PENDAHULUAN

Tantangan pendidikan kejuruan khususnya SMK dalam rangka menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dimasa kini dan masa mendatang dipastikan akan semakin besar. Hal
ini antara lain dikarenakan adanya dua hal penting yang sedang bergulir, yakni era globalisasi
di satu sisi dan era otonomi daerah disisi lain. Dua hal ini dilihat secara sepintas merupakan
suatu ”paradoksal”, yang disebut pertama berusaha menghilangkan batas-batas wilayah, etnis,
warna kulit dan lain sebagainya. Sedangkan yang kedua berusaha untuk lebih mengakui
kewilayahan/kedaerahan.

Persaingan global antara negara-negara yang semakin ketat dan tajam akan membawa
perubahan yang sangat cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi . Kondisi seperti ini
disatu sisi membuka peluang terhadap akselarasi pembangunan, sedangkan disisi lain
membawa tantangan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Era globalisasi yang
di barengi dengan munculnya beberapa perusahaan multi nasional yang menjadikan persaingan
bisnis berskala nasiona, regional maupun global semakin meningkat .

Indonesia yang berada di kawasan Asia Pasifik telah melahirkan beberapa perusahaan/ industri
baru. Di satu sisi dapat menarik keuntungan dari kemajuan industri di kawasan ini, tetapi disisi
lain dapat tergilas menjadi korban kemajuan negara tetangga jika tidak mempersiapkan diri
secara sungguh-sungguh untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan tajam.

Kebijakan ekonomi daerah telah berjalan dengan baik sehingga kebijakan tentang
pembangunan wilayah/ daerah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah. Keadaan ini
menuntut adanya pengelolaan seluruh potensi dan sumber daya yang ada di wilayah / daerah
secara optimal dan terprogram.

Salah satu strategi untuk mensiasati kondisi yaang telah di sebutkan di atas agar pengembangan
SMK dapat terus berjalan adalah dengan mengembangkan SMK di daerah yang belum
mempunyai SMK, tetapi faktor-faktor pendukung seperti SLTP atau yang sederajat dan potensi
lingkungan alam yang sesuai dengan program keahlian yang akan di kembangkan dan adanya
dukungan dari hasil perkebunan dan hasil pertanian masyarakat sekitar serta industri (potensi
lokal daerah).
 PEMBAHASAN

Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik pengembangan sekolah pertaman kita melihat
potensi yang di miliki setiap daerah yang berbeda-beda dan dengan permasalahan daerah yang
sangatlah komplek dengan segala bidang usaha ada di daerah tersebut, sehingga di perlukan
suatu persiapan persiapan pematangan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengolah dan
mengisi pembangunan dengan meminimalisir impor tenaga kerja trampil dari luar daerah.
Potensi yang menjadi perhatian penting sesuai dengan arah kebijakan umum daerah diantaranya
adalah:

a) Potensi Wilayah
b) Industri/ Dunia Usaha
c) Jumlah Tamatan SMP Dan Mts Baik Negeri Maupun Swasta Yang Terdekat Dengan
Jarak 5- 25 Km Sebagai Penyangga

setelah potensi wilayah diketahui masih baru bisa ditentukan program keahlian yang benar-benar
dibutuhkan oleh industri di sekitat daerah tersebut. Dengan program keahlian ini pun
memungkinkan para lulusan nya mampu untuk berwirausha secara mandiri dan dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja trampil yang di butuhkan industri sekitarnya dan memanfaatkan potensi
daerah.

Lokasi menjadi faktor lainnya yang perlu diperhatikan dalam pembangunan sekolah baru baik
secara umum, teknis, serta fasilitas lingkungan dalam hal ini ketersediaan Jaringan listrik, fasilitas
transportasi lingkungan, jaringan air bersih serta tersedianya jaringan terlpon.

Kesiapan infrastruktur baik itu Jalan kabupaten maupun jalan kecamatan harus menjadi proses
penghubung antar kabupaten sehingga bukan merupakan daerah terisolasi, dengan sarana dan
prasarana pendukung yang cukup.

Kesiapan kegiatan belajar dan mengajar harus mengoptimalkan infrastruktur dan guru-guru,
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari sampai siang dengan tehnik pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran . Sedangkan untuk mata diklat produktif pelaksanaan
pembelajaran praktek pada lahan praktik dan laboratorium studi kelas di lapangan dan industri
pasangan yang di jalin.
Adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat Untuk pembangunan unit sekolah baru juga
sangat diperlukan.

Kebutuhan bagunan dan perabot serta peralatan sebagai faktor pendukung kegiatan KBM tidak
kalah penting untuk melihat kesiapan.

Kebutuhan tenaga kependidikan (TK ) meliputi kepala sekolah, guru adaptif , normatif , guru
produktif, tehniknisi, laboran dan tenaga administrasi yang secara bersama-sama bertanggung
jawab terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut , maka di
perlukan tenaga kependidikan yang memiliki pemahamam dan komitmen yang sama terhadap
visi dan misi sekolah yang akan dibangun kemudian kemampuan standar yang diisyaratkan untuk
mencapai tujuan sesuai dengan peran serta dan fungsinya melalui pengolahan yang sesuai
dengan kebutuhan analisis kebutuhan tenaga kependidikan.
 PENUTUP

KESIMPULAN :
Pengembangan sekolah menengah kejuruan diharapkan berjalan dengan baik dan lancar,
sehingga penciptaan tamatan yang siap berkarya dan berwira usaha dapat terlaksana
dengan baik. Sekolah menengah kejuruan merupakan solusi yang terbaik dalam rangka
menanggulangi angkatan kerja yang berkualitas dan berdaya guna.

SARAN :

Dalam pendirian USB ini di sarankan kepada semua pihak yang terkait dapat bekerja sama dan
saling percaya satu sama lain sehingga harapan masyarakat untuk berdirinya sekolah menengah
kejuruan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Beare, Caldwell, Millikan (1992). Creating an excellent school. London: Routledge.

Bewa, Ibrahim (2009). Sekolah Efektif Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan. [Online].
Tersedia: http://www.sribd.com.

Komar, (2008). Manajemen Sekolah Efektif dan Unggul. [Omline], Tersedia: http//www.
slideshare.net.

Komariah, A. (2005). Visionery Leadership menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi

Aksara.
Macbeath & Mortimer (2001). Improving school effectiveness. Buckingham: Open University
Press.

Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya