Anda di halaman 1dari 11

SEMIOTIK

KOMUNIKASI DAN SIGNIFIKASI

Dosen Pengampu :

Dr. Muhizar Muchtar, M.A.

Disusun Oleh :

Sastra Gunawan Pane


Riau Wika

PROGRAM STUDI PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
KOMUNIKASI

A. PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan interaksi komunikasi sehari-hari baik


secara verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
kata-kata yang diungkapkan melalui lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi
nonverbal dapat berbentuk simbol, warna, gambar, gerakan tubuh, dan ekspresi. Tanda,
lambang, dan berbagai simbol sering kita gunakan sehari-hari, misalnya emoji saat kita
berkirim pesan melalui whatsapp, tanda-tanda lalu lintas, logo, dan lain-lain. Dan ini
menjadi bahan kajian dalam ilmu semiotika.

Namun ternyata baik komunikasi verbal ataupun nonverbal selalu menggunakan


tanda (sign) dalam berinteraksi. Charles Sanders Peirce menyatakan bahwa tanda (sign)
tidak hanya terbatas pada komunikasi nonverbal, tapi termasuk juga komunikasi verbal
yang didalamnya menggunakan kata-kata dalam suatu bahasa. Karena bahasa itu sendiri
(verbal) juga adalah sistem tanda yang paling fundamental bagi manusia, sedangkan tanda-
tanda nonverbal seperti gerak-gerik, bentuk pakaian, serta beraneka praktik sosial
konvensional lainnya, dapat dipandang sebagai sejenis bahasa yang tersusun dari tanda-
tanda bermakna yang dikomunikasikan berdasarkan relasi-relasi.(Sobur, 2003) Sebuah
dogma populer dalam ilmu komunikasi berbunyi “words doesn’t mean, people mean.”
Artinya, sesungguhnya kata-kata tidak memiliki makna, manusialah yang melekatkan
makna ke dalam kata-kata tersebut. Oleh karena itu ketika kita berkomunikasi baik verbal
maupun nonverbal sesunguhnya kita telah menggunakan berbagai sistem penandaan.

Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan.


Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam kehidupan manusia, tetapi juga
dalam kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan alam.

Peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, juga sangat luas dan
kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari
kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu - ilmu sosial ( social sciences ). Lebih
lanjut, ilmu komunikasi juga merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner. Artinya pendekatan - pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi
berasal dari, dan menyangkut, berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya, seperti
linguistik, politik, sosiologi, psikologi, antropologi dan ekonomi.

B. DEFINISI KOMUNIKASI

Kata atau istilah "komunikasi" (dari bahasa Inggris communication) berasal dari
communicates dalam bahasa Latin yang artinya "berbagi" atau "menjadi milik bersama".
Dengan demikian, komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada
suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam
Webster's New Colleglate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa
komunikasi adalah "suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambang -lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku."

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial


yang multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun semakin banyak dan
beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, dan konteksnya yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai gambaran, Frank E.X. Dance (1976) dalam
bukunya Human Communication Theory,antara lain menginventarisasi 126 buah definisi
tentang komunikasi yang diberikan berbagai ahli. Dari sekian banyak definisi komunikasi
tersebut, berikut adalah beberapa definisi yang dikutip yaitu;

1. (Hovland, Janis, dan Kelley, 1995).

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) (Hovland, Janis, dan Kelley, 1995).
2. (Berelson dan Steiner, 1964)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan
lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-
angka, dan lain-lain.
3. (Lasswell,1960).
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan "siapa",
"mengatakan apa", "dengan saluran apa", "kepada siapa", dan "dengan akibat atauhasil
apa". (Who? says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Definisi tersebut masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi
dari Hovland, Janis dan Kelley menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang
terjadi antara satu orang dengan orang lainnya. Definisi ini juga memberikan bahwa
kegiatan komunikasi yang dilakukan tersebut mempunyai tujuan, yakni mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi.

Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian. Hal yang
disampaikan adalah informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, sedangkan cara
penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbol-simbol yang dimaksud dapat
berbentuk kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain.

