Anda di halaman 1dari 23

JARINGAN DARAH

OLEH

NI KETUT SUWITI

LABORATORIUM HISTOLOGI
FKH – UNUD
2020

Buku Ajar Histologi Darah i


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i

Pendahuluan. ................................................................................................................. 1

Eritrosit .......................................................................................................................... 2

Leukosit .......................................................................................................................... 5

Limfosit .......................................................................................................................... 6

Monosit........................................................................................................................... 9

Leukosit granuler .........................................................................................................11

Leukosit heterofil / neutrofil .......................................................................................11

Eosinofil ........................................................................................................................15

Trombosit .....................................................................................................................19

Buku Ajar Histologi Darah ii


HISTOLOGI DARAH

Pendahuluan.

Darah merupakan jaringan khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas berbagai

macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma. Agak berbeda dengan jaringan lain,

sel darah tidak menempati ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi bergerak terus dari satu

tempat ke tempat lain. Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin lingkungan yang tetap agar

semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsinya.

Fungsi darah adalah membawa zat makanan yang berasal dari saluran pencernaan

menuju ke jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan, membawa

karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, membawa produk buangan dari berbagai jaringan

menuju ke ginjal untuk di ekskresi, membawa hormon dari kelenjar endokrin ke organ organ

lain di dalam tubuh, berperan penting dalam pengendalian suhu dan berperan dalam

mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, penting dalam sistem bufer. Selain itu darah juga

berfungsi mempertahankan tubuh terhadap serangan penyakit baik oleh kuman maupun toksin,

fungsi ini dilakukan oleh leukosit.

Komposisi darah terdiri atas plasma darah berkisar antara 55% dan sisanya 45% benda

darah. Secara umum volume total darah berkisar antara 7-8% dari berat badan. Plasma darah

terdiri atas air bersifat homogen serta alkalis lemah, didalamnya terkandung garam organik

berkisar 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat dan natrium fosfat), protein, hormon dan

lemak. Warna kuning plasma darah disebabkan adanya bilirubin, sedangkan warna merah pada

darah segar disebabkan adanya eritrosit.

Secara histologik benda darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritosit), keping

darah (trombosit) dan sel darah putih (leukosit)yang dibedakan atas agranulosit yakni sel darah

putih sitoplasmanya tidak bergranula dibedakan menjadi limfosit dan monosit, sedangkan
Buku Ajar Histologi Darah 1
granulosit adalah sel darah putih yang bergranula dibedakan menjadi leukosit neutrifil, eosinofil

dan basofil.

Trombosit

Tugas 1 : Jelaskan gambaran histologi platelet.

Eritrosit

Berfungsi sebagai alat pengangkut zat asam, zat asam arang antara paru dan jaringan

tubuh. Eritrosit mamalia tidak berinti, tetapi burung, ikan, amfibia dan reptilia berinti. Eritrosit

muda memiliki inti dan menjelang dewasa inti berangsur angsur lenyap. Eritrosit atau sel darah

merah berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari

samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak belakang. Eritrosit berwarna

kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar terlihat merah dan memberi warna pada darah.

Strukturnya terdiri atas struktur luar atau stroma, berisi masa hemoglobin. Sel eritrosit

babi yang matang tidak memiliki inti. Sitoplasmanya memiliki kerangka terdiri atas serabut-

serabut protein dengan hemoglobin. Protein yang membentuk serabut-serabut itu disebut

spektrin. Eritrosit terdiri atas air 62-72%, stroma 5% yang terdiri dari lemak, glukosa, mineral,

vitamin dan protein. Membran eritrosit terdiri dari lipid, membran ini bervariasi tergantung dari

spesiesnya dan juga dapat bervariasi dalam spesies yang sama.

Buku Ajar Histologi Darah 2


Eritrosit

Tugas.2. Sebutkan tahapan maturasi eritrosit pada sumsum tulang, serta jelaskan gambaran

histologinya.

Diameter eritrosit bervariasi tergantung pada jenis hewannya dan dalam keadaan hidup

ukurannya bisa lebih besar dari yang telah diwarnai. Pada kuda dan sapi ukurannya : 5,6μ, babi

6,0 μ, domba 4,3 μ. anjing 7,3 μ, kucing 6,2 μ kelinci 6,6 μ dan pada ayam berkisar antara 7,3-

12,2 μ. Jumlah dan ukuran eritrosit dipengaruhi oleh jenis hewan, umur hewan, pekerjaan

hewan dan kondisi fisik hewan.

