Disusun Oleh :
Muhammad Malik
Mohammad Budiarto
23010116130146
23010116130201
JARINGAN DARAH
1.1.
belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang
memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih
baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap
spesies vertebrata. Lebar sel darah merah kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter
pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen
dari sel darah merah dan jaringan tubuh.
Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familiaChannichthyidae.
Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar
oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun
mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom
mereka.
b. Sel Darah Merah Mamalia
Pada awal pembentukannya, sel darah merah mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut
perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat sel darah merah menjadi dewasa untuk
memberikan ruangan kepada hemoglobin. Sel darah merah mamalia juga kehilangan organel
sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka
antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang
diadakan dengan proses glikolisis pada glukosayang diikuti pembuatan asam laktat. Sel
darah merah tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak
dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa
tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat eritrosit
tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri. Eritrosit mamalia berbentuk
kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan
bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan
organelnya menghilang) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan
jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke
dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada
eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval.
b) Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit atau sel darah putih adalah salah satu jenis darah yang bertanggung jawab terhadap
sistem imun tubuh dan berfungsi untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, misalnya virus atau bakteri. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki
inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
Dalam keadaan normal terkandung 4x109 hingga 11x109sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam
kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Pada sel darah putih
terdapat lima jenis yang bentuk jumlah dan fungsinya berbeda yaitu:
Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah satu sinyal kimia yang akan
dikirimkan jika terjadi luka dan peradangan. Basofil terlibat dalam reaksi alergi atau
melawan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlahnya > 1% dari jumlah sel darah
putih.
Eosinofil
Eosinofil berjumlah 4% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil hanya sedikit bersifat
fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Fungsi eosinofil yaitu melawan parasit besar
seperti cacing dengan cara menghancurkan dinding luar tubuh cacing.
Neutrofil
Neutrofil merupakan 65% dari sel darah putih. Neutrofil bergerak secara ameboid
dan berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan
kecil lainnya, serta yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri. Aktivitas
dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Neotrofil
hanya berumur sekitar 6 20 jam.
Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Berjumlah 25% dari sel darah putih. Sel darah
putih mempunyai tiga jenis limfosit yaitu:
a. Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tetaapi setelah adanya
serangan, beberapa sel
b. B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan
sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang
bertahan
dalam
infeksi HIV)
sarta
penting
untuk
menahan
bakteri
intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
c. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh
yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Monosit
Monosit terdapat sekitar 6% dari jumlah sel darah putih. Monosit merupakan fagosit yang
efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa jam, kemudian berpindah ke
jaringan. Di dalam jaringan monosit membesar dan berkembang menjadi
makrofag. Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi
lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan memberikan potongan patogenkepada sel T
sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan
antibodi untuk menjaga.
c). Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sel yang tersirkulasi dalam darah yang terlibat
dalam mekanisme hemostatis tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah. Jumlah
keeping darah yang sedikit dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi
dapat meningkatkan resiko thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit. Serta mudah pecah
bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit 20.000 30.000 keping/mm3 darah. Trombosit
merupakan sumber trombokinase yang penting dalam pembekuan darah.
1.2. Komponen Penyusun Jaringan Darah
Komposisi darah terdiri atas plasma darah yang berkisar 55% dan yang lain adalah benda
darah yaitu 45%. Volume total dari darah yaitu sekitar 7 8% dari berat badan. Darah cair
atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran butiran darah. Di dalam plasma
darah terdiri atas air yang bersifat homogen dan alkalis lemah, yang di dalamnya terkandung
garam organik 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, dan natrium fosfat) protein
hormone dan lemak. Warna kuning yang terdapat dalam plasma darah disebabkan oleh
adanya bilirubin, sedangkan warna merahnya disebabkan oleh eritrosit yang mengandung
Hb. Di dalamnya terkandung benang benang fibrin yang berguna dalam pembekuan darah.
Korpuskula darah terdiri dari :
Eritrosit (sekitar 99%)
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari
segi biologi. Eritrosit mengandung Hb dan mengedarkan O2. Eritrosit berperan dalam
penentuan golongan darah.
Leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem pertahanan tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda benda yang di anggap asing dan berbahaya bagi tubuh. Leukosit
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kekurangan leukosit
menderita leukopenia dan yang kelebihan menderita leukimia.
Trombosit (0,6 1,0%)
Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung: albumin, bahan
pembekuan darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, dan
berbagai jenis garam.
1.3. Jaringan Darah Dalam Organ
Jaringan darah terdapat dalam organ jantung, hati, paru paru, ginjal, sum sum tulang
belakang, dan lidah.
Jaringan lemak terdapat di seluruh bagian tubuh, yaitu di bawah kulit disekitar
persendian dan di sekitar organ bagian dalam seperti ginjal dan jantung.