OLEH
NI KETUT SUWITI
LABORATORIUM HISTOLOGI
FKH – UNUD
2020
Halaman
Pendahuluan. ................................................................................................................. 1
Eritrosit .......................................................................................................................... 2
Leukosit .......................................................................................................................... 5
Limfosit .......................................................................................................................... 6
Monosit........................................................................................................................... 9
Eosinofil ........................................................................................................................15
Trombosit .....................................................................................................................19
Pendahuluan.
Darah merupakan jaringan khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas berbagai
macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma. Agak berbeda dengan jaringan lain,
sel darah tidak menempati ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi bergerak terus dari satu
tempat ke tempat lain. Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin lingkungan yang tetap agar
Fungsi darah adalah membawa zat makanan yang berasal dari saluran pencernaan
karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, membawa produk buangan dari berbagai jaringan
menuju ke ginjal untuk di ekskresi, membawa hormon dari kelenjar endokrin ke organ organ
lain di dalam tubuh, berperan penting dalam pengendalian suhu dan berperan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, penting dalam sistem bufer. Selain itu darah juga
berfungsi mempertahankan tubuh terhadap serangan penyakit baik oleh kuman maupun toksin,
Komposisi darah terdiri atas plasma darah berkisar antara 55% dan sisanya 45% benda
darah. Secara umum volume total darah berkisar antara 7-8% dari berat badan. Plasma darah
terdiri atas air bersifat homogen serta alkalis lemah, didalamnya terkandung garam organik
berkisar 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat dan natrium fosfat), protein, hormon dan
lemak. Warna kuning plasma darah disebabkan adanya bilirubin, sedangkan warna merah pada
Secara histologik benda darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritosit), keping
darah (trombosit) dan sel darah putih (leukosit)yang dibedakan atas agranulosit yakni sel darah
putih sitoplasmanya tidak bergranula dibedakan menjadi limfosit dan monosit, sedangkan
Buku Ajar Histologi Darah 1
granulosit adalah sel darah putih yang bergranula dibedakan menjadi leukosit neutrifil, eosinofil
dan basofil.
Trombosit
Eritrosit
Berfungsi sebagai alat pengangkut zat asam, zat asam arang antara paru dan jaringan
tubuh. Eritrosit mamalia tidak berinti, tetapi burung, ikan, amfibia dan reptilia berinti. Eritrosit
muda memiliki inti dan menjelang dewasa inti berangsur angsur lenyap. Eritrosit atau sel darah
merah berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari
samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak belakang. Eritrosit berwarna
kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar terlihat merah dan memberi warna pada darah.
Strukturnya terdiri atas struktur luar atau stroma, berisi masa hemoglobin. Sel eritrosit
babi yang matang tidak memiliki inti. Sitoplasmanya memiliki kerangka terdiri atas serabut-
serabut protein dengan hemoglobin. Protein yang membentuk serabut-serabut itu disebut
spektrin. Eritrosit terdiri atas air 62-72%, stroma 5% yang terdiri dari lemak, glukosa, mineral,
vitamin dan protein. Membran eritrosit terdiri dari lipid, membran ini bervariasi tergantung dari
Tugas.2. Sebutkan tahapan maturasi eritrosit pada sumsum tulang, serta jelaskan gambaran
histologinya.
Diameter eritrosit bervariasi tergantung pada jenis hewannya dan dalam keadaan hidup
ukurannya bisa lebih besar dari yang telah diwarnai. Pada kuda dan sapi ukurannya : 5,6μ, babi
6,0 μ, domba 4,3 μ. anjing 7,3 μ, kucing 6,2 μ kelinci 6,6 μ dan pada ayam berkisar antara 7,3-
12,2 μ. Jumlah dan ukuran eritrosit dipengaruhi oleh jenis hewan, umur hewan, pekerjaan
Peranan eritrosit sebagai alat pengangkut O2 dan CO2 dilakukan oleh Hb (haemoglobin)
yang mampu mengadakan ikatan secara longgar dan mudah dilepaskan kembali.
Hb + O2 Hb.O2
Proses ini merupakan proses oksigenasi yang berlangsung pada pembuluh kapiler paru-paru.