Peranan eritrosit sebagai alat pengangkut O2 dan CO2 dilakukan oleh Hb (haemoglobin)

yang mampu mengadakan ikatan secara longgar dan mudah dilepaskan kembali.

Hb + O2 Hb.O2

Proses ini merupakan proses oksigenasi yang berlangsung pada pembuluh kapiler paru-paru.

Oksihaemoglobin dalam eritrosit kemudian diangkut kesetiap jaringan tubuh melalui aliran darah

pada jaringan, oksigen dilepaskan untuk keperluan pernapasan sel jaringan tersebut. Sebagian

sisa metabolisme diangkut oleh Hb ke paru-paru dan keluar sebagai gas asam arang (C). Ikatan

Hb dengan CO2 tergantung pada enzim karbonik anhidrase dalam eritrosit.

Eritrosit yang ada dalam pembuluh darah merupakan suatu bentuk sel dewasa sehingga

Buku Ajar Histologi Darah 3


umurnya terbatas. Eritrosit yang telah hancur perlu digantikan dengan yang segar, agar ada

perimbangan antara yang rusak dengan yang menggantikannya. Perimbanagan ini bisa

terganggu oleh sesuatu penyakit dan anemia disebabkan oleh kurang lancarnya pembentukan

eritrosit pengganti. Hal yang dapat meyebakan anemia antara lain : gizi jelek (malnutrisi),

kekurangan zat hara (Fe, Mn, Cu, Co), akibat perdarahan yang hebat dan lama, parasit darah

seperti malaria, tripanasoma filariasis, dan penyeba lain.

Pembentukan eritrosit dalam jaringan myeoid dalam sumsum tulang merah memerlukan

erythrocyte maturing factor dan perlu adanya extrinsik faktor berupa bahan pembentuk eritrosit

yang penting dan berasal dari makanan dan intrinsik fator (ferment dari castle) yang diduga

dihasilkan di daerah pylorus dan duodenum. Kekurangan erythrocyte maturing factor

menyebabkan pembentukan eritrosit dalam sumsum merah kurang lancar dengan terjadinya

hiperplasi megaloblast dan eritrosit yang terjadi bentuknya tidak normal. Bentuk eritrosit yang

tidak normal (mikrosit atau makrosit) selain umurnya tidak sama daya kerjanya berkurang dan

mudah rusak. Pemeriksaan darah secara histologik tampak adanya : anisositosis yakni tampak

adanya bentuk eritrosit yang menyimpang dari normal adanya mikrosit maupun makrosit, jadi

ukurannya tidak normal. Poikilositosis adalah bentuk eritrosit yang lebih besar dari normal,

misalnya pada anemia perniosa. Kadang terlihat adanya retikulosit yakni suatu bentukan

eritrosit muda dan dalam sitoplasmanya tampak benang yang bersifat basofil. Secara normal

retikulosit ini terdapat 0,2%-0,6% dari seluruh eritrosit.

Normoblast merupakan suatu bentukan eritrosit muda yang masih tampak adanya sisa

inti yang telah mengalami degenersi sitoplasma berwarna merah biru, yang disebabkan oleh Hb

yang belum cukup. Adanya retikulosit dalam aliran darah adalah normal, tetapi kehadiran

normoblast berarti adanya kelainan pada alat hemopoitik. Pada eritrosit sering tampak adanya

benda howell-Jolly berbentuk bulat atau persegi, jumlahnya satu atau lebih diduga sisa

Buku Ajar Histologi Darah 4


khromatin. Eritrosit yang telah melampaui jangka hidupnya akan pecah untuk selanjutnya

difagositose oleh sel RES

Leukosit

Leukosit memiliki inti (nukleus), memiliki bangun umum sel dan mempunyai kemampuan

gerak yang bebas/amuboid, serta mampu melakukan diapedesis. Leukosit terlihat bening dan

tidak berwarna, berdiameter lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya kecil dan tidak

memiliki hemoglobin. Apabila dibandingkan dengan eritrosit maka jumahnya leukosit lebih

sedikit.

Leukosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi untuk membantu tubuh

melawan berbagai penyakit infeksi atau sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit

bertahan melalui dua cara, yakni melalui fagositosis dan dihancurkan oleh tisosoma atau dengan

menghancurkan diri yang bertujuan agar enzim oksidase dan proteolitik yang keluar akan

mampu menghancurkan kuman. Jumlah leukosit normal berkisar antara 4x109 hingga 11x109 sel

dalam 1 liter darah.

Leukosit di klasifikasikan menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit

meliputi netrofil, eosinofil dan basofil sedangkan agranulosit meliputi monosit dan limfosit.

Agranulosit tidak memiliki butir sitoplasma spesifik, tetapi sering mengandung butir azurofil

yang tidak spesifik. Lebih jauh agranulosit ditandai oleh adanya inti lonjong, bulat dengan

lekukan yang khas.

Granulosit

Tugas 3. Jelaskan karakteristik granulosit.

Buku Ajar Histologi Darah 5


Limfosit

Limfosit merupakan salah satu leukosit yang terlibat dalam sistem kekebalan pada

vertebrata. Ada dua macam limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan

limfosit kecil. Limfosit kecil merupakan suatu bentukan limfosit dewasa pada manusia,

diameternya antara 6μ -8μ dan pada beberapa jenis hewan piara antara 4μ -10μ Intinya besar

dan mengambil tempat hampir seluruh sel. Kromatin hanya dan mengambil warna gelap,

sitoplasma sedikit dan bersifat basofil karena kadar RNA tinggi. Dengan mikroskop elektron

tampak sebagai butir ribosoma dan tidak menyusun diri pada dinding endoplasmik retikulum

sebagaimana pada sel plasma. Limfosit sedikit memiliki endoplasmik retikulum.

Pada sediaan darah kuda dan sapi butir uzurofil sering tampak dengan warna merah tua.

Diluar pembuluh darah limfosit dikenal sebagai sel kelana dengan gerakan amuboid dengan sel

yang memiliki inti besar yakni rolling motility. Retikuosit limfosit adalah bentuk limfosit muda

yang sering terdapat dalam aliran darah, kromatinnya lebih halus dan sitoplasma lebih basofil

dari yang dewasa.

limfosit

Tugas 4. Sebutkan dua jenis limfosit dan Jelaskan peranannya serta karakteristik sel limfosit

secara histologi.

Limfosit besar berukuran antara 8μ – 18μ, inti berlekuk dangkal dan lebih sedikit

mengandung kromatin sehingga warnanya agak cerah, sitoplasma sedikit mengandung kromatin

sehingga warnanya agak cerah dan bersifat basofil. Limfosit besar dianggap sebagai limfosit

Buku Ajar Histologi Darah 6


muda. Limfosit besar lebih aktif dan dalam jaringan ikat dapat berubah menjadi makrofag dan

sel plasma yang menghasilkan zat kebal.

Limfosit memiliki peran penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh. Limfosit

dibuat di sumsum tulang, hati (pada fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi kemudian

berdiferensiasi. Limfosit dapat menghasilkan antibodi pada hewan muda dan akan meningkat

seiring dengan bertambahnya usia.

Fase pendewasaan limfosit adalah : limfoblas, prolimfosit dan limfosit. Sumsum tulang

merupakan tempat utama penghasil dan pengirim bibit limfosit yang akan berkebang menjadi

limfosit B atau T, tergantung pada jalur perkembangannya. Limfosit yang relatif muda

meninggalkan sumsum tulang melalui aliran darah menuju ke kortek timus selanjutnya

berproliferasi. Menjelang pelepasan limfosit T dari timus, sel tersebut masuk ke limpa untuk

proses pemasakan akhir. Selanjutnya menjadi sebagian sumber limfosit yang akan beredar

dalam darah dan limfe.

Spesies sangat mempengaruhi persentasa limfosit pada darah perifer. Pada anjing,

kucing dan kuda, proporsinya antara 20% - 40%, pada ruminansia antara 60% - 70% dan pada

babi antara 50% - 60%. Peningkatan prosentase limfosit atau limfositosis yang bersifat fisiologis

dapat terjadi setelah vaksinasi, ketakutan, dan kegembiraan bagi hewan yang sehat.

