Anda di halaman 1dari 4

ORBITH VOL. 11 NO.

2 JULI 2015 : 122 – 125

PERAN PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DALAM MENGHADAPI


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Oleh: Setyoko
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
JL. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275.

Abstrak

Pemberlakuan MEA Desemb tahun 2015 menyebabkan perdagangan bebas dikawasan Asia Tenggara
menjadi tanpa kendala. MEA merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi. Saat ini pendidikan tinggi
Vokasi dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan berkualitas Internasional yang dilengkapi dengan
keterampilan profesional, keterampilan bahasa dan keterampilan antar budaya. Perguruan tinggi vokasi
juga harus mampu memberi kontribusinya mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang berkompetensi, kritis
dan solutif guna menghadapi MEA 2015. Diharapkan dengan ini mahasiswa-mahasiswi Indonesia dapat
membuat MEA 2015 bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk menuju Indonesia yang
lebih baik
Kata Kunci : AEC, MEA

1. Pendahuluan tenaga terampil dan professional melalui


Waktu pelaksanaan Asean Economic berbagai program kegiatan.
Community atau di Indonesia disebut
dengan Masyarakat Ekonomi Asean yang Pada saat MEA diberlakukan lebih banyak
akan mulai berlaku pada Desember 2015 tenaga kerja yang saling berkompetisi
sudah tidak dapat ditawar kembali. Dalam merebut lapangan kerja di antara negara
waktu yang tersisa setengah tahun ini ASEAN, terutama tenaga kerja lokal di
pemerintah melalui beberapa Kementerian negara itu sendiri. Tentu bagi tenaga kerja
terkait termasuk perguruan tinggi vokasi yang memiliki kompetisi kerja tinggi,
terus melakukan sosialisasi dan upaya mempunyai kesempatan lebih luas dalam
penyusunan strategi baik offensive maupun mendapatkan keuntungan ekonomi dengan
defensif terhadap pemberlakuan MEA di adanya MEA. Kualitas SDM harus
tahun 2015. ditingkatkan baik secara informal, baik di
dalam negeri maupun intra ASEAN untuk
Dari segi SDM tenaga kerja, Indonesia mencegah banjirnya tenaga kerja terampil
memiliki beberapa pekerjaan rumah yang dari luar. Pekerjaan ini tidaklah mudah
belum dapat diselesaikan hingga saat ini, karena harus memerlukan adanya Blue
diantaranya: Print sistem pendidikan secara menyeluruh
a. Produktifitas tenaga kerja yang dinilai dan sertifikasi berbagai profesi.
masih rendah
b. Ketidakpastian upah tenaga kerja Dengan berlakunya MEA 2015, berarti
c. Rata- rata pendidikan dan kemampuan Negara Negara ASEAN menyepakati
berbahasa asing yang rendah perwujudan integritas ekonomi kawasan
d. Tingkat pengangguran masih tinggi yang penerapan mengacu pada ASEAN
(dari data tahun 2013, indonesia Economic Community (AEC) Blueprint
menempati posisi ke-2 dengan tingkat AEC merupan pedoman bagi Negara-
pengangguran tertinggi di ASEAN negara anggota ASEAN dalam meujudkan
setelah Filipina) AEC 2015.

Permasalahan – permasalahan tersebut 2. Pendidikan Tinggi Vokasi


sedang diupayakan penyelesaianya oleh Pendidikan vokasi merupakan pendidikan
kementerian dan instansi terkait dengan tinggi yang ditujukan untuk kepentingan
pendidikan tinggi yang menghasilkan praktis dimulai dari D-I, D-II, D-III,

