Anda di halaman 1dari 20

RENCANA STRATEGIS MA DARUL HUFFAZH

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
Setiap institusi professional, secara managerial tentu harus
membuat suatu dasar yang akan dijadikan sebagai patokan dalam
melaksanakan program kerja baik secara personal maupun sistemik,
berdasarkan asumsi tersebut maka MA Darul Huffazh berupaya
semaksimal mungkin untuk membuat suatu perencanaan yang strategis
dalam rangka mendukung kebijakan dan tujuan pendidikan nasional.
Rencana Strategis (Renstra) MA Darul Huffazh disusun dengan maksud
menyediakan sebuah panduan perencanaan yang akan dijadikan acuan
dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan pendidikan (2013/2014
s.d. 2017/2018). Renstra MA Darul Huffazh adalah dokumen perencanaan
strategis yang menjabarkan semua kegiatan pendidikan, indikasi-indikasi
pencapaian target, dan solusi terhadap permasalahan pendidikan secara
terencana dan bertahap melalui pembiayaan APBS, APBD ataupun APBN.
Secara umum Renstra akan menjadi tolok ukur pertanggungjawaban
pada setiap akhir tahun anggaran MA Darul Huffazh kepada stake holder,
oleh karenanya Renstra MA Darul Huffazh dibuat sebagai rencana 5 (lima)
tahunan dari tahun 2013 2018 yang menggambarkan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan program, dan kegiatan pendidikan. Dengan demikian
Renstra disusun melalui proses secara sistematis, konsisten dan
berkelanjutan sebagai landasan dasar pengambilan keputusan dengan
memanfaatkan kondisi, potensi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan, yang dapat memberikan sikap akuntabilitas kinerja dengan
bertumpu pada pencapaian keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

B. TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN RENSTRA


1. Tujuan
Tujuan disusunnya Renstra ini dimaksudkan untuk mengarahkan seluruh
dimensi kebijakan pendidikan di MA Darul Huffazh, baik internal maupun
eksternal, sebagai pedoman dalam :
a. Memudahkan seluruh jajaran MA Darul Huffazh dalam menentukan
prioritas program dan kegiatan tahunan, pendidikan yang akan
dibiayai dari APBS secara terpadu, terarah dan teratur.
b. Menggambarkan tentang kondisi pendidikan di MA Darul Huffazh
dan mengarahkan seluruh kegiatan serta tujuan untuk mewujudkan
visi dan misi pendidikan di MA Darul Huffazh.
c. Sebagai pedoman evaluasi bagi jajaran pengelola MA Darul Huffazh
untuk memahami dan menilai arah kebijakan sasaran program-
program operasional tahunan pendidikan dalam rentang periode
lima tahun (2013 2018).

2. Sasaran
Renstra ini mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. Terformulasikan visi, misi, tujuan dan arah kebijakan pendidikan
serta menetapkan fokus bidang kegiatan pengembangan satuan
pendidikan dari tahun 2013 2018 sebagai prioritas utama
pendidikan.
b. Terealisasinya program-program pendidikan dengan memperhatikan
dan memanfaatkan kondisi, potensi, dan kendala serta faktor-faktor
penentu keberhasilan pendidikan.

C. LANDASAN PENYUSUNAN RENSTRA


1. Pancasila sebagai landasan ideal
2. Undang-Undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
3. Landasan Operasional
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
b. Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
d. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
e. Peraturan Pemerintah :
a) Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
b) Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
c) Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom
d) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
f. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional :
a) Nomor. 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah
b) Nomor 122/U/2001 tentang Rencana Strategis Pembangunan
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Tahun 2000 2004

D. ALUR PIKIR PENYUSUNAN RENSTRA


Proses Penyusunan Rencana Strategis MA Darul Huffazh
dilaksanakan dengan mengikuti alur pikir dengan mempertimbangkan
hasil analisis lingkungan strategis terhadap kondisi umum, dan kendala-
kendala yang dihadapi, serta mempertimbangkan program pembangunan
daerah khususnya bidang pendidikan di propinsi Lampung

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis MA Darul Huffazh disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Analisis Lingkungan Strategis dan Faktor-Faktor Penentu
Keberhasilan.
Bab III : Visi, Misi, Arah Kebijakan serta Prioritas Pendidikan
Bab IV : Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Bab V : Penutup
BAB II
KONDISI UMUM, KENDALA, ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
DAN FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