Definisi komunikasi dari Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan


tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi
pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang
disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima),
melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dengan akibat apa (hasil yang
terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu
upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
C. UNSUR-UNSUR KOMUNKASI

1. Pengirim Informasi

Orang yang ingin menyampaikan pesan dengan maksud menyampaikan informasi


dan ide kepada orang lain dikenal sebagai pengirim atau komunikator.

2. Penyandian (encoding)

Proses mengubah informasi ke dalam isyarat isyarat atau simbol simbol tertentu
untuk ditansmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

3. Pesan

Informasi yang hendak disampaikan oleh pengirim kepada penerima informasi


dalam komunikasi. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata, baik, berupa ucapan ataupun
juga tulisan. Akan tetapi, bermacam macam perilaku non verbal dapat juga dilakukan
dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan dan sebagai bentuk pesan tersebut seperti
gerakan tubuh (body languange), raut muka, kedipan mata, dan banyak lagi lainnya.

4. Saluran atau Media

Ini merupakan unsur komunikasi yang digunakan untuk melakukan pengiriman


pesan dari pengirim ke penerima informasi dalam komunikasi. Saluran yang digunakan
dapat berbentuk secara langsung atau tidak menggunakan perantaran apapun yaitu person
to person, langsung berhadapan tatap muka dan berbicara, atau melalui saluran tidak
langsung atau menggunakan media ataupun alat bantuan seperti surat kabar, komputer,
internet, facebook, tulisan di koran, majalah, dan banyak lagi alat komunikasi lainnya ..

5. Penerima

Penerima merupakan unsur komunikasi yang penting, tanpanya, tidak akan ada
komunikasi. Pihak penerima yang akan mengambil pesan tersebut dan kemudian
melakukan penafsiran atas informasi yang diterima oleh pengirim melalui saluran
komunikasi yang ada.

6. Penafsiran atau Decoding

Decoding atau penafsiran merupakan unsur komunikasi yang dilakukan oleh si


penerima pesan. Pesan yang diterima dalam komunikasi dapat ditafsirkan secara langsung
atau sesuai yang terlihat dan juga dapat ditafsirkan lebih dalam lagi. Tingkat penafsiran
seseorang penerima pesan terhadap pesan dapat berbeda tergantung orang tersebut, keadaan
si pemberi pesan atau pengirim dan sebagainya.

7. Umpan Balik atau Feedback

Ini merupakan unsur komunikasi menjadi penanda bagi pengirim bahwa pesan yang
disampaikannya diterima oleh pihak penerima pesan, sehingga pihak penerima memberikan
tanggapan. Tanggapan yang muncul dapat sesuai ataupun tidak sesuai dengan harapan
pengirim, tergantung dengan proses penafsiran yang dilakukan penerima pesan. Umpan
balik atau feed back hanya dapat terjadi dalam komunikasi dua arah.

D. PROSES KOMUNIKASI
Sebuah proses komunikasi memang selalu melalui beberapa tahapan tertentu agar
sebuah komunikasi berjalan dengan lancar, memang tidak semua komunikasi yang
dilakukan bisa berjalan dengan lancar, pasti selalu ada gangguan atau noise di beberapa
bagian proses komunikasi tadi. Seperti yang diungkapkan oleh Ruslan bahwa : “Proses
komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari
pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan
tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding)
antara kedua belah pihak” (Ruslan, 2006:81). Proses komunikasi sendiri di bagi menjadi 2
jenis, yaitu komunikasi primer dan komunikasi sekunder, dimana proses komunikasi primer
ini dilakukan secara langsung dengan berhadapan dengan komunikan, dan menggunakan
bahasa, lambang, isyarat, gambar, dan lain – lain. Namun yang paling sering di gunakan
adalah dengan menggunakan bahasa. Dan komunikasi sekunder, adalah komunikasi yang
menggunakan sebuah media perantara, setelah menggunakan bahasa sebagai media
pengirim pesan pertama. Komunikasi sekunderi ini dilakukan oleh seorang komunikator
jika ingin menjangkau komunikan yang jangkauannya jauh, biasanya menggunakan media
sekunder seperti televisi, redio, majalah, koran, dan lain – lain.

