Anda di halaman 1dari 6

SADC (Southern African Development Community):

Education and Skill Development

Princess Restauli Hutagaol

Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau,

Pekan Baru, Indonesia

SADC (Southern African Development Community) adalah komunitas di region


Afrika Selatan yang terbentuk pada 17 Agustus 1992 yang memiliki tujuan utama yaitu,
mencapai pembangunan, perdamaian dan keamanan, dan pertumbuhan ekonomi, untuk
mengentaskan kemiskinan, meningkatkan standar dan kualitas hidup masyarakat Afrika
Selatan, dan mendukung yang kurang beruntung secara sosial melalui integrasi regional, yang
dibangun di atas prinsip-prinsip demokrasi dan pembangunan yang berkeadilan dan
berkelanjutan. Adapaun engaa-negara anggotanya, yaitu Angola, Bostwana, Comoros,
Democratic Republic of the Congo, Eswatini, Lesotho, Madagascar, Malawi, Mauritius,
Mozambique, Namibia, Seychelles, South Africa, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe.
Komunitas yang beranggotakan 16 negara ini memiliki banyak tantangan sosial,
pembangunan, ekonomi, perdagangan, pendidikan, kesehatan, diplomatik, pertahanan,
keamanan dan politik. Beberapa tantangan ini tidak dapat ditangani secara efektif oleh
masing-masing anggota. Oleh sebab itu, komunitas SADC terbentuk untuk mengatasi
berbagai tantangan bersama. Diketahui saat ini SADC masih dalam proses pengembangan
dalam berbagai sector, namun yang akan saya bahas dalam essay ini adalah peran SADC
dalam kerjasama untuk pengembangan pendidikan dan keterampilan.
Negara anggota SADC menyadari pentingnya pengembangan pendidikan dan
keterampilan karena penduduk yang berpendidikan akan lebih siap untuk mengatasi
tentangan yang akan dihadapi dalam kawasan atau region ini, dalam artian dengan
bertambahnya masyarakat yang berpendidikan maka tujuan utama atau motto SADC mampu
terealisasikan dengan baik. Namun, dilihat dalam statistiknya, masyarakat dalam kawasan
SADC masih tertinggal di belakang rata-rata internasional dan kontinental. Data dan fakta ini
menjadi motivasi bersama seluruh anggota SADC untuk mewujudkan adanya perbaikan
dalam bidang pendidikan secara khusus. Komitmen ini dibuktikan oleh Protokol Pendidikan
dan Pelatihan yang didirikan pada tahun 1997. Kepentingan pendidikan juga telah disorot
secara luas dalam RISDP 2020-2030. Dalam RISDP (Regional Indicative Strategic
Development Plan) sebagai agenda 10 tahun SADC secara khusus dijelaskan penggambaran
tujuan strategis yang diarahkan untuk meningkatkan akses ke pendidikan yang relevan
dan berkualitas serta pengembangan keterampilan, termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk Warga SADC yang diharapkan mengarah pada peningkatan akses yang
adil terhadap pendidikan yang berkualitas dan relevan serta peningkatan pengembangan
keterampilan untuk industrialisasi.
Namun dibalik ekpetasi SADC terdapat banyak tantangan yang harus mereka hadapi
terkhususnya dalam bidang pendidikan dan keterampilan, seperti adanya ketimpangan akses
pendidikan terutama dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung seperti perempuan,
penyandang disabilitas, dan orang-orang dari daerah pedesaan. Kemudian akses yang terbatas
dalam Pelatihan Tingkat Tinggi dan ketidaksesuaian dalam penawaran dan permintaan tenaga
kerja terampil, kurangnya keterampilan potensial di bidang-bidang utama yang vital untuk
produktivitas dan daya saing yang lebih tinggi, serta perlunya sistem pendidikan untuk
mempersiapkan peserta didik memiliki kesempatan kerja baik di pedesaan maupun perkotaan
melalui penyediaan Keterampilan Teknis, Kejuruan, dan Kewirausahaan yang relevan. Yang
terakhir adalah dampak buruk dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan penutupan
sekolah dan universitas yang akhirnya berdampak serius pada kemampuan Negara-negara
Anggota untuk memastikan supaya pembelajaran tidak perlu berhenti.
Negara-negara Anggota SADC telah menyetujui Protokol Pendidikan dan Pelatihan
yang mulai berlaku pada Juli 2000, yang mengatur beberapa bidang kerja sama di antara
Negara-negara Anggota, beberapa diantaranya yaitu, kebijakan pendidikan dan pelatihan,
pendidikan dasar, penelitian dan pengembangan, penerbitan dan sumber daya perpustakaan.
Sejak diratifikasinya Protokol Pendidikan dan Pelatihan pada tahun 2000, telah terjadi
kemajuan di berbagai bidang, beberapa diantaranya yaitu,
1. SADC Qualifications Framework: memfasilitasi pengembangan sumber daya