A. KONDISI UMUM
DKI Jakarta merupakan daerah otonom dan ibu kota Negara, kondisi
masyarakatnya sangat heterogen, mobilitasnya sangat tinggi dan sangat
akomodatif terhadap berbagai perubahan yang datang dari dalam
maupun luar negeri. Kondisi di bidang pendidikan cukup
menggembirakan, hal ini dikarenakan adanya komitmen yang kuat dalam
mensukseskan wajar dikdas 9 tahun.
Indikator minat masuk ke MA Darul Huffazh pada tahun 2013
menunjukkan perolehan Angka Animo Masyarakat 200 pendaftar dan
Angka Daya Tampung Murni 120 orang. Indikator lainnya adalah tingkat
kelulusan mencapai 100 % dengan perolehan NEM rata-rata 7,10. Daya
tampung peserta didik tiap awal tahun rata-rata 120 orang peserta didik
dan kelulusan 100 %. Lulusan yang dapat diserap SMU Negeri mencapai
angka antara 30 %. Kondisi ruang belajar cukup refresentatif dengan
jumlah ruang belajar sebanyak 6 ruang belajar, satu ruang laboratorium
IPA, satu ruang laboratorium komputer, satu ruang perpustakaan, satu
ruang TU, satu ruang OSIS, satu ruang guru, satu ruang BP/BK, Aula, dan
Mushalla yang dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran.

B. KENDALA YANG DIHADAPI


Dalam penyelenggaraan bidang pendidikan di MA Darul Huffazh
juga tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan yang
dihadapi, diantaranya :
1. Masih belum meratanya pemahaman masyarakat terhadap
permasalahan dan kondisi sekolah dan pentingnya dukungan dana dalam
meningkatkan kualitas anak didik.
2. Kurangnya atau terbatasnya sarana prasarana pembelajaran, sehingga
tidak optimalnya Kegiatan Belajar Mengajar.
3. Anggaran dana operasional pendidikan dari BOS, APBN masih belum
bisa memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan dan mengembangkan
program sekolah yang berkualitas, apalagi setelah digulirkannya Program
Sekolah Gratis oleh pemerintah.
4. Desakan pengaruh era globalisasi membutuhkan sarana dan prasarana
yang bermuatan teknologi tinggi.
5. SDM memerlukan pembinaan dan wawasan teknologi.
6. Belum optimalnya hubungan kerja sama dengan lembaga yang terkait
dan dunia usaha sebagai sumber belajar dalam melaksanakan Broad
Based Educatioan (BBE) life skill.
7. Belum optimalnya empat peran Komite Sekolah dan partisipasi orang
tua peserta didik terhadap peran dan fungsi pendidikan di dalam sekolah
dan di luar sekolah.
Di sisi lain peningkatan dan pemenuhan sarana dan prasarana
pembelajaran masih perlu mendapat perhatian yang cukup serius,
mengingat daya tampung peserta didik saat ini masih belum memenuhi
kebutuhan akan kenyamanan proses belajar mengajar. Sementara itu
Otonomi Daerah telah merangsang perubahan aspirasi dan tuntutan
masyarakat terhadap kualitas dan cakupan layanan pendidikan. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, sekolah dipacu untuk segera menata diri
dengan manajemen berbasis sekolah (MBS). Dilain pihak kemampuan
tenaga kependidikan untuk mengemban tugasnya secara profesional
masih memerlukan pelatihan-pelatihan yang lebih intensif dan efektif.

C. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGI


1. Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dalam hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan MA
Darul Huffazh.
a. Strenght (kekuatan)
1. Adanya dukungan para stake holder dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Adanya struktur organisasi dan tata kelola yang baru guna mendukung
sistem kerja yang professional;
3. Telah berpengalaman menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
dan KTSP
4. Tersedianya SDM berpendidikan S2: 1%, S1: 98 %, D3 : 1 %, yang
cenderung kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran.
5. Persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara keseluruhan
atau pada umumnya telah terpenuhi.
6. Partisipasi serta daya kritis masyarakat dan stake holder terhadap
pendidikan cukup tinggi
7. Adanya dukungan dari Komite Sekolah dalam melaksanakan program-
program sekolah.

