Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Pembentukan Negara Jerman

Princess Restauli Hutagaol


Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau,
Pekan Baru, Indonesia

Abstrak
Pendefinisian negara di era kemerdekaan tidak hanya membutuhkan persetujuan tetapi juga
pengakuan negara lain, kejelasan wilayah negara, keberadaan penduduk dan legitimasi negara,
pemerintah. Jelas disini bahwa untuk pengertian negara selalu ada penyesuaian dengan kondisi
dan kebutuhan. Diketahui bahwa Perang Dunia II dimenangkan oleh pihak sekutu yaitu, Inggris,
Amerika Serikat, dan Uni Soviet. Dampak dari Perjanjian Postdam menimbulkan banyak kerugian
baik untuk Jerman, negara-negara yang mengambil alih Jerman, dan juga negara-negara lainnya.
Berdasarkan Perjanjian Postdam, Jerman dibagi menjadi 2 bagian yaitu, Jerman Barat (Inggris,
Amerika Serikat, Prancis) dan Jerman Timur (Uni Soviet). Diketahui terdapat perbedaan ideologi
dan sistem pemerintahan dari kedua bagian Jerman yang pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa
Jerman Barat lebih maju dan berkembang daripada Jerman Timur. Gerakan reunifikasi Jerman
Barat dan Jerman Timur mulai muncul pada tanggal November 1989, ketika lebih dari 500.000
orang Jerman Timur melakukan protes di Berlin Timur. Warga Jerman dari kedua bagian
kemudian bergabung untuk meruntuhkan Tembok Berlin pada 9 November 1989. Pada 1 Februari
1990, Kanselir Helmut Kohl dan mitranya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk
mempersiapkan persatuan ekonomi dan moneter kedua negara. Pada tanggal 3 Oktober 1990,
parlemen Jerman setuju untuk menetapkan tanggal ini sebagai Hari Reunifikasi Jerman.
Keyword: Jerman, Perang Dunia II, Perjanjian Postdam, Jerman Barat, Jerman Timur, Inggris,
Amerika Serikat, Perancis, Unisovet, Kanselir, Berlin, Tembok Berlin, Reunifikasi.
Pendahuluan
Sejarah Jerman menjadi negara merupakan salah satu sejarah yang panjang untuk
dijabarkan. Menurut Prof. Miriam Budiardjo, Negara adalah suatu organisasi yang ada di suatu
wilayah yang dapat memaksakan kekuasaan legitimasinya kepada semua kelompok kekuasaan
yang ada di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan hidup. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa negara adalah adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang
didalam organisasi tersebut terdapat kelompok penguasa tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyatnya. Wallace S Sayre dalam Pemerintah Amerika Serikat (1966) mengemukakan teori yang
menguraikan syarat-syarat berdirinya suatu negara. Layak disebut sebagai negara apabila telah
memenuhi beberapa elemen dasar yaitu, memiliki Masyarakat, Wilayah, Kesatuan, Organisasi
politik, Kedaulatan, dan Ketetapan. Pendefinisian negara di era kemerdekaan tidak hanya
membutuhkan persetujuan tetapi juga pengakuan negara lain, kejelasan wilayah negara,
keberadaan penduduk dan legitimasi negara, pemerintah. Jelas disini bahwa untuk pengertian
negara selalu ada penyesuaian dengan kondisi dan kebutuhan.
Jerman adalah sebuah negara federasi di Eropa Barat. Awal pemerintahan Jerman adalah
kekaisaran yang dipimpin oleh Kaiser Wilhelm I dan masa kekaisaran diakhiri oleh kepemimpinan
Kaisar Wilhelm II (Prusia) (1871-1918). Di Tahun 1919 pemerintahan Jerman berubah menjadi
Republik Weim hingga tahun 1933. Jerman juga pernah menganut sistem pemerintahan yang
menjadi salah satu sistem pemerintahan paling bersejarah yaitu, tahun 1933 masa Reich Jerman
Raya ( Jerman Nazi) yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Pada masa Jerman Nazi, Perubahan mulai
terjadi karena sejak saat itu ada undang-undang baru yang menghapuskan presiden dan yang
memegang kendali adalah kanselir, yaitu Hitler. Sejak saat itu, bentuk pemerintahan Jerman telah
banyak berubah dan menguntungkan rakyat pada awalnya, tetapi akhirnya menimbulkan Perang
Dunia II.
Diketahui bahwa Perang Dunia II dimenangkan oleh pihak sekutu yaitu, Inggris, Amerika
Serikat, dan Uni Soviet. Jerman, Jepang, dan Italia sebagai pihak yang kalah, harus menerima
setiap kesepakatan yang telah dibentuk dan ditentukan dalam perjanjian perdamaian, salah satunya
adalah perjanjian Postdam. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), perjanjian Postdam
tidak hanya menentukan nasib Jerman setelah Perang Dunia II, tetapi juga menentukan upaya
untuk membangun kembali setiap aspek kehidupan Eropa pasca-Perang Dunia II.
Terdapat 6 pokok isi Perjanjian Postdam, yaitu:
1. Pembagian wilayah Jerman menjadi dua, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
2. Jerman Barat dibawah kekuasaan Inggris, Perancis dan Amerika Serikat,
sedangkan Jerman Timur berada dibawah kekuasaan Uni Soviet.
3. Kekuatan militer Jerman harus dikurangi.
4. Tokoh-tokoh Nazi diadili sebagai penjahat perang dan dihukum dibawah
pengawasan Mahkamah Internasional.
5. Jerman harus mengganti kerugian akibat Perang Dunia II kepada sekutu.
6. Polandia mendapatkan wilayah Danzig dan Niesse.