manusia dan ketersediaan personil terdidik yang sangat terampil melalui sistem
pendidikan dan pelatihan yang khusus dan sebanding. Sebagian besar Negara
Anggota telah mengembangkan atau sedang mengembangkan/merevisi Kerangka
Kualifikasi Nasional mereka agar selaras dengan kerangka kerja regional. Salah
satu program kerja untuk membantu meningkatkan kualifikasi dalam SADC
terkhususnya dalam bidang pendidikan dan tenaga pendidik adalah CPD
(Continuing Professional Development). CPD berfokus kepada pengembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mendidik siswa
secara lebih efektif, atau lebih sederhananya disebut teacher training. CPD untuk
guru memiliki banyak manfaat, seperti membantu mengatasi kekurangan dalam
program pendidikan guru awal dan membekali guru dengan pengetahuan dan
keterampilan yang membuat mereka mengikuti perubahan terbaru dalam teknologi
informasi dan komunikasi dan juga dalam pengetahuan pedagogis konten.
Tinjauan praktik CPD di wilayah SADC menunjukkan bahwa program CPD
belum terlihat secara penuh hasilnya, dalam beberapa kasus, tidak tersedia atau
bahkan sama sekali tidak ada. Namun, pemantauan rutin dan evaluasi kegiatan
CPD harus diperketat demi kemajuan regional terkhususnya dalam bidang
pendidikan dan keterampilan.
2. Pelatihan Teknis dan Kejuruan: negara-negara anggota SADC melakukan
kerjasama untuk melakukan pelatihan sesuai kejuruan atau jurusan atau keahlian
yang dimiliki tenaga kerja yang telah terdata. Kerjasama ini telah dikembangkan
(2018-2027) dan berbagai inisiatif terkait keterampilan hijau serta penggambaran
kerangka monitoring dan evaluasi baru yang menyertai Rencana Strategis dan
Kerangka Pelaksanaan telah dikembangkan.
3. SADC University and school of Transformation: adanya pendirian universitas
baru yang telah disetujui oleh SADC pada tahun 2021, juga dibentuk Technical
Working Group (kelompok kerja teknis) untuk mempercepat proses tranformasi
kampus yang telah terbangun ataupun pendirian kampus baru yang terdistribusi di
negara-negara anggota SADC. Kemudian telah dibentuk juga the Guidelines for
the identification of Centers of Excellence and Centers of Specialization yang
telah disetuji dan diharapkan dapat mendukung peyebarluasan penelitian dan
inovasi serta pengembangan maisng-masing program studi yang telah tersedia di
kampus-kampus negara anggota SADC. Namun kerjasama ini sempat sulit untuk
dilakukan akibat pandemic COVID-19. Menurut Survei Global Asosiasi
Internasional Universitas (IAU) (2020) tentang pendidikan tinggi, kawasan Afrika
memiliki persentase tertinggi lembaga pendidikan tinggi dengan kampus ditutup
karena COVID-19 (lebih dari tiga perempat di 77%, relatif terhadap sekitar 55%
di kawasan Asia & Pasifik dan Eropa dan 54% di Amerika). Demikian pula,
penutupan sekolah dan perguruan tinggi di benua Afrika telah berdampak pada
kegiatan belajar lebih dari 200 juta anak-anak dan remaja. Hal ini menyebabkan
berbagai cara memikirkan kembali kebutuhan pendidikan di semua tingkat
pendidikan. Karena efek COVID-19, di tingkat regional, Sekretariat SADC
bekerja sama dengan UNESCO dan Global Education Coalition, berusaha untuk
mendukung Negara-negara Anggota SADC dalam mengurangi dampak dari
pandemi pendidikan, dan dalam menjamin kelangsungan program pendidikan dan
pembelajaran.
4. Meningatkan akses dan fasilitas dalam pendidikan: negara-negara anggota SADC
juga bekerjasama dalam pengembangan instrumen The SADC Policy Framework
for Care and Support for Teaching and Learning (CSTL), yang mengatasi
hambatan untuk belajar dan mengajar dengan memperkuat sistem pendidikan dan
memfasilitasi akses pelayanan bagi anak-anak dan remaja yang memiliki
keterbatasan fisik di sekolah. Kebijakan Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh
SADC juga dikembangkan untuk mempromosikan kemajuan teknologi dan
pembelajaran virtual untuk meningkatkan akses peluang pendidikan dan pelatihan
yang berkualitas dan relevan.
5. Peningkatan dan perbaikan dibidang penerbitan dan sumber daya perpustakaan.
Kerjasama ini juga dilakukan untuk memberikan dukungan kepada para pelajar
agar lebih mudah untuk menemukan informasi ataupun mengembangkan ilmu
mereka dari banyak buku yang disediakan dalam perpustakaan yang akan
disediakan secara merata disetiap negara-negara anggota SADC. Dengan adanya
sumberdaya perpustakaan, para pelajar akan lebih semagat untuk menggali lebih
banyak ilmu dari berbagai spenuis atau sumber terpercaya.

