BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Setiap institusi professional, secara managerial tentu harus
membuat suatu dasar yang akan dijadikan sebagai patokan dalam
melaksanakan program kerja baik secara personal maupun sistemik,
berdasarkan asumsi tersebut maka MA Darul Huffazh berupaya
semaksimal mungkin untuk membuat suatu perencanaan yang strategis
dalam rangka mendukung kebijakan dan tujuan pendidikan nasional.
Rencana Strategis (Renstra) MA Darul Huffazh disusun dengan maksud
menyediakan sebuah panduan perencanaan yang akan dijadikan acuan
dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan pendidikan (2013/2014
s.d. 2017/2018). Renstra MA Darul Huffazh adalah dokumen perencanaan
strategis yang menjabarkan semua kegiatan pendidikan, indikasi-indikasi
pencapaian target, dan solusi terhadap permasalahan pendidikan secara
terencana dan bertahap melalui pembiayaan APBS, APBD ataupun APBN.
Secara umum Renstra akan menjadi tolok ukur pertanggungjawaban
pada setiap akhir tahun anggaran MA Darul Huffazh kepada stake holder,
oleh karenanya Renstra MA Darul Huffazh dibuat sebagai rencana 5 (lima)
tahunan dari tahun 2013 2018 yang menggambarkan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan program, dan kegiatan pendidikan. Dengan demikian
Renstra disusun melalui proses secara sistematis, konsisten dan
berkelanjutan sebagai landasan dasar pengambilan keputusan dengan
memanfaatkan kondisi, potensi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan, yang dapat memberikan sikap akuntabilitas kinerja dengan
bertumpu pada pencapaian keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Sasaran
Renstra ini mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. Terformulasikan visi, misi, tujuan dan arah kebijakan pendidikan
serta menetapkan fokus bidang kegiatan pengembangan satuan
pendidikan dari tahun 2013 2018 sebagai prioritas utama
pendidikan.
b. Terealisasinya program-program pendidikan dengan memperhatikan
dan memanfaatkan kondisi, potensi, dan kendala serta faktor-faktor
penentu keberhasilan pendidikan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis MA Darul Huffazh disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Analisis Lingkungan Strategis dan Faktor-Faktor Penentu
Keberhasilan.
Bab III : Visi, Misi, Arah Kebijakan serta Prioritas Pendidikan
Bab IV : Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Bab V : Penutup
BAB II
KONDISI UMUM, KENDALA, ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
DAN FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
A. KONDISI UMUM
DKI Jakarta merupakan daerah otonom dan ibu kota Negara, kondisi
masyarakatnya sangat heterogen, mobilitasnya sangat tinggi dan sangat
akomodatif terhadap berbagai perubahan yang datang dari dalam
maupun luar negeri. Kondisi di bidang pendidikan cukup
menggembirakan, hal ini dikarenakan adanya komitmen yang kuat dalam
mensukseskan wajar dikdas 9 tahun.
Indikator minat masuk ke MA Darul Huffazh pada tahun 2013
menunjukkan perolehan Angka Animo Masyarakat 200 pendaftar dan
Angka Daya Tampung Murni 120 orang. Indikator lainnya adalah tingkat
kelulusan mencapai 100 % dengan perolehan NEM rata-rata 7,10. Daya
tampung peserta didik tiap awal tahun rata-rata 120 orang peserta didik
dan kelulusan 100 %. Lulusan yang dapat diserap SMU Negeri mencapai
angka antara 30 %. Kondisi ruang belajar cukup refresentatif dengan
jumlah ruang belajar sebanyak 6 ruang belajar, satu ruang laboratorium
IPA, satu ruang laboratorium komputer, satu ruang perpustakaan, satu
ruang TU, satu ruang OSIS, satu ruang guru, satu ruang BP/BK, Aula, dan
Mushalla yang dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Masih melaksanakan proses pembelajaran dengan dua shift karena
ruang belajar yang dimiliki hanya 6 ruang belajar, sedangkan rombongan
belajar mencapai 12 kelas
2. Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam
keadministrasian.
3. Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih
belum optimal
4. Kurikulum sekolah yang syarat beban dan masih terstruktur
5. Belum tergalinya sumber-sumber dana secara optimal yang berasal
dari masyarakat dan dunia usaha bagi kegiatan pendidikan
6. Pelaksanaan MBS belum optimal.
7. Komite sekolah belum berfungsi secara proporsional sebagaimana
empat Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.
2. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dalam hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi peluang dan
ancaman bagi pendidikan MA Darul Huffazh. Kajian eksternal pada
hakekatnya adalah analisis dan evaluasi atas kondisi di luar lingkungan
MA Darul Huffazh.
a. Opportunity (Peluang)
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2055 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagai pedoman dan arah yang legal untuk
melaksanakan dan mengembangkan pendidikan di MA Darul Huffazh.
2. Diberlakukannya UU No. 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Menerapkan Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) akan lebih optimal mengingat telah mempunyai pengalaman
selama empat tahun
4. Semakin tingginya minat dan dukungan partisipasi masyarakat dalam
kemajuan pendidikan MA Darul Huffazh dengan angka animo masyarakat
200 %
5. Dapat terlaksananya program School Based Management (SBM) atau
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan optimal karena sudah diawali
dari tahun 2010.
6. Dapat menjadi juara II atau III dalam berbagai lomba ektrakurikuler
b. Threats (Ancaman)
1. Surat Keputusan Mendiknas No. 44/U/2002 tentang Pembentukan
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah belum diterapkan secara optimal;
2. Masih adanya kebijakan pemerintah dan MKKS yang menghambat
terlaksananya otonomi sekolah dan MBS;
3. Semakin tingginya persaingan positif antar sekolah yang dalam
pengelolaannnya lebih baik dan memiliki berbagai keunggulan;
4. Banyak MTs negeri dan swasta menjadi juara dalam berbagai
kejuaraan pada setiap perlombaan kurikuler dan ekstrakurikuler.
5. Perubahan budaya karena desakan budaya global yang tidak tersaring
akan mempengaruhi budaya sekolah.
6. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang akan
mempengaruhi eksistensi sekolah.
D. STRATEGI ORGANISASI
Secara Umum Strategi diarahkan untuk menyikapi seluruh Program
dan kegiatan yang dirumuskan :
1. Mengoptimalkan implementasi KTSP
2. Meningkatkan komitmen seluruh warga sekolah
3. Pemerataan informasi dan pemahaman dalam penerapan
pembelajaran KBK yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
4. Mengembangkan perangkat pembelajaran: pemetaan SK, KD, silabus,
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara optimal.
5. Melaksanakan diversifikasi kurikulum.
6. Pencapaian kurikulum formal mandiri.
7. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan strategi:
a. Mengadakan Need Assesmen Test bagi para guru
b. Peningkatan kemampuan profesionalisme guru, melalui pelatihan,
penataran, work shop dan efektifitas wadah MGMP
8. Mengembangkan kurikulum muatan lokal dalam rangka mewujudkan
hasil pendidikan yang religius dan berbudi pekerti luhur
9. Pengembangan bench marking, dengan strategi:
a. Pengembangan dan Penguasaan Hafalan Quran
b. Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (matematika dan IPA)
c. Pengembangan Ekstrakurikuler
d. Pengembangan Budi Pekerti yang Akhlakul Karimah
10. Mengembangkan kualitas dan kuantitas fasilitas pembelajaran
dengan strategi :
a. Merenovasi dan menambah ruang belajar tiap tahun sebanyak 2 ruang;
b. Pengadaan sarana pembelajaran seperti sarana perpustakaan dan
laboratorium bahasa
c. Menata lingkungan agar lebih tertata, rapai, nyaman, menyenangkan
11. Meningkatkan kualitas lulusan dengan strategi :
a. Melaksanakan Bridging Course dan matrikuluasi kelas VII
b. Melaksanakan remedial teaching
c. Pengayaan dan Pendalaman Materi (PM) kelas IX
d. Efektifitas jadwal pelajaran dan jam belajar
12. Meningkatkan pembinaan peserta didik melalui penyaluran bakat dan
prestasi dalam
bidang olah raga dan seni
13. Meningkatkan pelaksanaan program Ekstrakurikuler dan program
pembinaan
kepeserta didikan
14. Meningkatkan suasana ketentraman dan ketenangan belajar dalam
mewujudkan ketahanan sekolah, dengan strategi:
a. Meningkatkan mutu pengelolaan sekolah melalui pengembangan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
b. Menciptakan kesamaan persepsi tentang pengembangan sekolah
15. Meningkatkan kerjasama dengan LSM, Lembaga Motivator dan
organisasi
masyarakat serta pondok pesantren dalam meningkatkan kesadaran
tanggung
jawab dan keimanan peserta didik.
