BRONKIAL”
PENDAHULUAN
ASMA
Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak).
Prevalensi pada anak menderita asma meningkat 8-10 kali di negara berkembang
dibanding negara maju.
Di Indonesia prevalensi asma pada anak berusia 6-7 tahun sebesar 3% dan untuk usia
13-14 tahun sebesar 5,2%.
NCHS prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak
(jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah dewasa
7,8 juta).
NCHS terdapat 4487 kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu. CDC terdapat
187 pasien asma yang meninggal pada usia 0-17 tahun atau 0.3 kematian per 100,000
anak.
ETIOLOGI
Debu, serbuk
bunga, bulu
infeksi saluran
binatang, obat-
pernafasan dan
obatan dan
emosi
spora jamur
FAKTOR RESIKO
Faktor Genetik
Faktor Lingkungan
DIAGNOSIS - Wheezing
- Alergi allergic shiners atau
geographictongue
ANAMNESIS
- Keluhan wheezing,batuk kering PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Saturasi
berulang, sesak nafas, rasa
- Spirometri
dada tertekan
- Gejala timbul secara episodik - Ananlisis gas darah
- Rontgen toraks
atau berulang
- Timbul bila ada faktor pencetus - Skin prick test
- Eosinofil total darah
(Iritan,Alergen,Infeksi saluran
- Pemeriksaan IgE spesifik
nafas,aktivitas)
- Adanya riwayat alergi pada - Uji inflamasi saluran respiratori:
pasien atau keluarganya FENO(Fractional Exhaled Nitric Oxide),
- Variabilitas Eosinofil sputum
- Reversibilitas - Uji provokasi bronkus exercise,
metakolin
K
L
A
S
I
F
I
K
A
S
I
DIAGNOSIS Obstruksi mekanis Kelainan sistem
BANDING Laringomalasia,
trakeomalasia organ lain
Hipertrofi timus Penyakit refluks
Pembesaran kelenjar gastroesofagus
getah bening
Aspirasi benda asing (GERD)
Inflamasi: infeksi,
Vascularring, laryngeal Penyakit jantung
web bawaan
alergi Disfungsi pita suara
Gangguan
Malformasi kongenital
Rinitis, rinosinusitis saluran respiratori neuromuskular
Batuk psikogen
Chronic upper
airway cough
syndrome
Infeksi respiratori
berulang
Bronkiolitis Patologi bronkus
Aspirasi berulang Displasia
Defisiensi imun bronkopulmonal
Bronkiektasis
Tuberkulosis Diskinesia silia
primer
Fibrosis kistik
TERAPI
ASMA
CONTROLLE
RELIVER
R
• SABA • LABA
• KORTIKOSTEROID • STEROID IHALASI
• METHYL- • LTRA
XANTHINE • TEOFILIN LEPAS
• ANTIKOLINERGIK LAMBAT
Golongan β agonis kerja
pendek (SABA)
)
Tidak ada respons sama sekali terhadap tata laksana awal di UGD
dan/atau perburukan asma yang cepat.
Adanya kebingungan, disorientasi, dan tanda lain ancaman henti
napas, atau hilangnya kesadaran.
Tidak ada perbaikan dengan tata laksana baku di ruang rawat inap.
Ancaman henti napas: hipoksemia tetap terjadi meskipun sudah
diberi oksigen (kadar PaO2 <60 mmHg dan/atau PaCO2 >45 mmHg,
meskipun tentu saja gagal napas dapat terjadi pada kadar PaCO2
yang lebih tinggi atau lebih rendah).
KOMPLIKASI
STATUS ASMATIKUS
ATELEKTASIS
HIPOKSEMIA
PNEUMOTHORAKS
EMFISEMA
P
E
N
C
E
G
A
H
A
N
PROGNOSIS
Mortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran yang
paling akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian
setiap tahun dari populasi berisiko yang berjumlah kira-
kira 10 juta.
Jumlah anak yang menderita asma 7 sampai 10 tahun
setelah diagnosis pertama bervariasi dari 26 sampai 78
persen, dengan nilai rata-rata 46 persen; akan
tetapi persentase anak yang menderita penyakit yang
berat relative rendah (6 sampai 19 persen).
KESIMPULAN
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang
ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada
akibat penyumbatan saluran nafas