b. Weakness (Kelemahan)
1. Masih melaksanakan proses pembelajaran dengan dua shift karena
ruang belajar yang dimiliki hanya 6 ruang belajar, sedangkan rombongan
belajar mencapai 12 kelas
2. Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam
keadministrasian.
3. Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih
belum optimal
4. Kurikulum sekolah yang syarat beban dan masih terstruktur
5. Belum tergalinya sumber-sumber dana secara optimal yang berasal
dari masyarakat dan dunia usaha bagi kegiatan pendidikan
6. Pelaksanaan MBS belum optimal.
7. Komite sekolah belum berfungsi secara proporsional sebagaimana
empat Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.
2. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dalam hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi peluang dan
ancaman bagi pendidikan MA Darul Huffazh. Kajian eksternal pada
hakekatnya adalah analisis dan evaluasi atas kondisi di luar lingkungan
MA Darul Huffazh.
a. Opportunity (Peluang)
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2055 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagai pedoman dan arah yang legal untuk
melaksanakan dan mengembangkan pendidikan di MA Darul Huffazh.
2. Diberlakukannya UU No. 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Menerapkan Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) akan lebih optimal mengingat telah mempunyai pengalaman
selama empat tahun
4. Semakin tingginya minat dan dukungan partisipasi masyarakat dalam
kemajuan pendidikan MA Darul Huffazh dengan angka animo masyarakat
200 %
5. Dapat terlaksananya program School Based Management (SBM) atau
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan optimal karena sudah diawali
dari tahun 2010.
6. Dapat menjadi juara II atau III dalam berbagai lomba ektrakurikuler
b. Threats (Ancaman)
1. Surat Keputusan Mendiknas No. 44/U/2002 tentang Pembentukan
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah belum diterapkan secara optimal;
2. Masih adanya kebijakan pemerintah dan MKKS yang menghambat
terlaksananya otonomi sekolah dan MBS;
3. Semakin tingginya persaingan positif antar sekolah yang dalam
pengelolaannnya lebih baik dan memiliki berbagai keunggulan;
4. Banyak MTs negeri dan swasta menjadi juara dalam berbagai
kejuaraan pada setiap perlombaan kurikuler dan ekstrakurikuler.
5. Perubahan budaya karena desakan budaya global yang tidak tersaring
akan mempengaruhi budaya sekolah.
6. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang akan
mempengaruhi eksistensi sekolah.

D. STRATEGI ORGANISASI
Secara Umum Strategi diarahkan untuk menyikapi seluruh Program
dan kegiatan yang dirumuskan :
1. Mengoptimalkan implementasi KTSP
2. Meningkatkan komitmen seluruh warga sekolah
3. Pemerataan informasi dan pemahaman dalam penerapan
pembelajaran KBK yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
4. Mengembangkan perangkat pembelajaran: pemetaan SK, KD, silabus,
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara optimal.
5. Melaksanakan diversifikasi kurikulum.
6. Pencapaian kurikulum formal mandiri.
7. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan strategi:
a. Mengadakan Need Assesmen Test bagi para guru
b. Peningkatan kemampuan profesionalisme guru, melalui pelatihan,
penataran, work shop dan efektifitas wadah MGMP
8. Mengembangkan kurikulum muatan lokal dalam rangka mewujudkan
hasil pendidikan yang religius dan berbudi pekerti luhur
9. Pengembangan bench marking, dengan strategi:
a. Pengembangan dan Penguasaan Hafalan Quran
b. Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (matematika dan IPA)
c. Pengembangan Ekstrakurikuler
d. Pengembangan Budi Pekerti yang Akhlakul Karimah
10. Mengembangkan kualitas dan kuantitas fasilitas pembelajaran
dengan strategi :
a. Merenovasi dan menambah ruang belajar tiap tahun sebanyak 2 ruang;
b. Pengadaan sarana pembelajaran seperti sarana perpustakaan dan
laboratorium bahasa
c. Menata lingkungan agar lebih tertata, rapai, nyaman, menyenangkan
11. Meningkatkan kualitas lulusan dengan strategi :
a. Melaksanakan Bridging Course dan matrikuluasi kelas VII
b. Melaksanakan remedial teaching
c. Pengayaan dan Pendalaman Materi (PM) kelas IX
d. Efektifitas jadwal pelajaran dan jam belajar
12. Meningkatkan pembinaan peserta didik melalui penyaluran bakat dan
prestasi dalam
bidang olah raga dan seni
13. Meningkatkan pelaksanaan program Ekstrakurikuler dan program
pembinaan
kepeserta didikan
14. Meningkatkan suasana ketentraman dan ketenangan belajar dalam
mewujudkan ketahanan sekolah, dengan strategi:
a. Meningkatkan mutu pengelolaan sekolah melalui pengembangan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
b. Menciptakan kesamaan persepsi tentang pengembangan sekolah
15. Meningkatkan kerjasama dengan LSM, Lembaga Motivator dan
organisasi
masyarakat serta pondok pesantren dalam meningkatkan kesadaran
tanggung
jawab dan keimanan peserta didik.
16. Mengefektifkan peran dan fungsi Komite Sekolah, orang tua peserta
didik, dan masyarakat sebagai mitra kerja sekolah
17. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
dengan strategi:
a. Mengembangkan peran dan fungsi Alumni
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu biaya
pendidikan
c. Membentuk dan mengembangkan 4 peran Komite Sekolah
d. Meningkatkan peran serta lembaga Sosial masyarakat (LSM) dunia
usaha
e. Menjalineratkan peran dan fungsi himpunan penyelenggara pendidikan

luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam


mengembangkan pendidikan luar sekolah (Les, Bimbingan Belajar, dan
kursus)
18. Mengembangkan penilaian dengan strategi :
a. Melaksanakan strategi peniliaian yang variatif
b. Melaksanakan penilaian yang transparan, akuntabel, dan demokratis.

E. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN


Untuk memacu perkembangan pendidikan di MA Darul Huffazh perlu
diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut dengan
memperhatikan analisis lingkungan berupa sumber daya dan sumber
dana yang di dukung peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan serta
keterlibatan masyarakat dalam mencapai Visi dan Misi MA Darul Huffazh.
Faktor-faktor kunci keberhasilan rencana strategis MA Darul Huffazh
adalah :
1. Dukungan dan political will dari Pemerintah dalam melaksanakan MBS
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2. Teratasinya kinerja kelembagaan, keorganisasian, dan
keadministrasian yang masih lemah sebagai upaya meningkatkan kualitas
pendidikan dan kualitas SDM.
3. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam
melaksanakan MBS.
4. Dukungan partisipasi masyarakat, orang tua peserta didik untuk
meningkatkan sarana prasarana pendidikan.
5. Dukungan partisipasi Komite Sekolah untuk meningkatkan peran dan
fungsinya sebagai mitra sekolah dan Suporting, Advisary, Controlling, dan
Mediator, sehingga sekolah dapat melaksanakan programnya secara
efektif, efisien, dan produktif.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PRIORITAS

A. VISI
Menjadikan MA Darul Huffazh sebagai medan ibadah sekaligus pusat
pendidikan Islam panutan yang dapat melahirkan insan yang Benar, Pintar
dan Terampil.

B. MISI

Sejalan dengan Visi yang telah tertulis di atas maka Misi dimiliki oleh MA
Darul Huffazh adalah :

1. Menjadikan MA Darul Huffazh sebagai medan ibadah dan pusat


pendidikan Islam panutan bagi setiap muslim

2. Melahirkan insan yang Benar yaitu insan yang beriman dan bertaqwa
(IMTAQ)

3. Melahirkan insan yang Pintar yaitu insan yang menguasai Ilmu


Penegtahuan dan Teknologi (IPTEK)