122
Peran Pendidikan Tinggi Vokasi Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean……Setyoko

Sarjana Terapan, Pendidikan vokasi kini rencana strategis pengembangan jangka


bisa ditempuh hingga jenjang Magister panjang yang bertujuan menempatkan
Terapan dan Doktor Terapan. Hal itu sistem pendidikan tinggi nasional, dengan
tercantum dalam UU Nomor12/2012 segala keterbatasan yang ada pada
tentang kerangka Kualifikasi Nasional kedudukan paling baik di masa depan agar
Indonesia, Pendidikan vokasi berfungsi mampu menanggapi tantangan yang
mengembangkan peserta didik agar dihadapi secara efektif. HELTS
memiliki pekerjaan keahlian terapan merumuskan tiga strategi utama
tertentu melalui program vokasi dalam pengembangan pendidikan tinggi, yaitu
rangka mencapai tujuan pendidikan daya saing bangsa (nation’s
nasional. Pendidikan vokasi merupakan competitiveness), otonomi dan
pendidikan yang mengarahkan mahasiswa desentralisasi (autonomy), dan kesehatan
untuk mengembangkan keahlian terapan, organisasi (organizational health.
beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu
dan dapat menciptakan peluang kerja. 3. Tantangan Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi menganut sistem terbuka dalam menghadapi MEA
(multi-entry-exit system) dan multimakna Pemberlakuan MEA Desember tahun 2015
(berorientasi pada pembudayaan, menyebabkan perdagangan bebas
pemberdayaan, pembentukan watak, dan dikawasan Asia Tenggara menjadi tanpa
kepribadian, serta berbagai kecakapan kendala. MEA merupakan wujud
hidup life skill. Pendidikan vokasi kesepakatan dari negara-negara untuk
berorientasi pada kecakapan kerja sesuai membentuk suatu kawasan bebas
dengan perkembangan ilmu pengetahuan perdagangan dalam rangka meningkatkan
dan teknologi terapan serta sesuai dengan daya saing ekonomi. Saat ini pendidikan
tuntutan kebutuhan lapangan kerja. tinggi Vokasi dituntut untuk dapat
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan menghasilkan lulusan berkualitas
keahlian terapan yang diselenggarakan di Internasional yang dilengkapi dengan
perguruan tinggi berbentuk akademi, keterampilan profesional, keterampilan
politeknik, sekolah tinggi, institut dan bahasa dan keterampilan antar budaya.
universitas. Bentuk penyelenggaraan Perguruan tinggi vokasi juga harus mampu
pendidikan vokasi terdiri dari Program memberi kontribusinya mahasiswa-
Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3, dan mahasiswi Indonesia yang
Diploma 4. Standar nasional pendidikan berkompetensi,kritis dan solutif guna
vokasi dikembangkan berdasarkan standar menghadapi MEA 2015. Diharapkan
kompetensi nasional dan/atau internasional. dengan ini mahasiswa-mahasiswi Indonesia
dapat membuat MEA 2015 bukan sebagai
Sebagaimana yang diamanatkan Undang- ancaman, melainkan sebagai peluang untuk
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut menuju Indonesia yang lebih baik
memberikan wawasan dan keyakinan
pendidikan tinggi harus dikembangkan ke Saat ini lembaga pendidikan tinggi
arah suatu sistem demi kepentingan didorong untuk dapat menghasilkan lulusan
nasional, dan hal ini mendorong Ditjen berkualitas Internasional yang dilengkapi
Dikti Depdiknas merumuskan serangkaian dengan keterampilan profesional,
kebijakan pengembangan pendidikan keterampilan bahasa dan keterampilan antar
tinggi. Untuk itu disusunlah Kerangka budaya. Liberalisasi perdagangan jasa
Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka pendidikan merupakan kesempatan bagi
Panjang (KPPTJP IV 2003-2010) yang lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk
selanjutnya disempurnakan menjadi menyambut mahasiswa asing terutama dari
HELTS (Higher Education Long Term negara-negara anggota ASEAN. Namun
Strategy), di mana isinya berupa suatu pada dasarnya institusi pendidikan tinggi

123
ORBITH VOL. 11 NO. 2 JULI 2015 : 122 – 125

harus meningkatkan kulaitas fakultas, leadership) dan juga mempengaruhi


kurikulum dan fasilitasnya untuk memenuhi semua orang didalam
standar internasional. Selain itu, pendidkan organisasi(Organizational leadership)
tinggi juga dituntut dapat mengembangkan agar berkomitmen dan bekerja sama
keterampilan baik dengan kerjasama untuk mencapai visi dan misi yang
dengan institusi atau pihak lain maupun dicanangkan organisasi tersebut.
dengan pengembangan unit kegiatan b. Digital Litercyberkaitan dengan
mahasiswa. ketrampilan dalam tiga hal berikut
yakni : kemampuan untuk
Sehingga diharapkan dapat tercipta SDM menggunakan teknologi digital, alat
yang terdidik dengan keterampilan yang komunikasi atau jaringan untuk
terlatih. Dengan bergabungnya Indonesia menemukan, mengevaluasi
nanti sebagai anggota AEC 2015, banyak menggunakan dan menciptakan
perubahan yang dialami Indonesia. informasi, kemampuan untuk
Indonesia bisa menjadi negara yang besar memahami dan menggunakan
dan mampu menjadi "Man OfThe informasi dalam berbagai format dan
Match"atau bahkan bisa menjadi semakin berbagai sumber ketika disajikan dalam
terpuruk karena kalah saing sebagai efek computer , dan kemampuan seseorang
dari zaman ini. untuk melakukan tugas secara efektif
dalam lingkungan digital.
4. Peran Perguruan Tinggi Vokasi c. Comunication berkaitan dengan
menhadapi MEA ketrampilan mengkomunikasikan
Pendidikan Tinggi Vokasi perlu melakukan informasipenting secara mudah dan
rivalitas dalam hal ini. Perlu dipahami singkat agar dapat dipergunakan untuk
bahwa perkembangan dan ranah pembuatan keputusan peningkatan
pendidikansaat ini sangat berbeda dan kinerja organisasi.
komplek. Perguruan Tinggi perlu d. Emotional Entelligency (EC) adalah
melengkapi para mahasiswa – ketrampilan untuk mengidentifikasi,
mahasiswinya dengan ketrampilan- menggunakan, memahami, dan
ketrampilan yang dibutuhkan dunia kerja mengelola emosi secara positif untuk
sekarang. meredakan stress, berkomunikasi
secara efektif dengan orang lain,
Berdasarkan laporan dari Pearson (2014) berempati dengan orang lain,
seperti dikutip tribunnews.com, pendidikan mengatasi tantangan dan meredakan
era sekarang bukan lagi sekedar 3Rs konflik.
(Reading, wRiting, and aRicmetic),tetapi e. Entrepreneurshipadalah ketrampilan
juga harus meyangkut ketrampilan- mengembangkan, mengatur menglola
ketrampilan baru yang dibutuhkan dunia usaha usaha kreatif bersama dengan
kerja sekarang , seperti leadership, digital resiko yang diperhitungkan (calculated
literacy, communication, emotional risks) dalam rangka untuk menciptakan
Intelligency , Enterpreunership, manfaat-manfaat dari usaha usaha
GlobalCitizenship, Probleng Solving, and kreatif itu.
Teamwork. Upaya yang harus dilakukan f. Global Citizenshipadalah ketrampilan
dalam pendidikan tinggi Vokasi,bagaimana seseorang yang mampumenempatkan
alumninya mampu memberikan identitas mereka agar sesuai dengan
ketrampilan – ketrampilan seperti tersebut komunitas global lebih dari identitas
meliputi: mereka sebagai warga Negara tertentu
a. Leadership adalah ketrampilan untuk atau asal suku bangsa tertentu.
mempengaruhi diri sendiri (self g. Problim Solving adalah proses mental
leadership), mempengaruhitim (team yang melibatkan, menemukan

