2. Teknik Pembuatan Alat Perunggu, terbagi dua macam jenis Teknik seperti Teknik cetak
lilin (a cire perdue) dan Teknik cetak setangkup (bivalve), dari dua Teknik atau cara tesebut
dalam proses pembuatan alat-alat perunggu berbeda satu sama lain. Teknik pembuatan
alat-alat perunggu terdapat pada zaman perunggu dimana zaman tersebut terdapat berbagai
macam peninggalan berupa alat-alat dari perunggu artinya pada zamam perunggu telah
mengenal te,baga yang bertujuan untuk menghasilkan perunggu, perunggu merupakan
campuran antara tembaga dan timah. Untuk mengetahui teknik dalam pembuatan alat-alat
perunggu sebagai berikut :
a) Teknik a cire perdue teknik mengolah atau membuat logam dengan model benda
dari lilin. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat benda dari bahan
perunggu yang berukuran kecil, seperti arca kecil dan nekara kecil. Cara pembuatan
alat-alat dengan cetakan lilin : pertama membuat model beda dari bahan lilin.
Setelah itu, lilin dibungkus dengan tanah liat. Di bagian atas tanah liat diberi
lubang. Langkah selanjutnya membakar tanah tersebut agar lilin mencair. Maka
rongga di dalam tanah telah terbentuk seperti benda yang diinginkan. Kemudian
logam cair yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam tanah tersebut. Setelah
dingin, tanah pembungkus kemudian dihancurkan. Maka jadilah alat-alat perunggu
yang diinginkan. Cetakan ini memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa digunakan
sekali saja. Berbeda dengan teknik pembuatan alat-alat perunggu yakni teknik
bivalve yang dapat digunakan berkali-kali.
b) Teknik bivalve adalah teknik pembuatan alat dari bahan perunggu dengan
menggunakan cetakan yang dapat ditangkupkan atau dirapatkan. Dalam pembuatan
cetakan, di bagian atas diberi lubang. Jadi, setelah cetakan ditangkupkan atau
disatukan maka langkah selanjutnya adalah menungkan cairan logam yang telah
dipanaskan ke dalam cetakan tersebut melalui lubang bagian atas. Setelah perunggu
dingin barulah cetakan dibuka. Maka hasil perunggu sudah jadi. Apabila akan
membuat benda yang memiliki lobang di dalamnya, maka dapat menggunakan
tanah liat sebagai intinya. Cetakan bivalve dapat digunakan berkali-kali, benda atau
barang yang dihasilkan bisa berlipat ganda sama persis bentuknya dengan cepat.
Hal ini karena cetakan masih bisa dipakai setelah sebelumnya digunakan. Teknik
pembuatan alat-alat perunggu pada zaman pra sejarah ini biasanya digunakan untuk
membuat benda-benda yang tidak berongga atau bisa disebut beda pejal.