Dampak dari Perjanjian Postdam menimbulkan banyak kerugian baik untuk Jerman,
negara-negara yang mengambil alih Jerman, dan juga negara-negara lainnya. Beberapa kerugian
yang dirasakan oleh banyak pihak adalah:
1. Wilayah Jerman terbagi atas 4 kekuasaan, yaitu Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan
Uni Soviet.
2. Tembok Berlin dibangun untuk memisahkan Jerman Timur dan Barat.
3. Ada dua sistem pemerintahan di Jerman, yaitu kapitalisme di Jerman Barat dan komunisme
di Jerman Timur.

Pembagian Jerman menjadi 2 bagian merupakan awal pembentukan Jerman menjadi


negara yang satu. Banyak masalah dan juga persaingan yang sengit antar dua bagian. Inilah yang
akan menjadi pokok pembahasan dalam artikel ini. Bagaimana keadaan serta sistem pemerintahan
dari Jerman Barat dan Jerman Timur hingga pada akhirnya kedua bagian Jerman kembali satu
menjadi negara yang utuh. Berikut akan dijelaskan secara mendalam agar menjadi pengetahuan
yang baru untuk setiap pembaca yang membaca artikel ini.
Pembahasan
Terpecahnya Wilayah Jerman
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, akhir dari kekalahan Jerman di Perang Dunia II
adalah harus menyetujui dan menandatangani perjanjian Perdamaian Postdam (1945).
Berdasarkan isi perjanjian tersebut maka wilayah Jerman dibagi menjadi 2 bagian, Jerman Barat
dan Jerman Timur. Jerman Barat dikuasai oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, sedangkan
Jerman Timur dikuasai oleh Uni Soviet. Jerman Barat berhaluan Kapitalisme-Liberal sedangkan
Jerman Timun berhaluan Komunisme. Wilayah Berlin juga dibagi menjadi dua. Berlin Barat
dikuasai oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, sedangkan Berlin Timur dikuasai oleh Uni
Soviet.

Pembagian wilayah Jerman menjadi empat bagian. (Sumber: timetoast.com).


Pembagian wilayah semakin terlihat pada saat pembangunan Tembok Berlin pada 13
Agustus 1961. Tembok Berlin menjadi simbol Perang Dingin di Jerman karena perbedaan ideologi
tersebut. Dampak Tembok Berlin yang paling jelas dirasakan adalah larangan perjalanan antar
kedua negara. Pemerintah Jerman Timur melarang warganya bermigrasi ke Jerman Barat, seperti
halnya pemerintah Jerman Barat melarang warganya sendiri bepergian ke Jerman Timur.

Tembok Berlin yang memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat pada tahun 1961. (Sumber:
news.usc.edu)
Sistem di Jerman Timur dan Jerman Barat sangat berbeda hingga pada tahun 1989. Oleh
karena itu, tidak mengherankan bahwa “politik” itu sendiri atau bahkan yang sebenarnya dianggap
politik terlihat bervariasi di antara kedua bagian. Aturan informal di balik permainan politik kedua
bagian memiliki sifat yang sangat berbeda. Hal ini juga diakibatkan karena ideologi yanganur
Jerman Barat dan Jerman Timur berbeda. Dalam hal pernyataan politik, terutama yang diwarnai
dengan kritik atau protes, tertanam dalam kerangka kerja yang sangat berbeda dan memiliki
implikasi khusus. Di Jerman Barat, debat politik semakin dilihat sebagai indikasi demokrasi yang
berkembang. Berbeda dengan Jerman Timur, sebelum 1989 mereka diatur dengan hati-hati dari
pemimpin otoriter untuk segala aspek yang tercakup dalam Jerman Timur. Untuk masyarakat yang
melakukan protes ataupun ingin melawan, hukuman penjara bisa menjadi taruhannya.
Ketegangan mulai mereda ketika pemimpin Jerman Timur, Willi Stoph melakukan
kunjungan politik pertamanya pada tahun 1969, yang berdampak cukup baik bagi hubungan kedua
negara. Pada tahun 1972, perjanjian kerjasama ekonomi, politik dan budaya ditandatangani,
meskipun penduduk kedua negara masih tidak dapat saling mengunjungi. Pada tahun 1981,
Kanselir Jerman Barat Helmut Schmidt melakukan kunjungan balasan dan kunjungan ini
tampaknya menandakan adanya peningkatan hubungan antara kedua negara Jerman. Sekali lagi,
perjanjian itu tidak menjamin kebebasan warga negara. Meski larangan migrasi masih
diberlakukan, sebenarnya ada sekitar 35.000 orang Jerman Timur yang bermigrasi secara ilegal di
Jerman Barat.
Pada tahun 1980-an, kondisi politik mulai tidak stabil dan Jerman Timur menghadapi
masalah pembukaan dan restrukturisasi ekonomi. Hal ini dipicu oleh kelesuan ekonomi di Jerman
Timur dan iming-iming perkembangan ekonomi Jerman Barat yang pesat. Dampaknya adalah
terciptanya gerakan sipil untuk menyatukan Jerman Timur dengan Jerman Barat.
Gerakan reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur mulai muncul pada tanggal November
1989, ketika lebih dari 500.000 orang Jerman Timur melakukan protes di Berlin Timur. Peristiwa
ini diikuti dengan pembubaran Kabinet Jerman Timur, dan Politbiro Partai Komunis dianggap
sebagai badan tertinggi Jerman Timur. Warga Jerman dari kedua bagian kemudian bergabung
untuk meruntuhkan Tembok Berlin pada 9 November 1989. Pihak Jerman merasa keduanya
berasal dari akar yang sama, sehingga tidak perlu dibedakan. Setelah runtuhnya Tembok Berlin,
banyak orang Jerman Timur pergi ke Jerman Barat.
Meskipun Tembok Berlin dihancurkan, reunifikasi resmi Jerman muncul untuk pertama
kalinya di pertemuan puncak di Ottawa. Pertemuan ini mempertemukan petinggi Jerman Barat,
Jerman Timur, serta pemenang Perang Dunia II (Amerika Serikat, Uni Soviet, Great Brittany, dan
Prancis), sehingga disebut Rumus Dua Plus Empat. Pada 1 Februari 1990, Kanselir Helmut Kohl
dan mitranya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan persatuan ekonomi
dan moneter kedua negara. Akhirnya, pada 2 April 1990, Kohl dan de Maizière membentuk serikat
ekonomi. Ini menjadikan Deutsche Mark mata uang Jerman.
Kegigihan warga Jerman untuk "melawan" pemerintah kedua negara akhirnya
membuahkan hasil. Pada tanggal 3 Oktober 1990, parlemen Jerman setuju untuk menetapkan
tanggal ini sebagai Hari Reunifikasi Jerman. Usulan ini mendapat 29 suara setuju, 62 suara
menentang, dan 7 abstain. Akhirnya, pada 3 Oktober 1990, kedua negara bagian Jerman itu resmi
menjadi negara yang bersatu, Negara Jerman.
Runtuhnya Tembok Berlin merupakan simbol kuatnya solidaritas dan kegigihan warga
Jerman. Dengan kesadaran warga Jerman bahwa mereka merupakan masyarakat yang satu dan
merupakan warga dari sebuah negara yang satu, yaitu Jerman, hal ini membuahkan hasil yang
memuaskan, yaitu reunifikasi Jerman. Hal ini bisa menjadi salah satu peristiwa sejarah yang bisa
kita contoh dari segi solidaritas dan kegigihannya dalam merebut kembali persatuan negara.
Dengan adanya rasa nasionalisme dalam diri masyarakat, maka suatu negara akan terus berdiri
dengan kokoh. Hal yang perlu warga lakukan adalah saling menghargai satu dengan lainnya,
mengerti betapa pentingnya menjaga solidaritas dan persatuan sebagai sesama warga negara, serta
mengikuti dan menaati konstitusi negara, maka negara tersebut akan tumbuh dengan pesat dan
angka kesejahteraan akan terus meningkat.

