerah Republik Demokratis Jerman (“Jerman Timur”)
digabungkan ke dalam Republik Federal Jerman (“Jerman Barat”).

Selepas pemilihan umum bebas pertama Jerman Timur pada tanggal 18 Maret 1990,
rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat selesai dalam satu kesatuan perjanjian,
manakala rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat serta empat kuasa pendudukan
menghasilkan kononnya “Perjanjian dua tambah empat” yang menegaskan kedaulatan penuh
kepada negara kesatuan Jerman.

Negara Jerman yang telah bersatu menjadi anggota Komunitas Eropa (kemudian Uni
Eropa) dan NATO. Istilah “Penyatuan kembali” digunakan berbeda dengan persatuan awal
negara Jerman pada tahun 1871. Walaupun biasanya disebut dengan istilah “Penyatuan
kembali”, ia sebenarnya suatu “penyatuan” bagi negeri Jerman kepada satu entitas yang lebih
besar, yang tidak pernah ada sebelum ini (lihat Sejarah Jerman). Para politisi Jerman sendiri
menghindari pemakaian istilah seperti ini dan lebih suka m
enyebutnya sebagai die Wende.

2. Latar belakang bersatunya Jerman

Setelah berakhirnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman dibagi-bagi menjadi empat
zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri
dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat awal pendudukan adalah untuk mengawal Jerman
bersama-sama dari tahun 1947, kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Britania
Raya dan Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal
Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi
Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama. Selain itu, sejajar
dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945, wilayah-wilayah timur Pomerania
dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur, diberikan kepada Polandia dan
separuh daripada utara Prusia Timur (kini dikenal sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada
Uni Soviet.

Jerman Barat dan Jerman Timur mengklaim sebagai pengganti sah Kerajaan Jerman
yang Lama (Deutsches Reich). Tetapi, Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas itu, dan
menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan menyatakan
bahwa Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru.

Rencana pertama untuk menyatukan bagian-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef
Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria
(lihat Perjanjian Negeri Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral
dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua
pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah
Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat dan
meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman dan
dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi rencana Stalin ialah
melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31
Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok
Timur).

3. Pendudukan Jerman pada 1945

Mulai 1949 dan seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara
barat kapitalis dengan sebuah “ekonomi pasar sosial” dan pemerintahan demokratis
berparlemen. Pertumbuhan ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan
satu “keajaiban ekonomi” 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik Demokratis
Jerman menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya meniru ekonomi Uni
Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara paling maju di Blok Timur, banyak
dari warganya yang masih melihat ke Barat untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi.
Pelarian orang Jerman Timur ke negara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman
Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok Berlin adalah
bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.

Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak mengakui
Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat Polandia, mengikut Doktrin
Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan Jerman Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir
Barat Willy Brandt melancarkan pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman
Timur (Ostpolitik) pada tahun 1970-an.

4. Berakhirnya pemisahan (die Wende)

Pada pertengahan tahun 1980-an Penyatuan kembali Jerman oleh rakyat Jerman Barat
dan Timur secara luas dianggap sebagai suatu cita-cita atau harapan tinggi tak terhingga yang
sulit dicapai. Namun harapan untuk Penyatuan kembali Jerman tiba-tiba muncul kembali
dengan reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada
tahun 1985. Setelah ini angin perubahan mulai berhembus di Blok Timur, dan memunculkan
harapan baru di dalam Jerman Timur.

Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hongaria menghilangkan peraturan


ketat di perbatasannya dengan Austria dan pada September lebih dari 13.000 warga Jerman
Timur bisa melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Ribuan warga Jerman Timur berusaha
mencapai Jerman Barat dengan mengadakan aksi pendudukan kantor-kantor perwakilan
diplomatik Jerman Barat di ibu kota-ibu kota negara-negara Eropa Timur, terutama di Praha,
Cekoslowakia. Pemerintahan Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) lalu mengumumkan
akan memberikan fasilitas dengan mengoperasikan kereta-kereta api ekstra yang membawa
mereka ke Jerman Barat dan menyatakan bahwa mereka mengusir “para pengkhianat antisosial
yang tak bertanggung jawab dan kaum kriminal” Sementara itu demonstrasi menentang rezim
Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama yang paling penting adalah demonstrasi-
demonstrasi Senin di Leipzig.

Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati
hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk
menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker
telah dipaksa untuk meletakkan jabatan pada 18 Oktober 1989 oleh anggota politburonya
sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran
anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther
Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman Timur pada tanggal 9 November malam
mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan.
Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga
Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh
para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik Barat dan Timur
memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa berita
mengesankan pada abad ke-20.

Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya dalam
sejarah Jerman Timur telah dilaksanakan. Pemerintahan yang dipilih diberi mandat utama
untuk berunding dengan Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan dirinya sendiri.
Seorang ahli ideologi ternama Jerman Timur dalam 1989, menyatakan “Polandia akan tetap
menjadi Polandia meskipun komunisme runtuh, tetapi tanpa komunisme negara Jerman Timur
tidak mempunyai alasan untuk tetap berdiri..’

Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan Jerman
Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai syarat-syarat untuk
Penyatuan kembali Jerman. Karena keberatan Uni Soviet bahwa Jerman Timur ditarik menjadi
anggota NATO, maka sebuah perjanjian dibuat bahwa Jerman yang bersatu boleh tetap menjadi
anggota NATO, namun tentara NATO tidak boleh ditaruh di Jerman Timur. Selain itu Kanselir
Helmut Kohl meyakinkan para pemimpin Perancis dan Britania Raya bahwa mereka tidak perlu
khawatir bahwa sebuah Jerman yang bersatu akan mengancam mereka dengan berjanji bahwa
sebuah Negara Jerman bersatu akan lebih berusaha berintegrasi dengan Uni Eropa.
Paralel dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan
Timur dan Barat berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada tanggal 18 Mei
1990 untuk Uni Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 1990. Pada
tanggal 23 Agustus, Volkskammer (Parlemen Jerman Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober
1990 sebagai tanggal bergabungnya Jerman Timur dengan Jerman Barat.

Einigungsvertrag (“Perjanjian Persatuan”) telah ditanda tangani pada tanggal 31 Agustus


1990 oleh wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada tanggal 12 September 1990
Perjanjian Penyelesaian Akhir yang Berkenaan dengan Negara Jerman (“Perjanjian Dua tambah
Empat”) telah ditandatangani dan secara resmi mendirikan ulang kedaulatan kedua-dua negara
Jerman.

5. Penyatuan kembali

Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika
enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern,
Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan
Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan
dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya secara resmi lima negara
bagian Jerman yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal 23, lalu wilayah di mana
Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk memuat mereka. Alternatifnya
ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan dalam rangka persatuan resmi antara
dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat Konstitusi baru bagi negara yang baru
saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana, hal ini telah menjadi alasan adanya
sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah “diduduki” atau “dianeksasi” oleh
Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).

Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat
membuat beberapa perubahan kepada “Undang-undang Dasar”. Pasal 146 diubah sehingga
Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu, jika lima
“negara bagian yang telah didirikan ulang” di Jerman Timur sudah bergabung, maka Undang-
Undang Dasar bisa diubah lagi untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman lainnya yang
ada di luar wilayah negara kesatuan yang belum bergabung. Namun konstitusi ini bisa diubah
lagi pada masa depan dan hal ini masih memungkinkan diambilnya sebuah konstitusi lain pada
masa depan oleh bangsa Jerman.

Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah


perjanjian dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai
Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania,
Danzig (Gdańsk), dan Prusia Timur. Bulan berikut, pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh
rakyat Jerman semenjak tahun 1932, diadakan. Hasil pemilu ialah mayoritas yang bertambah
besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl.