4. Melahirkan insan yang Terampil yaitu insan yang kreatif, inovatif dan
professional

C. MOTTO

1. Allah sebagai tujuan


2. Rasulullah sebagai panutan

3. Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman

4. Ilmu sebagai cahaya penerang

5. Hidup mandiri dan terampil sebagai amalan

D. TUJUAN SITUASIONAL
Pada tahun pelajaran 2013/2014 diharapkan terjadi perubahan yang
signifikan untuk menunjukkan identitas dan kualitas dalam hal :
1. Mempunyai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus,
perangkat kelengkapaannya dan teradministrasikan dengan
menggunakan software dan hardware yang memadai.
2. Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha,
tenaga kebersihan dan tenaga keamanan) melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab, kompeten, terukur, dan teruji agar dapat
menunjukkan kinerja yang profesional guna memenuhi pelayanan prima
kepada masyarakat
3. Guru menguasai dan melaksanakan berbagai metode, strategi,
model, pembelajaran, dan strategi penilaian sehingga peserta didik dapat
belajar dalam situasi menyenangkan, konstruktif, inspiratif, dan motivatif
4. Terlaksananya proses pembelajaran satu shift dengan setiap tingkatan
terdiri dari 4 (empat) kelas.
5. Tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana untuk pengembangan
bidang kesenian, olah raga dan media pembelajaran yang berteknologi
tinggi (CD interaktif, internet, audio video kelas, penambahan infocus,
alat-alat ukur yang berbasis digital).
6. Tercapainya standar ketuntasan belajar minimal seluruh mata
pelajaran (75%), sehingga semua peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar 90 % dan dapat memenangkan berbagai lomba baik
akademik maupun non akademik.
7. Mempunyai struktur organisasi, uraian tugas yang jelas, instrumen
evaluasi kinerja sekolah dalam model manajemen yang baik, dan
tercapainya Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) dalam situasi kerja yang
kondusif dengan menjalin hubungan kemitraan dengan komite sekolah
(terealisasinya empat fungsinya) dan tersedianya jaringan SIM untuk
terciptanya keharmonisan hubungan baik secara vertikal maupun
horizontal.
8. Terciptanya jalinan kerja dengan penyandang dana (dunia usaha,
stakeholder) dan tergalang dana masyarakat sehingga sekolah dapat
menciptakan usaha-usaha dalam upaya mengembangkan potensi internal
dan eksternal guna membantu sektor yang kekurangan (subsidi silang).
9. Terimplementasikan model-model penilaian dan mempunyai pedoman
dan instrumen evaluasi dari hasil uji coba untuk mengarah pada
pembelajaran anak berprestasi, bermasalah, dan kelainan lainnya dengan
menggunakan Sistem Administrasi Sekolah (SAS) dan sistem informasi
manajemen.

E. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM


Sasaran 1 : Mempunyai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Silabus, Perangkat kelengkapaannya dan teradministrasikan dengan
menggunakan software dan hardware yang memadai.
1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Penggandaan kurikulum
b. Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
c. Penganalisaan dan penyelarasan SK dan KD
d. Membuat Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)
e. In House Training (IHT) KTSP dengan mengundang pakar Kurikulum
f. Verifikasi naskah dan pengesahan naskah KTSP
g. Pengetikan dan pencetakan naskah KTSP
h. Membuat instrumen evaluasi KTSP
2. Pengembangan silabus
a. Pelatihan membuat silabus
b. Membuat silabus (master) tiap mata pelajaran
c. Penganalisaan dan penyelarasan silabus tiap mata pelajaran
d. Verifikasi dan Pengesahan Silabus tiap mata pelajaran
e. Pengetikan dan pencetyakan silabus
f. Supervisi klinis dan supervisi kinerja pembelajaran
g. Membuat instrumen evaluasi pengembangan silabus
3. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
a. Rapat pembagian tugas mengajar dan BK
b. Membuat Kalender Pendidikan
c. Rapat kerja pembuatan program tahunan dan semester
d. Membuat jadwal terpadu tentang penugasan, ulangan harian, praktek,
ekstrakurikuler, OSIS, dll
e. Pengembangan sistem penilaian
f. Pengembangan Diversifikasi kurikulum dan Implementasinya.
Sasaran 2 : Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga tata
laksana) melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, kompeten,
terukur, dan teruji agar dapat menunjukkan kinerja yang profesional guna
memenuhi pelayanan prima kepada seluruh stakeholder.

1. Peningkatan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan


a. Pengembangan Profesionalitas Guru
b. Peningkatan Kompetensi Guru
c. Peningkatan Kompetensi Tenaga TU
d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru dan Tenaga TU
e. Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan
Sasaran 3 : Guru Menguasai dan Melaksanakan Berbagai Metode, Strategi,
Model, Pembelajaran, dan Strategi Penilaian sehingga peserta didik dapat
belajar dalam situasi menyenangkan, konstruktif, inspiratif, dan motivatif
1. Peningkatan Standar Proses
a. Pengembangan metode pengajaran untuk semua mapel
b. Pengembangan Strategi Pembelajaran
c. Pengembangan Strategi Penilaian
d. Pengembangan bahan, sumber pembelajaran
Sasaran 4 : Tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana kelengkapan
untuk pengembangan bidang kesenian, Olah Raga dan Media
Pembelajaran yang berteknologi tinggi (CD Interaktif, Internet, Audio
Video Kelas, penambahan infocus, Alat-alat ukur yang berbasis digital).
1. Peningkatan dan Pengembangan Fasilitas Pendidikan
a. Peningkatan dan pengembangan media pembelajaran
b. Pengembangan sarana pendidikan
c. Pengembangan prasarana pendidikan
d. Penciptaan lingkungan belajar yang kondusif
e. Pengembangan Income Generating Activities
Sasaran 5 : Tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Minimal seluruh Mata
Pelajaran (75%), sehingga semua peserta didik dapat mencapai
Ketuntasan Belajar 100 % dan dapat memenangkan berbagai Lomba baik
Akademik maupun Non Akademik.
1. Peningkatan Standar Kelulusan
a. Pengembangan standar pencapaian ketuntasan kompetensi
b. Peningkatan standar kelulusan tiap tahunnya
c. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba akademik dan non akademik
Sasaran 6 : Mempunyai Struktur Organisasi, Uraian Tugas yang jelas,
Instrumen Evaluasi Kinerja Sekolah dalam Model Manajemen yang baik,
dan tercapainya SPM dalam Situasi Kerja yang kondusif dengan menjalin
hubungan kemitraan dengan Komite Sekolah (Terealisasinya Empat
Fungsinya) dan Tersedianya Jaringan SIM untuk Terciptanya Keharmonisan
Hubungan Baik Vertikal maupun Horizontal.
1. Peningkatan Mutu Kelembagaan dan Manajemen
a. Pengembangan dan Melengkapi Administrasi Sekolah (yang Bersifat
Wajib dan Tidak Wajib, lihat PP no 19 th 2005)
b. Implementasi MBS
c. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Sekolah tentang Kinerja
Sekolah
d. Pelaksanaan Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah
e. Pengembangan Sekolah Menuju Ketercapaian SPM
f. Penggalangan Partisipasi Masyarakat (Pemberdayaan Komite Sekolah
untuk Merealisasikan Empat Tugasnya)
g. Membuat Jaringan Informasi Akademik di Iinternal Sekolah (SIM)
h. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal
i. Implementasi Model Manajemen: POAC, PDCA, dan Model Lain yang
Pada Dasarnya Mengembangkan Aspek-aspek Manajemen untuk
Pengembangan Standar-Standar Pendidikan
Sasaran 7 : Terciptanya Jalinan Kerja dengan Penyandang Dana (Dunia
Usaha, Stakeholder) dan Tergalang Dana Masyarakat Sehingga Sekolah
dapat Menciptakan Usaha-usaha dalam Upaya Mengembangkan Potensi
Internal dan Eksternal Guna Memenuhi Standar Pembiayaan dan
Membantu Sektor yang Kurang Mampu (Subsidi Silang)
1. Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
a. Pengembangan Jalinan Kerja dengan Penyandang Dana
b. Penggalangan Dana dari Berbagai Sumber
c. Penciptaan Usaha-usaha
d. Pendayagunaan Potensi Sekolah dan Lingkungan
e. Penciptaan Sistem Subsidi Silang
Sasaran 8 : Terimplementasikan model-model penilaian dan mempunyai
pedoman dan instrumen evaluasi dari hasil uji coba untuk mengarah pada
pembelajaran anak berprestasi, bermasalah, dan kelainan lainnya dengan
menggunakan sistem administrasi sekolah (SAS) dan sistem informasi
manajemen.
1. Pengembangan Standar Penilaian
a. Pengembangan Perangkat Model-model Penilaian Pembelajaran
b. Implementasi Model Evaluasi Pembelajaran: Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, dll
c. Pengembangan instrumen atau perangkat soal-soal untuk berbagai
model evaluasi

F. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN


Untuk memacu perkembangan pendidikan di MA Darul Huffazh perlu
diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut dengan
memperhatikan analisis lingkungan berupa sumber daya dan sumber
dana yang di dukung peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan serta
keterlibatan masyarakat dalam mencapai Visi dan Misi MA Darul Huffazh.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor
kunci keberhasilan rencana strategis MA Darul Huffazh adalah :
1. Dukungan dan political will dari pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam melaksanakan MBS dan Kurikulum KTSP
2. Dukungan BSNP dalam menyelesaikan seluruh peraturan, standar, dan
pedoman yang menjadi arah dan pedoman bagi sekolah untuk
menyelenggarakan SSN.
3. Teratasinya kinerja kelembagaan, keorganisasian, dan keadministrasian
yang masih lemah sebagai upaya meningkatkan kulitas pendidikan dan
kualitas SDM.
4. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam
melaksanakan MBS.
5. Dukungan dan partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik
untuk meningkatkan sarana prasarana pendidikan yang belum tersedia.
6. Dukungan partisipasi Komite Sekolah untuk meningkatkan peran dan
fungsinya sebagai mitra sekolah dalam Suporting, Advisary, Controling,
dan Mediator, sehingga sekolah dapat melaksanakan programnya secara
efektif dan efisien.
BAB IV
KERANGKA PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA

Pengukuran Kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan


/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam
rangka mewujudkan Visi dan Misi MA Darul Huffazh. Pengukuran Kinerja
mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indicator
kinerja. Selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja dengan cara menghitung
nilai capaian kinerja pelaksanaan kegiatan/program/sasaran/kebijakan
yang telah ditetapkan. Untuk menilai pertanggung jawaban pencapaian
tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan hasiki perencanan
stratejik, dilakukan pula analisis pencapaian kinerja dengan
menginterprestasikan lebih lanjut pengukuran kinerja yang
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan Kepala MA Darul Huffazh
dalam melaksanakan misinya yang meliputi Kerangka Pengukuran Kinerja
dan Evaluasi Kinerja.

1. Kerangka Pengukuran Kinerja


Kinerja yang akan diukur adalah seluruh aspek kegiatan yang ada di
MA Darul Huffazh. Kinerja keuangan yang meliputi kehematan, efesiensi,
dan efektivitas. Kehematan diukur dengan membandingkan antara harga
pasar dengan harga input atas pengadaan barang dan jasa. Efisiensi
diukur dengan membandingkan antara input yang digunakan dengan
ouput yang dihasilkan. Efektifitas diukur dengan membandingkan antara
ouputyang dihasilkan dengan sasaran yang telah ditetapkan
Adapun indikator pengukuran kinerja adalah ukuran kuantitatif atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja merupakan
sesuatu yang akan dihitung dan diukur, kemudian digunakan sebagai
dasar untuk menilai atau melihat tingkat kenerja. Beberapa jenis indikator
kinerja yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, yaitu :
a. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelasanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran,
indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,
kebijakan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.
b. Indikator Keluaran (Output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik.
c. Indikator hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
d. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatun yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan akibat dari adanya
outcome.
e. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulakan baik
positif maupun negatif pada setiap tingkatan Indikator berdasarkan
asumsi yang telah ditetapkan
Indikator kinerja, diukur oleh perbandingan antara target dengan
realisasi serta persentase pencapainya. Oleh karena waktu laporan
akuntabilitas disusun setelah akhir tahun dari suatu proses periode
kegiatan, maka indakor kinerja yang akan diukur secara minimal meliputi
Indikator input dan ouput.
a. Outcome, benefit dan impact, minimal dibuat secara naratif, dan jika
memungkinkan ditetapkan secara kuantitatif. Oleh karena untuk
melakukan pengukuran outcome, benefit dan impact pada umumnya tidak
bisa secara langsung dapat diketahui setelah kegiatan berakhir.
b. Pengukuran kinerja berasal dari capaian kinerja kegiatan masing-
masing pencapaian renstra.

2. Metode Pembobotan
Untuk memudahkan penentuan bobot, berikut hal-hal yang dapat
dijadikan pertimbangan:
a. Indikator yang menunjukan output diberi lebih besar dari pada
indikator yang menunjukan input, begitu juga Indikator uotcome diberi
bobot yang lebih besar dibandingkan Indikator output;
b. Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan dan sasaran diberi
bobot yang lebih tinggi;
c. Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang
lebih tinggi diberikan bobot lebih tinggi;
d. Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung
jawab instansi dan dapat dikendalikan oleh intansi yang bersangkutan
diberi bobot lebih tinggi. Metode pembobotan tersebut merupakan suatu
upaya kearah adanya persamaan persepsi antara pihak-pihak yang
berkepentingan.