Garis Besar Sistem Pemerintahan Jerman


Sejak penyatuan kembali (reunifikasi) Jerman Barat dan Jerman Timur pada 1990, Jerman
memiliki nama resmi yang dikenal dengan istilah Republik Federasi Jerman. Berlin merupakan
ibu kota negara Jerman. Sebagai negara federasi, Jerman mengakui kedaulatan negara-negara
bagiannya. Setiap negara bagian dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang berdaulat, namun
tetap patuh terhadap UUD tahun 1949.
Jerman memiliki 16 negara bagian, yaitu:
1. Baden Wûttemberg
2. Bavaria
3. Brandenburg
4. Hesse
5. Mecklenburg-Vorpommern
6. Lower Saxony
7. North-Rhine Westphalia
8. Rhineland-Palatinate
9. Saarland
10. Saxony
11. Saxony Anhalt
12. Schleswig Holstein
13. Thuringia
14. Berlin (negara kota)
15. Bremen (negara kota)
16. Hamburg (negara kota)
Secara konstitusional, Jerman merupakan negara parlementer. Pemerintahannya dipimpin
oleh seorang Kanselir. Kanselir dipilih oleh badan legislatif federal Bundestag setiap empat
tahun sekali. Sedangkan kepala negaranya dipimpin oleh Presiden yang dipilih oleh
Bundesversammlung, terdiri dari Bundestag dan perwakilan dari setiap negara bagian. Presiden
dipilih setiap lima tahun sekali.
Pemilihan umum di Jerman menganut sistem banyak partai. Beberapa parti besar di
Jerman, yaitu:
1. Partai Sosial Demokrat (SPD)
2. Uni Kristen Demokrat (CDU)
3. Uni Kristen Sosial (CSU)
4. Die Linke, Die Grünen
5. Partai Nasional Demokrat (NPD)
Sejak pemilihan umum tahun 1949, dua partai terbesar SPD dan CDU bergantian memimpin
Jerman.
Berdasarkan struktur kelembagaan, Jerman juga menganut asas trias politica (Legislatif,
Eksekutif, dan Yudikatif). Lembaga legislatif terdiri dari Bundestag (DPR), Bundesrat (Dewan
Utusan Negara Bagian), Bundesversammlung (Badan Permusyawaratan), dan Bundespresident
(Presiden Federal). Lembaga Eksekutif terdiri dari Bundeskanzler (Pemerintah Federal).
Lembaga Yudikatif terdiri dari Mahkamah Konstitusi Federal.
Salah satu dampak dari sistem desentralisasi yang dianut pemerintahan Jerman, banyak
terbentuk kota besar di Jerman, sekitar 80 kota. Jumlah penduduk di kota-kota tersebut lebih dari
100.000 jiwa.
Penutup
Kesimpulan
Menurut Miriam Budiardjo, Negara adalah suatu organisasi yang ada di suatu wilayah yang
dapat memaksakan kekuasaan legitimasinya kepada semua kelompok kekuasaan yang ada di
dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan hidup. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa negara adalah adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang didalam
organisasi tersebut terdapat kelompok penguasa tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Jelas
disini bahwa untuk pengertian negara selalu ada penyesuaian dengan kondisi dan kebutuhan.
Jerman adalah sebuah negara federasi di Eropa Barat. Pada masa Jerman Nazi, Perubahan
mulai terjadi karena sejak saat itu ada undang-undang baru yang menghapuskan presiden dan yang
memegang kendali adalah kanselir, yaitu Hitler. Sejak saat itu, bentuk pemerintahan Jerman telah
banyak berubah dan menguntungkan rakyat pada awalnya, tetapi akhirnya menimbulkan Perang
Dunia II.
Jerman, Jepang, dan Italia sebagai pihak yang kalah, harus menerima setiap kesepakatan
yang telah dibentuk dan ditentukan dalam perjanjian perdamaian, salah satunya adalah perjanjian
Postdam. Dampak dari Perjanjian Postdam menimbulkan banyak kerugian baik untuk Jerman,
negara-negara yang mengambil alih Jerman, dan juga negara-negara lainnya. Ada dua sistem
pemerintahan di Jerman, yaitu kapitalisme di Jerman Barat dan komunisme di Jerman Timur.
Jerman Barat dikuasai oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, sedangkan Jerman Timur
dikuasai oleh Uni Soviet. Berlin Barat dikuasai oleh Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis,
sedangkan Berlin Timur dikuasai oleh Uni Soviet.
Gerakan reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur mulai muncul pada tanggal November
1989, ketika lebih dari 500.000 orang Jerman Timur melakukan protes di Berlin Timur. Warga
Jerman dari kedua bagian kemudian bergabung untuk meruntuhkan Tembok Berlin pada 9
November 1989. Pada 1 Februari 1990, Kanselir Helmut Kohl dan mitranya dari Jerman Timur
Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan persatuan ekonomi dan moneter kedua negara. Pada
tanggal 3 Oktober 1990, parlemen Jerman setuju untuk menetapkan tanggal ini sebagai Hari
Reunifikasi Jerman.
Referensi
Buku
Bosch, F. 2018. A History Shared and Divided East and West Germany since the
1970s. New York: Berghahn Books.