6. Penyebab jerman barat dan jerman timur berpecah


Sebelum Jerman menjadi negara kesatuan seperti saat ini, salah satu negara besar di
Benua Eropa tersebut pernah terpecah menjadi dua bagian, Jerman Barat dan Jerman Timur.
Bahkan terpecahnya Jerman sudah terjadi pada saat Perang Dunia I. Ketika itu, berakhirnya
Perang Dunia I ditandai dengan pelaksanaan Perjanjian Versailes. Berdasarkan perjanjian
tersebut, Jerman harus menerima tanggung jawab sebagai penyebab peperangan, salah
satunya menyerahkan sebagian wilayahnya kepada negara tetangga atau memerdekakan
negara jajahan, seperti Ceko dan Polandia. Kemudian, pada tahun 1933, Adolf Hitler diangkat
menjadi kanselir Jerman usai menggulingkan Republik Wiemar yang dianggap sudah
mempermalukan bangsa usai kalah pada Perang Dunia I. Pada masa kepemimpinan Hitler,
kekuatan militer Jerman menguat dan ia pun membentuk kelompok yang disebut Nazi. Tetapi
pada saat Jerman dipimpin oleh Hitler sekali lagi Jerman harus mengalami kekalahan saat
berlangsungnya Perang Dunia II. Berdasarkan Konferensi Potsdam pada tanggal 2 Agustus 1945,
Jerman dibagi menjadi dua bagian, wilayah barat (Republik Federal Jerman) dikuasai
Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sementara wilayah timur (Republik Demokratik Jerman)
dikuasai Uni Soviet.
Lalu setelah itu kedua belah pihak kemudian sepakat membentuk Jerman Barat dan
Jerman Timur sebagai negara terpisah yang merdeka pada tahun 1949. Republik Demokratik
Jerman sebutan untuk Jerman Timur yang dideklarasikan 7 Oktober 1949. Presiden pertamanya
adalah Walter Uricht sedangkan Republik Federal Jerman sebutan untuk Jerman Barat
dideklarasikan 23 Mei 1949. Kanselir pertamanya adalah Konrad Aedenauer. Kedua negara ini
menganut politik dan ekonomi yang berbeda. Jerman Barat menganut politik dan Ekonomi.
Liberal yang berkiblat ke Negara-negara barat, sedangkan Jerman Timur menganut Politik dan
Ekonomi Sosialis yang berkiblat pada Uni Soviet. Simbol perpisahan kedua Negara ini adalah
Tembok Berlin. Tembok ini didirikan pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis
Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht karena Berlin Barat adalah sebuah 'lubang' di
negara mereka. Antara tahun 1949 sampai tahun 1961 sudah lebih dari 2 juta penduduk Jerman
Timur melarikan diri lewat Berlin. Hal ini membuat ekonomi Jerman Timur menjadi
kedodoran, karena kebanyakan orang-orang yang masih muda yang melarikan diri. Maka secara
rahasia dan tiba-tiba tembok ini dibangun. Tembok Berlin yang mengurung Berlin Barat dan
memotong kota ini persis di tengahnya, menjadi simbol Perang Dingin yang paling terkenal.
Banyak pembesar barat, terutama presiden Amerika Serikat yang mengunjungi tembok ini
untuk mengutuknya. Selama Tembok Berlin berdiri, ada sekitar 5.000 orang yang
berhasil melarikan diri. Jumlah orang yang tewas akibat mencoba kabur, sampai saat ini masih
menjadi perdebatan. Menurut Alexandra Hildebrandt, Direktur Museum Pos Pemeriksaan
Charlie, diperkirakan jumlah orang yang tewas adalah lebih dari 200 orang. Sebuah kelomok
bersejarah di Center for Contemporary Historical Research (ZZF) di Potsdam
mengkonfirmasikan bahwa ada 136 jumlah orang tewas. Sebelumnya, yang tercatat resmi
adalah 98 orang yang dibunuh. Tembok pembatas ini juga dibarengi dengan pendirian menara
penjaga yang dibangun sepanjang tembok ini, juga pendirian sebuah daerah terlarang, yang
diisi dengan ranjau. Jerman Timur menyatakan bahwa tembok ini dibangun untuk melindungi
para warganya dari elemen-elemen fasis, sehingga mereka dapat membentuk pemerintahan
komunis di Jerman Timur. Meski begitu ternyata tembok ini digunakan untuk mencegah
semakin besar larinya penduduk Berlin Timur ke wilayah Berlin Barat, yang berada dalam
