Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

KELOMPOK
Anggota Kelompok

nama kelompok
Ridho ganniyu
Luna Aprianti
Kayla Arjumand Bano Al-Afiat
Zahra Tussita
Kheisya Naifa Azkia
Viona Zahra Ellyta
Zaman Perundagian: Zaman
Logam
Zaman perundagian ini disebut juga Zaman Logam karena
pada masa ini manusia sudah mampu membuat alat-alat dari
logam. Adapun orang yang membuatnya disebut kaum
undagi, yaitu golongan yang terampil atau ahli untuk
melakukan pekerjaan tangan. Aslinya, kata undagi adalah
sebutan bagi arsitek tradisional di Bali.
Adanya alat-alat dari logam menjadi kekhasan zaman ini. Hal
ini mencerminkan kebudayaan manusia yang terus
berkembang. Di Nusantara, sebagian besar benda logam
terbuat dari perunggu seperti kapak, nekara, bejana, arca, dan
perhiasan perunggu. Logarn besi juga ditemukan, tetapi
jumlahnya sangat terbatas. Meskipun demikian, alat-alat dari
batu tidak ditinggalkan sama sekali.
B.corak kehidupan sosial
ekonomis
Masa ini disebut masa perundagian dari kata undagi yang berarti terampil-karena pada masa ini
muncul golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu jenis usaha tertentu,
seperti membuat atat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, perhiasan, dan sebagainya.
Kendati demikian, dalam arti khusus, golongan undagi mengacu pada orang-orang yang ahli
membuat alat-alat dari logam. Oleh karena itu, dikenalnya togam menandal awal dari masa
perundagian.

Tidak semua orang mampu membuat alat-alat tersebut. Hanya golongan terampil atau
golongan undagilah yang mampu membuatnya. Hal itu karena kegiatan tersebut membutuhkan
keterampilan khusus, dan keterampilan itu diperoleh dari latihan yang membutuhkan waktu
tertentu.
Ada dua teknik utama membuat barang-barang dari
logam, yaitu a cire perdue (teknik cetak tuang) dan
bivalve (teknik dua setangkup).
Keuntungan teknik a cire perdue adalah benda yang diinginkan

dapat mempunyai detail yang sempurna Kelemahannya adalah cetakan model hanya digunakan sekali saja. Adapun cara pengolahan logam dengan teknik dua

setangkup (bivalve) dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Buat cetakan model dari benda yang dikehendaki dengan bentuk yang dapat saling ditangkupkan
2) Selanjutnya, tuangkan logam cair ke dalam cetakan tersebut.

3) Kedua cetakan kemudian saling ditangkupkan.

4) Biarkan sampai logam dingin dan cetakan dapat dibuka.

5) Benda logam yang diinginkan sudah dapat digunakan.


1) Alat-alat dari
logam perunggu

Berdasarkan
temuan-temuan
arkeologis,
Indonesia hanya
mengenal alat-alat
dari perunggu dan
dari besi. Alat- alat
dari perunggu, di
antaranya nekara
perunggu, kapak
perunggu, bejana
perunggu, dan arca-
arca perunggu.
sedangkan alat-alat
dari besi, di
antaranya mata
kapak. mata sabit,
mata pisau, mata
berikut alat-alat dari logam
perunggu:

A.Nekara dan Moko


B.Kapak perunggu
C.Bejana perunggu
D.Patung perunggu
E.Gelang dan cincin perunggu
Ini adalah beberapa contoh gambar
alat-alat dari logam perunggu
Gambar
2)Alat-alat dari besi

Dibandingkan perunggu, penemuan-penemuan benda benda


besi terbatas jumlahnya Sering ditemukan sebagai bekal kubur,
misalnya di kubur kubur di Wonosan Dawa Tengah) dan Besuki
(Jawa Timur)
3).Gerabah

Tradisi gerabah Nusantara pada masa perundagian mendapat pengaruh dari


dua tradisi gerabah di Asia Tenggara, yaitu Tradisi Gerabah Sa-Huynh-
Kalanay dan Tradisi Gerabah Bau-Malayu.

Kendati alat-alat dari logam telah dikenal luas, peranan dan penggunaan
gerabah berlanjut dan tak tergantikan. Bahkan selama masa perundagian,
penggunaannya berkembang: tidak hanya untuk keperluan sehari-hari,
tetapi juga untuk kepentingan upacara penguburan, misalnya sebagai
tempayan dan bekal kubur.
d. Bentuk kepercayaan

Kepercayaan kepada pengaruh arwah nenek moyang terhadap perjalanan hidup manusia
serta upacara-upacara religius yang menyertainya semakin berkembang pada masa
perundagian Sama seperti zaman sebelumnya (masa bercocok tanam tingkat lanjut/budaya
megalitik). hasil budayanya berupa bangunan- bangunan besar atau megalitik (mega
berarti besar, dan litikum atau lithos berarti batu) yang berfungsi sebagai sarana pemujaan
kepada roh nenek moyang, seperti menhir, batu berundak dotmen, kubur batu, sarkofagus,
waruga, serta berbagai jenis arca berukuran besar. Diyakini bahwa arwah nenek moyang
itu akan melindungi dan menyertai perjalanan hidupnya manusia apabila arwah-arwah itu
selalu diperhatikan dan dipuaskan melalui upacara-upacara..
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai