Anda di halaman 1dari 7

Kapak berimbas dan kapak genggam

Chopper
Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak
genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang
seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut
adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih
jelasnya tentang alat-alat ini maka amati gambar 3 berikut ini.
Selain alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain
berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain
terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Untuk mengetahui bentuk flakes maka amatilah gambar 4 berikut ini.
Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan Mesolithikum di Indonesia ditemukan di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, serta Flores.Peninggalannya antara lain:
a.
) Kjokkenmoddinger (kjokken=dapur, modding=sampah) yang berarti dapur sampah adalah
berupa gundukan cangkang (kulit kerang) menyerupai bukit kecil, terbentuk karena manusia
purba saat makan kerang membuang kulitnya sedemikian rupa sehingga berumpuk menjadi
bukit.
b.)
Pebble (kapak Sumatra), yang terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibelah dengan sisi luar
yang sudah halus tidak diapa-apakan sedangkan sisi dalamnya sudah dibentuk sesuai keperluan,
ditemukan di dalam kjokkenmoddinger.

c.)
Hache courte (kapak pendek) Kapak ini cara penggunaannya dengan menggenggam.
d.)
Abris sous roche (gua untuk tempat tinggal).Alat yang ditemukan antara lain adalah ujung panah
e.)
Flakes (alat serpih) berupa alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Diperkirakan kebudayaan mesolithikum di Indonesia ada kaitannya dengan pusat kebudayaan
mesolithikum di asia tenggara yaitu kebudayaan bscon hoabinh di Indo Cina. Mereka juga sudah
mengenal bentuk kesenian, terbukti pada tahun 1950 ditemukan gambar-gambar yang berwarna
merah di di Gua Leang-leang Sulsel,dll
Abris sous roche,Flakes,dan Pebble
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda ini sudah sangat maju daripada zaman-zaman
sebelumnya.
Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto melayu dari Yunnan,
Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Neolithikum di Indonesia dibagi menjadi
dua yaitu kebudayaan kapak lonjong dan kebudayaan kapak persegi.
a)
Kapak Persegi
Dinamakan Kapak Persegi berdasarkan penampangnya berupa persegi panjang atau trapesium.
Pengertian kapak persegi bukan hanya kapak saja, tetapi banyak alat lain dalam berbagai ukuran
dan keperluan seperti beliung/pacul alat yang besar ,dan yang kecil yaitu tarah dgunakan untuk
mengerjakan kayu.
b)
Kapak Lonjong
Kapak lonjong didasarkan atas penampang yang berbentuk lonjong. Bentuk kapaknya sendiri
bulat telur, ujungnya agak lancip ditempatkan di tangkai dan ujung lain yang bulat diasah tajam
Alat-alat yang digunakan sudah sangat halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal
teknik mengasah dan mengupam.

Melihat benda-benda yang ditemukan diperkirakan masa ini sudah mengenal berbagai perhiasan
berupa gelang dari batu-batu yang indah.
Hasil-hasil kebudayaannya zaman ini adalah:
Kapak Persegi,Kapak lonjong,Kapak Bahu,Gerabah,Perhiasan (gelang dan manik-manik),Alat
pemukul kayu,hidup menetap,membentuk perkampungan,bercocok tanam,bahasanya adalah
Polinesia,dll

Masa Logam
Manusia sudah dapat mempergunakan pekakas dari logam.
Teknik untuk membuat pekakas loga dinamakan
a cire perdue
.Caranya adalah benda yang dikehendaki dibuat dahulu dari lilin kemudian ditutup dengan tanah
lalu dipanaskan, selubung tanah menjadi keras sedangkan lilin mencair.Logam cair kemudian
dimasukan kedalam lubang bekas lilin. Setelah dingin, selubung tanah di pecah tinggalah logam
yang sudah dicetak tadi.
Hasil kebudayaan masa logam di Indonesia adalah kapak corong/kapak sepatu yang ditemukan
di Sumatra Selatan,Jawa,Bali,Sulawesi tengah dan Selatan,P.Selayar,dan Papua. Peralatan
lainnya adalah candarasa (kapak yang panjang di satu sisi),nekara (benda berbentuk dandang
yang tertelungkup).
Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Pada masa ini manusia praaksara sudah dapat membangun bangunan-bangunan megalith atau
bangunan yang dibuat dari batu-batu besar. Mega berarti besar,lith berasal dari kata lithos artinya
batu (berasal dari bahasa Yunani).
Pembuatan barang dan bangunan itu erat sekali kaitannya denga kepercayaan tradisional seperti
animisme dan dinamisme.
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2
gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh
pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah
menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh
pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti
kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
1. Menhir

Anda mungkin juga menyukai