wilayah Jerman Barat. Jerman Timur mulai membangun Tembok Berlin antara Berlin Timur dan
Barat dan beberapa penghalang lainnya di sekitar Berlin Barat. Jerman Timur juga meletakkan
sebuah tank di Checkpoint Charlie tanggal 27 Oktober 1961. Berlin Barat dan Berlin Timur saat
ini benar-benar terpisah. Presiden J.F Kennedy pada tahun 1963 datang dan berpidato di sisi
tembok ini dengan kalimatnya yang ternama: "Ich bin ein Berliner . Ketegangan antara
keduanya memuncak ketika Konselir Jerman Barat yang pertama "Konrad Adeneur" mengklaim
bahwa Jerman adalah satu bangsa dan ia lebih mengakui partai politiknya daripada
pemerintahannya. 2.2 Bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur Setelah Jerman terpecah
keduanya memilik corak perkembangan yang berbeda, Jerman Barat dibawah pengaruh
Amerika berhaluan kapitalis sedangan untuk Jerman Timur sendiri berhaluan sosialis-komunis.
Meskipun keduanya bertetangga hanya dipisahkan oleh tembok Berlin tetapi hubungan
keduanya selalu disertai ketegangan sebab penduduk yang tinggal di Berlin Timur tidak dapat
berhubungan dengan saudaranya yang tinggal di Berlin Barat karena dipisahkan oleh tembok
Berlin.
Rencana untuk menyatukan kembali wilayah Jerman pertama kali diajukan oleh Josef
Stalin pada tahun 1952. Stalin mengusulkan agar Negara Jerman yang satu itu bersifat netral
dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan pasukan
Sekutu dipindahkan pada tahun itu juga. Selain itu, diusulkan pula olehnya bahwa nantinya
Negara Jerman itu bergabung dengan Pakta Warsawa. Sebaliknya, Pemerintahan Jerman Barat
di bawah Kanselir Konrad Adenauer, menghendaki integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat,
dan memintan penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh
Jerman serta dipantau Dunia Internasional. Karena tiada titik temu, maka usulan itu akhirnya
tidak menjadi kenyataan. Harapan untuk penyatuan kembali Jerman muncul ketika program
keterbukaan politik digelindingkan oleh pemimpin Uni Soviet, Michael Gorbachev, pada tahun
1985. Reformasi politik itu, mulai berhembus ke Blok Timur, diantaranya ke Jerman Timur serta
memunculkan harapan baru di sana.
Seiring dengan itu, pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hungaria
melonggarkan peraturan ketat di perbatasannya dengan Austria, dan ribuan warga Jerman
Timur bisa melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Selanjutnya perpindahan warga Jerman
Timur ke Jerman Barat terus berlanjut, antara lain lewat Polandia. Sementara itu, demonstrasi
menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama demonstrasi-
demonstrasi di Leipzig.
Kemudian Jerman Timur dan Barat pada tahun 1972 menandatangani hubungan kedua
negara. Keadaan semakin memanas saat tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melewat
Jerman Timur untuk memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40 dan mendorong
para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara,
pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah dipaksa untuk meletakkan jabatan pada 18
Oktober 1989 oleh anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti
dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh
pada tanggal 7 November. Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan
satu- satunya dalam sejarah Jerman Timur telah dilaksanakan. Pemerintahan yang dipilih diberi
mandat utama untuk berunding dengan Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan
dirinya sendiri. Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan
Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai syarat-syarat
untuk Penyatuan kembali Jerman. Karena keberatan Uni Soviet bahwa Jerman Timur ditarik
menjadi anggota NATO, maka sebuah perjanjian dibuat bahwa Jerman yang bersatu boleh tetap
menjadi anggota NATO, namun tentara NATO tidak boleh ditaruh di Jerman Timur. Paralel
dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan Timur dan Barat
berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada tanggal 18 Mei 1990 untuk Uni
Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 1990. Tanggal ketika tembok
berlin mulai dihancurkan adalah 9 November 1989, tapi saat itu tembok ini tidak langsung
dihancurkan saat itu juga. Di sore itu dan beberapa minggu setelahnya, orang-orang datang
membawa palu godam dan sejenisnya untuk menghacurkan beberapa bagian tembok dan juga
menciptakan beberapa lubang perbatasan yang tak resmi. Orang-orang ini disebut sebagai
"Mauerspechte" (pelatuk tembok). Rezim Jerman Timur kembali mengumumkan bahwa
mereka akan membuka 10 pintu perbatasan baru, termasuk di beberapa tempat bersejarah
seperti Potsdamer Platz, Glienicker Brücke, dan Bernauer Straße. Massa dari 2 sisi menunggu
berjam-jam, bersorak-sorai ketika buldoser menghancurkan tembok ini. Pintu perbatasan baru
terus dibuka sepanjang tahun 1990, termasuk di Gerbang Brandenburg tanggal 22 Desember
1989. Penduduk Jerman Barat dan Berlin Barat diperbolehkan masuk Jerman Timur tanpa visa
mulai 23 Desember 1989. Sampai tanggal itu, mereka hanya diperbolehkan masuk dengan
berbagai persyaratan dan diharuskan membuat aplikasi untuk pembuatan visa. Selain itu,
mereka diharuskan membayar minimal 25 DM per harinya. Maka, sebenarnya pada tanggal 9
November dan 23 Desember ini, penduduk Jerman Timur lebih bebas daripada Jerman Barat.
Hampir semua bagian tembok ini telah diruntuhkan. Foto Desember 1990. Pemberitaan di
televisi tentang banyaknya penduduk yang menghancurkan banyak bagian tembok tanggal 9
November membuat banyak orang di luar negeri berpikir bahwa tembok ini akan dihancurkan
secepatnya. Sebenarnya, tembok ini tetap dijagai sampai beberapa hari kemudian, meskipun
intensitas penjagaan semakin kecil. Di bulan pertama itu, militer Jerman Timur berusaha untuk
memperbaiki kembali tembok yang dihancurkan oleh para "pelatuk tembok". Lalu, seiring
berjalannya waktu, tindakan ini dihentikan, dan para penjaga semakin toleran dengan aksi
penghancuran tembok dan perginya penduduk melalui tembok yang lubang. Meskipun Tembok
Berlin telah dinyatakan terbuka, namun proses reunifikasi kedua Jerman baru terjadi pada
Pertemuan Ottawa. Pertemuan itu diadakan tanggal 20 November 1989 dan diadakan di
Ottawa. Pertemuan itu menggrariskan formula ”Dua Plus Empat” bagi proses reunifikasi
Jerman. Rumus “Dua Plus Empat” itu sendiri artinya konferensi itu diikuti oleh dua Jerman yaitu
Jerman Barat dan Jerman Timur, ditambah empat negara Sekutu yang sebelumnya menguasai
Jerman, yang meliputi Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, serta Perancis. Selanjutnya pada
tanggal 13 Januari 1990, tembok ini resmi dihancurkan oleh militer Jerman Timur, dimulai di
Bernauer Straße. Penghancuran tembok ini kembali diteruskan setelah Reunifikasi Jerman
sampai akhirnya selesai bulan November 1991. Hanya sedikit bagian tembok dan menara tetap
dipertahankan, sebagai tempat memorial. Pada tanggal 14 februari 1990 Kanselir Helmut Kohl
dan rekannya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata
uang dan ekonomi kedua Negara.
Kemudian pada tanggal 24 April 1990 Kohl dan de Maiziere menetapkan penyatuan
ekonomi dan moneter Jerman, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan menetapkan Deutsche
Mark sebagai mata uang Jerman. Penyatuan Jerman tidak terbatas hanya pada persoalan
ekonomi, namun menyangkut pula bidang militer. Semula Menlu Uni Soviet Edward
Shevardnadze dalam pertemuan “Dua Plus Empat” pertama di Bonn mengajukan usulan agar