Oksihaemoglobin dalam eritrosit kemudian diangkut kesetiap jaringan tubuh melalui aliran darah
pada jaringan, oksigen dilepaskan untuk keperluan pernapasan sel jaringan tersebut. Sebagian
sisa metabolisme diangkut oleh Hb ke paru-paru dan keluar sebagai gas asam arang (C). Ikatan
Eritrosit yang ada dalam pembuluh darah merupakan suatu bentuk sel dewasa sehingga
perimbangan antara yang rusak dengan yang menggantikannya. Perimbanagan ini bisa
terganggu oleh sesuatu penyakit dan anemia disebabkan oleh kurang lancarnya pembentukan
eritrosit pengganti. Hal yang dapat meyebakan anemia antara lain : gizi jelek (malnutrisi),
kekurangan zat hara (Fe, Mn, Cu, Co), akibat perdarahan yang hebat dan lama, parasit darah
Pembentukan eritrosit dalam jaringan myeoid dalam sumsum tulang merah memerlukan
erythrocyte maturing factor dan perlu adanya extrinsik faktor berupa bahan pembentuk eritrosit
yang penting dan berasal dari makanan dan intrinsik fator (ferment dari castle) yang diduga
menyebabkan pembentukan eritrosit dalam sumsum merah kurang lancar dengan terjadinya
hiperplasi megaloblast dan eritrosit yang terjadi bentuknya tidak normal. Bentuk eritrosit yang
tidak normal (mikrosit atau makrosit) selain umurnya tidak sama daya kerjanya berkurang dan
mudah rusak. Pemeriksaan darah secara histologik tampak adanya : anisositosis yakni tampak
adanya bentuk eritrosit yang menyimpang dari normal adanya mikrosit maupun makrosit, jadi
ukurannya tidak normal. Poikilositosis adalah bentuk eritrosit yang lebih besar dari normal,
misalnya pada anemia perniosa. Kadang terlihat adanya retikulosit yakni suatu bentukan
eritrosit muda dan dalam sitoplasmanya tampak benang yang bersifat basofil. Secara normal
Normoblast merupakan suatu bentukan eritrosit muda yang masih tampak adanya sisa
inti yang telah mengalami degenersi sitoplasma berwarna merah biru, yang disebabkan oleh Hb
yang belum cukup. Adanya retikulosit dalam aliran darah adalah normal, tetapi kehadiran
normoblast berarti adanya kelainan pada alat hemopoitik. Pada eritrosit sering tampak adanya
benda howell-Jolly berbentuk bulat atau persegi, jumlahnya satu atau lebih diduga sisa
Leukosit
Leukosit memiliki inti (nukleus), memiliki bangun umum sel dan mempunyai kemampuan
gerak yang bebas/amuboid, serta mampu melakukan diapedesis. Leukosit terlihat bening dan
tidak berwarna, berdiameter lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya kecil dan tidak
memiliki hemoglobin. Apabila dibandingkan dengan eritrosit maka jumahnya leukosit lebih
sedikit.
Leukosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi atau sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit
bertahan melalui dua cara, yakni melalui fagositosis dan dihancurkan oleh tisosoma atau dengan
menghancurkan diri yang bertujuan agar enzim oksidase dan proteolitik yang keluar akan
mampu menghancurkan kuman. Jumlah leukosit normal berkisar antara 4x109 hingga 11x109 sel
meliputi netrofil, eosinofil dan basofil sedangkan agranulosit meliputi monosit dan limfosit.
Agranulosit tidak memiliki butir sitoplasma spesifik, tetapi sering mengandung butir azurofil
yang tidak spesifik. Lebih jauh agranulosit ditandai oleh adanya inti lonjong, bulat dengan
Granulosit
Limfosit merupakan salah satu leukosit yang terlibat dalam sistem kekebalan pada
vertebrata. Ada dua macam limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan
limfosit kecil. Limfosit kecil merupakan suatu bentukan limfosit dewasa pada manusia,
diameternya antara 6μ -8μ dan pada beberapa jenis hewan piara antara 4μ -10μ Intinya besar
dan mengambil tempat hampir seluruh sel. Kromatin hanya dan mengambil warna gelap,
sitoplasma sedikit dan bersifat basofil karena kadar RNA tinggi. Dengan mikroskop elektron
tampak sebagai butir ribosoma dan tidak menyusun diri pada dinding endoplasmik retikulum
Pada sediaan darah kuda dan sapi butir uzurofil sering tampak dengan warna merah tua.
Diluar pembuluh darah limfosit dikenal sebagai sel kelana dengan gerakan amuboid dengan sel
yang memiliki inti besar yakni rolling motility. Retikuosit limfosit adalah bentuk limfosit muda
yang sering terdapat dalam aliran darah, kromatinnya lebih halus dan sitoplasma lebih basofil
limfosit
Tugas 4. Sebutkan dua jenis limfosit dan Jelaskan peranannya serta karakteristik sel limfosit
secara histologi.
Limfosit besar berukuran antara 8μ – 18μ, inti berlekuk dangkal dan lebih sedikit
mengandung kromatin sehingga warnanya agak cerah, sitoplasma sedikit mengandung kromatin
sehingga warnanya agak cerah dan bersifat basofil. Limfosit besar dianggap sebagai limfosit
Limfosit memiliki peran penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh. Limfosit
dibuat di sumsum tulang, hati (pada fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi kemudian
berdiferensiasi. Limfosit dapat menghasilkan antibodi pada hewan muda dan akan meningkat
Fase pendewasaan limfosit adalah : limfoblas, prolimfosit dan limfosit. Sumsum tulang
merupakan tempat utama penghasil dan pengirim bibit limfosit yang akan berkebang menjadi
limfosit B atau T, tergantung pada jalur perkembangannya. Limfosit yang relatif muda
meninggalkan sumsum tulang melalui aliran darah menuju ke kortek timus selanjutnya
berproliferasi. Menjelang pelepasan limfosit T dari timus, sel tersebut masuk ke limpa untuk
proses pemasakan akhir. Selanjutnya menjadi sebagian sumber limfosit yang akan beredar
Spesies sangat mempengaruhi persentasa limfosit pada darah perifer. Pada anjing,
kucing dan kuda, proporsinya antara 20% - 40%, pada ruminansia antara 60% - 70% dan pada
babi antara 50% - 60%. Peningkatan prosentase limfosit atau limfositosis yang bersifat fisiologis
dapat terjadi setelah vaksinasi, ketakutan, dan kegembiraan bagi hewan yang sehat.
Limfositosis yang bersifat patologis terjadi karena adanya infeksi akut, infeksi kronis misalnya
Penurunan prosentase limfosit atau limfopenia yang bersifat fisiologis terjadi akibat
patologi terjadi karena infeksi viral (hepatitis dan distemper anjing), obstuksi traktus
b
Limfosit Sapi.
Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah tepi merupakan sel kecil dengan
diameter 10µm. Intinya yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk dengan kelompok
kromatin kasar dan berbatas tidak jelas. Sitoplasma berwarna biru langit dan kebanyakan
terlihat sebagai bingkai halus disekitar inti. Kira-kira 10% limfosit yang beredar merupakan sel
yang lebih besar dengan diameter 12 µm-16µm. Dalam melaksanakan fungsinya secara spesifik,
Limfosit T sebesar 65%-80% dari jumlah limfosit yang ada dalam sirkulasi darah. Selama proses
Binding Molecules) pada membrannya yang disebut reseptor sel T. Reseptor T ini hanya dapat
mengenal antigen yang terikat pada protein membran sel yang disebut Major Histocompatibility
Complex (MHC).
Limfosit B tidak bersirkulasi, berumur pendek dan apabila dirangsang akan berdeferensiasi
menjadi sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin. Jumlah limfosit B 5%-15% dari
keseluruhan limfosit dalam sirkulasi darah. Tingkat kematangan limfosit B dapat diketahui
dengan menentukan ciri limfosit B sesuai stadium pematangannya, yaitu ada tidaknya
lainnya.
Limfosit B matang dalam sumsum tulang, pada saat meninggalkan sumsum tulang limfosit B
respon yang lebih cepat dan lebih kuat yang disebut respon imun sekunder.
Monosit
Monosit merupakan benda darah yang paling besar, diameter berkisar antara 16µ-20μ,
bentuknya seperti limfosit besar namun pada inti terdapat lekukan yang hampir mencapai
setengah dari diameter inti. Dibandingkan dengan kedua agranulosit inti monosit paling pucat,
sitoplasma bersifat asidofil lemah dengan butir azurofil halus. Dengan mikroskop elektron
adanya sitosentrum golgi, mitokondria kromosom dan rough ER. Monosit adalah hematogeneus
makrofag yang sering tampak pada luka dan mampu membunuh kuman tbc, karena memiliki
enzim lipase.
a b
Monosit
Monosit berasal dari sumsum tulang, inti monosit biasanya mengandung 2 atau 3 anak inti
dapat dilihat dalam sediaan hapusan darah yang diwarnai dengan Giemsa. Fase pendewasaan
monosit dimulai dari monoblas, promonosit dan monosit. Sumber bibit monosit dalam sumsum
tulang relatif sedikit. Monoblas dianggap sebagai sel pertama dalam seri pembentukannya.