Limfositosis yang bersifat patologis terjadi karena adanya infeksi akut, infeksi kronis misalnya

TBC, insufisiensi adrenokortikoid, hipertiroid dan limfosarkoma.

Penurunan prosentase limfosit atau limfopenia yang bersifat fisiologis terjadi akibat

radiasi, stress karena hormon adrenokortikoid, shock, operasi, trauma, injeksi

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), kedinginan, dan kepanasan. Limfopenia yang bersifat

patologi terjadi karena infeksi viral (hepatitis dan distemper anjing), obstuksi traktus

alimentarius, traktus respiratorius, dan traktus urinarius.

Buku Ajar Histologi Darah 7


a c

b
Limfosit Sapi.

a) Nukleus, b). Butir Azurofil, c). Sitoplasma

Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah tepi merupakan sel kecil dengan

diameter 10µm. Intinya yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk dengan kelompok

kromatin kasar dan berbatas tidak jelas. Sitoplasma berwarna biru langit dan kebanyakan

terlihat sebagai bingkai halus disekitar inti. Kira-kira 10% limfosit yang beredar merupakan sel

yang lebih besar dengan diameter 12 µm-16µm. Dalam melaksanakan fungsinya secara spesifik,

limfosit dibagi menjadi limfosit T dan limfosit B

Limfosit T sebesar 65%-80% dari jumlah limfosit yang ada dalam sirkulasi darah. Selama proses

pematangan di timus, limfosit T mengekspresikan molekul untuk mengikat antigen (Antigen

Binding Molecules) pada membrannya yang disebut reseptor sel T. Reseptor T ini hanya dapat

mengenal antigen yang terikat pada protein membran sel yang disebut Major Histocompatibility

Complex (MHC).

Limfosit B tidak bersirkulasi, berumur pendek dan apabila dirangsang akan berdeferensiasi

menjadi sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin. Jumlah limfosit B 5%-15% dari

keseluruhan limfosit dalam sirkulasi darah. Tingkat kematangan limfosit B dapat diketahui

dengan menentukan ciri limfosit B sesuai stadium pematangannya, yaitu ada tidaknya

imunoglobulin intrasitoplasmik (cIg), imunoglobulin permukaan (sIg) dan antigen permukaan

lainnya.

Limfosit B matang dalam sumsum tulang, pada saat meninggalkan sumsum tulang limfosit B

mengekspresikan reseptor untuk mengikat antigen (antigen binding receptor) pada


Buku Ajar Histologi Darah 8
membrannya. Apabila limfosit B terpapar kembali dengan antigen yang sama, akan memberikan

respon yang lebih cepat dan lebih kuat yang disebut respon imun sekunder.

Monosit

Monosit merupakan benda darah yang paling besar, diameter berkisar antara 16µ-20μ,

bentuknya seperti limfosit besar namun pada inti terdapat lekukan yang hampir mencapai

setengah dari diameter inti. Dibandingkan dengan kedua agranulosit inti monosit paling pucat,

sitoplasma bersifat asidofil lemah dengan butir azurofil halus. Dengan mikroskop elektron

adanya sitosentrum golgi, mitokondria kromosom dan rough ER. Monosit adalah hematogeneus

makrofag yang sering tampak pada luka dan mampu membunuh kuman tbc, karena memiliki

enzim lipase.
a b

Monosit

Monosit berasal dari sumsum tulang, inti monosit biasanya mengandung 2 atau 3 anak inti

dapat dilihat dalam sediaan hapusan darah yang diwarnai dengan Giemsa. Fase pendewasaan

monosit dimulai dari monoblas, promonosit dan monosit. Sumber bibit monosit dalam sumsum

tulang relatif sedikit. Monoblas dianggap sebagai sel pertama dalam seri pembentukannya.

Intinya besar, lonjong dan mengandung dua sampai lima nukleolus semakin dewasa ukuran sel

semakin mengecil dan sitoplasmanya berwarna biru kelabu. Inti dapat memiliki lekukan pada

satu sisi sedangkan nukleolus masih tetap ada.

Buku Ajar Histologi Darah 9


Monosit ditemukan dalam darah, jaringan penyambung dan rongga tubuh. Monosit

tergolong sistem fagositik mononuklear dan mempunyai tempat reseptor pada permukaan

membrannya untuk immunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui peredaran darah

dan mampu menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung dan

berdiferensiasi menjadi sel fagositik sistem makrofag. Dalam jaringan, mereka bereaksi dengan

limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel imunokompetent

dengan antigen.

Monosit adalah leukosit terbesar dan berjumlah 3% sampai 9% dari seluruh sel darah

putih. Terdapat kesulitan mengidentifikasi monosit dengan adanya bentuk transisi antara

limfosit kecil dan besar karena terdapat kemiripan satu dengan yang lain. Inti monosit biasanya

terletak eksentris dalam sel, terlihat memiliki lekukan yang dalam atau berbentuk tapal kuda.

Bahan kromatin dalam inti tersusun sebagai jala halus.

Prosentase monosit berbeda menurut spesiesnya yaitu, pada anjing jumlahnya sekitar

5% dari seluruh leukosit, kucing 3%, sapi 4%, kambing 2,5% dan kuda sekitar 4%. Monosit

berperan sebagai makrofag dan sering terletak berdekatan dengan endotel pembuluh darah,

disamping sebagai makrofag monosit penting dalam imunologi. Monosit berfungsi "pembersih

vakum" (fagositosis) dari neutrofil.

Fungsi monosit adalah memberikan penanda patogen kepada sel T sehingga patogen

tersebut dapat dikenali dan dibunuh, atau dapat membuat antibodi. Kontak yang dekat antara

permukaan limfosit dan monosit diperlukan untuk respon imunologis yang maksimal.

Monosit meningkat atau monositosis terjadi pada kasus penyakit kronis terutama jika

banyak kotoran sel yang harus disingkirkan, misalnya pada infeksi jamur, radang

granulomatosa, penyakit tertentu pada babi misalnya erysipelas dan listeriosis, serta brucellosis

pada hewan lainnya. Pada leukopenia dan neutropenia akan terlihat monositosis relative pada

keadaan penyembuhan infeksi hemoragi internal, penyakit yang berhubungan dengan hemolisis

Buku Ajar Histologi Darah 10


dan abnormalitas berperantara imun. Penurunan prosentase monosit atau monositopenia yang

bersifat fisiologis terjadi pada stadium awal stress, sedangkan monositopenia yang bersifat

patologis terjadi setelah stadium akut suatu penyakit berakhir.

Tugas 4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang monosit, ditinjau dari fungsi, bentuk dan

ukurannya.

Leukosit granuler

Lekosit yang mempunyai granuler dalam sitoplasmanya (granulosit) mempunyai ciri khas

yang dapat membedakan dengan leukosit agranulosit. Pada granulosit diameter hampir uniform

berkisar antara 10-15 μ, memiliki butir khas (spesific granules) yang jelas meskipun besar

bentuk dan daya pewarnaannya tidak sama pada beberapa hewan piara. Granulosit memiliki

bentuk inti bermacam-macam (polymorph nuclear), yakni bentuknya bergelambir yang

dihubungkan satu dengan lainnya oleh benang kromatin halus tapi jelas. Pada sediaan ulas

darah benang ini kadang putus, sehingga dapat mengaburkan penilaian yang tampak seperti

poly-nuclear.

Berdasarkan bentuk serta daya pewarnaan butirnya dan bentuk inti, granulosit dapat

dibedakan menjadi tiga golongan yakni leukosit neutrofil (pada ungggas disebut heterofil),

eosinofil dan leukosit basofil.

Leukosit heterofil / netrofil

Sering disebut polymorph nuclear/PMN, diameternya berkisar antara 10μ-15, intinya

bergelambir/segmen. Prosentase jumlah neutrofil bervariasi tergantung spesies hewan, hasil

penghitungan diferensial leukosit terhadap jumlah normal leukosit babi yang berkisar 28%-

47%. Neutrofil memiliki bentuk inti yang ireguler dengan 3-5 segmen yang dikaitkan satu

Buku Ajar Histologi Darah 11


dengan yang lainnya oleh benang halus kromatin. Sitoplasma basofilik dan banyak mengandung

granula merah jambu.

Netrofil

Pada anjing betina terdapat ekstra gelambir yang disebut draumatick appendage

berukuran 1,5μ, bertaut pada salah satu gelambir inti. Draumatick appendage mengandung

khromatin dari XY khromosoma, yang lazim dikenal dengan khromatin kelamin. Sitoplasma

bagian tepi (ektoplasma) bersifat homogen sehingga memudahkan pembentukan pseudopodi,

sebab mobilitas amoeboidnya cukup tinggi. Pada endoplasma tersebar butir khas ( specific

granula) kecuali bagian tengah dimana terdapat diplosoma.

Netrofil

Mitokhondria terdapat meskipun sedikit, vakuola kecil berisi lemak atau glikogen sering

ditemukan diantara butiran. Pada manusia butirannya halus dan dapat diwarnai dengan zat

warna neural, dari sini timbul istilah neutrofil. Diameter butirannya antara 0,1 – 0,2 μ. Pada

sebagian hewan piara (ruminansia besar) butirannya bersifat neutrofil. Pada kuda bersifat

basofil lemah, sedangkan pada kelinci dan marmot dapat diwarnai dengan zat asam atau basa,

Buku Ajar Histologi Darah 12


meskipun sebenarnya lebih bersifat asidofil. Inilah sebabnya leukosit kelinci dan marmot dikenal

sebagai leukosit pseudoeosinofil.

a
d

Netrofil Kuda. a). Inti berlobus b) Granula netral

c) pita sel (Non Segmented Cell ) d). sel bersegmen

Berdasarkan sifat butiran yang berbeda, timbul istilah leukosit heterofi. Butir heterofil

pada kelinci dan marmot berbentuk bulat atau sedikit lonjong tapi jelas lebih kecil dari butiran

eosinofil. Pada ayam butiran heterofil ini berbentuk batang yang lebih jelas dari butir eosinofil.

Dengan metode Wright butiran heterofil ini pada berbagai hewan piara dapat dipelajari.

a c
d

Netrofil babi

a). Inti berlobus b).Granul netrofil c). Sitoplasma d). Eritrosit

Leukosit heterofil dikenal sebagai makrofag dengan mobilitas amuboid tinggi karena

khemotaksis. Dalam keadaan luka butir heterofil ini menghilang dan sebaliknya apparatus golgi

dan ergastoplasma tampak jelas dengan sifat fagositosis yang nyata, dan mampu melepas

enzim proteolitik untuk menghancurkan kuman dari jaringan mati. Jumlah leukosit heterofil

Buku Ajar Histologi Darah 13


tinggi pada aliran darah, 29% ruminansia dan 70% pada anjing, dapat dirangkaikan dengan

dengan sifatnya sebagai second line of defense disamping epitelia yang bertindak sebagai first

line of defense, keadaan ini jelas terlihat pada manusia, kuda, babi, anjing dan kucing. Tetapi

pada ruminansia, rodensia serta ayam justru limfosit yang paling banyak ditemukan.

Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan mempunyai tugas utama sebagai

pertahanan primer dari tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan partikel kecil dengan sistem

fagositosisnya. Sebagai respon terhadap infeksi, neutrofil mampu keluar dari pembuluh darah

menuju ke daerah infeksi untuk membunuh bakteri dan membersihkan serta memfagositosis

partikel yang kecil .

Pada kasus penyakit bakteri, lazimnya jumlah leukosit neutrofil dalam darah meningkat, yang

banyak tampak adalah leukosit muda. Secara klinik, bila jumlah leukosit muda meningkat dalam

aliran darah, keadaan itu diberi istilah “bergeser ke kiri” (shift to the left). Istilah ini penting

untuk ramalan penyakit. Sebaliknya, bila jumlah leukosit adalah abnormal dan hiperpigmentasi,

situasi ini disebut “bergeser ke kanan” (shift to the right) dan merupakan pertanda adanya

infeksi kronis atau keadaan stress.

Netrofil Sapi a) Lobus b) sitoplasma

Peningkatan netrofil (neutrofilia) secara fisiologis terjadi pada saat keracunan zat kimia,

kebuntingan, stress, konvulsi listrik, perdarahan rongga dada dan rongga sendi serta jaringan.