Jerman Bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam Pakta Warsawa atau netral, namun usul
ini ditolak NATO. Akhirnya Moskow menyetujui Jerman Bersatu bergabung dalam NATO dengan
tidak menganggap lagi Pakta Warsawa sebagai musuh. Pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen
Jerman sepakat menetapkan tanggal 23 Oktober 1990 sebagai hari penggabungan kembali
kedua Jerman. Dalam sidang parlemen tersebut, 294 suara mendukung, 62 suaru melawan,
serta 7 suara abstain. Reunifikasi Jerman akhirnya dilakukan lebih cepat dari rencana semula,
yaitu pada tanggal 3 Oktober 1990. Selanjutnya enam hari berikutnya Tembok Berlin yang
selama ini memisahkan kedua Negara tersebut segera dirobohkan. Pada tanggal 23 Agustus,
Volkskammer (Parlemen Jerman Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai tanggal
bergabungnya Jerman Timur dengan Jerman Barat. Einigungsvertrag ("Perjanjian Persatuan")
telah ditanda tangani pada tanggal 31 Agustus 1990 oleh wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman
Timur. Pada tanggal 12 September 1990 Perjanjian Penyelesaian Akhir yang Berkenaan dengan
Negara Jerman ("Perjanjian Dua tambah Empat") pertama di Bonn mengajukan usulan agar
Jerman Bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam Pakta Warsawa atau netral, namun usul
ini ditolak NATO. Akhirnya Moskow menyetujui Jerman Bersatu bergabung dalam NATO dengan
tidak menganggap lagi Pakta Warsawa sebagai musuh. Setelah itu, pada tanggal 2 Desember
1990 diadakan pemilu pertama dan koalisi Partai Demokrat (CDU/FDP) yang dipimpin Konselir
Helmut Kohl berhasil memenangkan pemilu. Dengan demikian Helmut Kohl menjadi konselir
pertama setelah Jerman bersatu. Meskipun reunifikasi Jerman telah berlangsung dengan
sukses, namun persoalan perekonomian Jerman dalam tahun-tahun pertama setelah
penyatuan itu sangat berat. Ini disebabkan karena adanya kesenjangan perekonomian kedua
negara itu, dimana Jerman Barat harus menyesuaikan perekonomiannya dengan Jerman Timur.
2.3 Dampak dari bersatunya Jerman Biaya persatuan ulang telah menimbul suatu beban yang
berat kepada ekonomi Jerman dan telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman
menjadi tersendat-sendat dalam tahun-tahun terakhir ini. Biaya persatuan ulang diperkirakan
berjumlah lebih dari € 15 trilyun (pernyataan Freie Universität Berlin) . Jumlah ini lebih besar
daripada hutang negara Jerman. Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah
lemahnya ekonomi Jerman Timur, khususnya jika diperbandingkan dengan Jerman Barat; lalu
nilai tukar di antara mata uang Jerman Timur dan Jerman Barat yang secara artifisial ditinggikan
demi alasan politik, dengan hasil Jerman Barat harus melunasi rekening ini. Walaupun dilakukan
investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman Timur hancur ketika
harus bersaing dengan Jerman Barat. Malah sampai sekarang, pemerintah Jerman memberikan
lebih dari € 10 miliar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di mantan
Jerman Timur. Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur,
sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot; sesudah itu, suplai barang-barang dan
jasa ke Jerman Timur menegangkan sumber penghasilan Barat.
Industri yang dulu tidak perlu bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman Timur
harus diswastanisasikan, seringkali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka. Sebagai akibat
daripada persatuan ulang, kebanyakan mantan daerah Jerman Timur telah kehilangan
industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang bisa sebesar kira-kira 25 % di beberapa
bagian daerah. Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur secara
berkesinambung berhijrah ke wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan
wilayah timur kehilangan tenaga-tenaga kerja profesional. Menurut Bank Sentral Jerman
(Bundesbank) sebab dari banyak masalah di ekonomi Jerman sejatinya berakar pada persatuan
ulang ini dan bukannya introduksi mata uang Europada tahun 2002 seperti dinyatakan oleh
banyak ekonom. Setelah Jerman bersatu ternyata tidak sepenuhnya membuat Jerman
terlepas dari masalah tetapi malah semakin banyak permasalahan yang timbul dari bersatunya
kembali kedua negara ini. Akibat yang di timbulkan dari bersatunya Jerman yaitu kesenjangan
ekonomi sehingga menimbulkan suatu beban ekonomi yang berat terhadap Jerman yang
membuat pertumbuhan ekonomi di Jerman semakin terhambat. Sebab utama dari biaya yang
besar ini adalah lemahnya ekonomi Jerman Timur terutama jika di bandingkan dengan
Jerman Barat yang saat itu kondisi ekonominya lebih stabil. Walaupun dilakukan investasi
besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman Timur hancur ketika harus
bersaing dengan Jerman Barat. Malah sampai sekarang, pemerintah Jerman memberikan lebih
dari € 10 miliar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di mantan Jerman
Timur. Sebagai akibat daripada persatuan ulang, kebanyakan mantan daerah Jerman Timur
telah kehilangan industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang bisa sebesar kira-kira 25
% di beberapa bagian daerah. Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur secara
berkesinambung berhijrah ke wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan
wilayah timur kehilangan tenaga-tenaga kerja profesional. Karena selama tahun 1980-an,
ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur, sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur
merosot; sesudah itu, suplai barang-barang dan jasa ke Jerman Timur menegangkan sumber
penghasilan Barat. Cara pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintahan Jerman yang baru
bersatu adalah “Perjanjian Mata Uang, Ekonomi, dan Kesejahteraan Setelah Reunifikasi” yang
ditanda tangani oleh kedua pemerintahan pada 18 Mei 1990, yang intinya adalah menggantikan
mata uang Mark Jerman Timur dengan Mark Jerman Barat, mengembalikan perekonomian
Jerman Timur ke dalam jalur perekonomian Jerman Barat, dan mulai berlaku pada 1 Juli 1990.
Pada tanggal 1 Juli 1990 mata uang Jerman Barat D-Mark mulai diberlakukan di Jerman Timur.
D-Mark disambut dengan gembira oleh warga Jerman Timur, akan tetapi dengan
diberlakukannya mata uang Jerman Barat yakni D- Mark di Jerman Timur berakibat fatal bagi
perekonomian Jerman Timur. Uang pensiun dan tabungan mencapai nilai 6000 DDR Mark (mata
uang Jerman Timur) hanya dapat ditukar satu banding satu dengan D-Mark. Demikian juga
dengan gaji para karyawan harus dibayar dalam D-Mark. Hanya dalam waktu semalam,
perusahaan Jerman Timur tiba-tiba harus bersaing dengan perusahaan Jerman Barat.
Persaingan dagang dan keuanganpun tidak mungkin dapat dimenangkan oleh Jerman Timur.
Warga Jerman Timur sendiri tidak diperbolehkan membeli barang – barang untuk produk dalam
negeri, baik itu bahan makanan atau minuman, peralatan teknis atau kendaraan, semuanya
harus produk dari Barat. Selain berdampak pada masalah di bidang ekonomi muncul juga
masalah lain di bidang keamanan yaitu timbulnya rasa kekhawatiran yang di rasakan
oleh negara-negara lain dengan bayang-bayang bangkitnya kembali kekuatan Hilter dengan
tentara NAZI. Untuk itu, perlu dilakukan pembatasan dalam hal senjata nuklir, biologi dan kimia.
Selain itu, disepakati Jerman harus masuk NATO agar mudah diawasi.
7. Dampak Penyatuan Jerman
a. robohnya tembok berlin
b. berakhirnya pemerintahan komunis di jerman timur
c. penarikan 150 ribu tentara dari jerman timur

tokoh-tokoh dalam bersatunya kembali jerman

1. Mikhail Gorbachev

Anda mungkin juga menyukai