E. KOMUNIKASI DALAM SENI

Dikutip dari jurnal “Syarat Komunikasi Seni” (Muh Akbar) bahwa:

• Secara ontology, Didasarkan pada landasan ontologis maka obyek yang


ditelaah dalam komunikasi seni adalah bentuk kreativitas manusia yang
dilandasi dengan pengalaman estetis. Ontologi mempelajari hal-hal yang abstrak
yang berkaitan dengan realitas (materi) yang ditelaah oleh ilmu pengetahuan
sebagai obyek. Oleh karena itu, komunikasi seni adalah realitas abstrak yang dapat
ditelaah dengan metode-metode tertentu. Komunikasi seni dapat berupa objek dari
pengalaman inderawi manusia. Dalam istilah seni, hal demikian disebut sebagai
pengalaman estetis.

• Secara epistemologis, komunikasi seni merupakan proses komunikasi yang terjadi


dalam seni. Misalnya, bagaimana prosedur terjadinya komunikasi dalam seni
pertunjukan, hal-hal apa yang harusdiperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar tentang komunikasidi dalam seni pertunjukan sebagai
suatu kebenaran pengetahuan yang menjadikekuatan daya hidup seni.
• Secara aksiologis, komunikasi seni merupakan interaksi nilai-nilai dalam segenap
wujud pengetahuan secara moral yang ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.
Landasan ini memberikan kita pada pemahaman nilai guna seni. Melalui
komunikasi seni pertunjukan, fungsi-fungsi, nilai-nilai dan makna seni
diberdayakan sebagai suatu keberfungsian seni dalam masyarakat, baik sebagai
hiburan, ajaran moral dan agama, pewarisan budaya, politik dan ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut, tujuan mempelajari ilmu komunikasi bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan
memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu seperti, wayang
kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang mempunyai pesan,
poster,drama komedi, dan reklame.
SIGNIFIKASI
Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu
konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi
sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya
pada penerima tanda lebih di perhatikan daripada proses komunikasinya.

Sedangkan menurut Pateda (2001:29), terdapat sembilan macam semiotik signifikasi,


yaitu:

1. Semiotik Analitik, yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik berobjekan tanda
dan penganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikaitkan sebagai lambang,
sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek
tertentu.

2. Semiotik Deskriptif, yaitu semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami
sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.
Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi akan turun, dari
dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian pula jika ombak memutih di tengah laut,
itu menandakan bahwa laut berombak besar

3. Semiotik Faunal (Zoo Semiotik), yaitu semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda
yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara
sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.
Misalnya, seekor ayam betina yang berkotek-kotek menandakan ayam itu telah bertelur atau ada
sesuatu yang ia takuti.

4. Semiotik Kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam
kebudayaan tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem
budaya tertentu yang telah turun temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat
dalam masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang
membedakannya dengan masyarakat yang lain.
5. Semiotik Naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud
mitos dan cerita lisan (Folklore). Telah diketahui bahwa mitos dan cerita lisan, ada diantaranya
memiliki nilai kultural tinggi

6. Semiotik Natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh
alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan, dan daun pohon-pohonan yang
menguning lalu gugur. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah
longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam.

7. Semiotik Normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh
manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas. Di ruang kereta api
sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang merokok.

8. Semiotik Sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh
manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata
dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda
yang terdapat dalam bahasa.

9. Semiotik Struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan
melalui struktur bahasa.
KESIMPULAN
1. Komunikasi

Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satunya
mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode, pesan,
saluran komunikasi dan acuan.

2. Signifikasi

Sementara itu, semiotika signifikasi memberi tekanan pada teori tanda dan
pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.

Perbedaan antara semiotika komunikasi dengan semiotika signifikasi terletak pada


tingkat pemahamannya. Dalam berkomunikasi seseorang menggunakan tanda untuk mengirim
makna tentang objek dan orang lain yang akan menafsirkan tanda yang diterima tersebut.

Anda mungkin juga menyukai