Intinya besar, lonjong dan mengandung dua sampai lima nukleolus semakin dewasa ukuran sel
semakin mengecil dan sitoplasmanya berwarna biru kelabu. Inti dapat memiliki lekukan pada
tergolong sistem fagositik mononuklear dan mempunyai tempat reseptor pada permukaan
membrannya untuk immunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui peredaran darah
dan mampu menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung dan
berdiferensiasi menjadi sel fagositik sistem makrofag. Dalam jaringan, mereka bereaksi dengan
limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel imunokompetent
dengan antigen.
Monosit adalah leukosit terbesar dan berjumlah 3% sampai 9% dari seluruh sel darah
putih. Terdapat kesulitan mengidentifikasi monosit dengan adanya bentuk transisi antara
limfosit kecil dan besar karena terdapat kemiripan satu dengan yang lain. Inti monosit biasanya
terletak eksentris dalam sel, terlihat memiliki lekukan yang dalam atau berbentuk tapal kuda.
Prosentase monosit berbeda menurut spesiesnya yaitu, pada anjing jumlahnya sekitar
5% dari seluruh leukosit, kucing 3%, sapi 4%, kambing 2,5% dan kuda sekitar 4%. Monosit
berperan sebagai makrofag dan sering terletak berdekatan dengan endotel pembuluh darah,
disamping sebagai makrofag monosit penting dalam imunologi. Monosit berfungsi "pembersih
Fungsi monosit adalah memberikan penanda patogen kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dikenali dan dibunuh, atau dapat membuat antibodi. Kontak yang dekat antara
permukaan limfosit dan monosit diperlukan untuk respon imunologis yang maksimal.
Monosit meningkat atau monositosis terjadi pada kasus penyakit kronis terutama jika
banyak kotoran sel yang harus disingkirkan, misalnya pada infeksi jamur, radang
granulomatosa, penyakit tertentu pada babi misalnya erysipelas dan listeriosis, serta brucellosis
pada hewan lainnya. Pada leukopenia dan neutropenia akan terlihat monositosis relative pada
keadaan penyembuhan infeksi hemoragi internal, penyakit yang berhubungan dengan hemolisis
bersifat fisiologis terjadi pada stadium awal stress, sedangkan monositopenia yang bersifat
Tugas 4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang monosit, ditinjau dari fungsi, bentuk dan
ukurannya.
Leukosit granuler
Lekosit yang mempunyai granuler dalam sitoplasmanya (granulosit) mempunyai ciri khas
yang dapat membedakan dengan leukosit agranulosit. Pada granulosit diameter hampir uniform
berkisar antara 10-15 μ, memiliki butir khas (spesific granules) yang jelas meskipun besar
bentuk dan daya pewarnaannya tidak sama pada beberapa hewan piara. Granulosit memiliki
dihubungkan satu dengan lainnya oleh benang kromatin halus tapi jelas. Pada sediaan ulas
darah benang ini kadang putus, sehingga dapat mengaburkan penilaian yang tampak seperti
poly-nuclear.
Berdasarkan bentuk serta daya pewarnaan butirnya dan bentuk inti, granulosit dapat
dibedakan menjadi tiga golongan yakni leukosit neutrofil (pada ungggas disebut heterofil),
penghitungan diferensial leukosit terhadap jumlah normal leukosit babi yang berkisar 28%-
47%. Neutrofil memiliki bentuk inti yang ireguler dengan 3-5 segmen yang dikaitkan satu
Netrofil
Pada anjing betina terdapat ekstra gelambir yang disebut draumatick appendage
berukuran 1,5μ, bertaut pada salah satu gelambir inti. Draumatick appendage mengandung
khromatin dari XY khromosoma, yang lazim dikenal dengan khromatin kelamin. Sitoplasma
sebab mobilitas amoeboidnya cukup tinggi. Pada endoplasma tersebar butir khas ( specific
Netrofil
Mitokhondria terdapat meskipun sedikit, vakuola kecil berisi lemak atau glikogen sering
ditemukan diantara butiran. Pada manusia butirannya halus dan dapat diwarnai dengan zat
warna neural, dari sini timbul istilah neutrofil. Diameter butirannya antara 0,1 – 0,2 μ. Pada
sebagian hewan piara (ruminansia besar) butirannya bersifat neutrofil. Pada kuda bersifat
basofil lemah, sedangkan pada kelinci dan marmot dapat diwarnai dengan zat asam atau basa,
a
d
Berdasarkan sifat butiran yang berbeda, timbul istilah leukosit heterofi. Butir heterofil
pada kelinci dan marmot berbentuk bulat atau sedikit lonjong tapi jelas lebih kecil dari butiran
eosinofil. Pada ayam butiran heterofil ini berbentuk batang yang lebih jelas dari butir eosinofil.
Dengan metode Wright butiran heterofil ini pada berbagai hewan piara dapat dipelajari.
a c
d
Netrofil babi
Leukosit heterofil dikenal sebagai makrofag dengan mobilitas amuboid tinggi karena
khemotaksis. Dalam keadaan luka butir heterofil ini menghilang dan sebaliknya apparatus golgi
dan ergastoplasma tampak jelas dengan sifat fagositosis yang nyata, dan mampu melepas
enzim proteolitik untuk menghancurkan kuman dari jaringan mati. Jumlah leukosit heterofil
dengan sifatnya sebagai second line of defense disamping epitelia yang bertindak sebagai first
line of defense, keadaan ini jelas terlihat pada manusia, kuda, babi, anjing dan kucing. Tetapi
pada ruminansia, rodensia serta ayam justru limfosit yang paling banyak ditemukan.
Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan mempunyai tugas utama sebagai
pertahanan primer dari tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan partikel kecil dengan sistem
fagositosisnya. Sebagai respon terhadap infeksi, neutrofil mampu keluar dari pembuluh darah
menuju ke daerah infeksi untuk membunuh bakteri dan membersihkan serta memfagositosis
Pada kasus penyakit bakteri, lazimnya jumlah leukosit neutrofil dalam darah meningkat, yang
banyak tampak adalah leukosit muda. Secara klinik, bila jumlah leukosit muda meningkat dalam
aliran darah, keadaan itu diberi istilah “bergeser ke kiri” (shift to the left). Istilah ini penting
untuk ramalan penyakit. Sebaliknya, bila jumlah leukosit adalah abnormal dan hiperpigmentasi,
situasi ini disebut “bergeser ke kanan” (shift to the right) dan merupakan pertanda adanya
Peningkatan netrofil (neutrofilia) secara fisiologis terjadi pada saat keracunan zat kimia,
kebuntingan, stress, konvulsi listrik, perdarahan rongga dada dan rongga sendi serta jaringan.
Sedangkan yang bersifat patologis dapat terjadi pada infeksi sistemik yang disebabkan oleh
shock anafilaktik. Sedangkan yang bersifat patologi disebabkan oleh abnormalitas sumsum
tulang, infeksi virus dan protozoa yang mersifat akut, hematopoeisis siklik.
Eosinofil
Diameter antara 10μ-15μ , gelambir intinya lebih sedikit (2-3) jalinan khromatinnya
pekat tanpa adanya nukleolus. Prosentase jumlah eosinofil berdasarkan hasil penghitungan
diferensial leukosit terhadap 20 sampel hapus darah babi landrace adalah 5,55% dari 100 sel
leukosit. Sebaliknya butir–butirannya lebih kasar dan bersifat asidofil (eosinofilik) Butiran ini
terdiri atas protein dan fosfolipid, mengandung enzim hidrolitik. Pada kuda butirannya paling
besar pada kelinci lebih kecil sedangkan pada anjing paling kecil serta agak jarang. Dengan
mikroskop elektron, dalam butiran eosinofil rodensia terdapat kristal berbentuk diskus dengan
lamel paralel.
Sitoplasma bersifat basofil lemah dan dibagian tengah bebas butir butiran dan berisi
sitosentrum dengan diplosoma. Butiran eosinofil pada ayam mengambil warna agak pucat.
c
d a
a). Inti yang berlobus b). Granula c). Sitoplasma d). Eritrosit
Leukosit eosinofil memiliki inti yang bergelambir dua, dikelilingi oleh butir asidofil yang
cukup besar. Jangka waktu hidup sel ini tiga sampai lima hari. Hubungan antara dua gelambir
sering tertutup oleh butir sekreta sehingga tidak jelas. Butir eosinofil pada babi berbentuk bulat,
b c
Eosinofil sapi a) Lobus b)Granul c) sitoplasma
Leukosit eosinofil berperan dalam proses alergi akut, mengatur pertahanan tubuh
ragi. Sel ini juga mengandung histamin yang mengaktifkan histamin dan melepaskan serotonin
dari sel tertentu, juga melepaskan zink yang menghalangi agregasi trombosit dan migrasi
makrofag .
Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif
dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan
fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi.
khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses patologi. Peningkatan eosinofil
(eosinofilia) terjadi pada keadaan fisiologis seperti reaksi alergi dan estrus sedangkan yang
bersifat patologi disebabkan oleh penyakit parasitik pada hewan yang sensitif, komplek
eosinifilik granuloma dan leukemia eosinofilik. Penurunan eosinofil (eosinopenia) yang bersifat
fisiologi terjadi pada keadaan stress, sedangkan yang bersifat patologi terjadi pada infeksi akut,
Tugas 5 . Jelaskan tentang : bentuk lobus, granula, ukuran dan fungsi eosinofil
Basofil
Tergolong agranulosit yang paling kecil ukurannya 8μ-10μ sampai 12μ -15μ, 3-4 lobus,
diameter dan paling sedikit jumlahnya 0,5%, pada ayam berkisar antara 0,5%-2%. Prosentase
jumlah leukosit basofil babi landrace dari hasil penghitungan diferensial leukosit terhadap 20
sampel adalah 2% dari 100 sel leukosit. Hasil ini sama dengan jumlah normal leukosit basofil
Gelambir pada basofil kurang jelas dan khromatin berwarna lebih pucat dari pada butiran
yang bersifat basofil. Butirannnya besar, tidak uniform dan bersifat larut dalam air. Pada kuda
Basofil
Pada marmot butirannya besar dan tidak larut dalam air, sedangkan pada anjing kecil
dan kadang mengelompok. Pada kucing dan tikus kadang sama sekali tidak tampak. Dengan
mikroskop electron terlihat butiran memiliki selaput dengan jalinan pola yang berbeda antara
A
B
Basofil memiliki inti yang terdiri dari dua gelambir atau bentuknya tidak teratur. Butirnya
berwarna biru tua sampai ungu dan sering menutupi inti yang berwarna agak cerah. Pada babi
butirnya berbentuk panjang seperti halter. Pada umumnya basofil berperan dalam memicu
reaksi alergi, proses peradangan dan penggumpalan darah. Leukosit ini dapat bertindak sebagai
mediator untuk alergi, ikut berperan dalam metabolisme trigliserida, dan memiliki reseptor IgE
dan IgG yang menyebabkan degranulasi. Butir ini mengandung heparin, histamin , asam
c e
a b
f
Ket. a). Eosinofil b). Basofil c). Granul Eosinofil d). Inti Eosinofil
Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam proses alergi, basofil merupakan sel
utama pada tempat peradangan ini sehingga dinamakan hypersensitivitas kulit basofil.
a b
Peningkatan basofil (basofilia) jarang terjadi pada hewan, kalau ada biasanya disertai
oleh eosinofilia atau anemia granulosit basofilik, alergi hiperproteinemia, dan peradangan yang
Trombosit
Sering disebut dengan ”tromboplastid” termasuk benda darah yang paling kecil dengan
diameter 2μ - 4μ. Dalam aliran darah berbentuk bulat atau lomjong , bikonveks dan tidak
berwarna. Diluar pembuluh darah bersifat mudah pecah atau sering mengalami aglutinasi dan
mengelompok. Secara huistologis tampak bagian tengah berbutir halus dan bagian tepi dengan
zone hialin dan mengandung mitochondria, endoplasmic reticulum. Untuk menjaga agar
trombosit tidak mudah pecah diluar pembuluh darah dapat dipergunakan heparin atau natrium
sitrat.
pembekua darah. Dalam plasma dara terdapat tromboplastin meskipun tidak banyak. Enzim
tersebut penting untuk proses pembekuan darah. Pada limfe tidak pernah dijumpai trombosit,
adanya tromboplastin.
Trombosit pada ayam (unggas) berbentuk lonjong memiliki inti berbentuk bulat dan
banyak mengandung kromatin. Sitoplasma bersifat basofil lemah dan kadang tampak vakuola
didalamnya, yang didalamnya sering terdapat butir azurofil. Fungsi trombosit penting dalam
pembekuan darah, kerusakan pada tunika intima pembuluh darah menyebabkan terjadinya
thrombus. Fibrin yang terjadi akan menankap benda darah sehingga terjadi thrombus yang