124
Peran Pendidikan Tinggi Vokasi Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean……Setyoko

menganalisis dan memecahkan


masalah. Tujuan utama dari pemecahan Guna mencapai hal tersebut, perguruan
masalah adalah mengatasi hambatan tinggi vokasi harus selalu menerapkan
dan menemukan solusi yang terbaik prinsip transparan dan akuntabel.
untuk memecahkan masalah. Diharapkan dengan ini mahasiswa-
h. Teamwork adalah proses kerjasama- mahasiswi Indonesia dapat membuat MEA
sama dengan sekelompok orang untuk 2015 bukan sebagai ancaman, melainkan
mencapai suatu tujuan bersama. sebagai peluang untuk menuju Indonesia
Teamwork merupakan bagian penting yang lebih baik.
dari keberhasilan organisasi, karena
kita membutuhkan rekan-rekan kerja DAFTAR PUSTAKA
untuk bekerja bersama dengan baik, “Cegah Serangan Menjelang MEA”, Media
mencoba ide-ide terbaik mereka dalam Indonesia, 21 Mei 2014, hal. 18.
situasi apapun agar mencapai sinergi Departemen Perdagangan Republik
dalam hasil. Prinsip dua kepala lebih Indonesia, Menuju ASEAN
baik daripada satu kepala berlaku EconomicCommunity 2015, 2009.
dalam teamwork ini. Helen E.S.Nesadurai, Globalisation,
Domestic Politics and Regionalism :
Urusan sebesar itu tidak cukup sekedar TheASEAN Free Trade Area,
pengetahuan, tetapi harus diterjemahkan. Routledge,London, 2005.
Apa implikasi dan apa yang harus disiapkan “Kerja Sama ASEAN Harus Diperluas”,
dalam perubahan pasar, perubahan interaksi Media Indonesia, 11 Mei 2014.
social?. Sehingga kompetensi, sertifikasi, Mida Saragih, “Pertanian Jelang
dan skill tertentu menjadi bagian yang Masyarakat Ekonomi ASEAN”,
harus disiapkan. Kompas,19 Mei 2014, hal. 6.
Perguruan tinggi vokasi juga harus mampu “Pelaksanaan MEA Jadikan Peluang”,
memberi kontribusinya mahasiswa- Kompas, 6 Mei 2014.
mahasiswi Indonesia yang kompetensi, “Perkuat Pilar Budaya dan Sosial”,
kritisdan solutif guna menghadapi MEA Kompas, 3 Mei 2014, hal. 19.
2015. Guna mencapai hal tersebut, “Transaksi Ekspor Dorong Surplus”,
perguruan tinggi vokasi harus menerapkan Kompas, 3 Mei 2013, hal. 18.
prinsip transparan dan akuntabel. Dengan
melibatkan sebanyak mungkin sivitas
akademika, mulai dari perencanaan
pelaksanaan, dan evaluasi kebijaan tertentu.
Diharapkan dengan ini mahasiswa-
mahasiswi Indonesia dapat membuat MEA
2015 bukan sebagai ancaman, melainkan
sebagai peluang untuk menuju Indonesia
yang lebih baik.

5. Penutup
Perguruan tinggi vokasi yang memiliki
reputasi kuat adalah menjadi perguruan
tinggi idaman bagi lulusan SMA yang
berkwalitas, mampu mendatangkan kerja
sama/bantuan/dari lembaga, perusahaan di
bidang Tri Dharma, dan menjadikan
perguruan tinggi Vokasi menjadi target
rekrumen pengguna tenaga kerja.

125

Anda mungkin juga menyukai