Sedangkan yang bersifat patologis dapat terjadi pada infeksi sistemik yang disebabkan oleh

bakteri, virus, jamur atau infeksi lokal bakteri.

Buku Ajar Histologi Darah 14


Penurunan neutrofil (neutropenia) yang bersifat fisiologis yaitu pada saat kelaparan dan

shock anafilaktik. Sedangkan yang bersifat patologi disebabkan oleh abnormalitas sumsum

tulang, infeksi virus dan protozoa yang mersifat akut, hematopoeisis siklik.

Eosinofil

Diameter antara 10μ-15μ , gelambir intinya lebih sedikit (2-3) jalinan khromatinnya

pekat tanpa adanya nukleolus. Prosentase jumlah eosinofil berdasarkan hasil penghitungan

diferensial leukosit terhadap 20 sampel hapus darah babi landrace adalah 5,55% dari 100 sel

leukosit. Sebaliknya butir–butirannya lebih kasar dan bersifat asidofil (eosinofilik) Butiran ini

terdiri atas protein dan fosfolipid, mengandung enzim hidrolitik. Pada kuda butirannya paling

besar pada kelinci lebih kecil sedangkan pada anjing paling kecil serta agak jarang. Dengan

mikroskop elektron, dalam butiran eosinofil rodensia terdapat kristal berbentuk diskus dengan

lamel paralel.

Sitoplasma bersifat basofil lemah dan dibagian tengah bebas butir butiran dan berisi

sitosentrum dengan diplosoma. Butiran eosinofil pada ayam mengambil warna agak pucat.

c
d a

Eosinofil babi Eosinofil manusia

a). Inti yang berlobus b). Granula c). Sitoplasma d). Eritrosit

Leukosit eosinofil memiliki inti yang bergelambir dua, dikelilingi oleh butir asidofil yang

cukup besar. Jangka waktu hidup sel ini tiga sampai lima hari. Hubungan antara dua gelambir

sering tertutup oleh butir sekreta sehingga tidak jelas. Butir eosinofil pada babi berbentuk bulat,

Buku Ajar Histologi Darah 15


warnanya oranye kotor, dan mengisi penuh sel. Intinya berbentuk lonjong atau ginjal dan

memiliki dua gelambir.

b c
Eosinofil sapi a) Lobus b)Granul c) sitoplasma

Leukosit eosinofil berperan dalam proses alergi akut, mengatur pertahanan tubuh

terhadap infeksi parasit, memfagositosis bakteri, antigen-antibodi komplek, mikoplasma dan

ragi. Sel ini juga mengandung histamin yang mengaktifkan histamin dan melepaskan serotonin

dari sel tertentu, juga melepaskan zink yang menghalangi agregasi trombosit dan migrasi

makrofag .

Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif

dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan antibodi, ini merupakan

fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi.

Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan,

khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses patologi. Peningkatan eosinofil

(eosinofilia) terjadi pada keadaan fisiologis seperti reaksi alergi dan estrus sedangkan yang

bersifat patologi disebabkan oleh penyakit parasitik pada hewan yang sensitif, komplek

eosinifilik granuloma dan leukemia eosinofilik. Penurunan eosinofil (eosinopenia) yang bersifat

fisiologi terjadi pada keadaan stress, sedangkan yang bersifat patologi terjadi pada infeksi akut,

hiperadenomortism, kortikosteroid eksogen atau terapi ACTH.

Buku Ajar Histologi Darah 16


Sel darah merah, platelet dan eosinofil.

Tugas 5 . Jelaskan tentang : bentuk lobus, granula, ukuran dan fungsi eosinofil

Basofil

Tergolong agranulosit yang paling kecil ukurannya 8μ-10μ sampai 12μ -15μ, 3-4 lobus,

diameter dan paling sedikit jumlahnya 0,5%, pada ayam berkisar antara 0,5%-2%. Prosentase

jumlah leukosit basofil babi landrace dari hasil penghitungan diferensial leukosit terhadap 20

sampel adalah 2% dari 100 sel leukosit. Hasil ini sama dengan jumlah normal leukosit basofil

babi yang berkisar 0%-2%.

Gelambir pada basofil kurang jelas dan khromatin berwarna lebih pucat dari pada butiran

yang bersifat basofil. Butirannnya besar, tidak uniform dan bersifat larut dalam air. Pada kuda

butir basofil ini tidak sebesar butir eosinofil.

