Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ZAMAN LOGAM

Disusun Oleh :

SMA NEGERI 1 TOBADAK

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

1
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak selaku guru Mata Pelajaran
Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tobadak, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ……………………………………………………………………….

BAB II ISI
2.1 Zaman Logam ……………………………………………………………………….
2
1) Zaman Perunggu ………………………………………………………………
3
2) Zaman Besi ……………………………………………………………………………
6
3) Zaman Tembaga ………………………………………………………………
6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………….
8
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal logam dan
membedakan mana perunggu, emas, besi, dan tembaga. Di Indonesia didominasi oleh alat-
alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang
ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu,
sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman


logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman
besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami
zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan
hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam
disebut juga dengan zaman perunggu.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan


megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya,
bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

1
BAB II
ISI
2.1 ZAMAN LOGAM

Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia telah mula mencipta alat
gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat- alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya
menjadi alat-alat yang diinginkan

·          Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang
disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.

Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan
undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.

2.1.1 Ciri-ciri Zaman Logam ialah:

 Lokasi
- Sungai Tembeling (Pahang),
- Gua Harimau (Perak),
- Chankat Menteri (Perak)

 Ciri-ciri penempatan dan masyarakat


- Suka hidup secara menetap di satu tempat
- Penempatan berdekatan dengan sungai dan ada segelintir tinggal di gua
- Mempunyai adat resam

 Kegiatan utama
- Bercocok tanam
- Menangkap dan menternak binatang
- Berburu
- Berdagang secara bertukar barang

 Peralatan
- Mencipta alat logam daripada gangsa dan besi

2
 Kepercayaan
- Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan hidup tertentu
- Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu

2.1.2 ZAMAN LOGAM INI DIBAGI ATAS:

1)    Zaman Perunggu


2)    Zaman Besi
3)    Zaman Tembaga (tidak terlalu berkembang di indonesia)

1) ZAMAN PERUNGGU

Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin
Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah
dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

a.    Kapak Corong

Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio,
Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.

b.    Nekara Perunggu (Moko)

Nekara merupakan gendering besar yang terbuat dari perunggu yang berfungsi untuk
upacara ritual (khususnya untuk memanggil hujan) Nekara terbesar di Indinesia adalah
Nekara “The moon Of Pejeng” yang terdapat di Bali. Sedangkan Moko adalah nekara yang
lebih kecil yang berfungsi sebagai mas kawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa- Bali,
Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

c.    Bejana perunggu

 Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan


Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan
mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-
pilin yang mirip huruf J.

3
d.    Arca perunggu (patung)

 Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk


beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada
umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.

• Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu
sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul
kalung.

• Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau),


Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).

Arca Perunggu :

a)    Candrasa

Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat
pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat
upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.

b)    Perhiasan (gelang, anting-anting, kalung dan cincin)

Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina 


karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu. Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan
sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan
cincin. 

Di antara bentuk perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih
kecil dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar
(mata uang).

Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.

2) ZAMAN BESI

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi
alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga
maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500
°C.

Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

4
a)    Mata Kapak bertungkai kayu
b)    Mata Pisau
c)    Mata Sabit
d)    Mata Pedang
e)    Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat),


Besuki dan Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini sulit ditemui karena
sifatnya yang mudah berkarat.

3) ZAMAN TEMBAGA

     Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat
yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata
lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara,( termasuk
Indonesia) tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul
oleh masuknya zaman perunggu.

      Mengenal Zaman Tembaga 3500-1000 Tahun SM. Zaman tembaga berkembang di


semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, dan paling banyak ditemukan di Eropa.

5
BAB II
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal logam dan
membedakan mana perunggu, emas, besi, dan tembaga. Perkembangan zaman logam di
Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian,
yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya
dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki
zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah
alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com

Anda mungkin juga menyukai