3. Kerangka Evaluasi Kinerja


Dalam konteks laporan akuntabilitas kinerja, evaluasi yang akan
dikemukakan meliputi evaluasi kinerja kegiatan, kinerja program dan
kinerja kebijakan atau sasaran. Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan
capaian kinerja kegiatan dalam suatu kurun waktu tertentu. Evaluasi
kinerja kegiatan menunjukkan penilaian atas keberhasilan atau kegagalan
dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam kerangka perencanaan strategik selanjutnya sesuai
dengan atribut indikator kinerja dan capaian kinerja kegiatan yang telah
ditetapkan maka evaluasi kenerja kegiatan dilakukan merujuk kepada
indikator, yang telah ditetapkannya yaitu : input, output dan outcome
setelah terlebih dahulu masing-masing diberi indikator.
Program dapat didefiniskan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan
nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan
demikian hasil evaluasi kegiatan setelah terlebih dahulu masing-masing
kegiatan tersebut diberi bobot.
Evaluasi kebijakan atau sasaran merupakan kumpulan dari hasil
kinerja program setelah terlebih dahulu masing-masing program tersebut
diberi bobot. Capaian kinerja kebijakan merupakan cerminan capaian
kinerja sasaran.

4. Evaluasi Kinerja Kepala MA Darul Huffazh


Evaluasi kinerja Kepala MA Darul Huffazh merupakan kumpulan dari
kinerja kebijakan atau sasaran sehingga dengan cara yang sama hasil
kinerja Kepala MA Darul Huffazh adalah merupakan penjumlahan dari hasil
kinerja masing-masing kebijakan atau sasaran setelah terlebih dahulu
dilakukan pembobotan terhadap masing-masing kebijakan atau sasaran
tersebut.

5. Kesimpulan Hasil Evaluasi Kinerja


Langkah terakhir dalam proses pengukuran kinerja dan evaluasi
kinerja adalah membuat simpul hasil evaluasi. Simpulan hasil evaluasi
akan memberikan gambaran kepada para penerima informasi mengenai
nilai kinerja MA Darul Huffazh. Kinerja MA Darul Huffazh dapat nilai
dengan skala pengukuran ordinal yang dibuat sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, misalnya:
X= >85 : Baik atau sangat Baik atau Sangat Berhasil
X=71- 85 : Sedang atau Baik atau berhasil
X=56-70 : Kurang Baik atau Sedang atau Cukup Berhasil
X=<55 : Sangat Kurang atau Kurang atau Tidak Berhasil

BAB V
PENUTUP

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


segala nikmat kepada kita semua, khususnya pengurus MA Darul Huffazh,
sehingga dokumen rencana strategi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga dengan adanya dokumen renstra ini, Allah memudahkan
pengurus MA Darul Huffazh dalam usahanya mencapai visi, misi, dan
tujuan Sekolah. Selanjutnya, renstra ini akan dijadikan sebagai penduan
utama bagi pengurus MA Darul Huffazh dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
Renstra MA Darul Huffazh 2013/2014 s/d 2017/2018 ini dijabarkan
menjadi rencana strategis pada setiap unit manajemen sekolah (UMS).
Dengan demikian UMS memiliki acuan pengembangan program yang
lebih spesifik sesuai dengan karakter dan keunggulannya, juga dapat
secara bersama-sama dan bersinergi mencapai visi dan misi sekolah.
Dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis yang tidak terduga,
sehingga kebijakan dan program yang telah dirumuskan dalam rencana
strategis menghadapi kendala untuk dilaksanakan, maka kepala sekolah
dapat melakukan perubahan.
Berhasilnya implementasi Renstra ini sangat tergantung pada
pemahaman kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari
warga madrasah, serta dukungan pemerintah, dan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan Renstra ini juga menjadi harapan nyata bagi
pembangunan pendidikan dan pembangunan masa depan para santri.
Bagi segenap civitas akademika MA Darul Huffazh hanya tersedia satu
jalan lurus untuk mencapai cita-cita luhur yang digariskan dalam Renstra
ini.

Anda mungkin juga menyukai