Basofil

Pada marmot butirannya besar dan tidak larut dalam air, sedangkan pada anjing kecil

dan kadang mengelompok. Pada kucing dan tikus kadang sama sekali tidak tampak. Dengan

mikroskop electron terlihat butiran memiliki selaput dengan jalinan pola yang berbeda antara

Buku Ajar Histologi Darah 17


jenis hewan. Pada marmot berisi semacam Kristal, sedangkan pada manusia berbutir kompak

dan uniform tanpa adanya jalinan Kristal.

A
B

Basofil babi landrace a).Granul berwarna gelap kehitaman

b). Sitoplasma c). Eritrosit

Basofil memiliki inti yang terdiri dari dua gelambir atau bentuknya tidak teratur. Butirnya

berwarna biru tua sampai ungu dan sering menutupi inti yang berwarna agak cerah. Pada babi

butirnya berbentuk panjang seperti halter. Pada umumnya basofil berperan dalam memicu

reaksi alergi, proses peradangan dan penggumpalan darah. Leukosit ini dapat bertindak sebagai

mediator untuk alergi, ikut berperan dalam metabolisme trigliserida, dan memiliki reseptor IgE

dan IgG yang menyebabkan degranulasi. Butir ini mengandung heparin, histamin , asam

hialuron, kondroitin sulfat, serotonin, dan beberapa faktor kemotaktik.

c e

a b
f

Eosinofil dan Basofil Kuda

Ket. a). Eosinofil b). Basofil c). Granul Eosinofil d). Inti Eosinofil

e). Granul Basofil f). Inti Basofil.

Buku Ajar Histologi Darah 18


Granul spesifik berbentuk ireguler berwarna biru tua dan kasar, tampak memenuhi sitoplasma.

Granula basofil mensekresi histamin yang berperan dalam proses alergi, basofil merupakan sel

utama pada tempat peradangan ini sehingga dinamakan hypersensitivitas kulit basofil.

a b

Basofil Sapi a). Lobus b). Granul

Peningkatan basofil (basofilia) jarang terjadi pada hewan, kalau ada biasanya disertai

oleh eosinofilia atau anemia granulosit basofilik, alergi hiperproteinemia, dan peradangan yang

bersifat purulen lokal. Penurunan basofil disebabkan karena pemberian obat-obatan

kortikosteroid yang dapat menurunkan jumlah basofil.

Trombosit

Sering disebut dengan ”tromboplastid” termasuk benda darah yang paling kecil dengan

diameter 2μ - 4μ. Dalam aliran darah berbentuk bulat atau lomjong , bikonveks dan tidak

berwarna. Diluar pembuluh darah bersifat mudah pecah atau sering mengalami aglutinasi dan

mengelompok. Secara huistologis tampak bagian tengah berbutir halus dan bagian tepi dengan

zone hialin dan mengandung mitochondria, endoplasmic reticulum. Untuk menjaga agar

trombosit tidak mudah pecah diluar pembuluh darah dapat dipergunakan heparin atau natrium

sitrat.

Trombosit merupakan sumber tromboplastin (trombokinase) yang penting dalam

pembekua darah. Dalam plasma dara terdapat tromboplastin meskipun tidak banyak. Enzim

tersebut penting untuk proses pembekuan darah. Pada limfe tidak pernah dijumpai trombosit,

Buku Ajar Histologi Darah 19


tetapi dapat terjadi pembekuan meskipun lambat, hal ini diebabkan dalam limfe ditemukan

adanya tromboplastin.

Trombosit pada ayam (unggas) berbentuk lonjong memiliki inti berbentuk bulat dan

banyak mengandung kromatin. Sitoplasma bersifat basofil lemah dan kadang tampak vakuola

didalamnya, yang didalamnya sering terdapat butir azurofil. Fungsi trombosit penting dalam

pembekuan darah, kerusakan pada tunika intima pembuluh darah menyebabkan terjadinya

thrombus. Fibrin yang terjadi akan menankap benda darah sehingga terjadi thrombus yang

menyumbat aliran darah.

Buku Ajar Histologi Darah 20


Buku Ajar Histologi Darah

Anda mungkin juga menyukai