16. Mengefektifkan peran dan fungsi Komite Sekolah, orang tua peserta
didik, dan masyarakat sebagai mitra kerja sekolah
17. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
dengan strategi:
a. Mengembangkan peran dan fungsi Alumni
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu biaya
pendidikan
c. Membentuk dan mengembangkan 4 peran Komite Sekolah
d. Meningkatkan peran serta lembaga Sosial masyarakat (LSM) dunia
usaha
e. Menjalineratkan peran dan fungsi himpunan penyelenggara pendidikan
A. VISI
Menjadikan MA Darul Huffazh sebagai medan ibadah sekaligus pusat
pendidikan Islam panutan yang dapat melahirkan insan yang Benar, Pintar
dan Terampil.
B. MISI
Sejalan dengan Visi yang telah tertulis di atas maka Misi dimiliki oleh MA
Darul Huffazh adalah :
2. Melahirkan insan yang Benar yaitu insan yang beriman dan bertaqwa
(IMTAQ)
4. Melahirkan insan yang Terampil yaitu insan yang kreatif, inovatif dan
professional
C. MOTTO
D. TUJUAN SITUASIONAL
Pada tahun pelajaran 2013/2014 diharapkan terjadi perubahan yang
signifikan untuk menunjukkan identitas dan kualitas dalam hal :
1. Mempunyai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus,
perangkat kelengkapaannya dan teradministrasikan dengan
menggunakan software dan hardware yang memadai.
2. Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha,
tenaga kebersihan dan tenaga keamanan) melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab, kompeten, terukur, dan teruji agar dapat
menunjukkan kinerja yang profesional guna memenuhi pelayanan prima
kepada masyarakat
3. Guru menguasai dan melaksanakan berbagai metode, strategi,
model, pembelajaran, dan strategi penilaian sehingga peserta didik dapat
belajar dalam situasi menyenangkan, konstruktif, inspiratif, dan motivatif
4. Terlaksananya proses pembelajaran satu shift dengan setiap tingkatan
terdiri dari 4 (empat) kelas.
5. Tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana untuk pengembangan
bidang kesenian, olah raga dan media pembelajaran yang berteknologi
tinggi (CD interaktif, internet, audio video kelas, penambahan infocus,
alat-alat ukur yang berbasis digital).
6. Tercapainya standar ketuntasan belajar minimal seluruh mata
pelajaran (75%), sehingga semua peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar 90 % dan dapat memenangkan berbagai lomba baik
akademik maupun non akademik.
7. Mempunyai struktur organisasi, uraian tugas yang jelas, instrumen
evaluasi kinerja sekolah dalam model manajemen yang baik, dan
tercapainya Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) dalam situasi kerja yang
kondusif dengan menjalin hubungan kemitraan dengan komite sekolah
(terealisasinya empat fungsinya) dan tersedianya jaringan SIM untuk
terciptanya keharmonisan hubungan baik secara vertikal maupun
horizontal.
8. Terciptanya jalinan kerja dengan penyandang dana (dunia usaha,
stakeholder) dan tergalang dana masyarakat sehingga sekolah dapat
menciptakan usaha-usaha dalam upaya mengembangkan potensi internal
dan eksternal guna membantu sektor yang kekurangan (subsidi silang).
9. Terimplementasikan model-model penilaian dan mempunyai pedoman
dan instrumen evaluasi dari hasil uji coba untuk mengarah pada
pembelajaran anak berprestasi, bermasalah, dan kelainan lainnya dengan
menggunakan Sistem Administrasi Sekolah (SAS) dan sistem informasi
manajemen.
2. Metode Pembobotan
Untuk memudahkan penentuan bobot, berikut hal-hal yang dapat
dijadikan pertimbangan:
a. Indikator yang menunjukan output diberi lebih besar dari pada
indikator yang menunjukan input, begitu juga Indikator uotcome diberi
bobot yang lebih besar dibandingkan Indikator output;
b. Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan dan sasaran diberi
bobot yang lebih tinggi;
c. Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang
lebih tinggi diberikan bobot lebih tinggi;
d. Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung
jawab instansi dan dapat dikendalikan oleh intansi yang bersangkutan
diberi bobot lebih tinggi. Metode pembobotan tersebut merupakan suatu
upaya kearah adanya persamaan persepsi antara pihak-pihak yang
berkepentingan.
BAB V
PENUTUP