Junaidi, Muhammad. 2016. Ilmu Negara; Sebuah Konstruksi Ideal Negara Hukum.
Malang: Setara Press.

Artikel Ilmiah
Brehm, W. 2009. “SISTEM PEMERINTAHAN DAN PEMILIHAN UMUM DI JERMAN”. Jurnal
Konstitusi, Vol 11, No.1. Hal 125- 140.

Report
Ningsih, Widya. 2021. “Perjanjian Postdam: Tokoh, Isi, dan Dampak”, Perjanjian Postdam:
Tokoh, Isi, dan Dampak (kompas.com), diakses pada 3 April 2022.

Prabowo, Gema. 2020. “Perjanjian Damai Perang Dunia II”, Perjanjian Damai Perang Dunia II
(kompas.com), diakses pada 3 April 2022.

Widyaningrum, Gita. 2019. “Kisah Kebangkitan dan Keruntuhan Tembok Berlin”, Kisah
Kebangkitan dan Keruntuhan Tembok Berlin - Semua Halaman - National Geographic
(grid.id), diakses pada 3 April 2022.

Kharti, Irene. 2018. “Peristiwa Kontemporer Dunia: Runtuhnya Tembok Berlin | Sejarah Kelas
12”, Peristiwa Kontemporer Dunia: Runtuhnya Tembok Berlin | Sejarah Kelas 12
(ruangguru.com), diakses pada 3 April 2022.
BBC NEWS. 2019. “Runtuhnya Tembok Berlin: Bagaimana 1989 mengubah dunia modern”,
Runtuhnya Tembok Berlin: Bagaimana 1989 mengubah dunia modern - BBC News
Indonesia, diakses pada 3 April 2022.

Asmirah.2014. “Sistem politik negara republik federal negara Jerman”, Sistem politik negara
republik federal negara Jerman | ASMIRAH (wordpress.com), diakses pada 3 April 2022.

Wordpress. “Sejarah Negara Jerman”, Sejarah Negara Jerman | Jerman (wordpress.com), diakses
pada 3 April 2022.

Video
RioDeninR. “Peta Sejarah Republik Federal Jerman (1871-2021)”, (452) Peta Sejarah Republik
Federal Jerman (1871-2021) - YouTube, diakses pada 3 April 2022.

Doni Setyawan. “Reunifikasi Jerman - Runtuhnya Jerman Timur”, (452) Reunifikasi Jerman -
Runtuhnya Jerman Timur - YouTube, diakses pada 3 April 2022.

Anda mungkin juga menyukai