Namun, pada faktanya semua kerjasama ini belum terimplementasi secara penuh dan
efektif dilapangan. Semua kerjasama masih dalam status on-progress. Hal ini dikarenakan
tidak semua negara anggota mampu secara relevan dan berkualitas penuh
mengimplementasikan kerjasama ini seperti yang seharusnya. Setiap negara anggota SADC
tentu memiliki power yang berbeda-beda, namun dengan adanya SADC maka seluruh
negara-negara anggota dengan perbedaan tingkat power mampu bekerjasama dan saling
mendukung dalam mengerjakan program-program SADC. Dengan adanya Kerjasama dalam
bidang pendidikan dan keterampilan ini diharapkan negara-negara anggota SADC dapat
menghasilkan ketersediaan sumber daya manusia yang terdidik dan terampil untuk
berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan integrasi wilayah.
SADC menyatakan ada beberapa kunci utama agar program ini mampu
terimplementasi dengan baik, yaitu:
1. Harus mengkoordinasikan pengembangan dan pelaksanaan kebijakan daerah
termasuk Protokol, standar minimum, dan kerangka strategis di bidang pendidikan
dan pelatihan.
2. Pemantauan komitmen regional, kontinental dan internasional tentang pendidikan
dan pelatihan.
3. Fasilitasi program pertukaran, keahlian dan berbagi informasi dan praktik yang
baik tentang isu-isu terkait pendidikan dan pelatihan di wilayah SADC.
4. Mengkoordinasikan dan menyelaraskan posisi SADC pada komitmen
internasional.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, pentingnya koordinasi antar negara anggota region,
komitmen yang kuat, serta adanya rasa pasrtisipasi yang tinggi maka kerjasama ini akan
terimplementasi dengan baik dan efeknya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat regional.
Daftar Pustaka

SADC. (2020). SADC Regional Framework on Continuing Professional Development (CPD)


for Teachers. SADC, 5-6.

SADC. (2020). Southern African Development Community (SADC). SADC Journal, 8-9.

Education & Skills Development | SADC. (2022). Education & Skills Development. Diakses
pada 18 September2022, dari https://www.sadc.int/pillars/education-skills-development.

Anda mungkin juga menyukai